[list_indonesia] [ppiindia] RE: [ekonomi-nasional] ?KONFLIK AMBALAT? HANYAÿ MENGUNTUNGKAN PENJAJAH

  • From: "Mohammad-Riyadi Tampubolon" <Mohammad-Riyadi.Tampubolon@xxxxxxxxxxxx>
  • To: ppiindia <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx" <ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Wed, 9 Mar 2005 08:37:59 +0700

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Konflik ini bisa jadi merupakan skenario para kolonial untuk menyibukkan
penduduk daerah kaya SDA
saling berebut toh akhirnya tetap saja yang menikmati bagian besar adalah
para kolonial gaya baru tersebut..
Pemimpin kedua negara yang mayoritas penduduknya muslim tersebut relatif
merupakan pemimpin baru di
negara masing-masing..jika saja pemimpin yang juga beragama Islam tersebut
beragama secara kaffah,
apa mungkin sengketa tersebut terjadi?mereka belajar ke barat secara
total, mengimani survival of the
fittest-nya darwin, selalu melihat pihak lain sebagai mangsa atau sang
pemangsa..itu yang tampak dipermukaan..
Bisa saja dibalik itu terjadi deal yang menguntungkan segelintir orang
(seperti sipada-ligitan, konon dilepas
setelah diplomasi sekian lama kemudian negosiator mengalah dengan memberi
alasan kepada pemimpin
negeri yang kurang mengetahui permasalahan setelah menerima suap..waLlahu
a'lam)
Jika mereka Islam secara kaffah, mungkin mereka akan bertindak sebagaimana
kaum muhajirin dan anshor
yang saling berbagi, jangankan hanya tanah sejengkal..tetapi itulah bila
hawa nafsu sudah lebih menguasai..

waLlahu a'lam bish showab
  -----Original Message-----
  From: syabab muslim [mailto:syabab_hizb_islamiy@xxxxxxxxx]
  Sent: Tuesday, March 08, 2005 9:23 PM
  Subject: [ekonomi-nasional] =91KONFLIK AMBALAT=92 HANYA MENGUNTUNGKAN
PENJAJAH



  =91KONFLIK AMBALAT=92

  HANYA MENGUNTUNGKAN PENJAJAH

  Buletin Al-Islam Edisi 245



  Dalam sepekan ini, selain isu BBM yang masih hangat, yang tidak kalah
hangatnya adalah isu Ambalat. Isu ini berkembang setelah pemerintah
Malaysia mengklaim kawasan perairan Ambalat sebagai wilayahnya. Klaim ini
muncul setelah Malaysia memenangkan putusan Mahkamah Internasional atas
sengketa pulau Sipadan dan Ligitan pada tahun 2002. Secara sepihak,
Malaysia telah mengklaim wilayah perairan sepanjang 70 mil dari garis
pantai Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah perairannya. Sementara
Indonesia menganggap, kewenangan Malaysia itu hanya 12 mil dari garis
pantai kedua pulau tersebut. Padahal secara historis, baik Sipadan,
Ligitan, maupun Ambalat sebenarnya merupakan wilayah Kesultanan Bulungan,
yang kini menjadi salah satu kabupaten di Kaltim.=20

  Sejak tahun 1979, Malaysia telah mengklaim Blok Ambalat yang terletak di
perairan Laut Sulawesi di sebelah timur Pulau Kalimantan itu sebagai
miliknya, lalu memasukkannya ke dalam peta wilayah negaranya. Dengan klaim
tersebut, melalui Petronas, Malaysia kemudian memberikan konsesi minyak
(production sharing contracts) di Blok Ambalat kepada Shell, perusahaan
minyak Inggris-Belanda.=20

  Sebelumnya, kegiatan penambangan migas di lokasi yang disengketakan itu
dibagi oleh pemerintah Indonesia menjadi Blok Ambalat dan Blok East
Ambalat. Blok Ambalat dikelola kontraktor migas ENI asal Italia sejak
tahun 1999, sementara Blok East Ambalat dikelola Unocal Indonesia Ventures
Ltd. asal Amerika sejak Desember 2004. Pemerintah Malaysia menyebut Blok
Ambalat sebagai ND 6 atau Blok Y, sedangkan blok East Ambalat sebagai ND 7
atau Blok Z.

  Pemberian konsesi minyak di perairan tersebut memang lebih dulu
dilakukan Indonesia kepada berbagai perusahaan minyak dunia, termasuk
Shell, sejak tahun 1960-an; antara lain kepada Total Indonesie untuk Blok
Bunyu sejak 1967 yang dilanjutkan dengan konsesi kepada Hadson Bunyu BV
pada 1985. Konsesi lainnya diberikan kepada Beyond Petroleum (BP) untuk
Blok North East Kalimantan Offshore dan ENI Bukat Ltd. Italia untuk Blok
Bukat pada 1988.

  Menurut data Ditjen Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
kawasan ini memang mempunyai kandungan minyak yang kaya. Di wilayah
perairan timur Kalimantan itu, kandungan minyaknya diperkirakan mencapai
700 juta hingga satu miliar barel, sementara kandungan gasnya diperkirakan
lebih dari 40 triliun kaki kubik (TCF).





  Mendudukkan Persoalan Ambalat

  Harus didudukkan bahwa Malaysia dan Indonesia adalah sama-sama negeri
Islam, karena mayoritas penduduknya adalah Muslim. Sebagai sesama negeri
Muslim, kedua negeri ini sesunguhnya merupakan satu tubuh, dan penduduknya
adalah bersaudara, sekalipun wilayah mereka, satu sama lain berbeda. Allah
SWT berfirman:=20



  #1573;#1616;#1606;#1617;#1614;#1605;#1614;#1575;
#1575;#1604;#1618;#1605;#1615;#1572;#1618;#1605;#1616;#1606;#1615;#1608;#16=
06;#1614; #1573;#1616;#1582;#1618;#1608;#1614;#1577;#1612; #1601;#1614;#157=
1;#1614;#1589;#1618;#1604;#1616;#1581;#1615;#1608;#1575; #1576;#1614;#1610;=
#1618;#1606;#1614; #1571;#1614;#1582;#1614;#1608;#1614;#1610;#1618;#1603;#1=
615;#1605;#1618;



  Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah
(Q.S. al-Hujurat: 10)



  Dari sini bisa ditarik kesimpulan, bahwa akar persoalan ini terjadi
sebagai akibat dari adanya nation state (negara-bangsa), yang lahir
setelah hilangnya Khilafah Islam. Dibumbui dengan doktrin Nasionalisme,
maka negara-bangsa tersebut telah berhasil digunakan oleh kaum penjajah
untuk mengerat negeri kaum Muslim sehingga menjadi negara-negara kecil dan
lemah, di antaranya seperti Malaysia dan Indonesia. Setelah itu, persatuan
dan kesatuan mereka terkoyak-koyak. Akhirnya, mereka pun menjadi lemah
untuk selama-lamanya, sehingga negara-negara penjajah Kafir dengan mudah
menguasai mereka.=20=20=20

  Selain itu, perairan di Laut Sulawesi itu jelas merupakan hak milik
umum. Sebagai hak milik umum, tentu siapa yang terlebih dahulu
menguasainya, maka dialah yang lebih berhak.=20

  Dilihat dari sejarahnya, Ambalat dahulu jelas merupakan wilayah
kesultanan Bulungan, yang kini menjadi salah satu kabupaten di Kaltim,
serta kedekatan jarak perairan tersebut dengan Indonesia dibanding dengan
Malaysia, maka dalam konteks penguasaan hak milik umum, tentu Indonesialah
yang lebih berhak ketimbang Malaysia. Rasulullah saw. bersabda:



  =AB#1605;#1616;#1606;#1614;#1609;
#1605;#1615;#1606;#1614;#1575;#1582;#1612; #1605;#1614;#1606;#1618;
#1587;#1614;#1576;#1614;#1602;#1614;=BB



  Mina adalah hak bagi siapa saja yang terlebih dahulu sampai di sana.
(H.R. Hakim, Ibn Huzaimah, Ibn Majah, at-Tirmidzi, dan al-Baihaqi)



  Artinya, pemerintah Indonesialah yang berhak mengelola kawasan tersebut.
Meski begitu, pemerintah Indonesia tetap tidak boleh memberikan konsesi
pengelolaannya kepada pihak swasta, baik asing maupun domestik. Karena ini
jelas merupakan hak milik umum, bukan milik negara.=20

  Karena kawasan ini bukan hak  milik negara, maka negara tidak berhak
memberikan konsesi apapun kepada pihak swasta. Karena itu, tindakan
pemerintah Indonesia dengan memberikan konsesi kepada ENI dan Unocal, atau
tindakan pemerintah Malaysia dengan memberikan konsesi kepada Shell,
adalah bentuk pelanggaran terhadap hak milik umum, apapun alasannya.
Apalagi jika yang mendapatkan konsesi itu adalah negara penjajah, seperti
Inggris, Belanda, Italia, dan Amerika.=20=20



  Siapa yang Diuntungkan?

  Dengan demikian, jika persoalan tersebut tidak diletakkan secara
proporsional, maka tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik bersenjata
antara Malaysia dengan Indonesia, sebagaimana yang dituntut oleh sebagian
kalangan yang akhir-akhir ini kian nyaring terdengar di Indonesia.
Masalahnya adalah, siapa yang diuntungkan jika akhirnya konflik bersenjata
itu benar-benar meletus? Tentu bukan keduanya. Mengapa?=20

  Pertama, secara ekonomi, karena perairan tersebut konsesi migasnya telah
diberikan oleh pemerintah masing-masing negara kepada pihak ketiga=97yaitu
Inggris, Belanda, Italia, dan Amerika=97maka kalau pun Malaysia menang
=91perang=92, maka mereka pun tidak akan mendapatkan apa-apa, selain
kompensasi bagi hasil dan pajak. Begitu juga kalau Indonesia yang menang.
Malaysia dan Indonesia hanya mendapatkan kepedihan, baik berupa perang
sesama saudara maupun luka hingga generasi mendatang.=20

  Kedua, secara politik, jika masing-masing pihak bersikukuh dengan
klaimnya, dan tidak ada salah satu pihak yang mengalah, maka bisa jadi
kawasan tersebut akan diinternasionalisasi oleh badan dunia, sebagaimana
yang pernah hendak dilakukan terhadap al-Quds. Jika demikian, maka baik
Indonesia maupun Malaysia akan sama-sama rugi. Lagi-lagi yang diuntungkan
tentu negara-negara besar yang mempunyai pengaruh paling kuat pada badan
dunia tadi, baik di Mahkamah Internasional, PBB, maupun lembaga-lembaga
internasional lainnya.=20

  Ketiga, dari aspek pertahanan dan keamanan, jika konflik bersenjata
antara Indonesia dan Malaysia itu sampai pecah, pasti akan menjadi
justifikasi (pengesahan) bagi pihak asing, khususnya negara-negara
penjajah tadi,  supaya mereka bisa melakukan intervensi (campur tangan) di
kawasan tersebut. Jika ini terjadi, maka persoalannya akan menjadi semakin
rumit, dan perseteruan tersebut bisa diramalkan akan berlarut-larut. Ini
seperti yang dialami oleh Suriah dan Lebanon, Iran dan Irak, atau India
dan Pakistan.  Padahal, Allah SWT telah melarang kaum Muslim memberikan
jalan bagi kaum kafir untuk menguasai mereka, sebagaimana firman-Nya:



  #1608;#1614; #1604;#1614;#1606;#1618;
#1610;#1614;#1580;#1618;#1593;#1614;#1604;#1614;
#1575;#1604;#1604;#1607;#1615;
#1604;#1616;#1604;#1618;#1603;#1614;#1575;#1601;#1616;#1585;#1616;#1610;#16=
18;#1606;#1614; #1593;#1614;#1604;#1614;#1609; #1575;#1618;#1604;#1605;#161=
5;#1572;#1618;#1605;#1616;#1606;#1616;#1610;#1618;#1606;#1614; #1587;#1614;=
#1576;#1616;#1610;#1618;#1604;#1575;#1611;.



  Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir
untuk menguasai kaum Mukmin. (QS an-Nisa=92 [4]: 141).



  Jalan Keluar Bagi Krisis Ambalat

  Dengan duduk perkara dan logika di atas, maka krisis Ambalat itu
seharusnya diselesaikan dengan cara damai (diplomasi), bukan melalui
konfrontasi (konflik bersenjata).=20

  Pertama, secara syar'i, perseteruan akan menyebabkan terjadinya perang
saudara, yang melibatkan peperangan antara sesama Muslim. Memulai
peperangan antar sesama Muslim jelas diharamkan, sebagaimana sabda
Rasulullah saw.:



  #1603;#1615;#1604;#1617;#1615;
#1575;#1604;#1618;#1605;#1615;#1587;#1618;#1604;#1616;#1605;#1616;
#1593;#1614;#1604;#1614;#1609;
#1575;#1604;#1618;#1605;#1615;#1587;#1618;#1604;#1616;#1605;#1616;
#1581;#1614;#1585;#1614;#1575;#1605;#1612;
#1593;#1616;#1585;#1618;#1590;#1615;#1607;#1615;
#1608;#1614;#1605;#1614;#1575;#1604;#1615;#1607;#1615;
#1608;#1614;#1583;#1614;#1605;#1615;#1607;#1615;



  Muslim yang satu dengan Muslim yang lain itu haram (saling mengganggu)
kehormatan, harta, dan darahnya. (HR at-Tirmidzi).



  Karena itu, saat ada sesama Muslim yang berperang, Allah SWT
memerintahkan kaum Muslim yang lain untuk menghentikannya, sebagaimana
firman-Nya:



  #1608;#1614;#1573;#1616;#1606;#1618;
#1591;#1614;#1575;#1574;#1616;#1601;#1614;#1578;#1614;#1575;#1606;#1616;
#1605;#1616;#1606;#1614;
#1575;#1604;#1618;#1605;#1615;#1572;#1618;#1605;#1616;#1606;#1616;#1610;#16=
06;#1614; #1575;#1602;#1618;#1578;#1614;#1578;#1614;#1604;#1615;#1608;#1575=
; #1601;#1614;#1571;#1614;#1589;#1618;#1604;#1616;#1581;#1615;#1608;#1575; =
#1576;#1614;#1610;#1618;#1606;#1614;#1607;#1615;#1605;#1614;#1575;



  Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang, maka
damaikanlah antara keduanya. (QS al-Hujurat [49]: 9).=20



  Larangan memulai perang dan perintah menghentikan peperangan antarsesama
kaum Muslim menunjukkan haramnya menumpahkan darah di antara sesama mereka.

  Kedua, secara ekonomi, perseteruan itu juga akan memakan biaya yang
sangat mahal, sementara hasilnya belum tentu baik. Pihak Indonesia belum
tentu diuntungkan, demikian juga Malaysia; baik secara ekonomis, politis,
maupun pertahanan dan keamanan.=20

  Karena itu, penyelesaian melalui jalur diplomasi (perundingan damai)-lah
yang paling logis dan rasional, dengan biaya yang lebih murah. Dengan kata
lain, pemerintah Indonesia harus bisa membuktikan kepada pemerintah
Malaysia bahwa Indonesialah yang lebih berhak atas wilayah tersebut, baik
dari aspek kesejarahan maupun dokumen hukum kelautan. Sebaliknya, Malaysia
tidak mempunyai satu pun bukti yang bisa dijadikan sebagai acuan, selain
klaim sepihak.=20=20

  Lebih dari itu, sebagai sesama negeri Muslim, masing-masing pemerintahan
kedua negara itu harus menyadari bahwa hukum sesama Muslim bermusuhan
jelas diharamkan oleh Islam. Karena itu, apapun bentuknya, tindakan
permusuhan tersebut harus dijauhi.  Kaum Muslim ---termasuk para tokoh
masyarakat, ulama' dan intelektual--- di Indonesia dan Malaysia juga harus
bersama-sama mencegah terjadinya perang saudara.  Sebab, yang diuntungkan
dari perang tersebut bukan umat Islam di kedua negara tersebut, melainkan
negara-negara penjajah Kapitalis tadi.



  Khatimah

  Pada akhirnya, lagi-lagi persoalan ini semakin menguatkan keyakinan
kita, bahwa akar masalahnya adalah karena negeri-negeri kaum Muslim yang
asalnya satu, di bawah naungan bendera L=E2 il=E2ha ill=E2 All=E2h Muhammad
Ras=FBlull=E2h itu telah dicabik-cabik oleh penjajah. Inilah yang  sebenarn=
ya
menjadi masalah utama yang menyebabkan munculnya masalah perbatasan
(al-hud=FBd). Karena itu, masalah teritorial yang dipersengketakan tadi
sebenarnya bukan merupakan masalah utama. Masalah utamanya adalah karena
umat Islam saat ini tidak lagi hidup dalam satu negara, yaitu Khilafah
Islamiyah. Sebaliknya, mereka telah dikotak-kotakkan dalam sekat nation
state (negara-bangsa).=20

  Kenyataan ini juga semakin memperteguh keyakinan kita, bahwa Khilafah
Islamiyah bukan saja wajib, tetapi juga perlu untuk menjaga persatuan dan
kesatuan negeri-negeri kaum Muslim. Jika tidak, umat Islam akan
terus-menerus disibukkan dengan riak-riak seperti ini. Sampai kapan?
Wall=E2hu a'lam. []



  Komentar al-Islam:



  Komnas Perempuan: Buka Kembali Bahasan Naskah Tandingan Kompilasi Hukum
Islam. (Kompas, 8/3/2005).



  Waspadailah selalu berbagai upaya dari pihak-pihak anti syariat Islam.


  http://www.hizbut-tahrir.or.id/modules.php?name=3DNews&file=3Darticle&sid=
=3D438




  ---------------------------------
    Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today!
Download Messenger Now

  [Non-text portions of this message have been removed]



  Bantu Aceh! Klik:
  http://www.pusatkrisisaceh.or.id=20


        Yahoo! Groups Sponsor=20
              ADVERTISEMENT
=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20
=20=20=20=20=20=20=20
=20=20=20=20=20=20=20


---------------------------------------------------------------------------=
---
  Yahoo! Groups Links

    a.. To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/
=20=20=20=20=20=20
    b.. To unsubscribe from this group, send an email to:
    ekonomi-nasional-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx
=20=20=20=20=20=20
    c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
Service.=20



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~->=20

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg=
 Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
=20
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
=20



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] RE: [ekonomi-nasional] ?KONFLIK AMBALAT? HANYAÿ MENGUNTUNGKAN PENJAJAH