** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=160520 Selasa, 08 Mar 2005, Krisis Batas Laut RI-Malaysia Krisis batas laut antara Indonesia dan Malaysia terus berlanjut. Pihak Malaysia mengklaim bahwa kehadiran angkatan lautnya di kawasan Laut Sulawesi masih berada di wilayah lautnya. Sedangkan Indonesia mengirimkan sejumlah kapal perang ke daerah itu untuk melakukan patroli keamanan terhadap provokasi pihak Malaysia di perairan yang dianggap masih menjadi wilayah negeri ini. Kita harus menyatakan bahwa krisis batas laut yang menjurus ke sengketa politik yang buruk itu merupakan ironi. Mengapa? Sebab, kedua negara tersebut dikenal memiliki bangsa yang serumpun. Bukan hanya serumpun dalam komunitas persahabatan, melainkan juga dalam nilai-nilai sosial budaya. Sekurang-kurangnya, bangsa Indonesia dan Malaysia masih dianggap sebagai rumpun bangsa Melayu. Haruskah sengketa batas laut tersebut berlanjut pada kontak senjata antartentara laut masing-masing negara? Kita berharap tidak. Bahkan, betapa pun saat ini banyak eksponen bangsa yang emosional atas manuver serta provokasi Tentara Laut Diraja Malaysia -bahkan sebagian mendesak agar pemerintah bersikap tegas menghadapi kehadiran tentara Malaysia di Laut Sulawesi yang masih menjadi wilayah Indonesia itu-, sesungguhnya nurani mereka tidaklah menghendaki terjadinya perang. Sejumlah warga negara Malaysia yang diwawancarai salah satu jaringan TV Indonesia juga tidak setuju sengketa batas laut kedua negara itu diselesaikan melalui perang terbuka. Kalau demikian, dengan cara apa sengketa tersebut harus diselesaikan? Tentulah melalui jalur diplomatik. Kedua pemimpin negara harus segera bertemu untuk mencari solusi konflik di perbatasan laut itu. Pemerintah Indonesia maupun Malaysia harus sungguh-sungguh dan jujur untuk mau menyelesaikan sengketa tersebut melalui jalur diplomatik. Lalu, apa saja yang harus dibawa dalam pembicaraan di jalur diplomatik itu? Tidak lain adalah fakta-fakta mengenai jarak terdekat dan jarak terjauh perbatasan kedua negara berdasarkan hukum laut internasional. Malaysia berargumentasi, setelah berhasil memenangkan sengketa pemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan, batas terjauh wilayah perairan yang dimilikinya dengan sendirinya bertambah. Tetapi, pihak Indonesia mempunyai kekuatan yuridis yang kuat. Dalam hal ini, menurut ketentuan hukum laut internasional, sebagai negara kepulauan, tidak sendirinya lepasnya satu atau dua pulau kecil milik Indonesia menjadi wilayah negara lain akan otomatis mengubah batas terjauh serta batas terdekat wilayah perairan Indonesia. Karena itu, mencari solusi atas sengketa batas laut yang kini sedang terjadi melalui jalur diplomatik tidak hanya ditujukan untuk menghentikan manuver dan provokasi masing-masing pihak, melainkan juga merumuskan serta menegaskan kembali kepastian mengenai teritori laut masing-masing. Kontak senjata, betapa pun kecilnya, bagi Indonesia dan Malaysia, tidak banyak bermanfaat bagi masa depan bangsa kedua negara tersebut. Selain ekonomi, Indonesia dan Malaysia sulit mengingkari kenyataan sejarahnya. Yakni, keduanya saling membutuhkan dan saling bergantung. Apalagi, kedekatan wilayah, kedekatan emosi, serta kedekatan tradisi budaya kedua bangsa telah memintalnya sangat erat menjadi ibarat negara dan bangsa yang kembar. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **