** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/26/o5.htm Sabtu Paing, 26 Maret 2005 Tajuk Rencana Pemutakhiran Data Orang Miskin DPR tampaknya sangat memahami keputusan pemerintah menaikkan harga BBM. Itu tercermin dari opsi yang ditawarkan DPR agar pemerintah mengkaji lagi dan mengajukan APBN Perubahan terkait dengan kenaikan tersebut. Atas opsi itu, pemerintah pun telah mengajukan APBN Perubahan tidak lama setelah voting yang menguntungkan pemerintah. Namun, bukan berarti persetujuan DPR itu semua masalah telah selesai. Ada tugas berat yang dihadapi pemerintah, terutama dalam pembagian dana kompensasi BBM. Sebab, banyak data menunjukkan bahwa bantuan itu acap salah sasaran. Mereka yang semestinya tak menikmati bantuan malah diberikan kemudahan, termasuk diberi beras miskin. Untuk itu, pemerintah harus mengadakan pemutakhiran data serta inventarisasi data untuk menghindari terjadinya salah sasaran atau rangkap dalam pemberian kompensasi BBM. Adapun program kompensasi ini diperuntukkan kepada gakin (keluarga miskin) yang terdiri atas delapan program; pendidikan, kesehatan, beras murah, pembangunan prasarana pedesaan, perumahan rakyat, pelayanan sosial, dana bergulir untuk usaha mikro, pelayanan kontrasepsi untuk Keluarga Berencana (KB) dan pengendalian-pengamanan program. Untuk itu, pemutakhiran data merupakan pedoman teknis untuk menentukan rakyat miskin. Pemuktahiran serta inventarisasi data perlu dilakukan karena saat ini antara data yang diberikan pihak pusat dengan yang dimiliki daerah terjadi ketidaksinkronan. Namun, dengan terlambatnya pembahasan APBN Perubahan akan menyebabkan terhambatnya penyaluran dana kompensasi ini termasuk subsidi. Hal ini pulalah yang menjadi kekhawatiran pemerintah. Sebab, persetujuan APBN-P 2005 di samping untuk mendukung pengalokasian dan pencairan dana kompensasi harga BBM, juga untuk penyesuaian program-program yang belum ada dalam APBN 2005. Persoalannya adalah, di antara program-program baru yang direncanakan dalam APBN-P tidak mungkin dilaksanakan tanpa dukungan dari APBN, sehingga satu-satunya jalan adalah pembahasan APBN-P harus dipercepat. Untuk itu, agar cakupan program kompensasi kenaikan harga BBM difokuskan kepada program yang menyangkut pelayanan dasar kepada masyarakat. Semakin banyak cakupan program kompensasi semakin besar kemungkinan penyimpangan serta semakin sukar dan rumit pengawasan yang dilakukan. Untuk itu, program kompensasi itu hendaknya lebih diarahkan dan difokuskan kepada bidang pendidikan dan kesehatan. Pelaksanaannya sebisa mungkin bersifat meluas dan nondiskriminatif. Oleh karena itu, perlu perbaikan dan penyempurnaan identifikasi, mekanisme penyaluran dan pengawasan program kompensasi dengan melibatkan masyarakat secara luas, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring serta evaluasi program kompensasi. Sebab, selama ini program kompensasi tidak jelas arahnya (mendua) yaitu meningkatkan daya beli dan meningkatkan pendapatan. Banyak kasus menunjukkan bantuan tersebut lama sampai ke sasaran atau bahkan "nyangkut" di penyalurnya. Mestinya pemerintah tegas memilih program yang langsung pada keluarga miskin seperti bantuan pangan, pemberian beasiswa, dan bantuan kesehatan. Dalam APBN 2005 dana kompensasi disebut sebagai dana program bantuan sosial yang berjumlah Rp 7,34 trilyun. Pemerintah mengusulkan tambahan dana sebesar Rp 10,5 trilyun, sehingga jumlahnya menjadi Rp 17,8 trilyun. Mudah-mudahan dengan kenaikan harga BBM yang diikuti dengan program kompensasi akan menurunkan tingkat kemiskinan 3 persen dari 16 persen menjadi 13 persen. Namun, apa yang disampaikan pemerintah yang merujuk pada penelitian yang dilakukan UI, terbantah dengan hasil yang disampaikan lembaga lain. Lembaga yang mengutip hasil BPS menyebutkan bahwa kenaikan harga BBM ini akan meningkatkan orang miskin di Indonesia. Itu artinya pemerintah dituntut jeli untuk menyalurkan dana kompensasi, sehingga betul-betul dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Kita menduga berbedanya hasil penelitian tersebut dikarenakan berangkat dari data base yang berbeda. Itu artinya data yang ada selama ini tentang orang miskin juga belum fixed, sehingga tidak berlebihanlah kiranya kalau yang pertama dilakukan adalah memperbarui data sehingga bantuan itu tepat sasaran. Sehingga, dapat berdaya guna dan berhasil guna [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **