** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Lho, ini Abdul Gafur, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, yang dulu bikin buku "Soeharto, Pikiran dan Tindakannya..."????? Masih beredar ya?? --- Ambon <sea@xxxxxxxxxx> wrote: > REPUBLIKA > Kamis, 17 Maret 2005 > > Air Dicencang tak Kan Putus > > Abdul Gafur > Anggota DPR RI > > Tahun 1966 selepas konfrontasi ''Ganyang Malaysia'' > saya memimpin delegasi mahasiswa Universitas > Indonesia lebih dari seratus orang mewakili > masing-masing fakultas yang ada pada waktu itu. > Konfrontasi yang dideklarasikan oleh Bung Karno pada > tahun 1964 mengakibatkan hubungan diplomatik kedua > negara putus. Hubungan bangsa serumpun pun beku, > bahkan antar sanak keluarga sudah tak mungkin > berkomunikasi. Dalam satu rapat raksasa di depan > Istana Merdeka, Bung Karno memobilisasi rakyatnya > untuk mengganyang Malaysia melalui Dwikora (Dwi > Komando Rakyat). Dari Mulutnya terlontar kalimat > bombastis ini: ''Hai Tengku, Iki dadaku ndi > dadamu''. Kalimat ini dalam dirinya seperti > menantang Malaysia untuk berperang. > Dalam acara resepsi menjamu mahasiswa Indonesia yang > rata-rata pernah ikut-ikutan dalam arus demonstrasi > pengganyangan, Tengku Abdurrahman yang menggunakan > pakaian tradisional Melayu, sambil tersenyum > menyalami kami satu persatu disertai cendera mata > pulpen darinya. Kesempatan pertama bersalaman, saya > gunakan untuk bertanya. Karena pendengarannya sudah > mulai terganggu, saya meninggikan nada suara: > ''Bagaimana perasaan Bapak terhadap Bung Karno, > dendam atau benci?'' Dia menjawab dengan santun, > ''Saya tidak dendam dan saya pun tidak benci, saya > bahagia konfrontasi telah usai.'' > > Sehari sebelumnya, Timbalan Perdana Menteri Tun > Abdul Razak menerima rombongan yang lebih kecil. Di > ruang kerjanya kami disuguhi ekspose strategi > pembangunan Luar Banda yang dipimpin olehnya, dan > tidak ada satu kata pun ia menyinggung dampak > konfrontasi. > > Suasana silaturahim > Pada 11 Maret 2005, di Putrajaya dalam kantor > Perdana Menteri, delegasi sembilan orang DPR RI > sedang bersiap-siap akan diterima Abdullah Ahmad > Badawi, perdana menteri Malaysia yang baru tahun > lalu menggantikan Dr Mahathir Muhamad. Delegasi > resmi DPR-RI diutus untuk bertemu dengan Parlemen > Malaysia tiada lain karena ketegangan dan emosi yang > meninggi di kalangan rakyat, dimanifestasikan dengan > demonstrasi di berbagai kota besar.Gerakan Front > Ganyang Malaysia, ucapan-ucapan sementara anggota, > bahkan pimpinan DPR RI yang menambah tingginya suhu > politik. Semuanya dialamatkan kepada Malaysia, > karena dua hal. > > Pertama, perlakuan aparat yang kurang manusiawi > dalam operasi tegas di samping pemerintah Malaysia > kurang bersikap adil atas kasus-kasus pidana dan > perdata yang dialami TKI legal lebih-lebih yang > ilegal seperti upah yang tidak dibayarkan, > penganiayaan, penyiksaan dan pemerkosaan oleh para > majikan.Kedua menyangkut klaim Malaysia atas wilayah > laut Ambalat di laut Sulawesi dan pelanggaran > perbatasan di wilayah itu oleh aparat keamanan > Malaysia. Dalam pertemuan dengan pimpinan Hubungan > Internasional Parlemen Malaysia pada Jumat, 11 Maret > 2005, delegasi DPR RI secara jelas dan tegas, > mengemukakan sikap resmi. > > Pertama, mendesak Parlemen Malaysia untuk > menyampaikan kepada pemerintah Malaysia untuk > bersikap adil dengan memperhatikan aspek HAM dan > hak-hak melekat lainnya dari para TKI dalam kasus > pidana dan perdata yang dialami TKI, seperti > perselisihan perburuhan berkenaan dengan upah yang > tidak dibayarkan, penganiayaan, penyiksaan, > pemerkosaan dan tindak asusila lainnya. Kedua, > Parlemen Malaysia menyampaikan kepada pemerintah > agar proses hukum terhadap para warga negara > Malaysia yang menjadi majikan TKI apabila terbukti > tidak memenuhi kewajiban dan membayar gaji bagi TKI. > Mereka telah memanfaatkan situasi dengan mencari > keuntungan dalam kesulitan dan kesengsaraan yang > diderita TKI. Menghentikan tindak kekerasan dan > penganiayaan yang dilakukan oleh aparat pelaksana di > lapangan dalam upaya penertiban dan penanganan > pemulangan TKI bermasalah, khususnya dari Indonesia. > > Ketiga, delegasi DPR RI menolak klaim peta wilayah > 1979 yang dibuat secara sepihak oleh Malaysia, > karena penentuan batas wilayah sebuah negara tidak > bisa ditentukan secara sepihak (unilateral) > mengingat terdapat dimensi internasional terkait > dengan negara lain. Mendukung upaya yang ditempuh > kedua negara dalam mengupayakan penyelesaian secara > damai klaim tumpang tindih atas wilayah laut Ambalat > melalui perundingan dengan mengacu pada > prinsip-prinsip sebagaimana ditetapkan oleh Konvensi > Hukum Laut Internasional tahun 1982 dan menolak > penyelesaian masalah tersebut melalui Mahkamah > Internasional. > > Ketua Hubungan Internasional Parlemen Malaysia, YB > Ahmad Shabery, spontan dan dalam irama kalimat yang > santun dan bersahabat menegaskan bahwa pihak > Malaysia tidak menghendaki situasi yang akan > memburukan hubungan kedua negara terus berlanjut. > Apa pun yang terjadi, kata dia, harus melalui dialog > dan negosiasi. ''Kita akan teriakkan perlakuan yang > tidak manusiawi dan masalah kemanusiaan yang dialami > PATI (Pendatang Asing Tanpa Izin).''Suasana > silaturahim kian sejuk terasa dalam pertemuan dengan > Perdana Menteri yang didampingi Menteri Hal Ehwal > Dalam Negeri dan Sekjen UMNO yang juga Menteri pada > Kantor Perdana Menteri Dato Mohamad Radzi. Delegasi > DPR RI didampingi oleh Duta Besar Republik Indonesia > di Malaysia, Rusdihardjo. > > Abdullah Badawi angkat bicara dengan gaya yang > santun dan menarik. Dia mengatakan hubungan > Indonesia-Malaysia amat penting dan strategis. > Bertambah kokoh karena hubungan serumpun, kebudayaan > dan agama Islam yang mayoritas di Indonesia > mayoritas pula di Malaysia. ''Hubungan kita ibarat > air dicencang tak kan putus.''Selanjutnya Pak Lah > mengatakan: ''Bagaimanapun harus berupaya memelihara > hubungan sebaik-baiknya, demi kestabilan rantau, > kestabilan ASEAN. Ada masalah, perbaiki segera, saya > memilih pendekatan diplomasi, kedua menteri luar > negeri sudah mulai berunding. Kalau perlu > perundingan sampai pada tingkat perdana menteri dan > presiden. Tak ada problem,'' tegasnya. > > Islam Hadhari > Abdullah Badawi seakan telah menangkap apa yang akan > saya sampaikan. Pada saat dipersilahkan untuk > bicara, maka sebagaimana yang lazim, didahului > ucapan terima kasih kemudian apa maksud dan tujuan > delegasi ke negeri jiran ini. Untuk memancing > tanggapannya, delegasi menggambarkan situasi > ketegangan di Tanah Air seperti pembakaran bendera > Malaysia, Front Ganyang Malaysia, demo dan demo > termasuk di depan Kedutaan Besar Malaysia di > Jakarta. > > Garis besar sikap resmi delegasi menyangkut masalah > TKI dan pelanggaran wilayah Indonesia oleh aparat > keamanan Malaysia juga dikemukakan kepada Perdana > Menteri. Abdullah Badawi tetap mengambil posisi > pemimpin yang arif yang menempatkan kepentingan > hubungan kedua negara. Berkata Pak Lah: ''Perpaduan > kekuatan Indonesia-Malaysia akan besar baik dalam > ASEAN maupun Asia Timur. Kekuatan bersama di bidang > ekonomi, kebudayaan, dan sosial perlu terus > dibina.'' > > Pertemuan Perdana Menteri Abdullah Badawi dengan > delegasi DPR RI dijadwalkan 30 menit ternyata > berlangsung hampir satu setengah jam. Tambahan waktu > digunakannya untuk menjelaskan konsep pemikirannya > tentang Islam Hadhari yang dilontarkan dalam > Perhimpunan Agung ke-55 UMNO tanggal 23 September > 2004 di Kuala Lumpur juga karena terjadi dialog. > Konsep Islam Hadhari bertolak dari pemikiran Beliau > yang menekankan aspek pembangunan yang menjurus > kepada pembinaan peradaban Islam dan memfokuskan > kepada usaha meningkatkan mutu kehidupan melalui > penguasaan ilmu, pembangunan manusia, pembangunan > kesehatan serta pembangunan fisik. > > Islam Hadhari, bukanlah agama baru, bukan ajaran > baru, bukan mazhab baru. Islam Hadhari adalah usaha > untuk mengembalikan umat Islam kepada asas atau > fundamental yang terkandung dalam Alquran dan > hadist. Islam Hadhari memastikan untuk mencapai 10 > prinsip utama antara lain: keimanan dan ketakwaan > kepada Illahi; pemerintah yang adil dan amanah; > rakyat yang berjiwa bebas; penguasaan ilmu > pengetahuan; pembangunan ekonomi yang seimbang dan > komfrehensif; pembelaan hak kelompok minoritas dan > kaum perempuan; keutuhan budaya dan moral; serta > kekuatan pertahanan. Prinsip-prinsip ini sebagai > acuan supaya amalan dan pendekatannya tidak > menimbulkan salah paham dan kebimbangan berbagai > pihak dalam sebuah negara yang komposisi rakyatnya > berbilang agama dan berbilang kaum. > > Konsep Islam Hadhari disusun dalam satu risalah > mungil. Pak Lah, setelah membubuhkan tandatangannya > dibagikan kepada delegasi. Garis-garis besarnya yang > dikutip di atas (menyesuaikan beberapa kata dengan > bahasa Indonesia) menggambarkan tekad Perdana > Menteri untuk membawa bangsanya mencapai 10 prinsip > utama itu. Pada bagian akhir risalah, Abdullah > Badawi mengemukakan dunia adalah satu perjalanan > yang harus dimanfaatkan dalam proses pengabdian > manusia kepada Allah SWT dengan menyempurnakan > tanggungjawab fardu kifayah secara sempurna, jujur, > tulus === message truncated === __________________________________ Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site! http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **