[list_indonesia] [ppiindia] Re : AS Dibalik Musibah Tsunami? Antara Ada Dan Tiada - Paranoid

  • From: Arriko Indrawan <arriko.indrawan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Fri, 18 Mar 2005 08:44:28 +0700

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


Analisis orang paranoid....phobia....
sama spt Pemerintah AS yg "dianggap" Islam phobia..
kalo ini, USA Phobia..... hehehehee


==============

  Date: Wed, 16 Mar 2005 19:50:24 +0000 (GMT)
   From: syabab muslim <syabab_hizb_islamiy@xxxxxxxxx>
Subject: AS Dibalik Musibah Tsunami? Antara Ada Dan Tiada


AS Dibalik Musibah Tsunami? Antara Ada Dan Tiada
Oleh: Amin RH
Publikasi 01/03/2005

hayatulislam.net - Judul tulisan diatas mungkin terlihat sangat provokatif
. Bahkan oleh sebagian orang (mereka yang menolak teori konspirasi) pasti
akan menolaknya. Argumentasinya, tidak berdasarkan fakta, cenderung
mengada-ngada, terlalu meng-imajinasi, cenderung menyalahkan pihak luar dan
lari dari kenyataan (eskapis). Tetapi jika kita baca di banyak grup diskusi
di internet, sejumlah analisis bahwa Amerika berada dibalik bencana Tsunami
banyak bermunculan. Sebuah analisis yang mungkin bisa membuat tertawa
banyak orang.



Mencurigai AS

Di sebuah Tabloid nasional, dimuat sebuah pesan pendek (SMS) yang
dikirimkan oleh salah satu tokoh nasional yang sering juga berhubungan
dengan intel, tak lama setelah kedatangan tentara AS di perairan Aceh.
Bunyinya, “Tsunami datang dan pergi. Paman Sam datang, dan tak akan 
pergi.
Selamat tinggal Serambi Mekkah, selamat datang Serambi Las Vegas”.

Kedatangan tentara asing dalam jumlah ribuan, memang membuat rasa curiga
yang tinggi serta penolakan keras dikalangan masyarakat muslim Indonesia.
Maklumlah, jumlah tentara asing itu ribuan. Amerika Serikat saja, mengirim
tak kurang dari 17 ribu personelnya. Bahkan hampir setiap hari kapal induk
nuklir Amerika, USS Abraham Lincoln, menurunkan 7000 personel (jumlah ini
setara dengan seluruh jumlah personel Kopassus) ke daratan Aceh. Selain
itu, AS juga dikenal sebagai negara yang sering mempertontonkan kebiadaban
pada negara lain, khususnya kaum muslim. Oleh karena itu dalam Islam,
negara seperti ini terkategori “kafir harbi muhariban 
fi’lan” (negara kafir
yang harus diperangi disebabkan memerangi Islam).

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar sendiri pernah
mengungkapkan rasa syak wasangka itu. Syamsir menilai, personel militer
asing, terutama AS dan Australia, memanfaatkan kehadiran mereka untuk
kepentingan tertentu. “Itu sudah pasti (ada kepentingan tertentu). 
Alangkah
bodohnya kalau tidak seperti itu” ujarnya pada Rapat Kerja dengan Komisi 
I
DPR 20 Januari. Sebelumnya, Amerika juga pernah beberapa kali menginginkan
dapat ikut mengontrol selat Malaka. Amerika beralasan, selat ini adalah
salah satu jalur subur bagi para teroris. Karena itu, mereka memandang
penting untuk ikut menempatkan armadanya di selat paling sibuk di dunia
itu. Keinginan Amerika ini ditolak Indonesia dan Malaysia. Adapun Singapura
cenderung menerimanya.

Karena itulah, rasa curiga bahwa Amerika dibalik musibah tsunami semakin
menguat. Salah satunya diungkapkan oleh media lokal India Daily Editorial
tanggal 29 Desember 2004, dengan memberikan pertanyan terbuka tentang
kejadian itu, “Apakah ini merupakan pameran kekuatan suatu negara kepada
suatu daerah?”

Memang, pertanyaan yang muncul kemudian adalah, sedemikian hebatkah negara
Paman Sam hingga mampu menciptakan “kiamat kecil” ini ? Benarkah 
Wall
Street (New York) merupakan pemrakarsa bencana 26 Desember?

Untuk menjawab analisis ini, ada fakta-fakta berikut ini. Pertama, mengenai
letak epicentrum (pusat gempa pada permukaan bumi). Australia merekam
magnitudo dan posisi episentrum sesuai dengan yang ditentukan oleh kantor
Geofisika Jakarta, yaitu gempa berukuran 6,4 skala richter menimpa utra
pulau Sumatera. Titik gempa berada di 155 mil Selatan-Tenggara provinsi
Aceh.

Lokasi ini berbeda 250 mil dari posisi yang ditentukan oleh NOAA Amerika,
yang menyatakan bahwa episentrum berada di Barat daya Aceh. Mereka juga
mengatakan bahwa kekuatan gempa adalah 8,0 skala richter, dan kemudian
terus memperbaiki laporan dengan meningkatkan skala richter yang ada
menjadi 8,5 lalu 8,9 sampai akhirnya 9,0. Maka, keanehan pertama adalah
informasi oleh NOAA Amerika, yang tiba-tiba menemukan puncak gelombang
“fleksibel”, yang bahkan jauh lebih besar dari yang dirasakan 
oleh Jakarta.
Padahal, Jakarta terletak jauh lebih dekat ke titik pusat gempa
dibandingkan AS.

Dalam catatan sejarah, tidak pernah ada yang namanya pusat gempa
“fleksibel”, pada umumnya hanya akan ada satu titik gempa saja, 
itupun akan
tercatat oleh lusinan seismograf di Indonesia dan India. Kedua, selain
perbedaan yang begitu jauh dalam nilai skala richter, Indonesia dan India
juga mendapatkan keanehan lain. Di saat pusat gempa mulai bergetar dan
mengirimkan peringatan adanya gempa kepada semua seismograf dalam bentuk
gelombang transversal (tegak). Jika gelombang yang diterima oleh seismograf
adalah gelombang P, maka yang terjadi adalah gelombang akibat gempa bawah
tanah atau bawah laut. Nyatanya, gelombang P inilah yang diterima oleh
Indonesia dan India. Gelombang ini secara mengejutkan sangat mirip dengan
gelombang yang dihasilkan beberapa tahun lalu oleh senjata nuklir skala
besar dibawah tanah di Nevada Amerika.

Ketiga, adanya tanda dari India. India segera “sadar” bahwa gempa 
ini
bukanlah gempa “normal”. Sehari setelah bencana, Senin 27 
Desember 2004
mereka memutuskan untuk menolak bergabung dalam rencana Amerika yang akan
menarik semua kekuatan nuklir di Asia. Dan keesokan harinya pemerintah
India menyatakan tidak akan menerima bantuan dari Amerika sekaligus meminta
agar militer Amerika menjauhi wilayah kekuasaan India.

Keempat, Pada 27 Desember pagi, sehari setelah bencana, media Australia
(yang dimiliki oleh New York) menyatakan bahwa negara yang paling parah
terkena tsunami adalah Sri Langka, yang juga adalah anggota persemakmuran
Inggris, seperti Australia juga. Tim Costello, Kepala Yayasan dana amal
terbesar di Australia, segera mempersiapkan diri untuk menuju daerah
bencana sambil mengumpulkan bantuan. Sedangkan Little Jhony (orang kuat
Wall Street) melakukan tindakan berbeda, yang nampaknya diberitahukan
kepadanya melalui hubungan telepon pribadi. Dengan cara yang sangat
rahasia, Little Jhony mengirimkan dua Hercules RAAF yang dipenuhi dengan
suplai ke Malaysia, dalam posisi “stand by” dan mengarahkan dua 
pesawat
lainnya ke Darwin Australia.

Yang aneh disini adalah, bahwa jika benar Little Jhony memiliki rasa
kemanusiaan, maka ia akan segera mengirim keempat pesawat itu ke Sri
Langka, tetapi nyatanya tidak. Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya
Little Jhony menunggu perintah khusus dari New York. Tak lama kemudian
setelah pesawat pengintai menyatakan bahwa landasan di Medan aman, maka
keempat pesawat Hercules RAAF lengkap dengan pasukan, senapan dan
perlengkapan lain segera “menyerbu” Aceh. Perlu diingat bahwa 
ketika
keempat pesawat itu mendarat di Medan, publik Australia belum banyak yang
menyadari apa yang terjadi. Maka terlihat bahwa Jhony sedang membantu
atasannya untuk mempersiapkan Asia (Aceh) menjadi basis baru, setelah
rencana terhadap Iraq gagal total.

Tidak perlu diragukan lagi bahwa Australia hanyalah “pasukan 
awal” yang
akan segera diikuti oleh militer AS yang lebih siap dan lebih lengkap
perlengkapannya. Dan terbukti, dalam sekejap Pentagon mengirimkan dua
kelompok tempur untuk segera berlayar hanya dengan modal pemberitahuan
mendadak dari Hong Kong dan Guam, padahal hari itu hari libur Natal dan
Tahun Baru. Sepertinya pasukan ini memang sudah disiagakan sejak awal.

Dari Hong Kong, bertolaklah kapal induk USS Abraham Lincoln. Dari Guam, tak
mau ketinggalan bertolaklah USS Bonhomme Richard (kapal angkut tempur
amphibi penuh dengan marinir yang dikenal dengan nama “Expeditionary 
Strike
Group 5”).

Semua skenario diatas, masih menurut analisis yang sama, adalah untuk
memaksakan agar Asia “menyerah” dan supaya dapat mengamankan 
kontak besar
dalam usaha pembangunan ulang Aceh, yang paling mudah dilakukan adalah
membuat tsunami dengan target negara tertentu. Cara ini, pernah dirancang
baik oleh Rusia, Amerika untuk saling merebut kekuasaan di kota pesisir
mereka. Cara ini cukup efektif dan bersih, sehingga penyerang dapat segera
mengambil alih tanah dan bangunan yang tersisa dalam waktu singkat. Jika
semua sesuai rencana, maka Indonesia, Sri Langka kecuali India harus
berhutang sekali lagi kepada IMF dan Bank Dunia, untuk 30 tahun lagi. Waktu
yang cukup untuk menunggu harga minyak turun setelah kegagalan
besar-besaran di Irak.

Walhasil, AS dibelakang musibah tsunami ini memang antara ada dan tiada.
Namun, sebetulnya kita tidak mempersoalkan apakah musibah tsunami memang
ulah AS atau “tsunami normal”. Yang jelas, seluruh elemen 
masyarakat dan
pemerintah mesti selalu waspada terhadap kepentingan lain Amerika dan
negara asing. Apalagi, saat ini Indonesia, masuk sebagai negara target
operasi intelijen Amerika.

http://www.hayatulislam.net/comments.php?id=460_0_1_0_C7



---------------------------------
  Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today!
Download Messenger Now

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Re : AS Dibalik Musibah Tsunami? Antara Ada Dan Tiada - Paranoid