[list_indonesia] [ppiindia] .. Boleh Berunding asal Ambalat Tetap Milik RI

  • From: "Listy" <listy@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "[ppiindia] (E-mail)" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Thu, 10 Mar 2005 08:51:07 +0700

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.suaramerdeka.com/harian/0503/10/nas02.htm
 
Kamis, 10 Maret 20

Boleh Berunding asal Ambalat Tetap Milik RI


JAKARTA-Indonesia harus bersikap bersedia berunding dengan Malaysia soal 
sengketa Blok Ambalat, namun dengan syarat yang tidak bisa berubah yaitu 
wilayah tersebut adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam frame negara 
kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Demikian dikatakan pakar hukum laut Prof Dr 
Dimyati Hartono SH kepada Suara Merdeka semalam.

"Ambalat itu wilayah kita, Malaysia jelas-jelas mau mencaploknya dengan 
berbagai cara. Karena itu, kalaupun kita bersedia berunding, tapi ada syarat 
yang tidak bisa berubah, Ambalat bagian dari NKRI, titik," kata pria asal 
Sumber Manjing, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tersebut. 

Kalaupun Malaysia ngotot akan membawa sengketa Ambalat ke Mahkamah 
Internasional seperti halnya sengketa Sipadan-Ligitan, maka Dimyati menyarankan 
Pemerintah Indonesia juga ngotot menolaknya.

"Mereka ngotot membawa, kita juga harus ngotot menolak. Kita harus tegas dan 
menyatakan tidak mau, karena yang memulai kan mereka (Malaysia). Mahkamah 
Inernasional itu mau bertindak, kalau kedua negara setuju membawanya ke sana. 
Kalau satu tidak setuju ya dianggap gugur," katanya. 

Menurut Dimyati, Malaysia sebenarnya adalah console state. Namun setelah 
Malaysia berhasil mendapatkan Pulau Sipadan dan Ligitan, maka negeri jiran 
tersebut seenaknya berubah menerapkan hukum layaknya negara kepulauan. Menurut 
Dimyati, console state itu dalam menarik laut yang menjadi wilayahnya, hanya 
bisa dilakukan di sekitar pulau itu. 

"Jadi, tidak bisa Malaysia menarik garis batas wilayahnya seperti halnya negara 
kepulauan seperti Indonesia. Malaysia hanya bisa menarik garis seputar 
pulaunya. Kalau Malaysia menerapkan yang seperti Indonesia, maka Malaysia 
jelas-jelas berlaku seenaknya dan jelas melanggar sistem hukum internasional," 
kata Dimyati yang juga Guru Besar FH Undip tersebut.

Skenario Sipadan-Ligitan

Dimyati juga tidak menolak pemikiran bahwa upaya pencaplokan Pulau Sipadan dan 
Ligitan tidak lepas dari skenario untuk mencaplok Ambalat. Karena itu, dia 
sangat menyayangkan tindakan ceroboh Pemerintah Indonesia yang gagal 
berdiplomasi untuk mempertahankan Sipadan dan Ligitan. 

"Kita harus introspeksi, dalam membangun bangsa dan negara ini telah melupakan 
pemikiran bahwa kita ini sebuah negara kepulauan. Karena itu, kita ceroboh 
tidak memperhatikan pulau-pulau terdepan yang sebenarnya menjalin keutuhan 
negara kita. Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan itu karena kita ceroboh dan 
hanya menganggap itu masalah hukum belaka, padahal lepasnya pulau itu berdampak 
luas sekali pada keutuhan wilayah kita. Malaysia ingin memenangi perebutan dua 
pulau tersebut karena ada hidden agenda, sekarang baru ketahuan kan," kata 
mantan fungsionaris PDI-P yang kemudian mendirikan PITA tersebut.(F4-78t)

 
 
 

 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: