[list_indonesia] [ppiindia] .. Nias Hancur, 1.500 Orang Tewas

  • From: "Listy" <listy@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "[ppiindia] (E-mail)" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Wed, 30 Mar 2005 09:23:28 +0700

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

 
fyi
 
----- Original Message ----- 
 

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0503/30/utama/1653780.htm
Rabu, 30 Maret 2005     
        
        
        


Gempa Besar Itu Telah Diduga 



GEMPA dan tsunami dahsyat di perairan Sumatera-Andaman tahun lalu sangat 
mungkin akan memicu gempa besar lagi. Hasil kalkulasi menunjukkan, distribusi 
tekanan ko-seismik akibat deformasi vertikal di Patahan Sumatera telah 
meningkatkan tekanan (stress) secara signifikan pada segmen-segmen di 
sekitarnya. Gempa 26 Desember 2004 juga meningkatkan potensi terjadinya zona 
subduksi besar di kawasan ini, yang bisa memicu tsunami. Maka sistem peringatan 
dini di Samudra Hindia menjadi amat penting."

Begitulah abstrak penelitian John McCloskey, Suleyman S Nalbant, dan Sandy 
Steacy, ketiganya dari Sekolah Sains Lingkungan, Universitas Ulster, Coleraine, 
Inggris. Dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature terbitan 17 Maret 2005, 
prediksi mereka menjadi kenyataan sebelas hari setelah pemuatannya.

Gempa besar berkekuatan 8,2 pada skala Richter kembali mengguncang kawasan 
Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, Senin (28/3) malam. Meski tak 
diikuti tsunami, gempa besar itu kembali menelan korban.

"Kalau gempa tahun lalu terjadi di segmen paling utara, sekarang di segmen 
bagian selatan. Tekanan ko-seismik rupanya mengarah ke selatan," kata Dr Nanang 
T Puspito, Kepala Laboratorium Seismologi Departemen Geofisika dan Meteorologi, 
Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung.

Dihubungi secara terpisah, Selasa, Kepala Pusat Sistem Data dan Informasi 
Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika Dr Prih Harjadi menyatakan, gempa 
yang baru saja muncul ini memang masih satu rangkaian dengan gempa dahsyat 
sebelumnya.

"Perjalanan gempa tersebut kemungkinan terus menuju ke selatan-sesuai arah 
tekanan ko-seismik yang diterima-yang pasti akan diikuti oleh gempa-gempa 
susulan. Akan tetapi, belum tentu memicu munculnya gempa-gempa besar lain," 
kata Prih menambahkan.

Jika dirunut dari sejarah kejadian gempa, maka gempa besar yang diikuti tsunami 
juga pernah terjadi di Pulau Siberut yang terletak di perairan Sumatera bagian 
selatan, tahun 1833.

Mengutip penelitian Dr Danny Hilman Natawijaya dari Pusat Penelitian 
Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tentang pola kegempaan di barat 
Sumatera yang dilakukan sejak 1992-dengan memantau pergerakan lempeng dan 
bentuk-bentuk karang laut mikroatol dekat pantai-maka Prih menyebutkan adanya 
kesenjangan seismik (seismic gap) di wilayah selatan.

Kesenjangan seismik menggambarkan suatu kawasan yang jumlah sumber gempanya 
lebih sedikit dibandingkan dengan sumber-sumber gempa di daerah sekitarnya pada 
kurun waktu yang sama.

"Maka kalau terjadi gempa di kawasan seismic gap, akumulasi energinya akan 
tinggi sehingga magnitudo gempanya juga besar," papar Prih.

Kaitan dengan tsunami

Namun, berbagai pertanyaan tetap muncul karena gempa dengan magnitudo sebesar 
itu ternyata tidak memicu tsunami. Padahal, berbagai persyaratan yang 
memunculkan tsunami sepertinya terpenuhi.

Nanang mengungkapkan, ada lima persyaratan yang memungkinkan terjadinya 
tsunami, yaitu lokasi gempa, magnitudo, pusat gempa, mekanisme gempa, dan 
dampak deformasinya.

"Lokasinya betul di laut, magnitudonya besar karena 8,2 pada skala Richter, 
pusat gempa dangkal, dan mekanismenya sesar naik. Hanya saja, karena dampak 
deformasi vertikalnya tidak muncul hingga ke permukaan dasar laut, maka 
permukaan air laut tidak terganggu. Mungkin ini penyebab tidak terjadi 
tsunami," tutur Nanang menjelaskan.

Namun, menurut Prih, sistem deteksi dini yang dipantau dari Colombo, Sri Lanka, 
menunjukkan adanya kenaikan muka air laut hingga 23 sentimeter. "Bisa jadi 
deformasi vertikal yang diakibatkannya memang tidak mengubah permukaan dasar 
laut secara signifikan sehingga tidak mengganggu kondisi air lautnya," katanya.

Deformasi vertikal adalah dua lempeng bersisihan yang ketika ada gempa salah 
satunya naik atau turun. Bila kenaikan atau penurunan ini terjadi hingga ke 
permukaan dasar laut, maka permukaan air laut pun sebagian ikut naik dan turun. 
Ini yang kemudian menimbulkan tsunami untuk mengembalikan keseimbangan.

Deformasi vertikal akibat gempa 26 Desember lalu sudah dibuktikan melalui 
survei dasar laut hasil kerja sama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 
(BPPT) dengan Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (Jamstec).

Dengan menggunakan robot yang bisa menyelam hingga kedalaman 3.000 meter, 
ditemukan longsoran-longsoran lokal pada struktur lipatan (antiklin) di 
kedalaman 2.518 meter. Longsoran ini disimpulkan sebagai bagian dari deformasi 
vertikal yang terjadi. Penelitian yang berlangsung 14 Februari hingga 25 Maret 
lalu juga menemukan sejumlah rekahan (rupture).

"Karena rupture adalah suatu struktur yang mengalami diskontinuitas sehingga 
terjadi deformasi, maka survei itu membuktikan bahwa tsunami dahsyat akhir 
tahun lalu itu memang dipicu oleh suatu gempa bumi," papar Nanang.

Mekanisme gempa

Gempa sendiri terjadi jika ada pelepasan energi elastik- secara mendadak akibat 
aktivitas kerak bumi yang membentuk lempeng-lempeng. Gempa yang berasal dari 
aktivitas lempeng disebut gempa tektonik.

Geolog Le Pichon membagi dunia menjadi enam lempeng utama, yaitu Lempeng 
Eurasia, India-Australia, Antartika, Pasifik, Afrika, dan Amerika.

Semua lempeng selalu bergerak, tetapi pergerakannya tidak seragam, baik 
kecepatan maupun arahnya. Ada yang pelan, ada juga yang sangat aktif hingga 
bergerak sampai 10 sentimeter per tahun.

Pergerakan yang tidak beraturan membuat sebagian lempeng saling tumbuk maupun 
saling geser secara paralel sehingga terjadilah patahan atau sesar. Di titik 
pertemuan antarlempeng itulah tertumpuk energi elastik.

"Namun setiap gempa memiliki karakteristik unik, seperti halnya tsunami. Inilah 
yang jadi tantangan besar untuk bisa memahami proses terjadinya. Manusia masih 
harus belajar untuk mampu memecahkan misteri-misteri alam ini sehingga ke depan 
bisa meminimalkan dampak yang ditimbulkannya," kata Nanang. (nes)

----- Original Message ----- 
Sent: Wednesday, March 30, 2005 7:01 AM
Subject: Nias Hancur, 1.500 Orang Tewas

http://www.suaramerdeka.com/harian/0503/30/nas01.htm
 
Rabu, 30 Maret 2005      NASIONAL       
 Line <http://www.suaramerdeka.com/images/blackpix.gif>         


Nias Hancur, 1.500 Orang Tewas


*       Kemungkinan Gempa Susulan 

  <http://www.suaramerdeka.com/harian/0503/30/sm1nias30.jpg> 
RUSAK PARAH: Sejumlah bangunan di Gunungsitoli, Pulau Nias, Sumatera Utara, 
Selasa (29/3) rusak berat setelah wilayah itu diguncang gempa dengan kekuatan 
8,7 skala Ritcher. Ribuan penduduk dikabarkan tewas dalam gempa yang juga 
melanda wilayah India, Sri Lanka, Malaysia, dan Thailand.(55t)              
        

JAKARTA-Sulitnya untuk berkomunikasi dan kondisi medan yang rusak berat akibat 
gempa yang melanda Pulau Nias dan Pulau Simeulue, pemerintah mengakui belum 
bisa memastikan berapa jumlah korban. Karena itu wajar bila ada yang menyebut 
ratusan, ada yang menyebut ribuan. "Pemerintah belum mendapatkan data korban 
jiwa akibat gempa Nias. Hingga kini masih simpang-siur, karena masih diupayakan 
pertolongan utama untuk evakuasi korban, sehingga belum sampai tahap 
penghitungan," jelas Sekretaris Kabinet (Seskab) Sudi Silalahi, di Istana 
Negara Jakarta, Selasa (29/3).

"Memang keterangan dari Wakil Bupati, Bapeda, dan lainnya berbeda-beda. Kami 
belum menentukan jumlah yang pasti," sambung Sudi.

Terkait jumlah korban gempa Nias tersebut, Mabes Polri memperkirakan korban 
tewas 1.500 orang. Sementara Departemen Sosial (Depsos) menyebut jumlah korban 
tewas dan luka gempa Nias dan Simeulue mencapai 200-400 orang. Angka tersebut 
diperoleh Direktorat Bantuan Sosial Korban Bencana Alam (BSKBA) Depsos dari 
berbagai sumber jaringan komunikasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) dan 
jaringan Radio Kapal Laut Lepas Pantai. Dari informasi yang diterima juga 
diketahui bahwa telekomunikasi, listrik, dan lapangan terbang tidak berfungsi. 

''Kami telah mendapatkan informasi tentang titik-titik terparah akibat gempa 
tersebut. Juga kami memperoleh informasi jumlah korban antara 200 sampai 400 
jiwa. Kami meresponsnya dengan mengirim Kasubsdit Tanggap Darurat Andi 
Hanindito ke titik-titik gempa. Beliau berangkat hari ini (kemarin) pukul 14.00 
WIB,'' kata staf BSKBA, Soejanto, dalam konferensi pers di Kantor Depsos Jl 
Salemba Raya, kemarin.

Soejatno menambahkan, Depsos kemarin juga mengirimkan bantuan berupa 50 velbad, 
50 tenda pleton, dan 2.500 tikar plastik yang akan diangkut dengan pesawat 
Hercules. Selain itu, juga telah menyiapkan cadangan stok beras di Sumatera 
Utara sekitar 50 ton, beserta peralatan evakuasi yang siap dikirim ke lokasi 
bencana.

Terkait gempa tersebut, Mabes Polri segera mengirimkan pasukan dan sejumlah 
peralatan besar, serta pesawat untuk membantu penanganan pascagempa. ''Kami 
segera mengirim pesawat pengangkut untuk evakuasi korban gempa,'' jelas 
Kabidpenum Polri Kombes Zaenuri Lubis, kemarin (29/3), dalam seminar 
''Kerjasama Indonesia-Jepang dalam Meningkatkan Profesionalisme Polri''.

Sementara mengenai tiga pesawat angkut yang dikirim, diprioritaskan untuk 
membatu korban gempa di Nias. Pesawat itu akan membawa barang-barang bantuan, 
alat komunikasi, dan polisi. ''Hari ini (29/3), kami akan kirimkan 2-3 pesawat 
ke Medan untuk memberikan pertolongan. Tetapi kita prioritaskan memberikan 
peralatan komunikasi,'' kata Zainuri Lubis.

TNI AL kemarin juga mengerahkan tiga kapal perang dari perairan di kawasan 
Calang Aceh, Teluk Bayur Padang, dan Sibolga, ke Nias. Menurut Kepala Dinas 
Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksma A Malik Yusuf, kapal-kapal perang itu 
segera diperintahkan pimpinan TNI ke lokasi begitu gempa dilaporkan menghantam 
Nias.

Kapal-kapal itu dimaksudkan untuk melakukan evakuasi, memantau keadaan, serta 
mengangkut obat-obatan dan bantuan lainnya dari Sibolga ke Nias. 

Di pihak lain, Gubernur Sumatera Utara Rizal Nurdin memperkirakan jumlah korban 
tewas mencapai lebih dari 1.000 orang. Laporan yang diterima Gubernur Rizal 
Nurdin, 32 warga Nias Selatan sudah dipastikan tewas. Sedangkan 1.000 orang 
lebih warga Kabupaten Nias tewas. "Satkorlak beserta relawan dari Medan sedang 
ke Nias. Demikian juga kapal TNI AL yang sedang di Aceh dikerahkan ke Nias," 
kata Gubernur Sumatera Utara Rizal Nurdin di Hanggar Pangkalan Udara Polonia, 
Medan, Sumatera Utara, Selasa (29/3).

60% Gedung Roboh

Perkiraan Mabes Polri dan Gubernur Sumatera Utara Rizal Nurdin bisa saja benar 
jika melihat kondisi Pulau Nias yang hancur. Sebagai gambaran, kerusakan di 
Gunung Sitoli, Ibu Kota Kabupaten Nias, diperkirakan 60 persen gedung roboh. 
Demikian pula jembatan di Gunung Sitoli juga putus. ''Informasi yang kami 
terima, kerusakan gedung di atas 60 persen. Dua jembatan di Gunung Sitoli juga 
putus,'' kata Pastor Hans, dari keuskupan sibolga, Sumatra Utara kemarin sore. 

Menurut Pastor Hans, warga dan relawan di Gunung Sitoli masih sibuk melakukan 
evakuasi korban. "Sampai pukul 15.00 WIB, sudah ada lebih 100 jenazah yang 
ditemukan," ungkapnya.

Kondisi yang sama juga terlihat di Teluk Dalam, Ibu Kota Kabupaten Nias 
Selatan. Diperkirakan Kota Teluk Dalam luluh lantak, rata dengan tanah. 
Informasi itu disampaikan Ketua Bapeda Herman La'ia. "Teluk Dalam diperkirakan 
hancur 80 persen. Gedung-gedung pemerintahan luluh-lantak, rata dengan tanah," 
kata dia. 

Jumlah korban jiwa di Nias akibat gempa belum bisa dihitung secara pasti. Namun 
diperkirakan korban tewas mencapai ratusan atau ribuan jiwa, mengingat gempa 
itu sangat dirasakan di seluruh Pulau Nias, termasuk yang di gunung-gunung.

Evakuasi korban di Teluk Dalam juga belum bisa dilakukan secara optimal, karena 
warga sibuk menyelamatkan diri. Di Gereja Bintang Laut pun sudah banyak korban 
yang dirawat oleh suster-suster.

Dirasakan

Gempa yang melanda Pulau Nias juga dirasakan di Kabupaten Sibolga di pantai 
barat Sumatera Utara. Bahkan, daerah tersebut kini telah ditinggalkan ribuan 
warganya untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Selain itu, gempa masih 
terus terjadi hampir setiap jam. Terhitung sejak pukul 06.00 WIB, kemarin, 
sedikitnya terjadi 8 kali gempa susulan.

Akibat gempa ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa . Namun banyak rumah 
dan bangunan yang retak-retak karena kuatnya guncangan gempa. "Gedung-gedung 
retak, banyak bangunan yang miring, sehingga sudah tidak layak lagi. Bangunan 
harus dihancurkan," ujar Puasa Sihombing.

Getaran gempa juga dirasakan warga Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah. Sebagian 
warga Barus sampai saat ini masih mengungsi. Kecamatan Barus, Kabupaten 
Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, berada di bibir pantai barat Sumatera. 
Kecamatan itu di tengah-tengah antara Kota Singkil, Aceh Selatan, dan Kota 
Sibolga, Sumatera Utara. Jarak Sibolga-Barus sekitar 2 jam perjalanan melalui 
jalan darat. 

Menurut Bripda Harahap, anggota Polsek Barus, kemarin, akibat gempa tersebut, 
masyarakat Barus langsung panik. Mereka kemudian mengungsi ke daerah-daerah 
yang lebih tinggi. "Sampai saat ini, sebagian warga masih mengungsi, karena 
masih ketakutan bila ada gempa susulan dan tsunami. Sebagian warga sudah mulai 
pulang ke rumahnya sejak pukul 06.00 WIB," kata Bripda Harahap. 

Getaran gempa juga terasa di beberapa negara tetangga, termasuk Singapura. 
Bahkan, di Negeri Singa itu getaran gempa dirasakan di banyak wilayah. Demikian 
disampaikan Badan Lingkungan Nasional Singapura atau National Environment 
Agency, seperti diberitakan Channel News Asia, Selasa (29/3).

Akibatkan Tsunami

Gempa di Sumatera ternyata telah mengakibatkan tsunami di wilayah Aceh. Daerah 
yang sudah terdata dilanda tsunami adalah Kabupaten Simeulue, Kabupaten 
Singkil, dan Pulau Banyak. Informasi mengenai tsunami di Kabupaten Simeulue dan 
Pulau Banyak disampaikan Pangdam Iskandar Muda Mayjen Endang Suwarya dan Pjs 
Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Azwar Abu Bakar. 

Pangdam menyatakan, saat terjadi gempa pukul 23.09 WIB, Senin (28/3), di 
Simeulue terjadi tsunami. "Informasi dari Bupati Simeulue, tadi malam pas gempa 
terjadi gelombang pasang setinggi 2-3 meter," kata Pangdam. 

Selain di Simeulue, kata Pangdam, tsunami juga melanda Pulau Banyak di dekat 
Kabupaten Aceh Selatan. Selain itu, pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Banyak 
itu juga terkena. Pulau Banyak berada di antara Pulau Simeulue dan Pulau Nias, 
yang diperkirakan menjadi pusat gempa dahsyat itu. 

Selain itu, kata Pangdam, tsunami juga melanda daerah lain di Aceh Selatan, 
yaitu Bakongan. Diperkirakan masih banyak daerah di Aceh Selatan yang juga 
diterjang tsunami. 

Sementara tsunami di Singkil, perbatasan Aceh dengan Sumatera Utara, 
disampaikan oleh seorang warga, Yuli Hardin. "Tadi malam ada gelombang pasang 
di sini sekitar 3 meter. Banyak bangunan yang rusak," kata dia. 

Gempa Susulan

Terkait gempa tersebut, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jepang 
memperkirakan akan ada gempa susulan. "Secara umum saya katakan, gempa itu (di 
Pulau Nias) dipandang sebagai gempa susulan setelah gempa yang terjadi Desember 
lalu," ujar Masahiro Yamamoto, mengenai gemba dahsyat berkekuatan 9 skala 
Richter yang menghantam Aceh dan sekitarnya pada 26 Desember 2004.

"Kemungkinan besar gempa-gempa susulan berikutnya yang berkekuatan sekitar 
delapan pada skala Richter akan terjadi di sana mulai dari sekarang," jelas 
Yamamoto, pejabat divisi observasi tsunami dan gempa bumi BMG Jepang pada 
konferensi pers di Tokyo, Jepang.

Berbeda informasi yang diperkirakan BMG Jepang, Kasubdit Mitigasi Bencana 
Geologi Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Drs Surono 
di Bandung justru memperkirakan gempa yang terjadi di Nias, Sumatera Utara, 
dengan kekuatan 8,7 skala Richter (SR), tidak ada kaitannya dengan gempa bumi 
di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada 26 Desember 2004. "Sebab, pusat gempa di 
Pulau Nias dengan NAD berbeda ''segmen'', meski dalam sistem sesar yang sama," 
kata Surono.

Dia menjelaskan proses terjadinya gempa itu sama dengan gempa bumi di NAD yang 
menimbulkan tsunami akibat adanya penajaman di zona subduksi dari Lempeng 
Indo-Australia ke Lempeng Eurasia hingga terjadi penekanan ke arah sesar. 
Namun, diperkirakan pergerakan sesar tersebut hanya tegak lurus atau sekitar 88 
derajat sehingga kecil kemungkinan diikuti gelombang tsunami, sedangkan 
pergerakan sesar di NAD memiliki kemiringan 30 derajat hingga menimbulkan 
tsunami.

Disebutkannya, dari data United States Geological Survey (USGS), kekuatan gempa 
tersebut 8,7 SR dengan kedalaman 30 km, dan lokasi gempa itu terletak di 2,093 
derajat Lintang Utara (LU) - 97,016 derajat Bujur Timur (BT). "Atau terletak 
pada posisi 205 km barat laut Sibolga, 245 km arah barat daya Medan hingga 
getaran gempa dapat dirasakan masyarakat NAD umumnya, Sumatera Utara, Padang, 
Jambi, dan Pakanbaru", ujarnya.

Sedangkan getaran gempa itu dapat terasa cukup kuat pada daerah-daerah yang 
disusun oleh endapan-endapan alluvial sungai dan alluvial pantai di wilayah 
NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, dan Riau, serta pulau-pulau kecil di lepas pantai 
barat Pulau Sumatera, seperti Pulau Nias dan Pulau Simeuleu.

Akibat besar kekuatan gempa bumi tersebut, menurut dia, gempa susulan akan 
terjadi setelah gempa besar kekuatan 8,7 SR tersebut, dengan kekuatan antara 
lima skala Richter sampai enam skala Richter.

Karena itu, dia meminta warga untuk tetap waspada terhadap kejadian gempa 
susulan, dan diharapkan jangan sampai tinggal di bangunan-bangunan yang telah 
rusak. 

Shalat Gaib

Di tempat terpisah Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan kepada seluruh umat 
Islam di Indonesia untuk segera menyelenggarakan shalat gaib bagi korban 
bencana gempa di Nias. Selain itu MUI juga mengimbau masyarakat untuk kembali 
menggalang bantuan berupa makanan, pakaian layak pakai, dan uang untuk Nias. 

Seruan MUI tersebut disampaikan Sekretaris Umum (Sekum) MUI Pusat Prof Dr M 
Dien Syamsudin seusai konferensi pers tentang Kongres Umat Islam Indonesia di 
Masjid Istiqlal, kemarin. 

''MUI siap menerima dan menyalurkan bantuan dari masyarakat. MUI sudah 
menyalurkan dan menerima bantuan melalui lembaga yang selama ini menangani 
bantuan bencana tsunami Aceh,'' kata Dien.

Dalam siaran persnya, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menyambut gembira 
kesiapan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka NAD yang siap mengirimkan relawan ke 
Nias. (F4,bu,dwi,ant,dtc-69t) 

 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] .. Nias Hancur, 1.500 Orang Tewas