** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Barangkali judul sebenarnya adalah "Direktur Keuangnan Pertamina Dikorbankan" :-) ----- Original Message ----- From: "meg4pro" <bright3y3s@xxxxxxxxx> To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx> Sent: Monday, March 07, 2005 6:35 AM Subject: [ppiindia] Direktur Keuangan Pertamina Dicopot > > > http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail&id=4612 > > Senin, 07 Mar 2005, > Direktur Keuangan Pertamina Dicopot > > Kasus Penjualan Dua Tanker > JAKARTA - Men BUMN Sugiharto memenuhi janjinya untuk menuntaskan > penanganan kasus dugaan korupsi dan persekongkolan (konspirasi) dalam > penjualan dua tanker atau very large crude carrier (VLCC) PT > Pertamina kepada Frontline Ltd. Salah satu langkah tegas Men BUMN > adalah menonaktifkan atau memberhentikan sementara direktur keuangan > Pertamina Alfred A. Rohimone. > > Kepada para wartawan, Sugiharto menyatakan bahwa penonaktifan itu > berlaku secara efektif mulai hari ini (7/3). "Yang dinonaktifkan > direktur keuangan dan berlaku mulai Senin besok (hari ini, Red)," > katanya sebelum mengikuti sidang kabinet yang membahas RAPBN di > Kantor Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, kemarin. > > Menurut Sugiharto, penonaktifan itu dilakukan untuk memperlancar > proses pemeriksaan atas dugaan korupsi dan konspirasi dalam penjualan > dua kapal tanker Pertamina. Penonaktifan itu berlaku sampai batas > waktu yang tidak ditentukan. > > Ditanya siapa pengganti Alfred A. Rohimone, Sugiharto mengaku > menyerahkan penunjukannya kepada para deputi di Kantor Kementerian > BUMN. "Saya serahkan kepada para deputi," ungkap mantan direktur > keuangan PT Medco Energy International Tbk itu. Yang jelas, lanjut > Sugiharto, pihaknya akan menunjuk seorang deputi untuk mengambil alih > tugas Alfred. > > Selain menonaktifkan direktur keuangan, Sugiharto juga menjelaskan > bahwa pemerintah mendalami indikasi penyimpangan prosedur penjualan > dua kapal tanker tersebut sebagaimana temuan KPPU (Komisi Pengawasan > Persaingan Usaha). "Saya sudah perintahkan para komisaris agar > mendalami temuan KPPU," ujarnya. > > Bahkan, dia menambahkan, tidak tertutup kemungkinan jajaran direksi > atau pihak lain terlibat dalam kasus tersebut. "Semua bergantung > hasil pendalaman jajaran komisaris Pertamina. Kalau sekarang, belum > ada," katanya. > > Seperti diberitakan, pada 3 Maret lalu, Majelis Komisi KPPU > memutuskan bahwa PT Pertamina bersalah karena telah melakukan > persekongkolan (konspirasi) dengan Frontline Ltd (pembeli), Goldman > Sachs (financial advisor dan arranger), serta Equinox (broker) dalam > proses divestasi VLCC berbobot 260 ribu DWT tahun lalu. > > Kasus yang berujung pada pergantian jajaran direksi PT Pertamina > tersebut berawal dari dimenangkannya Frontline Ltd sebagai pemenang > tender oleh Goldman Sachs selaku financial advisor dan arranger bagi > PT Pertamina dalam penjualan tanker itu. > > Padahal, Frontline hanya menawar USD 184 juta. Penawar yang lain, > yakni Essar Shipping Ltd, mengajukan penawaran USD 188 juta. Diduga, > Frontline menang karena Goldman Sachs Intern Equity Nontreaty > mempunyai 0,95 persen saham Frontline. > > Dalam konteks itu, KPPU memvonis Pertamina bersalah dan melanggar > pasal 19 huruf d dan pasal 22 dari UU No 5 Tahun 1999 tentang > Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. > > Dalam penjualan dua kapal tanker itu, terdapat potensi kerugian > negara senilai USD 20 juta sampai USD 56 juta. Sebab, dana penjualan > senilai USD 184 juta untuk dua unit tanker VLCC itu jauh di bawah > harga pasar saat itu (Juli 2004) yang berkisar USD 204 juta-USD 240 > juta. > > Selain mengenakan denda kepada Frontline Ltd, Goldman Sachs, serta > Equinox (broker), KPPU juga memerintah Pertamina agar melarang > direktur melakukan semua kegiatan yang terkait transaksi komersial. > Termasuk transaksi keuangan untuk dan atas nama Pertamina, baik > internal maupun eksternal. > > Alfred A. Rohimone tidak berhasil dikonfirmasi tentang penonaktifan > dirinya. Ketika dikontak koran ini kemarin, telepon genggamnya tidak > diaktifkan. > > Dihubungi terpisah, Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina Martiono > Hadianto mengungkapkan, dewan komisaris akan mengadakan pertemuan > dengan jajaran direksi untuk membahas penonaktifan tersebut. > Rencananya, hari ini dewan komisaris meminta penjelasan dari direksi > BUMN migas itu. > > "Pertemuan pekan lalu belum selesai. Jadi, kami akan melanjutkannya," > ungkapnya kepada koran ini kemarin. Mantan Dirut Pertamina itu > menegaskan, dewan komisaris akan mengumpulkan data terkait dugaan > keterlibatan Alfred dalam persekongkolan (konspirasi) penjualan dua > VLCC kepada Frontline Ltd. > > Martiono mengaku bahwa pihaknya tidak ingin gegabah dalam penunjukan > pengganti Alfred. "Saya dulu pernah merasakan bagaimana diberhentikan > tanpa alasan jelas. Jadi, untuk masalah ini, kami berupaya agar > semuanya sesuai prosedur," tegasnya. > > Sementara itu, Wakil Dirut PT Pertamina Mustiko Saleh menyatakan > bahwa pihaknya belum mendapatkan pemberitahuan resmi mengenai > penonaktifan Alfred. "Kami belum memperoleh surat pemberitahuan," > katanya kepada koran ini. Soal pengganti Alfred, dia mengaku bahwa > manajemen menyerahkan sepenuhnya hal itu kepada pemegang saham. "Ya > terserah apa keputusannya," ujarnya. > > > Lengkapi Penyelidikan KPK > > Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga merespons dugaan korupsi > dalam penjualan dua tanker Pertamina. Ketua KPK Erry Riyana > Hardjapamekas menegaskan, pihaknya segera melanjutkan pemeriksaan > terhadap pihak-pihak yang diduga terlibat divestasi dua unit tanker > jenis VLCC tersebut. > > "Kami segera melanjutkan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang > terlibat penjualan tanker tersebut," jelasnya saat dihubungi di > Jakarta kemarin. Pada Juni 2004, KPK telah memeriksa mantan Dirut > Pertamina Ariffi Nawawi, Direktur Keuangan Alfred Rohimone, serta > Ketua Panitia Tender Penjualan Tanker Andri Hidayat. > > Erry mengungkapkan, meski hasil keputusan KPPU mengindikasikan telah > terjadi konspirasi dalam penunjukan Goldman Sachs dan Frontline Ltd > masing-masing sebagai penasihat keuangan serta pemenang tender, KPK > tidak bisa langsung menggunakan hasil keputusan tersebut sebagai > bahan pertimbangan. > > Mengapa bisa begitu? "Sebab, kami itu dua lembaga yang berbeda. KPPU > fokus secara kelembagaan, sedangkan KPK lebih pada penyelidikan > terhadap aparatur negara," jelasnya. KPK, lanjut dia, hanya akan > menggunakan data-data KPPU sebagai data tambahan untuk membantu > penyelidikan. > > Menurut dia, hingga saat ini KPK masih dalam proses menyelidiki pihak- > pihak yang dianggap paling bertanggung jawab atas penjualan tanker > tersebut. "Ini kan keputusan manajemen. Jadi, kami akan memeriksa > pihak-pihak yang terkait," katanya. > > Siapa saja yang akan dipanggil dan diperiksa? Apakah juga termasuk > mantan Men BUMN Laksamana Sukardi? Sayangnya, Erry enggan > mengungkapkan. "Saya belum bisa menyebutkan nama. Yang jelas, makin > cepat pelaksanaannya (pemeriksaan lanjutan) makin baik," ujarnya. > > Berdasarkan pantauan koran ini, jauh hari sebelum KPPU mengumumkan > perkembangan kasus divestasi dua tanker Pertamina, KPK telah intensif > memanggil serta memeriksa sejumlah pihak dalam kasus tersebut, baik > dari kalangan direksi maupun karyawan. Pemanggilan difokuskan pada > ada tidaknya kerugian negara dalam kebijakan divestasi dua kapal > tanker tersebut. > > Kejaksaan Agung (Kejagung) juga akan menindaklanjuti kasus dugaan > korupsi serta konspirasi penjualan dua tanker itu. Dalam hal ini, > Kejagung siap menerima pengaduan sejumlah pihak yang merasa > dirugikan, baik Men BUMN Sugiharto maupun kalangan LSM. > > "Kami siap menerima mereka jika memang kebijakan itu membawa indikasi > kerugian negara. Syaratnya, semua harus dilengkapi data yang akurat," > tegas Kapuspenkum Kejagung R.J. Soehandoyo kemarin. Pengaduan > tersebut bisa disampaikan ke Jaksa Agung Muda (JAM) Intelijen > (Jamintel) atau JAM Pidana Khusus (Jampidsus). > > Tapi, dia belum mengetahui apakah kasus tersebut sudah dilaporkan ke > kejaksaan atau belum. Yang pasti, jika pengaduan sudah masuk, jaksa > agung akan menindaklanjuti penanganannya secara serius. "Kajian kami > akan terfokus pada ada tidaknya unsur kerugian negara. Ya seperti > (penanganan) kasus-kasus korupsi lainnya," ujar jaksa yang pernah > menjebloskan anggota DPRD di Sumatera Barat ke tahanan itu. > > Bagaimana jika dugaan korupsi tersebut telah ditangani KPK? > Soehandoyo menegaskan bahwa Kejagung tentu akan menghargai langkah > KPK. "Tentu kami menghargai sikap KPK. Tapi, kalau mereka butuh > bantuan (kelengkapan data), sebagai sesama penegak hukum, kami siap > membantu," ungkapnya. (ssk/ton/agm) > > > > > > > > > > *************************************************************************** > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia > yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc > *************************************************************************** > __________________________________________________________________________ > Mohon Perhatian: > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; > 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx > 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx > 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx > > Yahoo! Groups Links > > > > > > > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **