** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Analisis orang paranoid....phobia.... sama spt Pemerintah AS yg "dianggap" Islam phobia.. kalo ini, USA Phobia..... hehehehee ============== Date: Wed, 16 Mar 2005 19:50:24 +0000 (GMT) From: syabab muslim <syabab_hizb_islamiy@xxxxxxxxx> Subject: AS Dibalik Musibah Tsunami? Antara Ada Dan Tiada AS Dibalik Musibah Tsunami? Antara Ada Dan Tiada Oleh: Amin RH Publikasi 01/03/2005 hayatulislam.net - Judul tulisan diatas mungkin terlihat sangat provokatif . Bahkan oleh sebagian orang (mereka yang menolak teori konspirasi) pasti akan menolaknya. Argumentasinya, tidak berdasarkan fakta, cenderung mengada-ngada, terlalu meng-imajinasi, cenderung menyalahkan pihak luar dan lari dari kenyataan (eskapis). Tetapi jika kita baca di banyak grup diskusi di internet, sejumlah analisis bahwa Amerika berada dibalik bencana Tsunami banyak bermunculan. Sebuah analisis yang mungkin bisa membuat tertawa banyak orang. Mencurigai AS Di sebuah Tabloid nasional, dimuat sebuah pesan pendek (SMS) yang dikirimkan oleh salah satu tokoh nasional yang sering juga berhubungan dengan intel, tak lama setelah kedatangan tentara AS di perairan Aceh. Bunyinya, “Tsunami datang dan pergi. Paman Sam datang, dan tak akan pergi. Selamat tinggal Serambi Mekkah, selamat datang Serambi Las Vegas”. Kedatangan tentara asing dalam jumlah ribuan, memang membuat rasa curiga yang tinggi serta penolakan keras dikalangan masyarakat muslim Indonesia. Maklumlah, jumlah tentara asing itu ribuan. Amerika Serikat saja, mengirim tak kurang dari 17 ribu personelnya. Bahkan hampir setiap hari kapal induk nuklir Amerika, USS Abraham Lincoln, menurunkan 7000 personel (jumlah ini setara dengan seluruh jumlah personel Kopassus) ke daratan Aceh. Selain itu, AS juga dikenal sebagai negara yang sering mempertontonkan kebiadaban pada negara lain, khususnya kaum muslim. Oleh karena itu dalam Islam, negara seperti ini terkategori “kafir harbi muhariban fi’lan” (negara kafir yang harus diperangi disebabkan memerangi Islam). Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar sendiri pernah mengungkapkan rasa syak wasangka itu. Syamsir menilai, personel militer asing, terutama AS dan Australia, memanfaatkan kehadiran mereka untuk kepentingan tertentu. “Itu sudah pasti (ada kepentingan tertentu). Alangkah bodohnya kalau tidak seperti itu” ujarnya pada Rapat Kerja dengan Komisi I DPR 20 Januari. Sebelumnya, Amerika juga pernah beberapa kali menginginkan dapat ikut mengontrol selat Malaka. Amerika beralasan, selat ini adalah salah satu jalur subur bagi para teroris. Karena itu, mereka memandang penting untuk ikut menempatkan armadanya di selat paling sibuk di dunia itu. Keinginan Amerika ini ditolak Indonesia dan Malaysia. Adapun Singapura cenderung menerimanya. Karena itulah, rasa curiga bahwa Amerika dibalik musibah tsunami semakin menguat. Salah satunya diungkapkan oleh media lokal India Daily Editorial tanggal 29 Desember 2004, dengan memberikan pertanyan terbuka tentang kejadian itu, “Apakah ini merupakan pameran kekuatan suatu negara kepada suatu daerah?” Memang, pertanyaan yang muncul kemudian adalah, sedemikian hebatkah negara Paman Sam hingga mampu menciptakan “kiamat kecil” ini ? Benarkah Wall Street (New York) merupakan pemrakarsa bencana 26 Desember? Untuk menjawab analisis ini, ada fakta-fakta berikut ini. Pertama, mengenai letak epicentrum (pusat gempa pada permukaan bumi). Australia merekam magnitudo dan posisi episentrum sesuai dengan yang ditentukan oleh kantor Geofisika Jakarta, yaitu gempa berukuran 6,4 skala richter menimpa utra pulau Sumatera. Titik gempa berada di 155 mil Selatan-Tenggara provinsi Aceh. Lokasi ini berbeda 250 mil dari posisi yang ditentukan oleh NOAA Amerika, yang menyatakan bahwa episentrum berada di Barat daya Aceh. Mereka juga mengatakan bahwa kekuatan gempa adalah 8,0 skala richter, dan kemudian terus memperbaiki laporan dengan meningkatkan skala richter yang ada menjadi 8,5 lalu 8,9 sampai akhirnya 9,0. Maka, keanehan pertama adalah informasi oleh NOAA Amerika, yang tiba-tiba menemukan puncak gelombang “fleksibel”, yang bahkan jauh lebih besar dari yang dirasakan oleh Jakarta. Padahal, Jakarta terletak jauh lebih dekat ke titik pusat gempa dibandingkan AS. Dalam catatan sejarah, tidak pernah ada yang namanya pusat gempa “fleksibel”, pada umumnya hanya akan ada satu titik gempa saja, itupun akan tercatat oleh lusinan seismograf di Indonesia dan India. Kedua, selain perbedaan yang begitu jauh dalam nilai skala richter, Indonesia dan India juga mendapatkan keanehan lain. Di saat pusat gempa mulai bergetar dan mengirimkan peringatan adanya gempa kepada semua seismograf dalam bentuk gelombang transversal (tegak). Jika gelombang yang diterima oleh seismograf adalah gelombang P, maka yang terjadi adalah gelombang akibat gempa bawah tanah atau bawah laut. Nyatanya, gelombang P inilah yang diterima oleh Indonesia dan India. Gelombang ini secara mengejutkan sangat mirip dengan gelombang yang dihasilkan beberapa tahun lalu oleh senjata nuklir skala besar dibawah tanah di Nevada Amerika. Ketiga, adanya tanda dari India. India segera “sadar” bahwa gempa ini bukanlah gempa “normal”. Sehari setelah bencana, Senin 27 Desember 2004 mereka memutuskan untuk menolak bergabung dalam rencana Amerika yang akan menarik semua kekuatan nuklir di Asia. Dan keesokan harinya pemerintah India menyatakan tidak akan menerima bantuan dari Amerika sekaligus meminta agar militer Amerika menjauhi wilayah kekuasaan India. Keempat, Pada 27 Desember pagi, sehari setelah bencana, media Australia (yang dimiliki oleh New York) menyatakan bahwa negara yang paling parah terkena tsunami adalah Sri Langka, yang juga adalah anggota persemakmuran Inggris, seperti Australia juga. Tim Costello, Kepala Yayasan dana amal terbesar di Australia, segera mempersiapkan diri untuk menuju daerah bencana sambil mengumpulkan bantuan. Sedangkan Little Jhony (orang kuat Wall Street) melakukan tindakan berbeda, yang nampaknya diberitahukan kepadanya melalui hubungan telepon pribadi. Dengan cara yang sangat rahasia, Little Jhony mengirimkan dua Hercules RAAF yang dipenuhi dengan suplai ke Malaysia, dalam posisi “stand by” dan mengarahkan dua pesawat lainnya ke Darwin Australia. Yang aneh disini adalah, bahwa jika benar Little Jhony memiliki rasa kemanusiaan, maka ia akan segera mengirim keempat pesawat itu ke Sri Langka, tetapi nyatanya tidak. Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya Little Jhony menunggu perintah khusus dari New York. Tak lama kemudian setelah pesawat pengintai menyatakan bahwa landasan di Medan aman, maka keempat pesawat Hercules RAAF lengkap dengan pasukan, senapan dan perlengkapan lain segera “menyerbu” Aceh. Perlu diingat bahwa ketika keempat pesawat itu mendarat di Medan, publik Australia belum banyak yang menyadari apa yang terjadi. Maka terlihat bahwa Jhony sedang membantu atasannya untuk mempersiapkan Asia (Aceh) menjadi basis baru, setelah rencana terhadap Iraq gagal total. Tidak perlu diragukan lagi bahwa Australia hanyalah “pasukan awal” yang akan segera diikuti oleh militer AS yang lebih siap dan lebih lengkap perlengkapannya. Dan terbukti, dalam sekejap Pentagon mengirimkan dua kelompok tempur untuk segera berlayar hanya dengan modal pemberitahuan mendadak dari Hong Kong dan Guam, padahal hari itu hari libur Natal dan Tahun Baru. Sepertinya pasukan ini memang sudah disiagakan sejak awal. Dari Hong Kong, bertolaklah kapal induk USS Abraham Lincoln. Dari Guam, tak mau ketinggalan bertolaklah USS Bonhomme Richard (kapal angkut tempur amphibi penuh dengan marinir yang dikenal dengan nama “Expeditionary Strike Group 5”). Semua skenario diatas, masih menurut analisis yang sama, adalah untuk memaksakan agar Asia “menyerah” dan supaya dapat mengamankan kontak besar dalam usaha pembangunan ulang Aceh, yang paling mudah dilakukan adalah membuat tsunami dengan target negara tertentu. Cara ini, pernah dirancang baik oleh Rusia, Amerika untuk saling merebut kekuasaan di kota pesisir mereka. Cara ini cukup efektif dan bersih, sehingga penyerang dapat segera mengambil alih tanah dan bangunan yang tersisa dalam waktu singkat. Jika semua sesuai rencana, maka Indonesia, Sri Langka kecuali India harus berhutang sekali lagi kepada IMF dan Bank Dunia, untuk 30 tahun lagi. Waktu yang cukup untuk menunggu harga minyak turun setelah kegagalan besar-besaran di Irak. Walhasil, AS dibelakang musibah tsunami ini memang antara ada dan tiada. Namun, sebetulnya kita tidak mempersoalkan apakah musibah tsunami memang ulah AS atau “tsunami normal”. Yang jelas, seluruh elemen masyarakat dan pemerintah mesti selalu waspada terhadap kepentingan lain Amerika dan negara asing. Apalagi, saat ini Indonesia, masuk sebagai negara target operasi intelijen Amerika. http://www.hayatulislam.net/comments.php?id=460_0_1_0_C7 --------------------------------- Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Download Messenger Now [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **