** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** KOMPAS, Kamis, 17 Maret 2005 Muhammadiyah Hadapi Krisis dan Kejenuhan Jakarta, Kompas - Saat ini ada kecenderungan untuk menyakralkan pikiran baku Muhammadiyah. Tidak heran jika pemikiran Muhammadiyah menghadapi masa krisis dan kejenuhan. Secara praksis, untuk bisa mengembangkan pemikirannya, Muhammadiyah perlu melakukan "kekufuran" jilid kedua. Sebuah langkah yang berani melanggar pemikiran baku Muhammadiyah untuk mengembangkan pemikiran. Demikian antara lain pemikiran yang disampaikan Husni Thoyar (Ketua Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, dan Prof Dr M Yunan Yusuf (Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam diskusi dan peluncuran buku Jelang Satu Abad Muhammadiyah Menuju Kebangkitan Kedua di Jakarta, Rabu (16/3). "?Kekufuran? jilid I sudah dilakukan Ahmad Dahlan yang berani dituduh kafir ketika mulai membangun pemikiran baru di persyarikatan Muhammadiyah," ujar Yunan menjelaskan. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah, menurut Yunan, ketika melakukan pembaruan Islam melalui persyarikatan Muhammadiyah sering dianggap sebagai kafir. Anehnya, sekarang banyak orang- orang Muhammadiyah yang dengan mudah menuduh orang lain kafir ketika mengajukan pemikiran yang berbeda. "Dulu orang Muhammadiyah juga dituduh kafir karena membangun sekolah dan berpakaian seperti orang-orang Belanda. Sekarang hampir semua lembaga pendidikan menjadi modern dan tidak menolak jas," ujarnya. Desakralisasi Untuk melakukan proses pembaruan pemikiran, menurut Yunan, Muhammadiyah harus berani mengambil langkah konkret. Ada tiga agenda yang ditawarkan Yunan, yaitu meneruskan interpretasi hermeneutika Al Quran; secara serius mengembangkan lembaga ekonomi Muhammadiyah; serta perlu reformulasi terhadap teologi Muhammadiyah, sebagai akibat turunnya perkembangan pemikiran dibandingkan dengan amaliyah Muhammadiyah. Husni menilai, Muhammadiyah harus berani melakukan desakralisasi pemikiran-pemikiran bakunya. Jika tidak memiliki keberanian untuk melakukan desakralisasi pemikiran bakunya, maka akan terjadi kejumudan. Pada akhirnya Muhammadiyah akan kehilangan roh sebagai pembawa pembaruan. "Selama ini, seakan-akan kita tidak pernah mau tahu dan menerima pemikiran yang berbeda. Seperti yang dilakukan oleh anak-anak muda dengan JIMM (Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah-Red)," ujarnya. Pada saat yang sama, Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ahmad Rofiq yang juga jadi pembicara mengatakan, Muhammadiyah hari ini menghadapi tantangan yang tidak ringan. Bukan sekadar pemikiran yang tidak berkembang, melainkan juga organisasi. "Pertanyaan besar yang sering muncul di kepala saya, mampukah Muhammadiyah hari ini menghadapi persoalan internalnya, persoalan kebangsaan, dan isu-isu internasional sekarang serta mengantisipasi perkembangannya di masa depan," ujarnya. Soal JIMM, menurut Rofiq, merupakan salah satu solusi untuk memecah kebekuan pemikiran Muhammadiyah selama ini. Lahirnya JIMM juga bisa dikatakan sebagai reaksi perlawanan atas wacana kalangan internal Muhammadiyah yang hanya sekadar mengikuti pemikiran Ahmad Dahlan. (MAM) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **