** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/16/taj01.html Sampoerna Merintis Bisnis Baru SEBUAH berita yang menggemparkan dunia usaha Indonesia pada Senin (14/3) siang adalah ketika dari lantai Bursa Efek Jakarta diumumkan bahwa PT HM Sampoerna Tbk - perusahaan rokok kretek - menjual 40 persen sahamnya kepada Philip Morris International (PMI) dengan nilai yang cukup tinggi, yakni mencapai Rp 18 triliun dengan nilai saham per lembar Rp 10.600 untuk 1.753 juta lembar saham, lebih mahal 20% dari harga Sampoerna di bursa, yakni Rp 8.850. PMI juga ingin membeli saham-saham Sampoerna lain yang ada di tangan publik dengan harga itu, yang kalau ditotal semuanya mencapai nilai Rp 48 triliun atau sekitar US$ 5 miliar. Walaupun tanda-tanda akuisisi ini sudah terendus oleh pers, tetap kejadian tersebut menjadi berita utama di berbagai media massa di Indonesia mengingat PT HM Sampoerna Tbk termasuk perusahaan yang cukup solid, tidak terbelit utang yang mengganggu perusahaan, dan prospek bisnis rokok kretek masih cukup prospektif dan baik sampai beberapa tahun ke depan. Apalagi, perusahaan itu termasuk produsen rokok kretek pertama di Indonesia, yang memulai kegiatannya di Surabaya. Tentu saja pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu itu menggelitik karena ini sesuatu yang menarik dan suatu transaksi bisnis yang tidak biasa. Bahwa PMI ingin masuk dan berkiprah dalam bisnis rokok di Indonesia kita telah lama mengetahuinya, antara lain pernah bermitra dengan Bentoel di Malang, dan sampai sekarang masih mendominasi pangsa rokok putih melalui merek Marlboro, dan sejumlah produk rokok putih lainnya. Kalau perusahaan ini berani mengeluarkan dana yang demikian besar untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia, maka itu merupakan indikasi mereka cukup yakin dengan iklim investasi di sini, dan bahwa masih ada masa depan untuk industri rokok. Dalam pandangan kita, ke depan rokok kretek tetap merupakan pilihan bagi para penggemar asap tembakau di Indonesia, dibandingkan dengan rokok putih, yang hanya mampu mengisi 8 persen dari total konsumsi rokok di Indonesia yang mencapai 203 miliar batang. Lebih 90 persen produksi rokok di Indonesia adalah rokok kretek tangan dan rokok kretek mesin. Perusahaan Amerika itu sendiri yakin perluasan bisnis mereka di Indonesia akan berjalan baik, mengingat negara kita adalah pasar rokok kelima terbesar di dunia. Kalau kita menganalisis langkah-langkah PMI itu ada kemungkinan bahwa pasar rokok di negara-negara maju mulai menyempit karena gencarnya berbagai kampanye antitembakau dan bahkan menjadikan para perokok itu mirip kaum pariah, dengan makin terbatasnya ruang-ruang publik yang boleh dikotori asap rokok. Selain itu, tampaknya tidak besar peluang rokok kretek di Indonesia bisa masuk ke pasar AS, mengingat di negara itu berlaku Undang-Undang Tembakau yang antara lain melarang penjualan rokok dengan aroma, apakah itu mint atau cengkeh yang menjadi cita rasa rokok kretek. Jelas tidak bisa diharapkan ekspor rokok ke negara-negara maju akan meningkat dengan makin sulitnya pasar mereka. Kemudian, HM Sampoerna sendiri tidak sedang merugi ketika menjual mayoritas sahamnya. Perusahaan itu pada tahun 2004 lalu menjual sekitar 41 miliar batang rokok (atau 19,4% dari total produksi) dengan nilai Rp 9 triliun. Inilah yang membuat kita bertanya ada apa di balik penjualan tersebut. Tentu saja kita hanya bisa menduga-duga bahwa para pemilik perusahaan itu, yakni keluarga HM Sampoerna mungkin telah jenuh mengelola industri rokok, yang kini dianggap low profile namun memberikan high profit. Atau ke depan mereka melihat prospek rokok di Indonesia akan memasuki titik jenuh mengingat di negara ini juga berlangsung kampanye antitembakau, yang meski tidak sekuat di negara-negara maju namun cukup mengganggu industri tembakau. Ke mana keluarga HM Sampoerna akan mengalihkan bisnis mereka juga menjadi hal yang menarik untuk diamati. Sejumlah kalangan menyebutkan mereka akan masuk ke bisnis penerbangan yang high profile namun low profit, atau akan banyak bergerak di bidang agroindustri. Bagaimana pun, transaksi ini menarik untuk diikuti dan diamati. Kita tidak pada posisi untuk mengkritik, karena mungkin inilah praktik bisnis swasta yang sehat demi kelanggengan bisnis keluarga. Harapannya tentu penjualan perusahaan itu ke PMI akan membuat HM Sampoerna menjadi lebih profesional. Waktu yang akan menguji dan membuktikan apakah manajemen yang lebih profesional itu juga berarti akan membawa kemajuan kepada perusahaan. Sangat besar kemungkinan profesionalisme akan membuat kultur perusahaan berubah, bila pada satu sisi karyawan mampu mengadaptasi perubahan tersebut maka bisnis akan berkembang lebih baik. Namun bila banyak nilai-nilai budaya perusahaan tidak dapat diserap oleh pemegang saham baru, maka hal itu berpotensi mengubah kinerja karyawan. Kemudian, kita tidak berharap perubahan manajemen itu berarti pula akan makin memperkecil penggunaan tenaga kerja digantikan dengan mesin. Bagaimana pun, rokok kretek telah memberikan nafkah kepada puluhan bahkan ratusan ribu rakyat kecil, ribuan petani tembakau, para petani cengkeh, dan berbagai bisnis ikutan yang mendukung usaha ini. Selain itu, pemerintah berharap akan ada kenaikan cukai rokok hingga mencapai Rp 29 triliun pada 2005 dengan mendorong produksi rokok nasional dari 203 miliar batang menjadi 213 miliar batang. Kalau melihat kecenderungan ini, mungkin titik jenuh bisnis asap tembakau ini masih jauh. *** [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **