** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Harian Komentar 07 March 2005 Sengketa perbatasan di Laut Sulawesi memanas Malaysia Lepas Tembakan, Indonesia Kerahkan F-16 Perseteruan Malaysia dan Indonesia soal sengketa perbatasan di Laut Sulawesi, terus memanas. Bahkan kapal patroli Malaysia dilaporkan mulai melepaskan tembakan dan melempar bom gas kapal nelayan Indonesia, di sekitar perairan yang disengketakan. Hal ini membuat takut nela-yan di pesisir utara Kalimantan Timur sekitar, Karang Unarang, Kabupaten Nunukan, terutama dalam sepekan terakhir ini. Ketua Himpunan Nelayan Se-luruh Indonesia (HNSI) Nu-nukan, H Yusuf, di Nunukan, Minggu (06/03), membenarkan bahwa telah terjadi serangan terhadap kapal nelayan dalam satu pekan terakhir. Hal itu menyebabkan nelayan takut melaut dan mempenga-ruhi pendapatan mereka. "Ka-mi meminta agar Pemerintah Indonesia segera mengatasi hal ini, kalau dibiarkan terus maka nelayan pasti takut untuk me-laut," katanya. Di sisi lain, TNI AU telah me-ngerahkan empat empat pesa-wat tempur F-16 dari Balik-papan untuk melakukan patroli bersama TNI AL di blok Am-balat, Laut Sulawesi. Hal ini disampaikan oleh KSAU Mar-sekal Joko Suyanto setelah bertemu Presiden Yudhoyono di kantor presiden, Minggu (06/03) Meski begitu, menurut KSAU, pengerahan pesawat tempur F-16 tersebut bukanlah sebagai upaya untuk melakukan kon-frontasi dengan Malaysia, ter-kait sengketa perbatasan di In-donesia-Malaysia di Laut Sula-wesi tersebut. "Kita melihat perlu untuk men-deploy satuan, tetapi bukan da-lam rangka provokasi. Uta-manya dalam rangka melaku-kan patroli bersama dengan TNI AL," katanya seperti dilaporkan Rico dari Radio Sonora. Ia menambahkan, presiden menegaskan bahwa TNI perlu memperlihatkan kehadiran pa-sukan TNI di blok Ambalat guna menunjukkan kedaulatan Indo-nesia di wilayah Laut Sulawesi itu. Sementara itu, lanjutnya, ter-kait dengan meningkatnya ketegangan Indonesia dan Ma-laysia, Panglima TNI juga telah melakukan komunikasi dengan Panglima Diraja Malaysia agar ketegangan yang terjadi tidak semakin meluas. Sementara itu, sebuah laporan menyebutkan, insiden laut nya-ris terjadi di Laut Sulawesi, wi-layah kaya minyak Indonesia yang diklaim Malaysia. Kapal perang kedua negara sudah saling berhadapan. Kepala Staf Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Ka-wasan Timur (Koarmatim) Letkol Laut (P) Marsetio MM, men-jelaskan kapal perang dua ne-gara mulai sekitar pukul 10.15 Wita kemarin saling berhadap-an di perairan sekitar Karang Unarang dengan jarak sekitar 9,5 nautical mil (mil laut). "Sedi-kit ada peningkatan ketegangan saat dua kapal saling kontak," ujarnya kepada wartawan di Lubung Tarakan kemarin. Saat itu, Kapal Republik Indo-nesia (KRI) Rencong berpatroli di sekitar perairan Karang Unarang dan mengawal pembangunan rambu suar. "Ternyata, di wila-yah itu sudah ada kapal perang Malaysia, KD Kerambit. Tam-paknya, wilayah tersebut telah diklaim pihak Malaysia sebagai wilayahnya," tegasnya. Marsetio memaparkan, sempat terjadi kontak radio dengan kapal negara tetangga buatan sekitar 1964 yang berkekuatan 22 personel itu. Kapal Malaysia tersebut kemudian menyam-paikan bahwa KRI Rencong su-dah memasuki wilayah perairan Malaysia. Mendegar seruan kapal Malaysia tersebut, KRI Rencong langsung menjawab bahwa kapal perang Malaysia yang justru masuk wilayah Indonesia. "Saat itu sempat terjadi adu argumen mengenai kedaulatan wilayah tersebut," jelasnya. Setelah KRI Rencong meng-ingatkan berkali-kali bahwa laut yang diarungi KD Rambit adalah wilayah RI, kapal Malaysia itu langsung berbalik arah menuju negaranya. "KRI Rencong ke-mudian terus membuntuti kapal tersebut hingga jarak sekitar 900 meter. Dalam kontak radio, KD Kerambit menyatakan posisi win-win atau 50-50 yang berarti mengajak untuk berpatroli bersama di kawasan tersebut. Tapi, kami menegaskan bahwa itu wilayah Indonesia. Jadi, kami tetap mengikuti kapal Malaysia tersebut," ungkap Marsetio. Tak cukup itu saja, kontak radio masih terus berlangsung hinga pukul 10.36 Wita, dan kapal Malaysia berkecepatan 21 knot itu mengajak patroli ber-sama dan mendesak pemba-ngunan suar di Karang Unarang dihentikan sampai pembicaraan diplomatik tuntas. "Pembangunan suar akhirnya memang dihentikan untuk menghindari konflik terbuka. Tapi, kami tidak mau pergi dari kawasan itu karena kalau kami keluar, berarti mengakui itu wi-layah Malaysia," katanya. Lebih jauh dikatakan, kapal perang Malaysia sudah melanggar dengan masuk ke wilayah In-donesia terlalu jauh, bukan ha-nya masuk ke kawasan yang diklaim, tetapi masuk hingga ke perairan Indonesia yang tidak diklaim. Lalu, kenapa pembangunan menara suar dihentikan? "Bu-kan berarti Indonesia kalah atau mengakui wilayah tersebut milik Malaysia, tapi Indonesia meng-hindari konflik terbuka," tandasnya. Lebih lanjut, saat ini Indonesia terus memperkuat armada dan akan terus me-nambah kapal perangnya. Hing-ga saat ini, sudah tiga kapal di perbatasan, yakni KRI Nuku, Rencong, dan Wiratno. Semen-tara kapal lainnya adalah KRI KS Tubun, KRI Tongkol, dan KRI Singa. KRI KS Tubun yang ber-kelas fregat akan dipergunakan sebagai kapal komando. Ang-katan lain, selain TNI AL, juga diminta siaga pasukan serta peralatan tempur. Bukan hanya itu, direnca-nakan semua kekuatan udara dari angkatan laut akan digeser ke Balikpapan untuk memper-cepat mobilisasi kekuatan tempur bila terjadi kontak sen-jata dengan Malaysia. Secara rinci, Marsetio mem-beberkan bahwa perbedaan antara KRI Rencong dan KD Kerambit milik tentara Diraja Malaysia cukup jauh berbeda. KRI Rencong lebih unggul. Salah satu contohnya adalah persenjataan yang ada di kapal patroli. Rencong dilengkapi beberapa rudal, antara lain: 57 milimeter, 40 milimeter, dan 20 milimeter. Sedangkan KD Kerambit hanya terdapat 2 rudal dengan ukuran 40 milime-ter.(kcm/jpc/dtc) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **