[list_indonesia] [ppiindia] Re: Dampak Subsidi: Masyarakat Pemarah

  • From: "irwank2k2" <irwank@xxxxxxxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Thu, 10 Mar 2005 11:22:18 -0000

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


> Para ekonom menyebut fenomena ini sebagai "moral hazard problem
> of the welfare program". Banyak studi menunjukkan bahwa dengan 
> adanya program bantuan sosial (welfare program) yang bertujuan
> untuk menghilangkan kemiskinan justru membuat orang-orang miskin
> menjadi sulit untuk keluar dari lembah kemiskinan.

Ini tentang dana kompensasi kenaikan harga BBM bukan?
Memangnya yang akan disubsidi itu apa sih? 
Cuma bea sekolah, kesehatan dan beras murah kan?
Lah harga" yang lain, piye? 
Katanya rakyat harus bisa (minimal) 4 sehat (5 sempurna).. :-)

> Hal ini diungkapkan juga oleh Marshall Fritz (2003):
> "With welfare, however, the recipient concludes he has a "right"
> to the money and often gets angry because he believes he deserves
> more. The subsidy transforms him into an angry parent.
> And when government funding ruins the attitude of the parent,
> the parent ruins the attitude of the child". 
 
Ini tergantung pola pendidikan internal (keluarga)..
Apakah diajarkan mental bersyukur atas rizqi yang diterima 
atau tidak.. dan sikap/moral/mental baik lain yang umumnya 
AFAIK diajarkan lewat agama..

IMHO, ungkapan M. Fritz di atas hanya melihat satu aspek saja..
yakni mengkaitkan 'kemarahan' dengan sikap terus menuntut(?)..
Apa iya, 'kemarahan' hanya terkait dengan penuntutan hak saja?

> Sewaktu kami tinggal di sebuah apartemen di AS, pernah beberapa
> bulan bertetangga dengan pasangan suami isteri yang tidak bekerja
> dengan kedua anaknya yang jarang terlihat pergi ke sekolah.
> Hampir setiap hari kami mendengar suara teriakan dan makian,
> baik pertengkaran suami istri, maupun makian kepada kedua anaknya.
> Tadinya kami bingung bagaimana pengangguran bisa membayar sewa
> apartemen dan bisa makan karena kerjanya hanya berantem setiap
> hari. Kelihatannya mereka tidak peduli dengan pendidikan
> anak-anaknya. Ternyata keluarga tersebut mendapatkan subsidi
> dari pemerintah. 

Mudah"an yang ini bukan merupakan satu contoh (apalagi kesengajaan)
"menjadikan satu kasus sebagai teori".. 

Wallahu a'lam.. CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

========
--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "Ambon" <sea@xxxx> wrote:
> http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/10/index.html
> 
> SUARA PEMBARUAN DAILY 
>
--------------------------------------------------------------------------------
> Titik Pandang
> 
> Dampak Subsidi: Masyarakat Pemarah?
>  
> Ratna Megawangi 
> 
> Ternyata hasilnya sudah dapat diprediksi, yaitu hilangnya 
> etos kerja dan kemandirian, dan akhirnya mereka menjadi masyarakat
> yang sangat tergantung. Sikap etos kerja dan kemandirian yang
> telah dimiliki secara turun menurun, telah hilang dalam waktu
> yang relatif cepat. Inilah juga yang terjadi di tempat
> perkampungan orang-orang Indian (Indian reservation)
> di Amerika Serikat. Karena pemerintah AS memberikan segala
> macam subsidi, maka banyak dari mereka yang menjadi malas
> bekerja, pecandu alkohol dan perjudian. Mereka secara rutin
> mendapatkan bantuan hidup dari pemerintah. 
> 
> Para ekonom menyebut fenomena ini sebagai "moral hazard problem
> of the welfare program". Banyak studi menunjukkan bahwa dengan 
> adanya program bantuan sosial (welfare program) yang bertujuan
> untuk menghilangkan kemiskinan justru membuat orang-orang miskin
> menjadi sulit untuk keluar dari lembah kemiskinan.
> Studi yang dilakukan oleh Cato Institute di AS membuktikan
> bahwa para pengangguran yang menerima subsidi cenderung berubah
> karakternya menjadi pemalas, enggan mencari pekerjaan dan hilang
> sikap kemandiriannya. Hal ini juga berdampak kepada anak-anaknya
> dimana menurut laporan Cato Institute, "children raised in
> families on welfare are seven times more likely to become
> dependent upon welfare than are other children." Bukan itu saja,
> kebiasaan mendapatkan subsidi juga telah menumbuhkan sikap
> entitlement attitude (menuntut hak), yang tentunya sikap yang
> bertolak belakang dengan sikap pengorbanan dan tanggung jawab.
> Sikap menuntut ini akan menimbulkan rasa ketidakpuasan,
> dan menimbulkan rasa marah. 
> 
> Hal ini diungkapkan juga oleh Marshall Fritz (2003):
> "With welfare, however, the recipient concludes he has a "right"
> to the money and often gets angry because he believes he deserves
> more. The subsidy transforms him into an angry parent.
> And when government funding ruins the attitude of the parent,
> the parent ruins the attitude of the child". 
> 
> Sewaktu kami tinggal di sebuah apartemen di AS, pernah beberapa
> bulan bertetangga dengan pasangan suami isteri yang tidak bekerja
> dengan kedua anaknya yang jarang terlihat pergi ke sekolah.
> Hampir setiap hari kami mendengar suara teriakan dan makian,
> baik pertengkaran suami istri, maupun makian kepada kedua anaknya.
> Tadinya kami bingung bagaimana pengangguran bisa membayar sewa
> apartemen dan bisa makan karena kerjanya hanya berantem setiap
> hari. Kelihatannya mereka tidak peduli dengan pendidikan
> anak-anaknya. Ternyata keluarga tersebut mendapatkan subsidi
> dari pemerintah. 





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Re: Dampak Subsidi: Masyarakat Pemarah