[list_indonesia] Re: [ppiindia] I Don't Care

  • From: radityo djadjoeri <radityo_dj@xxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Wed, 2 Mar 2005 08:11:50 -0800 (PST)

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Mas Satrio,
Siapa itu Opusunggu? Rasanya pernah denger nama itu, tapi lupa...
soalnya di bawah tulisan tidak ada keterangan siapa dia...


Satrio Arismunandar <satrioarismunandar@xxxxxxxxx> wrote:

I DON=92T CARE

Oleh: HMT Oppusunggu


(Bila Jacob Oetama jujur berpihak pada rakyat kecil
haraplah artikel bantahan ini dimuat dalam =91Kompas=92)

Pada tgl 26-2-2005 harian =91Kompas=92 memuat Iklan satu
halaman penuh, yang tentunya sangat mahal, paling
sedikit seharga Rp 50 juta. Isinya adalah pernyataan
dari 36 cendekiawan dari berbagai profesi yang diberi
judul: Mengapa kami mendukung Pengurangan Subsidi BBM.
Pernyataan tsb sekaligus dimaksudkan sebagai trompet
dukungan terhadap ke-36 para Menteri Kabinet =93SBY=94.
Sebelum kita memasuki pembahasan materi substantif
dari judul tadi, ada baiknya menyimak terlebih dahulu
apa latar belakang dari Iklan tadi. Iklan tsb dimuat
secara gratis oleh pimpinan =91Kompas=92, Yacob Oetama,
yang sudah terkenal sejak zaman ORBA sebagai pendukung
setia dari yang berkuasa. Bagaikan kata orang
sekampung saya dari Pematangsiantar =96Jendral Sudi
Silalahi: Jacob Oetama itu adalah =91Si Tumpak Na
Monang=92. Atau =96menurut Hartojo W.: Kompas adalah
satu-satunya di dunia yang tidak punya jarum. Atau:
Kompas itu berjiwa konglomerat dalam segala zaman.
Andi Mallarangeng harus diberi anjung-anjungan
jempol, karena berkat kedudukannya sebagai Juru Bicara
Kepresidenan dia berhasil menjalin pengertian dengan
pimpinan Kompas dan sekaligus mengkoordinasikan ke-36
para cendekiawan untuk dijadikan tameng pendukung dari
Wk Presiden =93YK=94, pemrakarsa kenaikan harga BBM.
Sungguh jitu sekali Andi menonjolkan dalam Iklan
tadi bukan alasan-alasan bagi naiknya harga BBM tapi
bagi pengurangan subsidi BBM. Andi mengetahui benar,
bahwa rakyat tidak merasa senang jika tidak diberi
penjelasan. Dia memahami bahwa rakyat akan menyukai
tindakan Pemerintah, bila diberi pengertian yang
berterima. Itulah sebabnya mengapa ke-36 cendekiaswan
=96juru trompet para Menteri- menyebutkan bahwa subsidi
selama ini (termasuk pada zaman =93YK=94 selaku Menko
Kesra) salah sasaran sambil menyenangkan para
penyelundup minyak. Rakyat, yang tentunya membenci
penyelundup- oleh Andi diberi harapan dan kepercayaan
sebagai =93pelepas-dahaga=94 (outlet) bahwa Pemerintah
jujur dan berlaku merakyat. Namun, kepercayaan rakyat
tadi belum tentu benar. Tapi bagi seseorang
ahli-juru-bicara tipu muslihatnya akan cukup
memuaskan, jika =91rakyat bodoh=92 bisa dicekoki dan
menerima alasan sekecil apapun mengenai kenaikan
harga BBM pada tgl 1 Maret nanti. Biasanya
=91rakyat-bodoh=92 tidak akan mampu melakukan test atas
kebenaran alasan yang diberikan Andi. Risiko akan
terbukanya kedok tindakan Pemerintah jelas sudah
diperhitungkan Andi.
Motif Andi mensosialisasikan kenaikan harga BBM
bukan didasarkannya pada kebenaran fakta (truth), tapi
pada pembenaran (justification) atas kehausan- di-
bawah- sadar dari rakyat kiranya memperoleh jawaban
yang memadai atas pertanyaan MENGAPA? Mengapa harga
BBM harus dinaikkan? Jawabannya dalam Iklan berkata =85
(i) untuk memerangi penyelundup, (ii) kompensasi akan
diberikan dalam bentuk beasiswa, perbaikan sarana
kesehatan dan bantuan beras murah.
Sosialisasi kenaikan harga BBM diharapkan Andi akan
menjadi efektif. Dan semata-mata efektivitas-lah
tujuan dari Iklan tadi. Tujuannya tadi sama sekali
bukan didasarkan pada kebenaran. Penyimpangan dari
dasar kebenaran itulah yang merupakan dosa terbesar
dari ke-36 cendekiawan karena mereka membohongi
rakyat.
Apa jadinya Negara ini jika para cendekiawan tsb
sampai hati membodoh-bodohi rakyat? Apa jadinya rakyat
dan bangsa ini yang masih membangga-banggakan diri,
padahal mutu pendidikan para cendekiawan kita sudah
begitu rendah dan merosot di bawah yang dicapai oleh
Malaysia atau Thailand? Masih bisa merasa banggakah
seorang lulusan Fakultas Ekonomi UI yang dididik oleh
Profesor Ekonomi Dr. M. Sadli yang nyata-nyata
mendukung kenaikan harga BBM 1 Maret mendatang?

Penyimpangan Yang Menyesatkan
Para cendekiawan tadi sedianya diharapkan akan
menjelaskan apa saja alasan Pemerintah untuk menaikkan
harga BBM. Tapi mengapa penjelasannya beralih dari
pembicaraan penyebab menjadi pembahasan akibat dari
kenaikan harga tsb. Katanya dalam Iklan: Dengan
harga minyak di dunia sekarang, subsidi BBM akan
mencapai Rp 70 triliun =85
Berapa sekolah dan puskesmas yang dapat kita bangun
setiap hari, setiap minggu atau setiap bulan dengan
dana Rp 70 triliun itu?
Dari mana Andi dan Sadli mengetahui adanya dana Rp
70 triliun? Dari penelitian pembukuan Pertaminakah
yang selama ini tertutup bagi publik, atau dari
khayalan saja? Perhitungan tsb, andaikatapun benar
menurut pembukuan Pertamina, tapi menurut perhitungan
ekonomi riil, angka-angkanya melulu keliru saja Sebab
kurs valas dewasa ini, lebih-lebih pada tahun 1998-99,
terbentuk hanya gara-gara =91monetary crime=92 BI yang
membuat kurs valas membubung tinggi dan memberi
Pertamina rezeki nomplok luar biasa. Pada waktu tsb
tidak timbul persoalan tentang dana kompensasi bagi
rakyat miskin. Malahan Pertamina terus saja diberi
subsisi BBM sedang rakyat kecil merana.
Dan bila Sadli dan Andi mengerti
teori-sterilisasi-devisa petro-$, dana Rp 70 triliun
tadi bisa dihilangkan dalam sekejap mata dengan metoda
sterilisasi tanpa menimbulkan masalah apa-apa.=20
Pada bagian lain Iklan menyebutkan bahwa menurut
perhitungan LPEM-FEUI, subsidi BBM untuk Pertamina
bisa dikurangi dengan menaikkan harga BBM asalkan
diberi kompensasi bagi keperluan rakyat miskin yang
pada dirinya akan menurunkan jumlah kaum miskin di
Indonesia. Kata LPEM-FEUI (Dr. Chatib Basri):
Dampak Kenaikan BBM atas Jumlah Penduduk Miskin
Kondisi awal: 16,25%
Kenaikan BBM 30% 16.43%
Sesudah Kompensasi 13,87%

Perlu dicatat, bahwa sajian angka-angka dari
LPEM-FEUI ini bohong-bohongan dan khayalan belaka.
Sekaligus kebohongan ini menunjukkan betapa rendahnya
mutu ilmu dan penelitian statistik dari lembaga itu
sendiri. Angka-angka tsb bukan statistik tapi sekedar
angka belaka yang menyesatkan karena tidak ada
korelasi harga BBM maupun kompensasinya dengan tingkat
kemiskinan. Andaikata benar ada korelasi, maka menurut
Chatib Basri, usaha untuk memerangi kemiskinan sangat
gampang, karena mencukupi bila memberi bantuan gratis
kepada rakyat miskin. Teorinya itu dari mana? Lagi
pula ilustrasi grafis =96gambar manusia- dari persentasi
yang dimuat dalam tabel Iklan embel-embel belaka yang
tidak memiliki arti statistik apa-apa.

Problim nyata yang tidak bisa dan tidak mau
dipecahkan bahkan disembunyikan saja oleh Andi, Chatib
Basri, apalagi oleh Menteri Purnomo Yusgiantoro adalah
kejanggalan mengapa Pertamina harus disubsidi setiap
tahun, padahal perusahaan ini menceduk laba triliunan
rupiah, sedang stafnya menikmati keistimewaan luar
biasa dengan memperoleh gaji dan fasilitas yang
kolonialisnya luar biasa pula. Tidak ada Dirut atau
Direktur Pertamina yang tidak kaya raya berkat
Pertamina. Lain lagi soal monopoli palsu dari
Pertamina, yang menimbulkan mark-up dari overhead
costs (di atas overhead costs kilang-kilang minyak)
dan ongkos pengangkutan dan distribusi BBM yang
seyogianya bisa dikurangi apabila
perusahaan-perusahaan bersangkutan dipisahkan dari
Pertamina atau diprivatisasi saja.
Di bidang perminyakan Pertamina ini Sadli sendiri
sewaktu menduduki jabatan Menteri Pertambangan mati
kutu karena bisa didikte oleh Dirut Pertamina dan
bukan sebaliknya.

Yang Seharusnya
Yang seharusnya dilakukan Andi dan kawan-kawannya
bukan deduksi dari asumsi-khayalan tentang tersedianya
dana kompensasi dari kenaikan harga BBM, tapi
terjemahan dan analisis akibat dari kenaikan harga
tsb.
Pertama-tama: akibat langsung dan =91chain reaction=92
dari kenaikan harga BBM atas naiknya ongkos produksi
dan konsumsi dalam keseluruhan perekonomian.Yang pasti
sekali adalah kenaikan ongkos pengangkutan dan biaya
hidup bagi rakyat miskin.
Kedua: Pertimbangan bagi kenaikan harga BBM tadi
tidak boleh didasarkan pada perbandingan harga di
dalam dan di luar negeri. Perbandingan yang paling
tepat hanyalah bila membandingkan pengeluaran dan
pendapatan. Dalam konteks ini akan kita temukan bahwa
bagi rakyat miskin di Indonesia ratio bersangkutan
akan jauh lebih tinggi dari yang berlaku di Malaysia,
sedang bagi rakyat kaya, perbandingannya menjadi
sebaliknya, yaitu ratio yang lebih rendah bagi si kaya
di Indonesia ketimbang di Malaysia. Keliru sekali
mengatakan bahwa harga BBM di Indonesia picisan saja
seperti kacang goreng dan oleh karenanya bisa dan
wajar bila harganya dinaikkan.
Ketiga: Harus dipertimbangkan kenaikan penerimaan
APBN. Dalam hubungan ini maskapai penerbangan domestik
wajar sekali bila dikenakan harga BBM yang jauh lebih
tinggi dari yang berlaku sekarang, mengingat ticket
kapal terbang dewasa ini terlalu murah. Begitu juga
harga BBM wajar juga dinaikkan bagi semua pemilik
=93VOLVO=94, termasuk taxi. Harga BBM untuk konsumsi
rakyat miskin tidak perlu dinaikkan, malahan lebih
tepat bila diturunkan. Untuk sektor produksi =96khusus
industri- dan PLN harga BBM tidak perlu dinaikkan agar
jangan menjadi faktor penghalang bagi pertumbuhan
ekonomi kita sendiri.

Dapatlah disimpulkan bahwa kenaikan harga BBM yang
direncanakan Kabinet =93SBY=94 keliru total. Dukungan dari
ke-36 para cendekiawan yang dinyatakan dalam Iklan
semata-mata palsu belaka karena melenceng dari
norma-norma moralitas dan nalar yang benar.
Dewasa ini, bila terjadi
demonstrasi-anti-kenaikan-harga-BBM, kiranya sikap =91I
DON=92T CARE=92 dari Kabinet =93SBY=94 haruslah dilenyapkan
jauh-jauh. Demonstrasi tsb bukan anti Pemerintah tapi
didasarkan pada keresahan rakyat atas semakin parahnya
penderitaan mereka sendiri yang diakibatkan oleh
kekeliruan Pemerintah bila toh menaikkan harga BBM,
sedang dalam pada itu kehancuran ekonomi sudah didepan
mata. Kehancuran tsb begitu dahsyat hingga tidak bisa
lagi menyerahkan penyelesaiannya pada defunct
economists yang mengendalikan Kabinet sekarang ini.=20

Lebih tepatlah Kabinet =93SBY=94 dibubarkan sebelum
Republik ini dibubarkannya. Presiden =93SBY=94 tidak perlu
segan-segan meminta bantuan team ekonom dari negara
maju atau dari Malaysia atau Thailand sekalipun. Yang
ada di Indonesia untuk generasi sekarang ini hanyalah
ekonom-yang- sudah-gosong-melompong.

=85ideas of economists and political philosophers, both
when they are right and when they are wrong, are more
powerful than is commonly understood. Indeed the world
is ruled by little else. Practical men, who believe
themselves to be quite exempt from any intellectual
influences, are usually the slaves of some defunct
economists. Madmen in authority, who hear voices in
the air, are distilling their
frenzy from some academic scribbler of a few years
back. I am sure that the power of vested interest is
vastly exaggerated compared with the gradual
encroachment of ideas.
(J.M. Keynes, General Theory , page 383).

Jakarta, 28-2-2005.=20

HMT Oppusunggu

(harap di-email ke seluruh penjuru)







__________________________________=20
Celebrate Yahoo!'s 10th Birthday!=20
Yahoo! Netrospective: 100 Moments of the Web=20
http://birthday.yahoo.com/netrospective/



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg=
 Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx

Yahoo! Groups Links









Ungkapkan opini Anda di: http://mediacare.blogspot.com
=09=09
---------------------------------
Celebrate Yahoo!'s 10th Birthday!=20
 Yahoo! Netrospective: 100 Moments of the Web=20

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20
Give underprivileged students the materials they need to learn.=20
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~->=20

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg=
 Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
=20
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
=20



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: