[list_indonesia] [ppiindia] Pemerintah Terbuka untuk Bantuan Asing

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 30 Mar 2005 11:03:08 +0200

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/30/sh01.html


Pemerintah Terbuka untuk Bantuan Asing
Korban Tewas di Nias Mencapai 1.000 Orang 


Gunung Sitoli, Sinar Harapan
Diperkirakan 1.000 orang tewas dalam gempa bumi berkekuatan 8,7 skala Richter 
yang melanda Nias Senin (28/3) malam, demikian Gubernur Sumatra Utara Teungku 
Rizal Nurdin, Rabu (30/3) pagi di Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Sumatra 
Utara. 

Gubernur juga mengatakan bantuan asing akan diterima baik demi memulihkan 
wilayah-wilayah yang hancur akibat gempa, hanya tiga bulan setelah bencana 
tsunami.
Menurut pengamatan SH di Gunung Sitoli, saat ini warga melakukan evakuasi mayat 
sendiri karena belum ada alat berat yang sangat diperlukan untuk proses 
evakuasi mayat. 

Bahkan tim relawan juga masih sangat sedikit yang tiba di lokasi bencana 
dibandingkan dengan jumlah korban, sehingga warga juga tampak mengangkat 
sendiri seluruh peralatan yang diperlukan.
Sementara itu warga dan LSM mengatakan bahwa jumlah mayat yang telah ditemukan 
mencapai 400. Warga mengharapkan agar Posko Penanggulangan tidak ditempatkan di 
Sibolga tetapi di Nias, karena membutuhkan dari Sibolga ke Nias membutuhkan 
waktu lama. Helikopter yang saat ini ada di Nias baru enam unit, dua 
diantaranya heli TNI sedangkan empat lainnya milik Perserikatan Bangsa Bangsa 
(PBB).

Ribuan pengungsi saat ini berada di tiga lokasi pegunungan, yaitu di Lasara, 
Gunung Ilihati dan Megahili. Sejauh ini penduduk yang selamat masih berusaha 
menolong para kerabat yang masih hidup dan tertimbun reruntuhan bangunan. 
Dilaporkan di sebuah lapangan sepakbola 13 pasien bermalam di bawah bangunan 
darurat beratap seng menunggu diangkut helikopter ke Sibolga. 


Namun karena cuaca buruk, hujan dan berawan, menyulitkan helikopter mendarat.
"Ada tiga pasien dalam kondisi kritis, mengalami pendarahan dalam dan patah 
tulang, namun tidak terangkut helikopter," kata seorang relawan PMI, Ahmad 
Haris. "Semua ingin keluarga mereka dibawa ke rumah sakit, namun harus ada 
sistemnya. Saat ini tergantung pada siapa yang bisa dilobi." 

Gubernur mengatakan dia telah berbicara dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang 
mengatakan bantuan asing, termasuk militer, disambut baik pada tahap tanggap 
darurat ini. Sejauh ini sejumlah negara seperti Australia, Jepang, AS, Selandia 
Baru telah menawarkan mengirim pasukan mereka yang kebetulan masih berada di 
sekitar perairan Indonesia dalam perjalanan pulang dari Aceh.

Saat ini jenazah para korban yang berhasil digali dari reruntuhan rumah dan 
digeletakkan di depan gereja-gereja atau masjid. Di Gunung Sitoli, masjid besar 
yang ada di kota itu dijadikan tempat penampungan mayat, sekurangnya ada 21 
jenazah di sana. Di sebuah tenda di luar masjid, dr Lucas Sapto, seorang 
relawan, merawat anak-anak yang cedera.
Di sebuah kelenteng, terlihat 20 jenazah digeletakkan. "Kami menunggu kereta 
jenazah. Kalau nanti datang saya bisa mengubur anak perempuan saya dan dua cucu 
saya ini," kata Lukmin, 74, seorang keturunan Tionghoa beragama Buddha. 

Kekurangan Pangan
Sementara itu, warga Kota Gunung Sitoli, Ibu Kota Kabupaten Nias kini mulai 
kekurangan makanan serta air bersih pascagempa yang mengguncang wilayah 
tersebut, Senin (28/3) tengah malam lalu. Hingga Rabu (30/3) pagi ini warga 
mengaku belum mendapat bantuan apa pun. 

Sementara itu gempa susulan sepanjang pagi ini terus terjadi sehingga membuat 
warga panik. Sebagian warga terpaksa kembali mengungsi ke perbukitan dengan 
membawa bekal seadanya. Upaya aparat TNI dan Polri setempat untuk menenangkan 
warga tidak membuahkan hasil. 

Keterangan yang diperoleh SH, Rabu pagi ini menyebutkan, gempa susulan pertama 
terjadi sekitar pukul 07.30 WIB disusul gempa berikutnya sekitar pukul 08.00 
WIB dan pukul 09.00 WIB. Ketika terjadi gempa susulan pertama, warga hanya 
keluar rumah. Namun ketika terjadi gempa yang kedua dan ketiga, sebagian dari 
mereka bergegas ke wilayah-wilayah perbukitan di Laserna, Bilinaa, Tumon dan 
sekitar RM Lestari. 

"Warga takut terjadi tsunami seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, sehingga 
mereka langsung pergi ke bukit-bukit tanpa membawa bekal apa pun," kata Ny. 
Ina, salah seorang warga ketika SH menghubunginya melalui telepon tadi pagi.
Dia melukiskan kondisi di beberapa sudut Kota Gunung Sitoli saat ini masih 
belum berubah. Reruntuhan bangunan rumah penduduk menjadi pemandangan 
pascagempa Senin (28/3) tengah malam tersebut. Alat-alat berat yang ada belum 
berfungsi sebagaimana mestinya. Sementara bau mayat yang belum sempat 
terevakuasi dari bawah reruntuhan bangunan sudah mulai menyengat.

Fandel, warga Jalan Diponegoro, Gunung Sitoli yang dihubungi SH melalui telepon 
mengemukakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapat bantuan apa pun padahal 
bahan pangan dan air bersih sudah mulai menipis. Minyak tanah yang digunakan 
untuk memasak juga tidak ada sama sekali. "Warga sudah mulai menderita karena 
bahan pangan simpanannya sudah mulai habis. Air bersih juga tidak ada karena 
PAM mati," ujarnya. 

Sulit Evakuasi
Setelah gempa bumi berkekuatan 8,7 pada Skala Richter (SR) menguncang Kabupaten 
Simeulue, Senin (28/3) malam, wilayah kepulauan di Provinsi Nanggroe Aceh 
Darussalam (NAD) itu kini membutuhkan alat berat (eskavator) untuk mengevakuasi 
korban yang diperkirakan masih banyak tertimbun di bawah runtuhan bangunan.
Laporan dari Sinabang, Ibu Kota Kabupaten Simeuleu, Rabu (30/3) pagi 
menyebutkan, para petugas evakuasi kesulitan dalam mengevakuasi korban bencana 
alam gempa bumi itu karena tidak adanya alat berat untuk mengangkat puing-puing 
runtuhan bangunan yang di bawahnya diperkirakan cukup banyak korban yang 
tertimbun.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NAD, Mulya Ali Hasjmy kepada SH, Rabu pagi ini 
mengatakan, pihaknya baru berhasil mengevakuasi dan memakamkan sedikitnya 17 
jenazah, 47 orang menjalani rawat jalan, 21 orang dirawat di Unit Gawat Darurat 
(UGD). Diduga korban yang meninggal akibat terkena reruntuhan bangunan masih 
banyak lagi. 
Bupati Simeulue, Darmili menyebutkan sekitar 90 persen bangunan rumah penduduk, 
perkantoran pemerintah dan swasta serta fasilitas umum di pulau itu mengalami 
kerusakan berat dan tidak bisa digunakan lagi."Yang paling mendesak dibutuhkan 
saat ini adalah alat berat untuk menyingkirkan puing-puing runtuhan bangunan. 
Kerugian kerusakan fasilitas umum itu mencapai Rp 1 triliun. Kita sangat 
berharap para relawan dan bantuan kemanusiaan bisa membantu masyarakat korban 
bencana alam di daerah ini," ujarnya.

Hingga Rabu, gempa susulan masih terjadi dan menguncang wilayah Simeulu. 
Guncangan gempa bumi di Simeulue itu diperkirakan berpusat di kawasan perairan 
Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.
Sementara itu, Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Endang Suwarya dan pelaksana 
tugas Gubernur Provinsi NAD, Azwar Abubakar, meninjau sejumlah lokasi dan para 
korban bencana alam gempa bumi di Simeulu dan dipastikan pimpinan TNI dan 
Pemerintahan Provinsi NAD itu juga akan terbang ke Aceh Singkil dan Pulau 
Banyak tersebut. 

Listrik dan Telepon Terputus
Sementara itu, Ketua Tim Bencana Nias, TB Silalahi di Sibolga, Selasa (29/3), 
siang mengatakan, situasi di daerah yang terkena gempa sebenarnya tidak separah 
yang dikabarkan. Perkiraan kerusakan 80 persen seperti yang diberitakan adalah 
gambaran yang didapatkan pada malam hari. Sehingga, semuanya tidak terlihat 
dengan jelas. Meski demikian, kondisi di wilayah tersebut masih kacau karena 
aliran listrik dan komunikasi masih terputus.
Sampai Selasa (29/3) malam, korban luka-luka yang baru berhasil dievakuasi 
dengan menggunakan helikopter sebanyak 17 orang. Untuk melakukan pertolongan 
terhadap korban gempa tersebut, Departemen Kesehatan (Depkes) mendirikan rumah 
sakit lapangan dengan 20 dokter bedah yang diambil dari Medan, Sumatra Selatan 
(Sumsel) dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Selain itu, Depkes juga membawa 
paket bantuan lainnya berupa obat-obatan sebanyak 12 koli yang terdiri dari 48 
item, 150 kantong jenazah, maupun Rp 100 juta uang tunai. 

TNI Kerahkan Kapal Perang
Sementara itu, Tentara Nasional Indonesia sudah mengerahkan tiga kapal perang 
dari Angkatan Laut yang pagi ini tiba di Nias. Kapal perang tersebut kemarin 
siang diberangkatkan dari perairan di kawasan Calang Aceh, Teluk Bayur Padang, 
dan Sibolga. Panglima TNI memerintahkan kapal perang tersebut segera berangkat 
usai mendapat informasi adanya gempa bumi di Nias. 

Kapal perang tersebut menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma Malik Yusuf 
akan digunakan untuk melakukan evakuasi, memantau keandalan dan mengangkut obat 
serta bantuan lain dari Sibolga ke Nias. Selain itu TNI AL juga mengerahkan 
satu pesawat Cassa dari Medan menuju ke Nias setelah sebelumnya TNI AL 
mengerahkan empat helikopter menuju ke lokasi. 

Untuk mendukung bantuan bencana gempa bumi di Nias, Mabes TNI sudah mengerahkan 
personel kesehatan TNI untuk menyiapkan rumah sakit lapangan. satuan kesehatan 
TNI AD akan bekerja sama dengan PMI DKI Jakarta untuk menyiapkan bantuan darah 
untuk transfusi. Mabes TNI juga mengerahkan personel dari Yonif 123, Yon Zikon 
11 dan Yon Zibur 2. Ketiga batalion tersebut ketika bencana sedang dalam 
perjalanan kembali dari tugas sebagai satgas bantuan penanggulangan bencana 
alam TNI di Provinsi NAD. Mereka diberangkatan dari Meulaboh dengan KRI Teluk 
Bayur. Pagi ini bantuan personel tersebut diharapkan sudah berada di Nias. 

Sementara itu, Kodam I Bukti Barisan juga menyiapkan satu batalion infantri 
untuk melaksanakan tugas bantuan di Pulau Nias. Sedangkan satuan marinir dari 
Yon Mar 1 Belawan berangkat dari Medan menuju ke Sibolga. Kepala Divisi 
Penerangan Umum Puspen TNI Kolonel Ahmad Yani Basuki mengatakan, Mabes TNI juga 
sudah mengerahkan bantuan udara dan laut yang terdiri dari Hally Bell, Hally 
Puma, dan pesawat Cassa TNI AD, TNI AL dan TNI AU serta KRI Teluk Bayur dan 
Teluk Sibolga. Bahkan pesawat Cassa TNI AL kemarin sudah berhasil mendarat di 
Nias. 

DPR Gelar Rapat Darurat
Pimpinan DPR akan menggelar rapat darurat Rabu (30/3) petang ini guna 
menyikapai bencana gempa yang terjadi di Pulau Nias dan bagian barat Sumatra 
Utara. Dalam rapat tersebut pimpinan DPR akan membulatkan niat untuk meminta 
supaya memobilisasi sukrelawan dan tenaga sukarelawan dari Aceh ke daerah 
bencana baru tersebut. Hal itu dikemukakan Wakil Ketua DPR, Zainal Ma'arif di 
Gedung DPR, Selasa (29/3) petang. 
(ap/wip/zal/web/fel/emy
/ino/nun/dio/ega/ant)

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Pemerintah Terbuka untuk Bantuan Asing