** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** .Jimmy Okberto Notes. -----------------------.oooO--------------------------------- ( ) Oooo. \ ( ( ) \_) ) / (_/ This message was created automatically by mail delivery software. Today's Inspiring message reached some or all of the intended recipients. Subject: Joko Mamoto Inspiring Message jimmy.okberto@xxxxxxxxxxxx I am happy and content because I think I am. - Alain-Rene Lesage The days too shorts even for love; how can there be nough time for quarreling? - Margaret Gatty Teach us to pray often, that we pray oftener - Jeremy Taylor <joe.tomone@xxxxxxxxx #friendster.com> -----Original Message----- On Behalf Of jack rusto Sent: Saturday, November 19, 2005 6:30 AM BOM, JIHAD, DAN JALAN KELIRU MENUJU SURGA Seorang warga di Kota Surabaya menganggap "aneh" ketika Bani Yamin Husin, adik kandung almarhum Dr Azahari meminta maaf kepada rakyat Indonesia dan meminta kakaknya yang gembong teroris itu didoakan. "Lho, kok masih minta didoakan, bukankan Azahari sudah mengkavling surga untuk dirinya sendiri," kata Chalid, seorang warga menanggapi berita itu di surat kabar. Ungkapan bernada menyindir itu bertolak dari keyakinan kuat yang dianut para pelaku teror yang melakukan bom bunuh diri bahwa yang mereka kerjakan adalah bagian dari jihad (perang) yang jika mati mendapatkan jaminan surga di akherat. Keyakinan kaum teroris itu lebih jelas lagi terungkap saat polisi membeberkan sebuah rekaman VCD yang berisi ungkapan tentang keyakinan dan tindakan mereka yang dianggapnya sudah benar untuk menghentikan sikap Barat yang dianggap selalu merugikan umat Islam. Semua agama yang pada dasarnya mengajarkan kasih sayang kepada semua makhluk --Islam mengenal istilah "rahmatan lil `alamiin" atau menjadi rahmat bagi seluruh alam-- bisa memiliki dua sisi, yakni menyebabkan kemakmuran di muka bumi atau justru membinasakan. Pada kenyataan ini, Islam yang sebetulnya sangat menghargai nyawa seekor semutpun, akhirnya menjelma menjadi "monster" yang menakutkan saat berada di tangan Azahari, Noordin M Top dan kawan-kawannya. Islam yang dibawa oleh seorang rasul bernama Muhammad SAW dengan kehalusan budi pekertinya, kini lebih banyak ditonjolkan sisi sejarah peperangan melawan musuh di jamannya. Islam yang hadir sebagai pembaik akhlak justru terdistorsi menjadi "sosok" yang keras. Karena itu, keyakinan mereka tentang jihad, bom dan surga itu perlu diluruskan kembali. Apalagi, kelompok Azahari itu selalu bergerilya untuk mencari kader-kader muda di berbagai daerah di negeri ini. Selain itu, tindakan mereka menyebarkan ketakutan di Jakarta, Bali dan daerah lain di negeri tidak efektif untuk mengoreksi perilaku negara Barat. Tindakan mereka ibaratnya memukul ban, yang semakin keras dipukul, semakin keras pula menimbulkan pantulan. Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi dengan tegas mengatakan bahwa bom bunuh diri yang seakan-akan menjadi jalan masuk surga sangat ditentang oleh para ulama. "Dalam agama, orang membunuh orang, pelakunya harus dihukum mati (qishosh), kecuali dalam keadaan perang. Perang itu harus memenuhi syarat, kalau di Indonesia tidak ada perang. Itu bukan perang, tetapi memerangi. Orang yang memerangi ini dikenakan hukum qishos," ujarnya saat berada di Surabaya. Bahkan di tempat lain, Hasyim mengatakan bahwa pelaku teror bom bunuh diri itu bukan mati syahid tapi mati "sangit" (hangus). Karena itu, Hasyim berharap agar jaringan Azahari segera dibongkar dan dirinya menghimbau kepada umat Islam Indonesia dan umat di dunia agar meninggalkan jauh-jauh kekerasan atas nama agama. "Dengan adanya kegiatan teror yang kemudian diatasnamakan oleh teroris itu dengan agama, maka agama menjadi tercoreng, agama sebagai `rahmatan lil `alamin` ini rusak. Posisi umat Islam, baik secara nasional maupun internasional telah tersudut," katanya. Namun sebaliknya, ujar Hasyim, masyarakat internasional jangan mempunyai perasaan phobi (rasa takut) terhadap Islam karena Islam phobi ini akan mengkristalkan orang Islam untuk melawan dan menyulitkan kaum moderat. Sementara Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma`aruf Amin juga menegaskan kembali fatwa majelis tersebut bahwa terorisme dan bunuh diri merupakan tindakan yang diharamkan oleh agama Islam. "Tindakan serangan dengan cara bunuh diri yang dilakukan di Indonesia tidak dapat digolongkan sebagai `jihad`. Apa yang dilakukan di Indonesia adalah terorisme dan bunuh diri, bunuh diri itu haram," katanya. Ma`aruf mengungkapkan, MUI sebelumnya telah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan perbuatan terorisme, yaitu pada akhir tahun 2003. Indonesia, kata Ma`aruf menekankan, bukanlah wilayah perang, melainkan daerah aman, damai dan wilayah dakwah, yang karena itu tidak ada alasan untuk mendapat serangan bom bunuh diri. Sasaran pemboman bunuh diri juga tidak jelas, ujarnya, karena korbannya bukan pihak-pihak yang dianggap musuh, melainkan orang-orang yang tidak berdosa. Ketika ditanya mengapa serangan bunuh diri masih terjadi padahal fatwa haram sudah dikeluarkan, Ma`aruf mengatakan, sebenarnya fatwa berfungsi sebagai kaidah atau pegangan bagi pemerintah untuk melakukan upaya-upaya penegasan pemahaman bahwa tindakan para teroris yang mengatasnamakan `jihad` adalah keliru. Sedangkan para teroris itu sendiri dinilainya sebagai insan-insan yang memang tidak mau mendengarkan fatwa. "Ya tentu saja karena teroris itu kan bukan anak baik-baik, bukan santri yang baik, yang begitu mendengarkan fatwa langsung patuh," katanya. Dikatakannya, fatwa juga dikeluarkan dengan maksud untuk memagari umat agar tidak terpengaruh dengan aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok teroris dan karena itu MUI terus melakukan penyadaran kepada umat Islam melalui berbagai bentuk sosialisasi. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafi`i Ma`arif, menganggap konsep jihad yang dinyatakan oleh para pelaku pemboman bunuh diri Bom Bali II merupakan salah satu kenyataan bahwa ada krisis yang sangat dalam yang dialami oleh umat Islam. Tindakan serangan bunuh diri sebagai jihad, tegasnya, merupakan pemahaman yang sangat keliru tentang ajaran Islam dan justru menodai Islam. Ia juga menyatakan merasa kasihan terhadap para pelaku bom bunuh diri yang menyatakan bahwa mereka akan masuk surga. Syafi`i menganggap pernyatan tersebut sama saja dengan telah mengambil peran Tuhan, satu-satunya pihak yang berhak menentukan apakah seseorang berhak masuk surga atau tidak. "Islam ditafsirkan secara nekad oleh mereka," katanya. Bom bunuh diri yang dilakukan para teroris, menurutnya, juga tidak jelas tujuannya seperti kenapa dilakukan di Indonesia dan korbannya juga umat Islam. Ia membandingkan dengan di Palestina, yang musuh bagi pelaku "bom syahid" itu sudah jelas. Pengamat masalah sosial agama dari IAIN Sunan Ampel, Surabaya, Dr. Abd. A`la mengatakan, bibit kekerasan dengan atas nama agama itu sebetulnya sangat kompleks, yang salah satunya dipicu adalah kepincangan global akibat demokrasi pluralisme dangkal yang dianut dan dikembangkan oleh Barat. "Itu menjadi bumerang karena menimbulkan sikap anti Barat bagi kelompok-kelompok agama garis keras. Selain itu juga adanya kesenjangan ekonomi masyarakat Islam dengan Barat ikut memperkeruh persoalan ini," katanya. Namun demikian, ia meminta masyarakat, khususnya Barat agar tidak menyamaratakan bahwa semua kelompok garis itu setuju dengan tindakan pengeboman. "Saya sering ketemu dengan teman-teman HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), ternyata mereka tidak setuju dengan aksi-aksi seperti itu dan mereka juga tidak antipati atau tidak langsung mengkafirkan kelompok lain seperti Jaringan Islam Liberal," ujarnya. Ia juga mengemukakan bahwa tindakan terorisme di Indonesia termasuk di dunia umumnya bukan karena landasan ideoligis, kecuali kelompok HAMAS di Palestina yang bergerak atas dasar nasionalisme ideologis. "Kalau yang lain lebih banyak karena faktor politik dan agama hanya dijadikan bamper. Mereka yang terlibat adalah kelompok yang mempolitikkan agama," kata kiai muda yang juga alumni Pesantren Annuqayah Latee, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura itu. Sebetulnya, katanya, masyarakat Indonesia sudah lama memiliki kearifan lokal menghadapi perbedaan. Kearifan itu sebetulnya merupakan potensi besar untuk bisa meredam gerakan-gerakan terorisme itu. "Kita ini memiliki solidaritas yang cukup kuat, tapi karena di jaman dulu dominasi negara menjadi sangat kuat, maka kearifan lokal itu banyak yang dihancurkan. Contoh, masalah SARA yang seharusnya menjadi potensi kebersamaan justru menjadi syetan yang menakutkan," ujarnya. Karenanya, untuk menghentikan tindakan terorisme di dunia, semua pihak harus introspeksi diri. Tidak hanya masyarakat Islam dan kelompok teroris yang diimbau untuk sadar dan kembali ke jati diri Islam, tapi juga Barat. Amerika Serikat dan negara barat lainnya hendaknya mengoreksi diri untuk berlaku adil terhadap negara-negara Islam dan tidak memaksakan kehedaknya, termasuk untuk urusan demokrasi dan pluralisme. dari berbagai sumber mata air :) __________________________________ Yahoo! FareChase: Search multiple travel sites in one click. http://farechase.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **