** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** MEWASPADAI DI BALIK KONFLIK AMBALAT =20 Seperti telah ramai diberitakan, saat ini tengah terjadi konflik sengit ant= ara Indonesia dan Malaysia memperebutkan blok Ambalat dan East Ambalat di= Laut Sulawesi. Konflik ini terjadi menyusul klaim Malaysia atas wilayah it= u. Malaysia melalui perusahaan migasnya, Petronas, bahkan pada 16 Februari= lalu telah memberikan konsesi blok kaya migas itu kepada Shell (perusahaa= n patungan Inggeris-Belanda). Nama lengkapnya, The Royal Dutch/ Shell Group= . Menurut data Ditjen Migas Departemen energi dan Sumber Daya Mineral, kaw= asan ini memang mempunyai kandungan minyak yang sangat besar. Diperkirakan = mencapai 700 juta hingga satu miliar barel, sementara kandungan gasnya dipe= rkirakan lebih dari 40 triliun kaki kubik (TCF). Klaim itu tentu ditolak me= ntah-mentah oleh pemerintah Indonesia yang merasa lebih dulu menguasai wila= yah itu, apalagi sebelumnya Indonesia juga telah memberikan konsesi pengelo= laan migas blok Ambalat kepada perusahaan Italia, ENI, serta Blok East Amba= lat bagi perusahaan Amerika Serikat (AS), Unocal.=20 Konflik itu dikhawatirkan makin meruncing karena kedua belah pihak kini tel= ah mengerahkan kekuatan angkatan bersenjatanya di kawasan sengketa. Bila ti= dak disikapi secara hati-hati, bukan tidak mungkin akan timbul perang terbu= ka diantara dua negeri muslim bertetangga. st1:*{behavior:url(#ieooui) } Mewaspadai Konteks Global Dalam konflik ini, hampir tidak ada pihak yang berupaya melihat bahwa ada k= onspirasi yang berupaya membenturkan Indonesia dan Malaysia dalam konflik a= badi dan membuat negara-negara imperialis dapat melestarikan hegemoni dan p= enjajahannya, baik secara langsung maupun lewat Singapura. Negara kecil in= i hanya kuat bila Indonesia dan Malaysia lemah akibat terus menerus berkela= hi. Situasinya mirip dengan Timur Tengah, dimana antarnegeri muslim terus b= ertengkar memperebutkan wilayah dan daerah kaya migas, seperti antara Iran = dengan Irak, Irak dengan Kuwait, antar beberapa negara Teluk, Suriah dengan= Iran dan Lebanon, dan sebagainya. Memang hanya para konspirator yang akan = untung besar, terlepas dari apakah Indonesia atau Malaysia yang mendapatkan= hak atas kontrak bagi hasil (production sharing contract).=20 Indikasi adanya konspirasi itu bica dibaca di koran terbitan Amerika Seri= kat, Los Angeles Times, edisi 4 Maret 2005, yang juga mengutip Wall Street = Journal edisi sehari sebelumnya. Dikabarkan Chevron-Texaco, raksasa migas t= erbesar kedua di AS, sedang melirik Unocal (Union Oil Company of California= ). Ini kabar lama, namun jadi kian nyaring tahun ini karena laba para raksa= sa migas menggunung akibat melonjaknya harga minyak, sementara mereka mau m= enambah cadangan minyak dan gasnya. Pada Januari 2005 raksasa migas RRC, Ch= ina National Offshore Oil Corporation (CNOOC), serta Royal Dutch/ Shell Gro= up mendekati Unocal. Belum jelas siapa yang akan sukses mengakuisisi perusa= haan migas terbesar kedelapan AS itu. Chevron-Texaco adalah pemilik perusahaan tambang minyak terbesar di Indones= ia, PT Caltex Pasific Indonesia, juga beberapa perusahaan yang berafiliasi = dengan Caltex, baik di Indonesia, Singapura maupun negara-negara lain di As= ia Pasifik dan AS. Konsesi Chevron-Texaco (Caltex) diperkirakan melebihi 70= persen dari total produksi minyak Indonesia. Salah satu konsekuensinya, pe= merintah, parlemen, KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), pers dan ulama= perlu kian membuka mata mereka terhadap terjadinya monopoli dan oligopoli = dalam penambangan minyak, jika Unocal jadi dibeli pemilik Caltex. Ironisnya= , produksi Pertamina tidak sampai sepuluh persen total produksi nasional. A= dapun CNOOC, sebagai pemilik saham Maxus diberitakan dalam pencemaran Teluk= Jakarta dan kasus-kasus penyelewengan kontrak bagi hasil di penambangan mi= nyak lepas pantai Jakarta.=20 Jadi, di balik pengerahan pasukan militer Indonesia dan Malaysia, dan di ba= lik perang diplomasi pemerintah Jakarta dan Kuala Lumpur, ada fakta Chevron= -Texaco versus Shell. Sebenarnya, para raksasa migas AS -- tidak hanya Chev= ron-Texaco -- sudah lama menghadapi perusahaan Inggris-Belanda serta perusa= haan Eropa lain. Ini terlihat dari sejarah jatuhnya tambang-tambang migas d= i Indonesia kepada berbagai perusahaan AS, baik di era penjajahan Belanda m= aupun sesudah mereka mendepak Belanda di era pemerintahan Soekarno, seperti= saat perebutan Irian Barat dimana AS mendapat hadiah tambang emas Freeport= .=20 Ketika ada peristiwa PRRI dan Permesta, tambang minyak Chevron dan Texaco d= i Riau salah satu areal konsesi minyak mereka tidak diganggu oleh pemerinta= h, TNI, dan gerakan insurgensi. George Aditjondro (1999) dalam buku Tangan-= tangan Berlumuran Minyak menyebut tahun 1957 Shell mulai didepak perusahaan= AS. Di Malaysia Shell berkuasa sesuai sejarah imperialisme Inggris dan had= iah kemerdekaan Malaysia. Namun, itu hanya duel semu. Situasinya mirip deng= an hadis Nabi Muhammad SAW bahwa musuh-musuh Islam akan memperebutkan kita = bagaikan orang-orang berebut hidangan di atas meja. Mereka mungkin bertengk= ar, tapi bisa juga berdamai bila makanan dibagikan kepada semua pihak secar= a proporsional. Kesemuan itu juga terjadi saat terlihat ada kompetisi antar= perusahaan migas AS. =20 Membangun Kesadaran Sesungguhnya, pemilik perusahaan-perusahaan minyak dan gas itu adalah orang= -orang yang memiliki tujuan hidup, ideologi, dan visi-misi yang sama, terut= ama bila dikaitkan dengan ambisi Yahudi menguasai dunia serta menghancurkan= dan mencegah Islam kuat kembali. Sebagian saham Shell dipegang keluarga Ro= thschild, pendiri Bank of England, donatur Freemasonry dan gerakan penumban= gan Khilafah Islam yang saat itu berpusat di Istambul, Turki. Mereka pula p= enyebab Palestina dicaplok Inggris yang belakangan diserahkan kepada Israel= . Sementara itu, perusahaan-perusahaan migas AS, seperti Exxon dan Mobil Oi= l (belakangan merger menjadi Exxon-Mobil), Chevron dan Texaco (belakangan C= hevron mengakusisi Texaco), dan sebagainya, dikuasai keluarga dan turunan J= ohn D Rockefeller. Kini, keluarga mereka memimpin pencegahan berdirinya kem= bali Khilafah Islam, institusi pemerintahan berbasis Sunnah Nabi, yang dulu= ditumbangkan kapitalis Yahudi Inggris, Rothschild.=20 Adapun Mustafa Kemal Attaturk hanya aktor lapangan. Kesamaan latar belakang= dan ideologi itu yang memudahkan terbentuknya BP, gabungan perusahaan asal= Inggris, British Petroleum, dengan perusahaan-perusahaan AS, Arco (Atlanti= c Richfield Company) dan Amoco. Apalagi, sejak dulu ada poros Anglo-Amerika= (Inggris-AS) yang didasari kesamaan agama (kristen Protestan), kesamaan ra= s (Anglo-Saxon) dan kesamaan kepentingan dalam aspek gold (kekayaan ekonomi= , termasuk tambang migas dan emas), gospel (penyebaran agama dan nilai-nila= i kristen), serta glory (penguasaan dunia dan pencegahan berdirinya kembali= Daulah Islam). Persaingan Chevron-Texaco versus Shell juga sama tidak juju= rnya dengan persaingan antara AS dan Eropa dalam menghadapi persoalan Irak-= Iran, serta reaktor nuklir Iran. Dalam perang Iran-Irak, Iran didukung Uni = Soviet dan beberapa negara Eropa, sementara AS mendukung agen intelijennya,= Saddam Hussein. Posisi berbeda diambil dalam penyerangan Irak tahun 2003. = Begitupun dengan kasus Iran. Dapat pula dinyatakan bila Indonesia menyerahkan konsesi Blok Ambalat kepad= a ENI (dimiliki Italia), maka pemerintah Italia adalah pendukung kuat AS da= lam memerangi umat Islam di Irak, Afghanistan dan sebagainya. Penyerahan Bl= ok East Ambalat kepada Unocal (AS) juga sama: memodali penjajah memerangi k= ita dan saudara kita. Begitu pula jika Petronas (Malaysia) menyerahkannya k= epada Shell: memodali Inggris dan Belanda menguasai kita. AS, Inggris, Bela= nda dan sekutu protestan mereka sama mendukung Israel. Saat AS mengembargo = TNI, Inggris mengikutinya. Bahkan, mereka bekerja sama mengoperasikan satel= it mata-mata Echelon yang bisa menyadap semua alat telekomunikasi.=20 Berbagai kesamaan itu yang memungkinkan Petronas bekerja sama dengan perusa= haan AS, Exxon-Mobil dan Chevron-Texaco, menambang minyak dan memasang pipa= di Chad dan Kamerun, Afrika yang diresmikan tanggal 29 Juli 2003 (lihat ar= sip berita di situs Petronas). Konflik hanya memperbesar keuntungan dan kek= uasaan Barat. Hampir semua senjata Indonesia buatan AS, sementara Malaysia = didukung Inggris. Akan ada alasan peningkatan belanja militer yang ujung-uj= ungnya menggemukkan industri militer AS dan Inggris.=20 Padahal, AS sudah diuntungkan keputusan Pengadilan AS yang mewajibkan Indon= esia (Pertamina) membayar 305 juta dolar kepada Karaha Bodas Company untuk = suatu klaim yang tidak ada wujudnya, tidak pernah dikerjakannya. Perusahaan= -perusahaan minyak AS dan Eropa kian untung dengan kenaikan harga BBM karen= a sebentar lagi mereka dibolehkan membuka SPBU di sini. Mereka menghendaki = harga BBM Indonesia tidak berbeda dengan harga internasional agar laba mere= ka tidak berkurang karena selisih kurs.=20 Sebagai renungan, hingga akhir 2004 Chevron-Texaco dilaporkan memiliki cada= ngan minyak sebanyak 11,25 miliar barrel. Bayangkan pula, ketika pendapatan= nya melonjak 28 persen dari 121,3 miliar dolar AS tahun 2003 menjadi 155,3 = miliar dolarAS tahun lalu, maka laba bersih mereka naik 85 persen dari 7,2 = miliar dolar AS tahun 2003 menjadi 13,3 miliar dolar (Los Angeles Times, ib= id). Adapun laba Unocal naik 88 persen dari 643 juta dolar AS tahun 2003 me= njadi 1,21 miliar dolar AS tahun 2004. Kini, semua angka itu akan terus mel= ambung karena kenaikan harga BBM domestik, reduksi pajak bagi mereka, pembe= rian konsesi tambang bernilai ribuan triliun rupiah, dan rakyat Indonesia, = Malaysia dan lain-lain tetap saja tidak menjadi tuan di rumahnya sendiri. R= I dan Malaysia harus sadar bahwa banyak pihak menghendaki mereka tetap berk= elahi setelah sebelumnya gagal meraih keluhuran kemanusiaan dan persaudaraa= n dalam persoalan TKI. Wajar, berdiplomasi memakai alat pertahanan (gunboat= diplomacy).=20 =20 Mencari Solusi Dalam menyikapi konflik ini, yang pertama kali harus diingat adalah bahwa M= alaysia dan Indonesia adalah sama-sama negeri Islam dengan penduduk mayorit= as muslim. Sebagai sesama muslim, keduanya tentu adalah bersaudara, meski h= idup dalam wilayah berbeda. Persaudaraan Islam tidaklah mengenal batas teri= torial.=20 =20 ]=C5=F6=E4=F8=F3=E3=F3=C7 =C7=E1=FA=E3=F5=C4=FA=E3=F6=E4=F5=E6=E4=F3 =C5=F6= =CE=FA=E6=F3=C9=F1 =DD=F3=C3=F3=D5=FA=E1=F6=CD=F5=E6=C7 =C8=F3=ED=FA=E4=F3 = =C3=F3=CE=F3=E6=F3=ED=FA=DF=F5=E3=FA[ Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah (Q= .S. al-Hujurat: 10) =20 Di masa kejayaan Islam, umat Islam di seluruh dunia hidup dalam naungan dau= lah khilafah. Tapi pada tahun 1924, payung dunia Islam itu runtuh dengan h= ancurnya Khilafah Utsmani yang berpusat di Turki. Setelah itu, umat yang du= lu bersatu terpecah belah menjadi lebih dari 50 negara, termasuk di antara= nya Indonesia dan Malaysia dengan beragam konflik yang mewarnai, diantarany= a perebutan wilayah sebagaimana kini tengah terjadi. Dari sini bisa ditarik= kesimpulan, bahwa sesungguhnya akar persoalan di balik krisis Ambalat bu= kanlah masalah perbatasan, melainkan karena adanya doktrin nation state yan= g melahirkan negara bangsa. Doktrin ini pula, bersama dengan paham nasiona= lisme, yang digunakan oleh penjajah untuk mengerat-ngerat negeri-negeri mus= lim dan mempertahankan perpecahan di seluruh dunia Islam.=20=20 Jika konflik ini tidak dapat diselesaikan secara arif dan rasional, akan de= ngan mudah memicu perang terbuka antara Malaysia dengan Indonesia, sebagaim= ana yang dituntut oleh sebagian kalangan yang akhir-akhir ini kian nyaring = terdengar di Indonesia. Bila itu benar-benar terjadi, kedua negara pasti ak= an mengalami kerugian besar. Sementara, yang diuntungkan justru pihak lain.= Mengapa? Pertama, perang pasti akan menguras sumberdaya kedua negara (dana= , manusia, waktu dan tenaga). Sementara, secara ekonomi, karena konsesi eks= ploitasi migas telah diberikan oleh pemerintah Indonesia dan Malaysia kepad= a perusahaan minyak asing, maka siapa pun yang kelak akan menguasai blok it= u, perusahaan dan negara tempat perusahaan itu berasal itulah yang diuntung= kan. Kedua, secara politik, jika masing-masing pihak bersikukuh dengan klai= mnya, maka bisa jadi kawasan tersebut akan diinternasionalisasi oleh badan = dunia, sebagaimana yang pernah hendak dilakukan terhadap al-Quds. Jika demi= kian, maka baik Indonesia maupun Malaysia akan sama-sama rugi. Sementara, yang akan diunt= ungkan lagi-lagi tentu negara-negara yang mempunyai pengaruh paling kuat di= badan-badan dunia, baik di Mahkamah Internasional, PBB, maupun yang lain. = Ketiga, dari aspek pertahanan dan keamanan, jika konflik bersenjata antara = Indonesia dan Malaysia itu sampai pecah, pasti akan menjadi justifikasi bag= i pihak asing, khususnya negara-negara penjajah tadi agar bisa melakukan in= tervensi di kawasan tersebut. Maka persoalan akan menjadi semakin rumit, d= an bisa dipastikan konflik tersebut akan berlarut-larut. Ini seperti yang d= ialami oleh Suriah dan Lebanon, atau India dan Pakistan.=20=20 Oleh karena itu, penyelesaikan konflik Ambalat harus dikembalikan kepada ak= ar masalah, yakni karena hilangnya persatuan dan kesatuan umat Islam di ba= wah naungan daulah khilafah. Dan dari melihat duduk persoalan yang sebenarn= ya sebagaimana dijelaskan di atas, krisis Ambalat tersebut semestinya harus= diselesaikan dengan cara damai, bukan melalui konfrontasi, apalagi perang = yang akan merusak persaudaraan Islam. Maka, penyelesaian melalui jalur dip= lomasi inilah yang paling baik, yakni dengan cara mengembalikan penguasaan = wilayah itu kepada pihak pertama yang lebih dulu menguasai wilayah itu, yai= tu Indonesia. Prinsip ini ditegaskan Rasulullah saw dalam hadits:=20 =20 =AB=E3=F6=E4=F3=EC =E3=F5=E4=F3=C7=CE=F1 =E3=F3=E4=FA =D3=F3=C8=F3=DE=F3=BB =20 Mina adalah hak bagi siapa saja yang terlebih dahulu sampai. (H.R. Hakim, I= bn Huzaimah, Ibn Majah, at-Tirmidzi, dan al-Baihaqi) =20 Apalagi berdasar bukti yang ada sesuai dengan hukum kelautan, secara his= toris wilayah Ambalat sebelumnya merupakan bagian dari wilayah kesultanan B= alungan, yang kini menjadi salah satu kabupaten di Kaltim. Dengan demikian,= Indonesialah yang lebih berhak terhadap wilayah tersebut. Artinya, pemerin= tah Indonesia harus bisa membuktikan kepada pemerintah Malaysia, bahwa Indo= nesialah yang lebih berhak atas wilayah tersebut, baik dari aspek kesejarah= an maupun dokumen hukum kelautan. Sementara pihak Malaysia semestinya berbe= sar hati, bahwa klaim mereka atas blok Ambalat itu sama sekali tidak diduku= ng oleh bukti yang kuat, termasuk bukti sejarah. Sebagai sesama negeri mus= lim, pemerintah kedua negara harus menyadari bahwa Islam sama sekali melar= ang konfrontasi, apalagi perang terbuka. Karena itu, segala bentuk konfron= tasi harus dihindari.=20 Meski demikian, semestinya pemerintah Indonesia tidak memberikan konsesi p= engelolaan blok kaya migas itu kepada perusahaan asing dan swasta. Dalam pa= ndangan syariah, migas merupakan milik rakyat, bukan milik negara. Karenany= a, negara tidak berhak memberikan konsesi apapun kepada pihak swasta. Maka,= tindakan pemerintah Indonesia memberikan konsesi eksploitasa migas blok A= mbalat kepada ENI dan Unocal, atau tindakan pemerintah Malaysia memberikan= konsesi kepada Shell melanggar prinsip kepemilikan rakyat. Apalagi kenyata= annya, perusahaan yang mendapatkan konsesi itu adalah perusahaan yang notab= ene berasal dari Inggris dan Amerika yang dikenal sebagai negara penjajah m= odern.=20 =20 Khatimah Akhirnya, persoalan ini semakin menguatkan keyakinan kita, bahwa akar masal= ahnya adalah karena negeri-negeri muslim yang semula bersatu di bawah naun= gan bendera Lailaha Illa-Llah Muhammadurrasulullah itu kini telah terpecah = belah dengan egonya masing-masing. Diyakini bahwa persoalan semacam ini aka= n terus berlangsung hingga dunia Islam bersatu kembali di bawah naungan dau= lah Khilafah. Oleh karena itu, keberadaan daulah khilafah bukan saja wajib,= tapi juga perlu untuk menjaga persatuan dan kesatuan negeri-negeri kaum mu= slim. Jika tidak, umat Islam akan terus-menerus disibukkan dengan riak-riak= seperti ini yang membuatnya semakin lemah dan semakin lemah. Sampai kapan?= =20 =20 Wallahu a'lam. =20 Lajnah Siyasiyyah Hizbut Tahrir Indonesia =20 http://www.hizbut-tahrir.or.id/modules.php?name=3DNews&file=3Darticle&sid= =3D439 --------------------------------- Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Dow= nload Messenger Now [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20 Give underprivileged students the materials they need to learn.=20 Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~->=20 *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg= Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx =20 Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ =20 ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **