** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-323%7CN Rabu, 09 Maret 2005 Seksualitas Perempuan Masih Tertindas Jurnalis Kontributor: Latifah Jurnalperempuan.com-Yogyakarta. ?Saat saya praktek di pedalaman Kalimantan, ada seorang perempuan dipukuli oleh suaminya karena pada malam pertama perkawinan mereka, perempuan tersebut tidak mengeluarkan darah.? Suaminya marah karena mengira istrinya tidak perawan lagi. Kekerasan yang dialami oleh perempuan tersebut merupakan akibat kurangnya pengetahuan tentang masalah seksualitas. Dalam hubungan seksual, perempuan masih tertindas. Demikian pendapat yang dikemukakan oleh dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG, pakar medis, dalam Seminar Peringatan Hari International Women?s Day dengan tema Perempuan dan Seksualitas di Bentara Budaya, Yogyakarta, pada Selasa (8/3). Acara ini diselenggarakan oleh Rifka Annisa WCC, PKBI, Koalisi Perempuan Indonesia, dan Bentara Budaya Yogyakarta. Selanjutnya, Hasto menjelaskan berbagai bentuk ketertindasan perempuan dalam hubungan seksual. Pertama, istri melayani suami sebelum bersyahwat atau lubrikasi. Hal ini mengindikasikan tidak adanya penghormatan atau perhatian suami terhadap istri, yang mengakibatkan penderitaan fisik bagi istri. Kedua, hubungan seksual yang diakhiri tanpa memberikan kesempatan bagi isti untuk orgasme. Hal ini akan mengakibatkan penderitaan psikis bagi istri. Karena itu, suami harus memperhatikan siklus reaksi seksual istrinya. ?Sebenarnya dalam hadis pun Rasullulah telah memberikan ?petunjuk operasional? bahwa dalam hubungan seksual, suami harus memperhatikan istrinya, ? ujar Hasto. Ketiga, melayani suami saat haid atau keputihan. Perempuanlah yang akan menanggung akibat yang membahayakan jiwanya karena organ perempuan rentan infeksi. Keempat, istri melayani suami selagi menopause dengan sindroma menopause, yang mengakibatkan vagina kering. ?Bagi perempuan rasanya seperti diperkosa,? kata Hast o. Perempuan menanggung penderitaan yang jauh lebih berat akibat aktivitas seksual. Akibat itu antara lain adalah risiko kehamilan tak dikehendaki, perdarahan, dan kematian. ?Di DIY angka kematian ibu melahirkan pada 2003 adalah 48, sedangkan kematian bayi adalah 205,? jelas Hasto. Padahal, fasilitas kesehatan dan tenaga medis di DIY cukup baik. Berkaitan dengan fasilitas kesehatan, seorang peserta seminar mengeluhkan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengakses fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Akibatnya, pemeriksaan kesehatan reproduksi pun tidak menjadi prioritas. Menurut Masruchah, Ketua Koalisi Perempuan Indonesia Pusat, dalam era globalisasi ini memang ada tiga kekuatan: pasar, negara, dan masyarakat. ?Jangan sampai negara bersatu dengan pasar sehingga kesehatan mahal. Negara harus bersatu dengan masyarakat sehingga kesehatan murah,? ujarnya. Logika liberalisme tidak dapat diterapkan dengan semena-mena. Harus ada perlindungan bagi pihak yang lemah, sehingga hak-hak reproduksi perempuan tidak terabaikan. Di samping itu, Masruchah juga mengemukakan bahwa pembicaraan hak seksual masih dianggap tidak sesuai dengan norma di Indonesia.?Padahal, dokumen HAM jelas-jelas memuat hal itu,? tegasnya. Dalam kaitannya dengan HAM, Dr. Hamim Ilyas, Dosen Universitas Islam Negeri Yogyakarta, memaparkan beberapa macam hak reproduksi perempuan. Pertama, hak untuk hidup. Faktanya, angka kematian ibu di Indonesia masih tertinggi di Asean. Salah satunya penyebabnya adalah ajaran agama yang menyebutkan bahwa ibu yang meninggal saat melahirkan termasuk mati sahid. Kedua, hak untuk memiliki otonomi dalam menentukan reproduksi, misalnya menentukan jodoh. Ketiga, hak menikmati ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya alat kontrasepsi. Tidak hanya perempuan yang dapat menggunakan alat kontrasepsi, tetapi juga laki-laki. Keempat, hak untuk tidak didiskriminasi, termasuk dalam pengambilan kebijakan publik. Dalam hal ini, Hamim masih memandang faktor budaya etnis masih menjadi penghalang terbesar. Sebelum seminar dimulai, sebuah pementasan teater dari teater anak jalanan digelar. Pementasan yang mengangkat masalah-masalah seksualitas perempuan ini berhasil menarik perhatian penonton. *** ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **