[list_indonesia] [ppiindia] Mempersiapkan Birokrasi Dinamis

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 18 Mar 2005 22:28:14 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

            SUARA KARYA

            Mempersiapkan Birokrasi Dinamis
            Oleh Haryono Suyono 


            Sabtu, (19-03-'05)
            Akhir-akhir ini keprihatinan dan pembicaraan tentang aparat 
birokrasi Republik Indonesia berlangsung gencar. Perhatian itu sangat beralasan 
karena pada akhirnya roda pemerintahan sangat tergantung pada kemampuan para 
menteri dan jajaran pimpinan pemerintahan dalam menggerakkan birokrasi dari 
tingkat yang paling puncak, di kantor kepresidenan, sampai ke jajaran yang 
paling depan di pedesaan dan pedukuhan. Perhatian itu harus diikuti dengan 
langkah-langkah strategis secara sistematis dan dilaksanakan secara terpadu 
pada lingkup nasional dan di seluruh daerah. Birokrasi sebagai pendukung 
pemerintahan yang melayani rakyat banyak harus bisa menggerakkan roda 
pemerintahan sesuai dengan visi dan misi yang dikehendaki rakyat secara 
transparan, dengan adil dan berbudaya serta dengan ketepatan yang tinggi. Di 
samping itu harus juga disertai dinamika yang sanggup menyampaikan pesan-pesan 
kepada rakyat banyak tepat pada waktu yang diperlukannya. 

            Syukur Alhamdullilah, pemerintah secara berani telah mengambil 
beberapa langkah strategis. Salah satu langkah strategis itu adalah diadakannya 
secara nasional dan serentak ujian saringan untuk calon pegawai negeri sipil. 
Hasil ujian itu akan disiapkan untuk mengisi lowongan dari berbagai jenjang 
aparat birokrasi di seluruh pelosok Tanah Air. Tentu hasil ujian itu tidak 
begitu saja siap untuk mengisi aparat yang lowong karena ditinggal aparat yang 
pensiun atau karena memang dibutuhkan tambahan aparat baru berhubung 
bertambahnya beban kerja suatu unit birokrasi. Atau, karena perubahan struktur 
dan pengaturan kerja akibat desentralisasi otonomi daerah, aparat di daerah 
perlu dilengkapi dengan tenaga yang lebih banyak. Atau, karena pengubahan 
pengaturan tata pemerintahan, aparat birokrasi dianggap tidak memadai lagi 
untuk melayani masyarakat. 

            Lebih lanjut, belum lama ini muncul pula pernyataan bahwa sebagian 
besar pejabat eselon I aparat birokrasi akan diganti. Penggantian pejabat 
eselon I itu sebagian adalah karena alasan pensiun, dan selebihnya karena 
sebagian dari aparat eselon I dianggap tidak cakap melaksanakan tugas yang 
dibebankan kepadanya. Atau, sebagian lagi tidak tepat pada tempatnya sehingga 
tidak mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya untuk memberikan pelayanan 
kepada masyarakat. Atau, karena tuntutan masyarakat yang makin dinamis, 
sehingga pejabat yang bersangkutan dianggap tidak lagi cakap di bidang yang 
menjadi tanggung jawabnya. 

            Di daerah, lebih-lebih dalam suasana desentralisasi dan otonomi 
daerah, hampir setiap hari ada saja pergantian aparat birokrasi karena alasan 
yang sama. Pejabat yang bersangkutan memasuki masa pensiun, atau oleh atasannya 
dianggap tidak cakap memberikan bantuan pelayanan untuk rakyat banyak. Agak 
menyedihkan karena "anggapan tidak cakap melayani masyarakat" itu biasanya 
sangat subyektif, artinya dinilai oleh atasan masing-masing dengan cara 
penilaian dengan indikator yang lemah dan tidak jelas. 

            Sistem penilaian pegawai negeri, aparat birokrasi, yang 
dipergunakan selama ini, yaitu dengan sistem isian DP3, biarpun mungkin saja 
secara teoritis mempunyai maksud yang baik dan luhur, berisi variabel-variabel 
yang kalau dilaksanakan dengan baik akan melahirkan aparat birokrasi yang baik, 
dalam praktik penilaiannya tidak dilakukan dengan baik. Sebagian besar petugas 
yang menilai dan mengisi formulir DP3 tersebut tanpa tanggung jawab yang 
tinggi, sehingga isian yang dicantumkannya kurang akurat, bahkan sering 
terkesan bahwa pengisian DP3 itu tidak mendapat perhatian. Isian yang 
seharusnya dilakukan dengan sangat cermat dan hati-hati, karena tidak dilakukan 
dengan baik, hasilnya kurang mencerminkan kemampuan dan keberhasilan aparat 
yang sesungguhnya, dan tidak cocok untuk menilai aparat yang bersangkutan. 

            Oleh karena itu, perlu disambut dengan sebaik-baiknya maksud 
pemerintah untuk mengembangkan aparat birokrasi yang sanggup mengantar dan 
mendampingi pemerintah melayani rakyat banyak. Pemerintah harus mendapatkan 
pendamping yang tidak saja cakap dalam bidangnya, mempunyai dedikasi yang 
tinggi, tetapi juga menguasai visi dan misi yang ditawarkan oleh pemerintah, 
mampu menerjemahkan dalam berbagai program dan kegiatan yang sangat dibutuhkan 
oleh rakyat banyak. Lebih dari itu, aparat pemerintah itu juga harus sanggup 
mendampingi pemerintah melaksanakan berbagai komitmen jangka panjang yang siapa 
pun pemerintahnya harus dilaksanakan dengan baik. Di samping itu aparat 
birokrasi harus pula mampu mendampingi pemerintah melaksanakan komitmen 
internasional yang telah menjadi komitmen dunia, lebih-lebih komitmen yang 
dilakukan bersama-sama banyak negara dalam forum dunia seperti Perserikatan 
Bangsa-bangsa. 

            Kita mencatat dengan penuh kegembiraan langkah tegas yang diambil 
oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang secara tegas mengirim aparatnya yang 
terbaik untuk membali ke bangku kuliah pada Pascasarjana Unair dan secara 
khusus mempelajari masalah-masalah pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam 
lingkup pemerintahan. Langkah ini merupakan langkah strategis karena dengan 
demikian pemerintah daerah menempatkan manusia, yaitu aparat birokrasi, sebagai 
titik sentral pembangunan. Dengan manusia yang tidak saja profesional, 
terampil, dinamik, berdedikasi, tetapi juga mendapat perhatian yang tinggi 
dalam pembangunan, diharapkan setiap aparat akan makin siap mengembangkan diri 
untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada rakyat banyak. 

            Lebih membesarkan hati lagi karena pada kuliah perdana yang 
mengantar para staf muda tersebut, Gubernur Jawa Timur Imam Utomo, dan Rektor 
Universitas Airlangga, Prof Dr Puruhito, secara pribadi meluangkan waktu untuk 
memberikan petunjuk tentang apa saja yang harus menjadi perhatian para pegawai 
senior yang di masa depan diharapkan mampu mendampingi Gubernur dan aparatnya 
melayani masyarakat di seluruh provinsi yang potensial tersebut. 

            Pengiriman tenaga senior untuk studi jangka panjang sampai mereka 
mencapai jenjang S2 tersebut sangat penting. Tetapi lebih dari itu, perlu pula 
segera diisi suatu critical mass aparat birokrasi di segala tingkatan dengan 
pembelajaran jangka pendek secara komprensif, bervariasi, yang secara terpadu 
mengembangkan pendekatan dengan menempatkan rakyat banyak, penduduk, sebagai 
titik sentral pembangunan. 

            Dalam hal ini kita mencatat dengan gembira langkah strategis yang 
telah mulai diambil oleh Departemen Dalam Negeri dengan pelatihan pegawai dan 
pejabat senior berbagai kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, beberapa waktu 
lalu. Pembelajaran tersebut, yang untuk pertama kalinya diikuti oleh tidak 
kurang dari 95 peserta dari seluruh Indonesia, dan terdiri dari pejabat senior 
sekretaris daerah, para deputi, kepala biro dan kepala badan, serta ketua, 
wakil ketua dan anggota DPRD perlu mendapat dukungan dan diteruskan secara 
berkala dengan kecepatan yang lebih tinggi. Aparat di daerah, baik aparat Pemda 
maupun anggota legislatif, lebih-lebih dalam suasana otonomi daerah, perlu 
memahami latar belakang berbagai persoalan nasional maupun komitmen 
internasional sebelum mengambil langkah-langkah pembangunan untuk kepentingan 
rakyat banyak di daerahnya. 

            Komitmen nasional dan internasional tersebut, dengan cara yang 
elegan dapat dimasukkan dalam langkah-langkah pelaksanaan program pembangunan 
di daerah sehingga kesatuan dan persatuan nasional, maupun komitmen 
internasional sebagai bangsa yang beradab, tetap terpelihara dengan baik. 
Pelaksanaan berbagai komitmen tersebut sekaligus akan mengangkat martabat 
bangsa lebih terhormat, dan hasilnya pasti akan kembali lagi kepada rakyat 
banyak di daerah. 

            Oleh karena itu, pelatihan para pejabat daerah yang dilakukan oleh 
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri, minggu lalu, perlu 
mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten dan kota dengan lebih besar lagi 
sehingga apabila perlu dapat segera dilakukan di daerah dengan frekuensi lebih 
besar lagi. Aparat daerah perlu berkejaran dengan waktu untuk memberikan 
pelayanan dengan pendekatan yang lebih segar, yaitu dengan menempatkan manusia, 
rakyat banyak, sebagai titik sentral pembangunan. Manusia, rakyat banyak, yang 
dewasa ini mulai mendapat tempat sebagai sasaran dan sekaligus pelaku 
pembangunan, perlu mendapat pembelajaran dengan pelayanan yang sebaik-baiknya 
dari berbagai jajaran birokrasi dan aparatur pemerintah yang mendampinginya. 
Pendekatan pelayanan di masa lalu, yang bertumpu pada pelayanan oleh aparatur 
sesuai dengan kemampuan pemerintah tidak lagi tepat. 

            Rakyat yang ingin dan mampu berperan serta dalam pembangunan harus 
mendapatkan kesempatan memainkan perannya dengan baik, yaitu apabila aparatur 
birokrasi dapat mengembangkan dirinya menjadi fasilitator yang baik dari 
berbagai program dan kegiatan yang diperuntukan rakyat banyak di daerahnya. 
Dalam era pembangunan yang transparan dan partisipatif sekarang ini tidak ada 
lagi monopoli pembangunan oleh pemerintah atau segelintir oknum dekat dengan 
pemerintah. Seluruh rakyat yang mempunyai kemampuan berhak ikut serta dalam 
pembangunan. Justru keberhasilan pembangunan harus diukur dari kepadatan 
partisipasi yang dilakukan oleh rakyat banyak, bukan dari besarnya proyek yang 
dirancang oleh pemerintah. Rakyat banyak, apabila perlu dan menganggap suatu 
kegiatan perlu segera dilaksanakan, harus mendapat kesempatan untuk ikut serta 
membiayai ongkos pembangunan yang dibutuhkan oleh rakyat banyak. 

            Pendekatan pembangunan dengan partisipatif seperti ini memerlukan 
aparat birokrasi yang mampu mengembalikan kesempatan membangun kepada rakyat. 
Diperlukan aparat birokrasi yang mengerti, dan apabila tidak mengerti aspirasi 
masyarakat mau mempelajari dan mendalami aspirasi tersebut. Aparat birokrasi, 
yang mungkin saja di masa lalu agak "manja" karena mampu menelorkan berbagai 
proyek pembangunan yang besar, dan mengalirkan pembiayaan yang juga besar, 
sekarang harus sanggup mendengar rakyat banyak menelorkan proyek besar, dan 
membuka peluang serta suasana yang kondusif agar proyek besar yang dicetuskan 
rakyat itu dapat dilaksanakan dengan aman dan berhasil. Pemerintah, lebih-lebih 
pemerintah daerah, harus sanggup menjadi fasilitator untuk pembangunan untuk 
rakyat, oleh rakyat dan menguntungkan rakyat banyak. 

            Langkah-langkah yang telah diambil oleh Departemen Dalam Negeri 
dengan pendidikan dan pelatihan aparat daerah, lengkap dengan pimpinan dan 
anggota DPRD tersebut, perlu segera ditindaklanjuti dengan pelatihan yang 
diadakan di daerah-daerah dan dikelola bersama dengan perguruan tinggi yang ada 
di sekitar daerahnya. Pengelolaan bersama perguruan tinggi tersebut bisa 
merupakan sarana untuk saling memahami dan menjalin kerjasama jangka panjang 
yang makin harmonis. Tenaga-tenaga akademis perguruan tinggi bisa makin belajar 
kebutuhan rakyat banyak yang mendesak sehingga pengajaran yang diberikannya di 
ruang kuliah makin mempunyai hubungan yang relevan dengan kehidupan nyata 
rakyat di sekitar kampus, atau di kampung-kampung yang jauh dari kampus. 
Teori-teori hebat yang dikembangkan para ahli ilmu pengetahuan, teknologi dan 
manajemen sumber daya manusia dan birokrasi, secara sederhana dicarikan 
relevansinya dengan kehidupan nyata dalam lingkungan birokrasi provinsi, kabupa
 ten, kota, kampung dan pedesaan, sehingga setiap mahasiswa makin mencintai 
tanah airnya. 

            Gagasan-gagasan David Osbone dan Ted Gaebler tentang Reinventing 
Government, atau David Osborne dan Peter Plastrik tentang Banishing Bureucracy, 
dengan mudah dapat dikembangkan bersama antara para ahli dari perguruan tinggi 
dan mereka yang sudah lama berkecimpung dalam lingkungan birokrasi 
pemerintahan. Gagasan-gagasan itu bisa menjadi awal dari revolusi birokrasi 
yang tidak saja meningkatkan kinerja, tetapi sekaligus membahagiakan para 
pegawai dan rakyat yang memberikan mandat kepada pegawai negaranya. 

            Lebih dari itu, hipotesa yang ditarik dari berbagai studi dalam 
lingkungan perguruan tinggi bukan lagi hipotesa virtual yang ada di 
awang-awang, tetapi merupakan refleksi nyata dari kehidupan yang ada di sekitar 
kita, dalam lingkungan birokrasi di kantor gubernur, bupati, kecamatan, dinas 
dan biro-biro yang biasanya angker, juga di kampung atau di kota-kota dan RT 
dan RW kumuh. Akibatnya, akan makin positif, rakyat dengan sumber daya manusia 
makin profesional, akan makin bangga karena desanya yang gersang, kampungnya 
yang kumuh, dan keadaan kesehatannya yang rentan, tingkat pendidikannya yang 
rendah dan ketidak-mampuannya mengatasi tekanan kemiskinan mendapat dukungan 
dari anak-anak mereka. Khususnya, yang dikirim ke perguruan tinggi dan aparat 
birokrasi yang ada di daerahnya yang sangat peduli dan tanggap atas keluhannya. 
Dengan hantaran pembelajaran yang tepat, kita akan memperoleh aparat birokrasi 
yang sanggup menjadi advokator dan fasilitator pembangunan yang 
 menguntungkan rakyat banyak. *** 

            (Prof Dr Haryono Suyono, adalah
            pengamat sosial kemasyaratakan, dosen Unair Surabaya).  
     
     


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Mempersiapkan Birokrasi Dinamis