** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** GALAMEDIA 19/03/2005 Lulusan PPS Belum Diminati GANESHA, (GM).- Pemaparam masalah public policy schools (PPS) di Indonesia masih minim. Kalaupun ada hanya berupa program studi di beberapa perguruan tinggi besar (PT) atau organisasi nonpemerintah (ornop) tertentu. Hal itu disebabkan pengaruh Orde Baru (Orba) yang masih melekat di bangsa ini. Hal tersebut diungkapkan Direktur Masalah Tenaga Kerja dan Analisi Ekonomi-Bappenas, Bambang Widianto dalam "International Conference" di Aula Barat ITB, Jln. Ganesha Bandung, belum lama ini. Konferensi bertaraf internasional bertajuk "Research, Public Policy and Asian Public Policy Schools" ini diselenggarakan oleh Program Pascasarjana ITB, bekerja sama dengan International Development Research Centre (IDRC) Canada. "Di Indonesia PPS memang tidak marak karena pengaruh masa Orba yang membatasi demokrasi serta minimnya pasar kerja untuk lulusan PPS," ungkap Bambang. Bahkan di sektor swasta, pengembangan PPS sangat minim sekali. Padahal, katanya, di Amerika Serikat (AS), permintaan akan lulusan PPS sangat besar, utamanya dari sektor swasta, baik dari perusahaan besar maupun individu dermawan. "Namun di Indonesia, mahasiswa lulusan PPS sangat kurang sehingga permintaan dari kalangan swasta sangat kecil," tambahnya. Menurut Bambang, PPS yang cocok untuk Indonesia adalah PPS yang mampu memberikan wawasan mengenai riset ekonomi sekaligus riset sosial-politik yang menantang dan berat. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa ekonomi Indonesia masih berada pada level lambat, sedangkan kondisi sosial politik belum sepenuhnya stabil. "PPS juga harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam sektor-sektor sipil," tambahnya. Pada kesempatan itu, Bambang juga memberikan pemaparan mengenai perubahan peran Bappenas dalam hubungannya dengan penyuaraan public policy. Dikatakannya, Bappenas yang dulu dikenal dengan sumber korupsi karena banyak berkutat pada proyek-proyek, sekarang hendak memfokuskan diri pada peningkatan perannya pada pengambilan keputusan publik. Sementara itu Rektor ITB, Prof. Dr. Djoko Santsoso pada pembukaannya menyinggung mengenai pentingnya riset sebagai fundamen policy making. (B.81)** [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **