[list_indonesia] [ppiindia] Seksualitas Perempuan Masih Tertindas

  • From: Eko Bambang Subiyantoro <eko@xxxxxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: staff@xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Thu, 10 Mar 2005 09:26:46 +0700

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-323%7CN
Rabu, 09 Maret 2005
Seksualitas Perempuan Masih Tertindas
Jurnalis Kontributor: Latifah
Jurnalperempuan.com-Yogyakarta. ?Saat saya praktek di pedalaman Kalimantan, ada 
seorang perempuan dipukuli oleh suaminya karena pada malam pertama perkawinan 
mereka, perempuan tersebut tidak mengeluarkan darah.? Suaminya marah karena 
mengira istrinya tidak perawan lagi. Kekerasan yang dialami oleh perempuan 
tersebut merupakan akibat kurangnya pengetahuan tentang masalah seksualitas. 
Dalam hubungan seksual, perempuan masih tertindas. Demikian pendapat yang 
dikemukakan oleh dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG, pakar medis, dalam Seminar 
Peringatan Hari International Women?s Day dengan tema Perempuan dan Seksualitas 
di Bentara Budaya, Yogyakarta, pada Selasa (8/3). Acara ini diselenggarakan 
oleh Rifka Annisa WCC, PKBI, Koalisi Perempuan Indonesia, dan Bentara Budaya 
Yogyakarta. 

Selanjutnya, Hasto menjelaskan berbagai bentuk ketertindasan perempuan dalam 
hubungan seksual. Pertama, istri melayani suami sebelum bersyahwat atau 
lubrikasi. Hal ini mengindikasikan tidak adanya penghormatan atau perhatian 
suami terhadap istri, yang mengakibatkan penderitaan fisik bagi istri. Kedua, 
hubungan seksual yang diakhiri tanpa memberikan kesempatan bagi isti untuk 
orgasme. Hal ini akan mengakibatkan penderitaan psikis bagi istri. Karena itu, 
suami harus memperhatikan siklus reaksi seksual istrinya. ?Sebenarnya dalam 
hadis pun Rasullulah telah memberikan ?petunjuk operasional? bahwa dalam 
hubungan seksual, suami harus memperhatikan istrinya, ? ujar Hasto. Ketiga, 
melayani suami saat haid atau keputihan. Perempuanlah yang akan menanggung 
akibat yang membahayakan jiwanya karena organ perempuan rentan infeksi. 
Keempat, istri melayani suami selagi menopause dengan sindroma menopause, yang 
mengakibatkan vagina kering. ?Bagi perempuan rasanya seperti diperkosa,? kata 
Hast
 o. 

Perempuan menanggung penderitaan yang jauh lebih berat akibat aktivitas 
seksual. Akibat itu antara lain adalah risiko kehamilan tak dikehendaki, 
perdarahan, dan kematian. ?Di DIY angka kematian ibu melahirkan pada 2003 
adalah 48, sedangkan kematian bayi adalah 205,? jelas Hasto. Padahal, fasilitas 
kesehatan dan tenaga medis di DIY cukup baik. 

Berkaitan dengan fasilitas kesehatan, seorang peserta seminar mengeluhkan 
mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengakses fasilitas kesehatan 
seperti rumah sakit. Akibatnya, pemeriksaan kesehatan reproduksi pun tidak 
menjadi prioritas. Menurut Masruchah, Ketua Koalisi Perempuan Indonesia Pusat, 
dalam era globalisasi ini memang ada tiga kekuatan: pasar, negara, dan 
masyarakat. ?Jangan sampai negara bersatu dengan pasar sehingga kesehatan 
mahal. Negara harus bersatu dengan masyarakat sehingga kesehatan murah,? 
ujarnya. Logika liberalisme tidak dapat diterapkan dengan semena-mena. Harus 
ada perlindungan bagi pihak yang lemah, sehingga hak-hak reproduksi perempuan 
tidak terabaikan. 

Di samping itu, Masruchah juga mengemukakan bahwa pembicaraan hak seksual masih 
dianggap tidak sesuai dengan norma di Indonesia.?Padahal, dokumen HAM 
jelas-jelas memuat hal itu,? tegasnya. 

Dalam kaitannya dengan HAM, Dr. Hamim Ilyas, Dosen Universitas Islam Negeri 
Yogyakarta, memaparkan beberapa macam hak reproduksi perempuan. Pertama, hak 
untuk hidup. Faktanya, angka kematian ibu di Indonesia masih tertinggi di 
Asean. Salah satunya penyebabnya adalah ajaran agama yang menyebutkan bahwa ibu 
yang meninggal saat melahirkan termasuk mati sahid. Kedua, hak untuk memiliki 
otonomi dalam menentukan reproduksi, misalnya menentukan jodoh. Ketiga, hak 
menikmati ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya alat kontrasepsi. Tidak 
hanya perempuan yang dapat menggunakan alat kontrasepsi, tetapi juga laki-laki. 
Keempat, hak untuk tidak didiskriminasi, termasuk dalam pengambilan kebijakan 
publik. Dalam hal ini, Hamim masih memandang faktor budaya etnis masih menjadi 
penghalang terbesar. 

Sebelum seminar dimulai, sebuah pementasan teater dari teater anak jalanan 
digelar. Pementasan yang mengangkat masalah-masalah seksualitas perempuan ini 
berhasil menarik perhatian penonton. *** 





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Seksualitas Perempuan Masih Tertindas