[list_indonesia] [ppiindia] MEWASPADAI DI BALIK KONFLIK AMBALAT

  • From: syabab muslim <syabab_hizb_islamiy@xxxxxxxxx>
  • To: PAN@xxxxxxxxxxxxxxx, islam_liberal@xxxxxxxxxxxxxxx, Kebangkitan_Bangsa@xxxxxxxxxxxxxxx, muhammadiyah2002@xxxxxxxxxxxxxxx, keluarga-islami@xxxxxxxxxxxxxxx, majelismuda@xxxxxxxxxxxxxxx, partai-keadilan-sejahtera@xxxxxxxxxxxxxxx, wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx, ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, Amien-Siswono@xxxxxxxxxxxxxxx, keluarga-sakinah@xxxxxxxxxxxxxxx, PKS-Watch@xxxxxxxxxxxxxxx, ISLAM_IRC@xxxxxxxxxxxxxxx, Chae <chairunisa_mahadewi@xxxxxxxxx>, bang_irfan_gd@xxxxxxxxx
  • Date: Sat, 12 Mar 2005 04:44:17 +0000 (GMT)

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **



MEWASPADAI DI BALIK KONFLIK AMBALAT

=20

Seperti telah ramai diberitakan, saat ini tengah terjadi konflik sengit ant=
ara Indonesia dan Malaysia memperebutkan  blok  Ambalat dan East Ambalat di=
 Laut Sulawesi. Konflik ini terjadi menyusul klaim Malaysia atas wilayah it=
u.  Malaysia melalui perusahaan migasnya, Petronas, bahkan pada 16 Februari=
 lalu telah  memberikan konsesi blok kaya migas itu kepada Shell (perusahaa=
n patungan Inggeris-Belanda). Nama lengkapnya, The Royal Dutch/ Shell Group=
.  Menurut data Ditjen Migas Departemen energi dan Sumber Daya Mineral, kaw=
asan ini memang mempunyai kandungan minyak yang sangat besar. Diperkirakan =
mencapai 700 juta hingga satu miliar barel, sementara kandungan gasnya dipe=
rkirakan lebih dari 40 triliun kaki kubik (TCF). Klaim itu tentu ditolak me=
ntah-mentah oleh pemerintah Indonesia yang merasa lebih dulu menguasai wila=
yah itu, apalagi sebelumnya Indonesia juga telah memberikan konsesi pengelo=
laan migas blok Ambalat kepada perusahaan Italia, ENI, serta Blok East Amba=
lat bagi perusahaan
 Amerika Serikat (AS), Unocal.=20

Konflik itu dikhawatirkan makin meruncing karena kedua belah pihak kini tel=
ah mengerahkan kekuatan angkatan bersenjatanya di kawasan sengketa. Bila ti=
dak disikapi secara hati-hati, bukan tidak mungkin akan timbul perang terbu=
ka diantara dua negeri muslim bertetangga.




st1:*{behavior:url(#ieooui) }
Mewaspadai Konteks Global

Dalam konflik ini, hampir tidak ada pihak yang berupaya melihat bahwa ada k=
onspirasi yang berupaya membenturkan Indonesia dan Malaysia dalam konflik a=
badi dan membuat negara-negara imperialis dapat melestarikan hegemoni dan p=
enjajahannya, baik secara langsung maupun lewat Singapura.  Negara kecil in=
i hanya kuat bila Indonesia dan Malaysia lemah akibat terus menerus berkela=
hi. Situasinya mirip dengan Timur Tengah, dimana antarnegeri muslim terus b=
ertengkar memperebutkan wilayah dan daerah kaya migas, seperti antara Iran =
dengan Irak, Irak dengan Kuwait, antar beberapa negara Teluk, Suriah dengan=
 Iran dan Lebanon, dan sebagainya. Memang hanya para konspirator yang akan =
untung besar, terlepas dari apakah Indonesia atau Malaysia yang mendapatkan=
 hak atas kontrak bagi hasil (production sharing contract).=20

Indikasi adanya konspirasi itu bica dibaca   di koran terbitan Amerika Seri=
kat, Los Angeles Times, edisi 4 Maret 2005, yang juga mengutip Wall Street =
Journal edisi sehari sebelumnya. Dikabarkan Chevron-Texaco, raksasa migas t=
erbesar kedua di AS, sedang melirik Unocal (Union Oil Company of California=
). Ini kabar lama, namun jadi kian nyaring tahun ini karena laba para raksa=
sa migas menggunung akibat melonjaknya harga minyak, sementara mereka mau m=
enambah cadangan minyak dan gasnya. Pada Januari 2005 raksasa migas RRC, Ch=
ina National Offshore Oil Corporation (CNOOC), serta Royal Dutch/ Shell Gro=
up mendekati Unocal. Belum jelas siapa yang akan sukses mengakuisisi perusa=
haan migas terbesar kedelapan AS itu.

Chevron-Texaco adalah pemilik perusahaan tambang minyak terbesar di Indones=
ia, PT Caltex Pasific Indonesia, juga beberapa perusahaan yang berafiliasi =
dengan Caltex, baik di Indonesia, Singapura maupun negara-negara lain di As=
ia Pasifik dan AS. Konsesi Chevron-Texaco (Caltex) diperkirakan melebihi 70=
 persen dari total produksi minyak Indonesia. Salah satu konsekuensinya, pe=
merintah, parlemen, KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), pers dan ulama=
 perlu kian membuka mata mereka terhadap terjadinya monopoli dan oligopoli =
dalam penambangan minyak, jika Unocal jadi dibeli pemilik Caltex. Ironisnya=
, produksi Pertamina tidak sampai sepuluh persen total produksi nasional. A=
dapun CNOOC, sebagai pemilik saham Maxus diberitakan dalam pencemaran Teluk=
 Jakarta dan kasus-kasus penyelewengan kontrak bagi hasil di penambangan mi=
nyak lepas pantai Jakarta.=20

Jadi, di balik pengerahan pasukan militer Indonesia dan Malaysia, dan di ba=
lik perang diplomasi pemerintah Jakarta dan Kuala Lumpur, ada fakta Chevron=
-Texaco versus Shell. Sebenarnya, para raksasa migas AS -- tidak hanya Chev=
ron-Texaco -- sudah lama menghadapi perusahaan Inggris-Belanda serta perusa=
haan Eropa lain. Ini terlihat dari sejarah jatuhnya tambang-tambang migas d=
i Indonesia kepada berbagai perusahaan AS, baik di era penjajahan Belanda m=
aupun sesudah mereka mendepak Belanda di era pemerintahan Soekarno, seperti=
 saat perebutan Irian Barat dimana AS mendapat hadiah tambang emas Freeport=
.=20

Ketika ada peristiwa PRRI dan Permesta, tambang minyak Chevron dan Texaco d=
i Riau salah satu areal konsesi minyak mereka tidak diganggu oleh pemerinta=
h, TNI, dan gerakan insurgensi. George Aditjondro (1999) dalam buku Tangan-=
tangan Berlumuran Minyak menyebut tahun 1957 Shell mulai didepak perusahaan=
 AS. Di Malaysia Shell berkuasa sesuai sejarah imperialisme Inggris dan had=
iah kemerdekaan Malaysia. Namun, itu hanya duel semu. Situasinya mirip deng=
an hadis Nabi Muhammad SAW bahwa musuh-musuh Islam akan memperebutkan kita =
bagaikan orang-orang berebut hidangan di atas meja. Mereka mungkin bertengk=
ar, tapi bisa juga berdamai bila makanan dibagikan kepada semua pihak secar=
a proporsional. Kesemuan itu juga terjadi saat terlihat ada kompetisi antar=
perusahaan migas AS.

=20

Membangun Kesadaran

Sesungguhnya, pemilik perusahaan-perusahaan minyak dan gas itu adalah orang=
-orang yang memiliki tujuan hidup, ideologi, dan visi-misi yang sama, terut=
ama bila dikaitkan dengan ambisi Yahudi menguasai dunia serta menghancurkan=
 dan mencegah Islam kuat kembali. Sebagian saham Shell dipegang keluarga Ro=
thschild, pendiri Bank of England, donatur Freemasonry dan gerakan penumban=
gan Khilafah Islam yang saat itu berpusat di Istambul, Turki. Mereka pula p=
enyebab Palestina dicaplok Inggris yang belakangan diserahkan kepada Israel=
. Sementara itu, perusahaan-perusahaan migas AS, seperti Exxon dan Mobil Oi=
l (belakangan merger menjadi Exxon-Mobil), Chevron dan Texaco (belakangan C=
hevron mengakusisi Texaco), dan sebagainya, dikuasai keluarga dan turunan J=
ohn D Rockefeller. Kini, keluarga mereka memimpin pencegahan berdirinya kem=
bali Khilafah Islam, institusi pemerintahan berbasis Sunnah Nabi, yang dulu=
 ditumbangkan kapitalis Yahudi Inggris, Rothschild.=20

Adapun Mustafa Kemal Attaturk hanya aktor lapangan. Kesamaan latar belakang=
 dan ideologi itu yang memudahkan terbentuknya BP, gabungan perusahaan asal=
 Inggris, British Petroleum, dengan perusahaan-perusahaan AS, Arco (Atlanti=
c Richfield Company) dan Amoco. Apalagi, sejak dulu ada poros Anglo-Amerika=
 (Inggris-AS) yang didasari kesamaan agama (kristen Protestan), kesamaan ra=
s (Anglo-Saxon) dan kesamaan kepentingan dalam aspek gold (kekayaan ekonomi=
, termasuk tambang migas dan emas), gospel (penyebaran agama dan nilai-nila=
i kristen), serta glory (penguasaan dunia dan pencegahan berdirinya kembali=
 Daulah Islam). Persaingan Chevron-Texaco versus Shell juga sama tidak juju=
rnya dengan persaingan antara AS dan Eropa dalam menghadapi persoalan Irak-=
Iran, serta reaktor nuklir Iran. Dalam perang Iran-Irak, Iran didukung Uni =
Soviet dan beberapa negara Eropa, sementara AS mendukung agen intelijennya,=
 Saddam Hussein. Posisi berbeda diambil dalam penyerangan Irak tahun 2003. =
Begitupun dengan kasus
 Iran.

Dapat pula dinyatakan bila Indonesia menyerahkan konsesi Blok Ambalat kepad=
a ENI (dimiliki Italia), maka pemerintah Italia adalah pendukung kuat AS da=
lam memerangi umat Islam di Irak, Afghanistan dan sebagainya. Penyerahan Bl=
ok East Ambalat kepada Unocal (AS) juga sama: memodali penjajah memerangi k=
ita dan saudara kita. Begitu pula jika Petronas (Malaysia) menyerahkannya k=
epada Shell: memodali Inggris dan Belanda menguasai kita. AS, Inggris, Bela=
nda dan sekutu protestan mereka sama mendukung Israel. Saat AS mengembargo =
TNI, Inggris mengikutinya. Bahkan, mereka bekerja sama mengoperasikan satel=
it mata-mata Echelon yang bisa menyadap semua alat telekomunikasi.=20

Berbagai kesamaan itu yang memungkinkan Petronas bekerja sama dengan perusa=
haan AS, Exxon-Mobil dan Chevron-Texaco, menambang minyak dan memasang pipa=
 di Chad dan Kamerun, Afrika yang diresmikan tanggal 29 Juli 2003 (lihat ar=
sip berita di situs Petronas). Konflik hanya memperbesar keuntungan dan kek=
uasaan Barat. Hampir semua senjata Indonesia buatan AS, sementara Malaysia =
didukung Inggris. Akan ada alasan peningkatan belanja militer yang ujung-uj=
ungnya menggemukkan industri militer AS dan Inggris.=20

Padahal, AS sudah diuntungkan keputusan Pengadilan AS yang mewajibkan Indon=
esia (Pertamina) membayar 305 juta dolar kepada Karaha Bodas Company untuk =
suatu klaim yang tidak ada wujudnya, tidak pernah dikerjakannya. Perusahaan=
-perusahaan minyak AS dan Eropa kian untung dengan kenaikan harga BBM karen=
a sebentar lagi mereka dibolehkan membuka SPBU di sini. Mereka menghendaki =
harga BBM Indonesia tidak berbeda dengan harga internasional agar laba mere=
ka tidak berkurang karena selisih kurs.=20

Sebagai renungan, hingga akhir 2004 Chevron-Texaco dilaporkan memiliki cada=
ngan minyak sebanyak 11,25 miliar barrel. Bayangkan pula, ketika pendapatan=
nya melonjak 28 persen dari 121,3 miliar dolar AS tahun 2003 menjadi 155,3 =
miliar dolarAS tahun lalu, maka laba bersih mereka naik 85 persen dari 7,2 =
miliar dolar AS tahun 2003 menjadi 13,3 miliar dolar (Los Angeles Times, ib=
id). Adapun laba Unocal naik 88 persen dari 643 juta dolar AS tahun 2003 me=
njadi 1,21 miliar dolar AS tahun 2004. Kini, semua angka itu akan terus mel=
ambung karena kenaikan harga BBM domestik, reduksi pajak bagi mereka, pembe=
rian konsesi tambang bernilai ribuan triliun rupiah, dan rakyat Indonesia, =
Malaysia dan lain-lain tetap saja tidak menjadi tuan di rumahnya sendiri. R=
I dan Malaysia harus sadar bahwa banyak pihak menghendaki mereka tetap berk=
elahi setelah sebelumnya gagal meraih keluhuran kemanusiaan dan persaudaraa=
n dalam persoalan TKI. Wajar, berdiplomasi memakai alat pertahanan (gunboat=
 diplomacy).=20

=20

Mencari Solusi

Dalam menyikapi konflik ini, yang pertama kali harus diingat adalah bahwa M=
alaysia dan Indonesia adalah sama-sama negeri Islam dengan penduduk mayorit=
as muslim. Sebagai sesama muslim, keduanya tentu adalah bersaudara, meski h=
idup dalam wilayah berbeda. Persaudaraan Islam tidaklah mengenal batas teri=
torial.=20

=20

]=C5=F6=E4=F8=F3=E3=F3=C7 =C7=E1=FA=E3=F5=C4=FA=E3=F6=E4=F5=E6=E4=F3 =C5=F6=
=CE=FA=E6=F3=C9=F1 =DD=F3=C3=F3=D5=FA=E1=F6=CD=F5=E6=C7 =C8=F3=ED=FA=E4=F3 =
=C3=F3=CE=F3=E6=F3=ED=FA=DF=F5=E3=FA[

Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah (Q=
.S. al-Hujurat: 10)

=20

Di masa kejayaan Islam, umat Islam di seluruh dunia hidup dalam naungan dau=
lah khilafah. Tapi pada tahun 1924,  payung dunia Islam itu runtuh dengan h=
ancurnya Khilafah Utsmani yang berpusat di Turki. Setelah itu, umat yang du=
lu bersatu terpecah belah menjadi lebih  dari 50 negara, termasuk di antara=
nya Indonesia dan Malaysia dengan beragam konflik yang mewarnai, diantarany=
a perebutan wilayah sebagaimana kini tengah terjadi. Dari sini bisa ditarik=
 kesimpulan, bahwa sesungguhnya akar persoalan di  balik  krisis Ambalat bu=
kanlah masalah perbatasan, melainkan karena adanya doktrin nation state yan=
g melahirkan negara bangsa.  Doktrin ini pula, bersama dengan paham nasiona=
lisme, yang digunakan oleh penjajah untuk mengerat-ngerat negeri-negeri mus=
lim dan mempertahankan perpecahan di seluruh dunia Islam.=20=20

Jika konflik ini tidak dapat diselesaikan secara arif dan rasional, akan de=
ngan mudah memicu perang terbuka antara Malaysia dengan Indonesia, sebagaim=
ana yang dituntut oleh sebagian kalangan yang akhir-akhir ini kian nyaring =
terdengar di Indonesia. Bila itu benar-benar terjadi, kedua negara pasti ak=
an mengalami kerugian besar. Sementara, yang diuntungkan justru pihak lain.=
 Mengapa? Pertama, perang pasti akan menguras sumberdaya kedua negara (dana=
, manusia, waktu dan tenaga). Sementara, secara ekonomi, karena konsesi eks=
ploitasi migas telah diberikan oleh pemerintah Indonesia dan Malaysia kepad=
a perusahaan minyak asing, maka siapa pun yang kelak akan menguasai blok it=
u, perusahaan dan negara tempat perusahaan itu berasal itulah yang diuntung=
kan. Kedua, secara politik, jika masing-masing pihak bersikukuh dengan klai=
mnya, maka bisa jadi kawasan tersebut akan diinternasionalisasi oleh badan =
dunia, sebagaimana yang pernah hendak dilakukan terhadap al-Quds. Jika demi=
kian, maka baik
 Indonesia maupun Malaysia akan sama-sama rugi. Sementara,  yang akan diunt=
ungkan lagi-lagi tentu negara-negara yang mempunyai pengaruh paling kuat di=
 badan-badan dunia, baik di Mahkamah Internasional, PBB, maupun yang lain. =
Ketiga, dari aspek pertahanan dan keamanan, jika konflik bersenjata antara =
Indonesia dan Malaysia itu sampai pecah, pasti akan menjadi justifikasi bag=
i pihak asing, khususnya negara-negara penjajah tadi agar bisa melakukan in=
tervensi di kawasan tersebut. Maka  persoalan akan menjadi semakin rumit, d=
an bisa dipastikan konflik tersebut akan berlarut-larut. Ini seperti yang d=
ialami oleh Suriah dan Lebanon, atau India dan Pakistan.=20=20

Oleh karena itu, penyelesaikan konflik Ambalat harus dikembalikan kepada ak=
ar masalah, yakni  karena hilangnya persatuan dan kesatuan umat Islam di ba=
wah naungan daulah khilafah. Dan dari melihat duduk persoalan yang sebenarn=
ya sebagaimana dijelaskan di atas, krisis Ambalat tersebut semestinya harus=
 diselesaikan dengan cara damai, bukan melalui konfrontasi, apalagi perang =
yang akan merusak persaudaraan Islam.  Maka, penyelesaian melalui jalur dip=
lomasi inilah yang paling baik, yakni dengan cara mengembalikan penguasaan =
wilayah itu kepada pihak pertama yang lebih dulu menguasai wilayah itu, yai=
tu Indonesia.  Prinsip ini ditegaskan   Rasulullah saw dalam hadits:=20

=20

=AB=E3=F6=E4=F3=EC =E3=F5=E4=F3=C7=CE=F1 =E3=F3=E4=FA =D3=F3=C8=F3=DE=F3=BB

=20

Mina adalah hak bagi siapa saja yang terlebih dahulu sampai. (H.R. Hakim, I=
bn Huzaimah, Ibn Majah, at-Tirmidzi, dan al-Baihaqi)

=20

Apalagi berdasar bukti  yang ada   sesuai dengan hukum kelautan, secara his=
toris wilayah Ambalat sebelumnya merupakan bagian dari wilayah kesultanan B=
alungan, yang kini menjadi salah satu kabupaten di Kaltim. Dengan demikian,=
 Indonesialah yang lebih berhak terhadap wilayah tersebut. Artinya, pemerin=
tah Indonesia harus bisa membuktikan kepada pemerintah Malaysia, bahwa Indo=
nesialah yang lebih berhak atas wilayah tersebut, baik dari aspek kesejarah=
an maupun dokumen hukum kelautan. Sementara pihak Malaysia semestinya berbe=
sar hati, bahwa klaim mereka atas blok Ambalat itu sama sekali tidak diduku=
ng oleh bukti yang kuat, termasuk bukti sejarah. Sebagai  sesama negeri mus=
lim,  pemerintah kedua negara harus menyadari bahwa Islam sama sekali melar=
ang konfrontasi, apalagi perang terbuka. Karena itu, segala bentuk  konfron=
tasi  harus dihindari.=20

Meski demikian, semestinya  pemerintah Indonesia tidak memberikan konsesi p=
engelolaan blok kaya migas itu kepada perusahaan asing dan swasta. Dalam pa=
ndangan syariah, migas merupakan milik rakyat, bukan milik negara. Karenany=
a, negara tidak berhak memberikan konsesi apapun kepada pihak swasta. Maka,=
 tindakan pemerintah Indonesia  memberikan konsesi eksploitasa migas blok A=
mbalat kepada ENI dan Unocal, atau tindakan pemerintah Malaysia  memberikan=
 konsesi kepada Shell melanggar prinsip kepemilikan rakyat. Apalagi kenyata=
annya, perusahaan yang mendapatkan konsesi itu adalah perusahaan yang notab=
ene berasal dari Inggris dan Amerika yang dikenal sebagai negara penjajah m=
odern.=20

=20

Khatimah

Akhirnya, persoalan ini semakin menguatkan keyakinan kita, bahwa akar masal=
ahnya adalah karena negeri-negeri muslim yang semula bersatu  di bawah naun=
gan bendera Lailaha Illa-Llah Muhammadurrasulullah itu kini telah terpecah =
belah dengan egonya masing-masing. Diyakini bahwa persoalan semacam ini aka=
n terus berlangsung hingga dunia Islam bersatu kembali di bawah naungan dau=
lah Khilafah. Oleh karena itu, keberadaan daulah khilafah bukan saja wajib,=
 tapi juga perlu untuk menjaga persatuan dan kesatuan negeri-negeri kaum mu=
slim. Jika tidak, umat Islam akan terus-menerus disibukkan dengan riak-riak=
 seperti ini yang membuatnya semakin lemah dan semakin lemah. Sampai kapan?=
=20

=20

Wallahu a'lam.

=20

Lajnah Siyasiyyah

Hizbut Tahrir Indonesia

=20

http://www.hizbut-tahrir.or.id/modules.php?name=3DNews&file=3Darticle&sid=
=3D439




---------------------------------
  Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Dow=
nload Messenger Now

[Non-text portions of this message have been removed]






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20
Give underprivileged students the materials they need to learn.=20
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~->=20

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg=
 Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
=20
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
=20



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] MEWASPADAI DI BALIK KONFLIK AMBALAT