** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** BBM =3D Beban Berat Masyarakat Oleh HADI SUTJIPTO, S.E., M.Si. (Tulisan ini dimuat di Harian Pikiran Rakyat Bandung , Rabu 02 Maret 2005) =20 PEMERINTAH Indonesia akhirnya secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM r= ata-rata 29%. Harga baru mulai efektif berlaku tanggal 1 Maret 2005. Keputu= san ini tanpa dukungan DPR dan elemen masyarakat (=94PR=94 1/3). Dampak ken= aikan BBM semakin memicu kenaikan harga bahan kebutuhan pokok yang sudah me= rangkak dan semakin memberatkan masyarakat. Pemerintah melalui Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Aburizal Bakrie= menyatakan, keputusan menaikkan harga BBM dilakukan pemerintah setelah mel= alui pertimbangan yang saksama. Pemerintah juga siap untuk tidak populer ke= tika mengambil kebijakan tersebut. Beberapa alasan mengapa pemerintah menai= kkan BBM/mengurangi subsidi salah satunya disebabkan terjadi tekanan yang b= esar terhadap APBN akibat kenaikan harga minyak mentah dunia yang meningkat= . Alasan lain subsidi yang diberikan selama ini hanya dinikmati kalangan at= as, subsidi mengurangi kemandirian rakyat, pencabutan subsidi BBM mengurang= i penyelundupan, dan pencabutan subsidi mengurangi kemiskinan. Penggiringan opini masyarakat untuk yang mendukung kenaikan BBM ini, dilaku= kan melalui sosialisasi kepada masyarakat untuk mengetahui fakta sesungguhn= ya bagaimana posisi keuangan negara. Masyarakat dipaksa memahami kondisi ke= uangan negara kita. Padahal yang pertama dan utama pemerintah harus merevis= i APBN secara mendasar, terutama dari sisi pengeluaran. Pembayaran utang da= n bunga (riba) utang (64 triliun) yang ternyata memakan porsi yang cukup be= sar harus dijadwalkan kembali. Skala prioritas harus dibuat. Pengeluaran ya= ng tidak terlalu mendesak, dan hanya merupakan pemborosan seperti biaya per= jalanan, baju dinas, acara-acara seremonial dan sebagainya, harus dicoret d= ari daftar pembelanjaan rutin. Jadi penghematan di semua aspek harus dilaku= kan. Kebijakan kenaikan harga BBM sebagai konsekuensi pengurangan subsidi dengan= alasan mengurangi defisit APBN memang patut dipertanyakan. Kenaikan harga = BBM bukanlah solusi yang tepat untuk menutup defisit APBN, bahkan terasa ti= dak adil dan menyengsarakan rakyat. Dalam banyak hal, selalu saja rakyat ba= nyak yang dijadikan korban. Jika carut-marut ekonomi lebih banyak ditimbulk= an oleh kebijakan pemerintah, praktik korupsi, dan ulah para bankir dan kon= glomerat hitam, mengapa rakyat banyak yang harus selalu menanggung akibatny= a?=20 Kebijakan pencabutan subsidi adalah konsekuensi logis dari aplikasi sistem = kapitalisme. Dalam kapitalisme, negara sama sekali tidak berkewajiban menja= min kebutuhan publik seperti BBM, listrik, pendidikan, atau kesehatan masya= rakat. Seluruhnya diserahkan kepada mekanisme hukum pasar. Hal ini diperpar= ah sejak krisis yang menimpa Indonesia tahun 1997. Pemerintah Indonesia dul= u secara resmi meminta bantuan dan campur tangan IMF dan Bank Dunia dalam m= engatasi krisis ekonomi dan moneter. Salah satu tuntutan IMF adalah agar pe= merintah menghapuskan subsidi yang sebelumnya digunakan untuk membantu masy= arakat membeli BBM dan mengurangi tarif dasar listrik. IMF berdalih bahwa u= ntuk mengurangi defisit anggaran belanja negara, salah satu cara yang harus= dilakukan adalah mengurangi dan menghapuskan subsidi pemerintah terhadap B= BM dan TDL (tarif dasar listrik). Masalah pengurangan subsidi BBM pada tahu= n 2005 telah mendapat perhatian Bank Dunia yang merekomendasikan agar pemer= intah segera mempertimbangkan upaya ke arah pengurangan subsidi bahan bakar minyak seca= ra menyeluruh pada tahun 2005.=20 Pemerintah lewat UU Migas berjanji untuk mengikis habis monopoli di Pertami= na. Namun, yang ditawarkan adalah membuka suatu kesempatan bagi perusahaan = swasta lain untuk ikut berkompetisi dalam distribusi dan pemasaran migas. S= epintas, ide ini cukup menarik. Namun, ancaman di balik itu sungguh sangat = mengerikan. Saat ini, yang paling siap untuk berkompetisi adalah perusahaan= -perusahaan multinasional seperti Mobil Oil, Shell, Caltex, Texaco, Unocal,= Vico, Total dan lain sebagainya. Karena mereka yang paling siap, maka mere= ka yang akan merebut pangsa pasar distribusi dan pemasaran migas di Indones= ia. Jadi, yang akan terjadi adalah bergantinya monopoli Pertamina ke oligop= oli perusahaan multinasional.Dikeluarkannya Undang-Undang Minyak dan Gas No= mor 22 Tahun 2001 bisa mengancam keamanan pasokan BBM di dalam negeri. Seba= b, UU itu memperbolehkan perusahaan minyak yang menjadi kontraktor bagi has= il (KPS) di Indonesia untuk menjual sendiri minyaknya. Pasalnya, jika terja= di penurunan produksi di dalam negeri, bisa saja mereka tetap menjual minyak mereka ke luar nege= ri. Kilang-kilang Indonesia juga terancam tidak mendapatkan minyak mentah s= aat liberalisasi migas dimulai tahun 2005. Ancaman besarnya modal yang akan masuk pada industri migas di Indonesia jug= a menjadi tidak mendapatkan perhatian pemerintah. Padahal, hal itu adalah a= ncaman serius yang patut diperhatikan semua pihak dilihat dari rencana inve= stasi yang sedang disiapkan oleh perusahaan multinasional dan campur tangan= mereka lewat lembaga-lembaga keuangan internasional dalam kebijakan negara= . Pihak swasta, ketika menjalankan aktivitasnya, akan berusaha menekan seke= cil biaya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa mempedulikan lagi = dampak sosial masyarakat. Hal ini bertentangan dengan fungsi pemerintah yang berusaha mengelola aset-= aset rakyat yang ditujukan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Artinya= , hasil olahan BUMN oleh pemerintah tidak akan dikenai biaya (gratis) ketik= a rakyat akan memanfaatkannya. Negara hanya boleh memungut tarif dari rakya= t, sebagai kompensasi dari biaya produksi dan distribusi barang-barang ters= ebut, itu pun dengan harga yang minimal/murah, sebatas biaya operasional. T= idak ada niat untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya. Diambilnya fungsi pemerintah oleh swasta dalam pengelolaan sektor publik in= i jelas akan menyebabkan semakin melambungnya harga-harga barang dan jasa. = Kenaikan BBM akan menyebabkan efek multiplier terhadap harga kebutuhan poko= k lainnya. =20 Pandangan Islam Hubungan pemerintah dengan rakyat dalam masalah BBM sebagai produk sektor p= ublik bukanlah hubungan antara penjual dan pembeli, melainkan hubungan anta= ra yang mengurusi urusan rakyat dan rakyatnya yang berhak menikmati harta k= ekayaan milik umum tersebut dengan harga murah. Di tengah-tengah krisis ekonomi yang mengimpit masyarakat saat ini, menaikk= an harga BBM dan listrik adalah tindakan yang sangat sewenang-wenang, zalim= , dan tidak mempedulikan kesulitan yang diderita masyarakat. Pemerintah tid= ak menunjukkan dirinya sebagai sebuah institusi yang memiliki otoritas untu= k melindungi dan mengatur kesejahteraan rakyatnya. Jika pemerintah sudah ti= dak lagi mempedulikan urusan rakyatnya sendiri dan tidak mau tahu dengan ke= sulitan yang dihadapi masyarakat, lalu siapa yang mengatur dan memelihara u= rusan rakyat? Sikap seperti ini tentu jauh dari sikap memegang amanah sebag= ai pihak yang wajib memelihara kemaslahatan rakyat. BBM termasuk barang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Islam menetapka= n BBM dalam kelompok barang tambang milkiyyah 'ammah, yakni dimiliki oleh u= mum (collective property) lantaran jumlahnya yang tidak terhitung. Eksplora= si maupun eks-ploitasi barang tambang yang tak terhitung ini harus dilakuka= n oleh negara atas nama rakyat kaum Muslim sebagai pemiliknya untuk dikelol= a dalam rangka memakmurkan kehidupan rakyat. Pendapat bahwa sumber daya alam milik umum harus dikelola oleh negara yang = hasilnya diberikan kepada rakyat berdasarkan pada hadis riwayat Imam At-Tir= midzi dari Abyadh bin Hamal. Dalam hadis tersebut, Abyadh diceritakan telah= meminta kepada Rasul untuk dapat mengelola sebuah tambang garam. Rasul mel= uluskan permintaan itu, tetapi segera diingatkan oleh seorang sahabat, "Wah= ai Rasulullah, tahukah Anda, apa yang Anda berikan kepadanya? Sesungguhnya = Anda telah memberikan sesuatu yang bagaikan air mengalir (melimpah)." Rasul= ullah saw. kemudian bersabda (yang artinya), "Tariklah kembali tambang itu = darinya." Hadis tersebut menyerupakan tambang garam dengan air yang mengalir karena k= andungannya sangat banyak. Rasulullah saw. awalnya memberikan tambang garam= kepada Abyadh. Ini menunjukkan kebolehan memberikan tambang garam atau tam= bang yang lain kepada seseorang. Akan tetapi, ketika kemudian Rasul mengeta= hui bahwa tambang tersebut merupakan tambang yang cukup besar (digambarkan = bagaikan air yang terus mengalir), maka Rasul mencabut pemberian itu. Sebab= , dengan kandungannya yang sangat besar itu, tambang tersebut dikategorikan= ke dalam milik umum. Semua milik umum tidak boleh dikuasai oleh individu. = Yang menjadi fokus dalam hadis tersebut tentu saja bukan "garam"-nya, melai= nkan tambangnya.=20 Menurut konsep kepemilikan dalam sistem ekonomi Islam, tambang yang jumlahn= ya sangat besar -- baik yang tampak sehingga bisa didapat tanpa harus susah= payah seperti garam, batu bara, dan sebagainya ataupun tambang yang berada= di dalam perut bumi yang tidak bisa diperoleh kecuali dengan usaha keras s= eperti tambang emas, perak, besi, tembaga, timah dan sejenisnya -- termasuk= milik umum; baik berbentuk padat, semisal kristal, ataupun berbentuk cair,= semisal minyak. Benda-benda yang sifat pembentukannya mencegah untuk hanya dimiliki oleh pr= ibadi juga termasuk milik umum. Air, misalnya, mungkin saja dimiliki oleh i= ndividu. Akan tetapi, jika suatu komunitas membutuhkannya, individu tidak b= oleh memilikinya. Berbeda dengan jalan, sebab jalan memang tidak mungkin di= miliki oleh individu. Oleh karena itu, pembagian ini -- meskipun dalilnya bisa diberlakukan illat= syar'iyah, yaitu keberadaannya sebagai kepentingan umum -- esensinya menun= jukkan bahwa benda-benda tersebut merupakan milik umum (collective property= ); seperti jalan, sungai, laut, danau, tanah-tanah umum, teluk, selat dan s= ebagainya. Yang juga bisa disetarakan dengan hal-hal tersebut adalah masjid= , sekolah milik negara, rumah sakit negara, lapangan, tempat-tempat penampu= ngan umum, dan sebagainya. Jelaslah bahwa BBM adalah barang yang sangat diperlukan oleh rakyat, yang t= anpanya, kehidupan modern saat ini tidak akan bisa berjalan. Pemerintah waj= ib mengadakannya demi memelihara kepentingan rakyat. Harga BBM harusnya dim= urahkan, bukan justru terus-menerus dinaikkan. Saatnya rakyat menolak cara-= cara kapitalistik untuk menyelesaikan setiap persoalan bangsa, termasuk yan= g pernah dianjurkan oleh pihak asing seperti IMF dan Bank Dunia beserta par= a pendukungnya. Jika sosialisme telah gagal, kapitalisme demikian juga, ke = mana lagi kita akan menuju jika tidak pada Islam? Allah SWT berfirman, "Apa= kah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki; hukum siapakah yang lebih baik d= aripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin? (Q.S. Al-Maidah:50) =20 *** Penulis Ketua Program Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Univers= itas Islam Bandung (Unisba) dan Ketua Laznah Maslahiyah Hizbut Tahrir Indon= esia (HTI) Jawa Barat. =20 http://www.hizbut-tahrir.or.id/modules.php?name=3DNews&file=3Darticle&sid= =3D419 __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around=20 http://mail.yahoo.com=20 [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20 Give the gift of life to a sick child.=20 Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~->=20 *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg= Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx =20 Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ =20 ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **