** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Kemungkinan, dana kompensasi BBM harus dialihkan dulu untuk kenaikan gaji 550 anggota DPR, dari Rp 25 juta/bulan jadi Rp 40 juta per bulan. Gaji anggota DPR yang Rp 25 juta/bulan dianggap tidak cukup. Tapi penghasilan rakyat yang cuma Rp 144 ribu per bulan dianggap sudah cukup. Rakyat harus berhemat dan sabar dalam kenaikan harga BBM ini. --- Ambon <sea@xxxxxxxxxx> wrote: > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/18/utama/1628558.htm > Jumat, 18 Maret 2005 > > Penanganan Kelaparan di Lembata Lamban > > Lewoleba, Kompas - Ancaman dan bahaya kelaparan > terang benderang, mudah dilihat dan dikenali, di > desa-desa di Lembata, Nusa Tenggara Timur. Banyak > warga gelisah dan risau akan ketiadaan makanan hari > ini atau esok. Bahkan jika masalah itu tidak > ditangani secepatnya, hal-hal buruk sulit > terhindarkan pada musim puncak kemarau > September-November nanti. > > Kegalauan dan kegelisahan warga itu terekam di > beberapa desa di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), > hingga Kamis (17/3). Desa-desa itu, antara lain, > adalah Merdeka di Kecamatan Lebatukan serta Desa > Nubatukan, Muruona, Tagawiti di Kecamatan Ile Ape. > Desa-desa yang dalam kondisi kelaparan seluruhnya > ada 22 desa. > > Selama ini setiap tahun, desa- desa tersebut menjadi > langganan kesulitan pangan. Daerah sekitar agak > sulit menyalurkan bantuan karena faktor transportasi > dan buruknya infrastruktur. Menurut catatan, > pendapatan per kapita desa-desa di sana hanya 180 > dollar AS per tahun. > > Warga, yang umumnya petani ladang, mengharapkan > bantuan pangan dikucurkan secara lancar karena > mereka tidak ingin bertahan dalam kondisi serba > darurat, yakni makan buah bakau dan kacang hutan. > Bantuan pangan berupa beras hingga Kamis sangat > terbatas, hanya lima ton. > > Pasangan suami istri Alex Lewar dan Paulina Pude, > warga Merdeka, mengatakan, dampak kekeringan tahun > ini sungguh- sungguh menyengsarakan petani. Satu > hektar areal jagung dan kacangnya yang sedang > bertumbuh pada Januari lalu telah mati kekeringan > dan dia tidak punya bahan pangan alternatif. > > Tidak ada pisang, ubi, dan padi di lahannya. Ketika > benih jagung dan kacang hijau ditanam awal Desember, > mereka masih memiliki stok makanan berupa 100 bulir > jagung dan lima kilogram kacang hijau untuk bertahan > hingga panen jagung muda antara medio Januari hingga > akhir Februari. > > "Jagung dan kacang stok tahun lalu itu telah habis > dimakan. Berharap bisa makan jagung muda menjelang > pertengahan hingga akhir Februari. Ternyata harapan > itu sia-sia sebab jagung dan kacang mati sebelum > berbunga pada pekan pertama Januari. Esok kami mau > makan apa," kata Alex. > > Keluarga Alex dan petani lain di Desa Merdeka, > demikian juga warga di Desa Baopana dan Lamatuka, > mengalami gagal panen. Mereka kini terpaksa > mengonsumsi makanan langka yang jarang dimakan, > yakni kacang hutan, termasuk biji balam yang dalam > bahasa setempat disebut weo. > > Makanan lain > Lebih buruk lagi yang dialami oleh warga di > desa-desa pantai di Ile Ape, seperti Muruona, > Laranwutun, Jontona, Kolontobo, Dulitukan, > Palilolon, Tagawiti, dan Watodiri. Yosep Leben, > Kepala Urusan Pemerintahan Desa Tagawiti, serta > Anton Kidi Ama, warga Desa Muruona menunjukkan > kegalauan dan kerisauan mereka. > > "Anda tahu, jagung dan kacang-kacang sudah mati > kekeringan. Tidak ada makanan lain. Karena lapar, > sekarang mesti mencari jagung dan kacang-kacangan ke > gunung, ke luar desa, dan ke kota Lewoleba. Mustahil > juga, kami tidak punya uang," kata Anton Kidi Ama, > yang juga tokoh masyarakat di Muruona. > > Areal jagung dan kacang hijau milik mereka telah > kering, dan tidak ada sumber pangan lain. Tidak ada > keterampilan lain yang mereka miliki, kecuali > bertani ladang. Pisang, ubi, dan padi bukanlah > tanaman pangan yang bisa toleran di 22 desa di Ile > Ape. Komoditas utama di sini adalah jagung dan > kacang. > > Para petani ini tidak punya persediaan pangan di > rumahnya. "Kami bingung, mau makan apa selama Maret > 2005- Februari 2006, apalagi untuk puncak kemarau > September- November. Belum lagi benih untuk awal > musim tanam (MT) 2005/2006 Desember nanti," kata > Anton. > > Anton, Yosep, Alex, dan para petani lain berharap > pemerintah mengambil langkah strategis untuk > menyelamatkan keluarga tani. Intervensi program > harus dilakukan hingga awal musim tanam, baik dalam > hal proyek padat karya pangan, kegiatan lainnya, > serta penyediaan benih bagi petani. > > Koordinator Tim Pemantau Kekeringan di Ile Ape yang > juga Kepala Dinas Perikanan Lembata Desidorus Dosi > menjelaskan, saat ini 50 persen dari luas lahan > pangan di Ile Ape telah puso. Sisanya, 50 persen, > terancam mati dan dipastikan akan mati atau gagal > panen jika kemarau terus bergulir. > > Penanganan lamban > Meski ancaman kelaparan begitu nyata, program > bantuan dinilai warga sangat lamban. Hingga Kamis > kemarin, pemerintah kabupaten (pemkab) baru > mengirimkan lima ton beras ke lima desa di Ile Ape. > Padahal, saat ini dampak kekeringan dan ancaman > kelaparan telah meluas ke 60 desa. > > Jika semula hanya ada 31 desa yang terancam > kelaparan, data dari Dinas Tanaman Pangan dan > Hortikultura Lembata kemarin menyebutkan, kekeringan > telah meluas ke 60 desa, meliputi 2.769 keluarga > tani. > > "Kami lapar, bantuan lamban, apa tunggu kami mati. > Apa kami terus dibiarkan makan kacang hutan saja," > kata Perpetua Sili (52), warga Merdeka. > > Anggota Komisi C DPRD Lembata MY Vian Kopong Burin > membenarkan keterangan para petani. Katanya, jika > pemerintah tidak melakukan program penanganan, > seperti padat karya pangan, secepatnya, warga akan > kesulitan. Padat karya pangan juga sebaiknya > berjalan hingga awal MT 2005/2006. > > Itu artinya, menurut Vian, pemerintah harus menyetok > beras secukupnya untuk mengantisipasi puncak kemarau > September-November 2005. Selain itu, pemerintah > harus meluncurkan program pendampingan berupa > dukungan dana untuk penciptaan usaha-usaha > produktif. > > Misalnya, membuka kios atau berdagang, usaha > budidaya rumput laut, dan beternak. Dia mengambil > contoh, masyarakat di 22 desa di Ile Ape semuanya > adalah masyarakat pesisir. Meski demikian, mereka > tidak bisa melaut, kecuali dapat dibina untuk > menanam rumput laut. > > Juru bicara Pemkab Lembata Karolus Kia Burin > menjelaskan, bantuan bukannya lamban, tetapi pemkab > sedang mendata kegiatan dalam proyek padat karya > nanti. Hal ini karena tidak semua desa memiliki > karakter kegiatan sama. > > Ia mengatakan, pemkab telah menyediakan > program-program penanggulangan. Soal adanya masalah > kekurangan pangan yang diperkirakan menyulitkan > warga hingga puncak kemarau nanti memang sudah > diperkirakan oleh pemkab. > > Namun, hingga kemarin Pemkab Lembata hanya memiliki > stok beras 35 ton karena lima ton telah disalurkan > ke lima desa di Ile Ape. > > Menurut Karolus, jumlah itu terbatas, apalagi kalau > dihadapkan dengan problem defisit pangan di tahun > 2005 ini sebesar 2.218,63 ton setara beras. > > Menurut Karolus, setiap tahun selalu ada pembelian > 100 ton beras untuk stok sepanjang tahun, termasuk > stok untuk tahun berikutnya. Untuk tahun anggaran > 2005, pemkab mengajukan pengadaan beras 75 ton, > tetapi baru disetujui untuk pembelian 20 ton melalui > voting di DPRD. > > Bisa diprogramkan > Ketua Harian Satkorlak Penanggulangan Bencana NTT > yang juga Wakil Gubernur NTT Frans Leburaya > mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT dipastikan siap > membantu penanganan kekeringan di Lembata. Stok > beras di provinsi saat ini cukup untuk menyangga > tiga sampai empat bulan ke depan. > > Proyek padat karya bisa diprogramkan tidak saja > untuk masa tanggap darurat, tetapi dapat bergulir > hingga awal MT 2005/2006. Program-program produktif > lainnya bisa juga diarahkan ke desa-desa atau daerah > yang dilanda kekeringan dan gagal panen. (CAL) > > [Non-text portions of this message have been > removed] > > Bacalah artikel tentang Islam di: http://www.nizami.org __________________________________ Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site! http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **