** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Makanya teroris sulit di tumpas. Berikut dibawah ini adalah pendapat seorang simpatisan PKS di milis al-ikhwan (milis pendukung ikhwanul muslimin di Indonesia) ketika megnomentari sosok zulkarnaen yang menjadi panglima penggerak aktivitas terorisme dalam jaringan azhahari dan nurdin m. top. 1. di satu sisi HNW mencap pelaku bom bali adalah atheis, namun simpatisan di grassroot diam diam "simpati". apa artinya ya ? tidak meungkin kan bisa ada beda pendapat tentang hal ini, kalau secara ideologis ideologi mereka memang mendukung jihal model "zulkarnaen" tersebut ? 2. Orang kita belum bisa membedakan posisinya sebagai orang Islam dengan posisinya sebagai warga negara Indonesia, sehingga sosok yang dia nilai berjasa pada Islam, dengan sendirinya patut didukung. Meskipun data data mengarah pada informasi bahwa orang tersebut melakukan aktivitas teror di negaranya sendiri. 3. Minimal, bagi yang memapu memilah posisi sebagai orang islam sekalus warga negara indonesia, dia boleh kagum pada perjuangan zulkarnaen di afghanistan, namun harus menolak aktivitas kekerasan yang dilakukan di Indonesia. Untuk alasan apapun. apalagi jika alasan melakukan terorisme, masih terkait dengan fatwa dari ulama ikhwanul muslimin juga, diantaranya abdullah azzam seperti di bawah ini. 4. Kalangan Salafy (yang notabene sering berseberangan dengan ikhwanul muslimin dan berbagai aliran dalam Islam lainnya) telah membuat buku yang isinya menolak aktivitas terorisme ini, dan lebih jauh lagi mengajukan tudingan terhadap fatwa tentang jihad tersebut sebagai pemikiran khawarij. MUI pun sedang dalam proses membuat fatwa tentang penolakan terhadap terorisme. salam, Ari Condro ----- Original Message ----- From: "Adi Susmono" <adisus@xxxxxxxxx> To: <Al-Ikhwan@xxxxxxxxxxxxxxx> Assalaamu'alaykum, Subhanallah, hebat sekali saudara kita Zulkarnaen itu ya? Memiliki pengetahuan dan pengalaman bertempur yang luar biasa. Namun, anehnya yang pejuang buru2 pingin ditangkap, dipenjara, dicaci maki, dan kalau perlu ditembak mati bak kelinci nyasar aja. Tetapi yang pecundang malah dipelihara, dipuja, hahahehe bareng, meskipun mereka menggerogoti milik rakyat jelata. Banyak 'tameng' yang bersedia menjadi pelindung dia, malah seolah hukum tumpul dan tak berdaya. Sudah pada baca ini kan? http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/11/tgl/18/ti me/145928/idnews/481176/idkanal/10 Ah itu sih contoh terlalu kecil untuk kapasitas spt mas ArCon bicarakan. Mas ArCon, apakah benar sih mereka memiliki organisasi yang sering disebut orang itu? (ji, red) Siapa sih yg ngajari mereka strategi tempur, merakit M16, bikin sesuatu yg bisa meledak dan mencelakakan yg lain. Kalau gak salah kan mereka ketika dalam rangka mengusir Soviet ya? Kita setuju gak sih Soviet harus diusir dari Afgan? Apakah (mungkin) ada cara lain untuk mengusirnya? Apakah mereka org pedesaan Afgan sudah punya keahlian perang secara alami dan mendapat senjata dari pepohonan di hutan Afgan (kalau ada)? Wassalaam, akujugaorgdesa ----- Original Message ----- From: "Ikra" <ikra@xxxxxxxxxxx> Dear all; Azahari sudah dihabisi. Nordin kabarnya akan segera ditangkap. Adakah itu nanti akhir dari ancaman adanya teror istimata (bom bunuh diri) di negeri kita? Tampaknya jawaban atas pertanyaan yang penuh harap itu masih akan negatif, jika kita baca tulisan yang saya kutip dari TEMPO ini. Ada jenderal teroris yang lebih tinggi yang menentukan akan berakhir atau tidaknya teror istimata. Pasukan istimata rupanya hanya salah satu saja dari pasukan teroris yang beroperasi di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) sekarang ini. Jadi, harapan akan amannya negeri kita dati teror masih jauh! Silahkan baca tulisan yang saya kutip dari TEMPO di bawah ini. Ikra.- ====== JENDERAL LASKAR ISTIMATA RUMAH tua itu terletak persis di belakang Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah. Ada dua boneka kecil mainan anak-anak tergeletak di depan pintu. Di sebelah kiri ruang tamu, ada garasi kosong berdebu. Langit-langitnya banyak yang jebol. Di setiap sudut, jaring laba-laba penuh menjuntai. Pada suatu sore pertengahan September silam, dari dalam rumah itu terdengar suara tangis bayi. Merengek-rengek. Sudah setahun lamanya Rahayuningtyas, si nyonya rumah, menunggu kabar suaminya, Aris Sumarsono. Perempuan bercadar berusia 32 tahun itu?dia akrab disapa Ning?terakhir bertemu dengan suaminya pada Lebaran tahun silam. Aris, kata Ning, suka ke luar kota untuk urusan berdagang kain. Kadang sepekan, paling lama sebulan. Tapi kepergian yang terakhir tak menyisakan jejak. "Dia hanya pamit ke Sragen, setelah itu tak kembali lagi ke rumah," ujarnya. Aris Sumarsono tak lain adalah Zulkarnaen, yang disebut-sebut sebagai komandan tertinggi sayap militer Jamaah Islamiyah (JI). Kini, anak Desa Gebang, Sragen, itu menjadi buron penting. "Zulkarnaen salah satu tokoh penting JI yang lagi kita uber," ujar Inspektur Jenderal Polisi Ansyaad Mbaai, Kepala Desk Antiteror di Kantor Menteri Koordinator Politik dan Keamanan. Posisinya di pucuk itu makin terungkap setelah polisi menangkap Achmad Roihan alias Saad, tokoh teras Markaziyah (pimpinan pusat) JI di Palu, April silam. Roihan mengaku Zulkarnaen hadir dalam pertemuan Markaziyah di Tawangmangu, Solo, setelah bom Bali meledak. Zulkarnaen punya nama lain: Daud. "Orangnya bertubuh kecil dan pendiam," kata Mualif Rosidi, bekas guru Zulkarnaen di Pondok Pesantren Ngruki. Dia masuk pondok itu sejak 1975, dan belajar di sana selama enam tahun. Lulus dari pondok, Zulkarnaen, yang kerap masuk peringkat lima besar di sekolahnya itu, masuk ke Jurusan Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. "Sejak mondok, dia jarang pulang," ujar Mualif. Tak jelas sejak kapan Zulkarnaen mulai terlibat dalam gerakan militan itu. Yang terang, namanya kini disebut-sebut sebagai salah satu arsitek bom Bali. Dari persidangan kasus bom Bali, melalui kesaksian Nasir Abbas, kakak ipar Muchlas yang merupakan salah satu pelaku utama lainnya, terungkap posisi Zulkarnaen memang cukup penting di organisasi JI. Nasir, yang kini ditahan di Markas Besar Polri, adalah veteran pejuang Afganistan. Dia terjun ke medan jihad Afganistan sejak 1987 sampai 1993. Setelah itu, dia bergabung dengan gerilyawan Moro Islamic Liberation Front (MILF) di Moro, daerah selatan Filipina. Dia mengangkat senjata ke Moro atas perintah Mustofa alias Pranata Yudha, salah satu pentolan JI yang tertangkap di Semarang. "Mustofa meminta saya, atas perintah Zulkarnaen dan atas saran Abdullah Sungkar," kata Nasir Abbas. Sungkar adalah pemimpin besar JI sebelum Abu Bakar Ba'asyir. Perintah pengiriman pasukan jihad ke Moro, yang diberikan Zulkarnaen kepada Mustofa, membuktikan Zulkarnaen memang berada di pucuk struktur. Mustofa saat itu menjabat Ketua Mantiqi III, struktur operasi JI yang meliputi wilayah Filipina Selatan, Serawak, Sabah, Brunei, dan Kalimantan. Posisi Zulkarnaen, kata Nasir, adalah Ketua Bidang Askari (militer) Markaziyah, yang dulunya langsung berada di bawah Abdullah Sungkar. Mustofa kini meringkuk di sel Kepolisian Daerah Metro Jaya, setelah dicokok petugas pada Juli silam. Bagi para mujahidin asal Indonesia, Zulkarnaen mereka hormati sebagai senior. Dia termasuk angkatan pertama lulusan akademi militer di Afganistan. Seorang veteran mujahidin, Abi Sholeh (nama samaran), mengaku satu angkatan dengan Zulkarnaen, saat terjun ke Afganistan pada 1985. Waktu itu mereka dikirim oleh almarhum Abdullah Sungkar, pendiri JI. Abi Sholeh tak mau menyebut jumlah pasti berapa orang yang berangkat pada gelombang pertama itu. Yang jelas, kata dia, mereka mendapat pelatihan di Kamp Saddah, akademi militer milik Syekh Abdurrasul Sayyaf, tokoh legendaris mujahidin Afganistan. "Kamp itu letaknya di Khumran Agency, di dekat Parachinar, perbatasan Pakistan dan Afganistan," kata Abi. Di sana mereka menimba ilmu perang, dari teori sampai praktek. Juga soal perang gerilya, termasuk gerilya kota, meracik bom, dan artileri. Para mujahidin itu juga lihai membaca peta dan teknik pengintaian musuh. "Mereka latihan aneka macam senjata, seperti AK-47 dan M-16," ia berkisah. Di Afganistan, Zulkarnaen adalah lulusan terbaik. "Dia ahli dalam semua pelajaran militer," tutur Abi lagi. Bahkan, sebelum lulus, Zulkarnaen sudah diminta mengajar di Kamp Saddah?di mana Syaikh Sayyaf memberikan tempat khusus bagi mujahidin asal Asia Tenggara. Zulkarnaen ditunjuk sebagai kepala akademi militer itu, untuk melatih mujahidin asal Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Singapura. Pengalaman tempur Zulkarnaen, kata Abi, juga di atas rata-rata. Dia pernah terlibat pertempuran selama tiga pekan di Jaji (Joji), pada April 1987. Saat itu tarung senjata berlangsung hebat antara pasukan mujahidin dan tentara pendudukan Uni Soviet. Tak semua mujahidin asal Asia Tenggara dilibatkan di garis depan. Kata Sayyaf, seperti dikutip Abi, tujuan latihan militer bukan untuk berjihad di Afganistan. "Yang penting, menyiapkan diri berjihad di negeri sendiri," begitu pesan sang Syekh. Achmad Roihan alias Saad, anggota Markaziyah, pun mengaku seangkatan dengan Zulkarnaen ketika terjun ke Afganistan. Saad, sama seperti Abi, mengakui Zulkarnaen menjabat posisi ketua dewan militer di Markaziyah JI. "Tapi sekarang saya tak tahu apa posisinya," ujar Saad kepada TEMPO, kala ditemui di Penjara Krobokan, Bali, beberapa waktu lalu. Tapi, menurut seorang bekas pemimpin JI (dia menolak disebut namanya karena alasan keamanan), posisi Zulkarnaen saat ini belum tergantikan. Dialah pemegang tongkat komando pasukan jihad, yang menjadi inti gerakan JI. Sebagai Ketua Dewan Askari, Zulkarnaen adalah jenderal bagi para laskar JI itu. "Ada tiga kategori laskar," ujar sumber itu. Pertama laskar biasa, yang anggotanya pernah ikut latihan militer selama empat sampai enam bulan. Lalu, kedua, Laskar Khos, yaitu satuan khusus yang punya kemampuan perang dan senjata, minimal ikut latihan militer tiga tahun. Ketiga adalah Laskar Istimata. Yang paling militan adalah Laskar Istimata. Mereka yang masuk satuan itu siap melakukan amaliyah istishadiyah (bom syahid). Anggotanya bisa saja direkrut dari luar JI. "Contohnya adalah kasus Iqbal Arnasan, yang menjadi martir dalam bom Bali," ujar sumber itu. Dia melanjutkan, dalam aksi bom di Hotel Marriott, JI pun menggunakan salah satu kader Laskar Istimata, yaitu Asmar Latin Sani. "Ketiga jenis laskar itu berada di bawah komando Zulkarnaen." Sebagai panglima, Zulkarnaen punya wewenang besar. Dia bertanggung jawab atas operasi intelijen dan "operasi pembangunan kekuatan". Lingkupnya antara lain pelatihan militer, baik kursus singkat enam bulan maupun memimpin "akademi militer" yang makan waktu tiga tahun. Selain itu, di tangan Zulkarnaen pula wewenang "operasi penggunaan kekuatan", semisal bom Natal dan bom Bali bisa dijalankan. "Untuk operasi seperti itu, Zulkarnaen harus mendapat izin dari Majelis Fatwa Markaziyah JI," ujarnya. Keterangan itu dibenarkan oleh Saad. Semua aksi memang harus melewati forum fatwa dulu, agar tindakan jihad menjadi sah secara organisasi. Namun, sejak Abdullah Sungkar meninggal pada November 1999, forum fatwa tak lagi berjalan. "Banyak operasi sekarang yang tidak diputuskan organisasi," ujarnya. Dia mencontohkan, bagaimana order dari Mantiqi I (wilayah Singapura dan Malaysia) justru dilakukan di Mantiqi II dan sama sekali tak diberitahukan lebih dulu kepada pemimpin struktur setempat. Mantiqi II berpusat di Solo, dengan wilayah operasi seluruh Indonesia, kecuali Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Menurut Saad, kecakapan militer Zulkarnaen tergolong biasa saja. Tapi dia ahli dalam soal taktik tempur. Satu lagi, Zukarnaen juga kuat dalam soal komandaniyat (bahasa Afganistan berarti kepemimpinan?Red.). Lalu, apa yang menjadi tugas utama komandaniyat itu? "Manajemen organisasi tempur," ujar Saad mantap. === ----- Original Message ----- From: "Abu Muhammad Yulianto" <yulianto.abumuhammad@xxxxxxxxx> Mereka Adalah Teroris - Bantahan atas Teroris Versi Imam Samudra & Dr Azhari ? Resensi Oleh : Annisa-Haqque 15 Nov 2005 - 2:12 am Benarkah aksi anarkhis, penculikan, peledakan, bom bunuh diri, . . . adalah Jihad ? Benarkah Peledakan WTC, bom Bali, Peledakan kantor-kantor kedubes, Atrium, JW Marriot, . . . adalah Jihad ? Terbunuhnya Dr Azhari membuka kembali banyak diskusi seputar ideologi yang dijadikan dasar keyakinan kelompok itu. Sebuah buku baru terbit bulan puasa kemarin membahas 'penolakan' yang dijadikan hujjah kelompok ini dalam aksi-aksinya, yang tentu saja membawa-bawa nama Islam. Ada baiknya kita mencoba memahami dan mengerti pula atas pemikiran-pemikiran yang anti dengan jalan pikiran atau hujjah kelompok Imam Samudra dan Dr Azhari itu, tanpa prasangka apapun tentunya (misalnya menuduh buku ini "pesanan" CIA misalnya. Buku ini sebagai sebuah bantahan terhadap buku "Aku Melawan Teroris" karya Imam Samudra yang dipenuhi dengan kedustaan, penyimpangan, dan kebatilan dengan mengatasnamakan 'Ulama Resensi : Al Ustadz Luqman bin Muhammad Ba'abduh Ideologi dan aliran sesat Khawarij telah diperangi dan ditumpas oleh para shahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam di Nahrawan pada masa pemerintahan Khalifah 'Ali bin Abi Thalib. Namun aqidah dan pemikiran khawarij tidak akan pernah terputus dan terhenti dengan meninggalnya tokoh-tokoh mereka, sebagaimana telah diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Pemikiran dan aqidah sesat ini terus menjalar menjadi bahaya laten bagi umat Islam, yang sewaktu-waktu siap muncul dan memakan korban! Pekerjaan dan ciri khas mereka sama, yaitu mengkafirkan pemerintah kaum muslimin dan orang-orang yang pro dengan pemerintah, memberontak terhadap pemerintah kaum muslimin, menghalalkan darah dan harta kaum muslimin, serta membolehkan membunuh anak-anak kaum muslimin. Pemberontakan dan pembunuhan yang mereka lakukan tidaklah muncul begitu saja, tetapi didahului dengan provokasi-provokasi pada rakyat, dan doktrin-doktrin kepada para anggotanya, untuk membenci pemerintah. Yang semua itu mereka coveri dengan slogan amar ma'ruf nahi munkar. Inilah ideologi dan aksi-aksi mereka sepanjang sejarah yang telah memakan berjuta-juta jiwa kaum muslimin, bahkan tidak tanggung-tanggung, di antara korbannya : tiga shahabat Rasulullah terbaik -sekaligus tiga Al Khulafa-ur Rasyidun-- : 'Umar bin Al Khaththab, 'Utsman bin 'Affan, dan 'Ali bin Abi Thalib. Benar. tindakan-tindakan mereka selalu membikin kacau, onar, dan kerusakan yang luar biasa di muka bumi. Inilah yang disebut dengan terorisme. Karena itu khawarij itu teroris, teroris itu khawarij, sama persis tidak ada beda. Yang pasti pula bahwa mereka jahil terhadap ilmu, fiqh, dan syari'at Islam, karena mereka selalu berseberangan dan nyempal dari para 'ulama ahlus sunnah, bahkan di barisan mereka sama sekali tidak ada 'ulama. Mereka hanya memiliki semangat ibadah dan beramal yang tinggi, namun ditegakkan di atas emosi dan kebodohan. Sehingga segenap ideologi, sikap, dan aksi-aksi mereka sama sekali tidak didukung oleh 'ulama Ahlus Sunnah.. Di zaman ini, umat Islam bahkan dunia secara umum, dikejutkan dengan maraknya aksi-aksi terorisme. Peledakan terjadi di mana-mana. Di antara yang cukup spektakuler adalah aksi attack terhadap WTC dan Pentagon AS. Kemudian setelah itu muncullah sosok Usamah bin Laden yang disebut-sebut sebagai pihak yang bertanggung jawab atas aksi tersebut. Nama Usamah bin Laden dengan 'resolusi jihad' melawan AS yang dikumandangkannya, menjadi tenar di dunia internasional. Siapakah Usamah? Bagaimana alur pemikirannya, siapa orang-orang di sekitarnya, benarkah dia itu seorang mujahid Islam? Semua itu akan terjawab dalam buku "Mereka adalah Teroris" ini. Di Nusantara pun, bom dan peledakan tak kalah marak. Diantaranya yang menjadi heboh dan menggegerkan adalah ledakan bom 12 Oktober 2002 di Legian Bali. Tak kurang 203 orang meninggal dunia dan ratusan mengalami cidera dan cacat. Ledakan bom berkekuatan tinggi juga terjadi pada 5 Agustus 2003 di Hotel JW Marriott. Di susul kemudian pada tanggal 9 September 2004 meledak pula bom di depan Kedutaan Besar Australia. Tertumpahlah darah orang-orang yang tidak dibenarkan secara syar'i untuk dibunuh. Bahkan muslimin pun ikut menjadi korban! Bermula dari sikap yang membabi buta dan tanpa ilmu yang memunculkan ekstrimitas di dalam menyikapi kemungkaran. Yang paling menonjol adalah : dengan mudahnya mereka menjatuhkan vonis kafir terhadap pemerintah muslimin. Orang-orang yang tidak mau mengkafirkan pemerintah yang telah mereka vonis kafir tersebut juga ikut mereka kafirkan. Karena kafir maka segala aksi penentangan, teror, dan pemberontakan terhadap pemerintah tersebut menjadi sah dan halal, bahkan wajib. Yang itu semua mereka labeli dengan jihad fi Sabilillah. Sikap ekstrim mereka yang lainnya, adalah kebencian dan permusuhan terhadap orang-orang kafir yang tidak didasari ilmu. Mereka menyatakan bahwa saat ini adalah perang global antara Islam vs kafir. Benarkah semua jenis orang kafir sah dan wajib untuk diperangi di setiap waktu dan tempat? Benarkah segala aksi pengeboman di tempat-tempat umum, hiburan, tempat-tempat ibadah, kepentingan-kepentingan asing, ....dll adalah jihad fi sabilillah ? Apakah benar, aksi-aksi tersebut sebagai solusi atas problematika kelemahan, kemunduran, dan kekalahan umat Islam selama ini? Itu semua akan terjawab di buku ini. Inilah buah aqidah dan ideologi sesat khawarij, yang pada masa ini dihidupkan kembali oleh tokoh-tokoh semacam Hasan Al Banna, Sayyid Quthb, Al Maududi, DR. 'Abdullah 'Azzam,.dll, yang kemudian dilanjutkan oleh DR. Safar Al Hawali, Salman Al 'Audah, Usamah bin Laden, Aiman Azh Zhawahiri, .dll, yang karya-karya mereka banyak diterjemahkan dan disebarkan di negeri ini. Aqidah dan ideologi sesat ini ternyata tumbuh dan berkembang subur di kalangan para aktivis Islam, yang aktivitas dan pengamalan agamanya hanya dilandasi semangat dan emosi semata, tanpa ilmu yang benar yang bersumber dari Al Qur'an dan As Sunnah sebagaimana yang difahami dan diamalkan oleh para shahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Di Indonesia, telah ada upaya yang sangat gencar untuk menyebarkan serta melegal ideologi kaum teroris-khawarij ini. Dan ternyata berhasil mempengaruhi banyak kalangan, terkhusus kaum muda. Bahkan tak jarang pula, beberapa oknum di instansi pemerintah juga terkena virusnya. -------- Setelah pemerintah Indonesia menjatuhkan vonis mati terhadap para pelaku bom Bali, tiba-tiba umat Islam dikejutkan oleh sebuah buku "laporan pertanggungjawaban publik" dan "pembelaan diri" yang ditulis oleh salah satu pelakunya, Imam Samudra, dengan judul : "Aku Melawan Teroris". Dalam bukunya ini, Imam Samudra dengan berbagai macam kedustaan, kepalsuan, dan syubhat-syubhat yang ia bawakan berusaha membalik opini, dari asumsi dan tuduhan teroris terhadap dirinya, menjadi pahlawan dan pejuang yang telah mengorbankan dirinya dalam rangka melawan vampire dan teroris internasional yang bernama Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Dari seorang yang kejam dan tidak punya perasaan, yang telah membunuh sekian nyawa manusia tak berdosa, menjadi pahlawan pembela duka nestapa kaum mustadh'afin. Dari pembunuh keji, menjadi pembela bayi-bayi tanpa kepala di Afghanistan dan Palestina. Dari aksi teror yang keji dan kejam, menjadi aksi heroik dalam rangka membela Islam dan umat Islam. Di dalam bukunya, Imam Samudra, mengesankan kepada pembaca bahwa aksi bom Bali yang ia lakukan itu merupakan aksi yang dibenarkan dalam syari'at. Ia tampilkan ayat-ayat Al Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, ditambah lagi penukilan-penukilan dari para 'ulama ahlus sunnah dan kitab-kitab mereka. Namun buku "Aku Melawan Teroris" ini merupakan kedustaan atas nama Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan para 'ulama ahlus sunnah di satu sisi. Di sisi lain adalah caci maki terhadap para 'ulama ahlus sunnah. Di antara bentuk-bentuk kedustaan tersebut adalah ---yang itu dilakukannnya untuk menjustifikasi aksi terornya-- : 1. Mengaku dirinya sebagai Ahlus Sunnah wal Jama'ah, yang berpegang pada Al Qur'an, As Sunnah, sesuai dengan pengaplikasian para shahabat terhadap keduanya. 2. Pada prekteknya, Samudra ternyata menambahkan pokok yang ke-4 bikinanya, yaitu harusnya kembali dan meruju' kepada 'ulama mujahid dan ahluts tsughur. Memang benar, statemen ini pernah diucapkan oleh beberapa 'ulama salaf, namun apakah pengaplikasiannya seperti yang dimaukan oleh Imam Samudra cs? Yaitu yang dimaukan dengan 'ulama mujahid dan ahluts tsughur menurutnya adalah tokoh-tokoh teroris semacam : DR. 'Abdullah 'Azzam, DR. Safar Al Hawali, Salman Al 'Audah, Usamah bin Laden, Aiman Azh Zhawahiri, Mullah Omar. dll. Adapun para 'ulama ahlul hadits dari kalangan ahlus sunnah wal jama'ah, yang mereka itu lebih layak dan pantas disebut sebagai 'ulama mujahid, tidak dimasukkan oleh Imam dalam deretan 'ulama mujahid bikinannya. Para 'ulama ahlul hadits pada masa ini antara lain : Asy Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz, Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Asy Syaikh Muhammad Al 'Utsaimin, Asy Syaikh Muqbil bin Hadi, Asy Syaikh Rabi' Al Madkhali, Asy Syaikh Shalih Al Fauzan, Asy Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi, Asy Syaih 'Ubaid Al Jabiri, dan sederet nama-nama besar lainnya. Merekalah para 'ulama ahlus sunnah wal jama'ah yang pantas untuk dijadikan rujukan umat. 3. Imam Samudra mencatut dan menyejajarkan nama-nama para 'ulama ahlus sunnah kontemporer, dengan tokoh-tokoh teroris masa kini yang menjadi idola dia. Dengan cara ini, Imam mengesankan kepada publik sesungguhnya di belakangnya ada sekian tokoh 'ulama besar yang 'mengesahkan' dan merekomendasi tindakan dia melalui fatwa-fatwa mereka. Apakah benar demikian adanya? Buku "Mereka adalah Teroris" akan menjawabnya. 4. Di samping caci maki dan pelecehan, Samudra juga menuding 'ulama ahlus sunnah yang tidak sependapat dengan manhaj dan cara jihad yang dia lakukan, sebagai penganut aliran murjiah, antek-antek AS, 'ulama qa'idun (duduk saja, alias tidak ikut berjihad), .dll. Para teroris-khawarij itu telah menyerukan resolusi jihad, padahal sebenarnnya tindakan-tindakan mereka itu merupakan aksi teror, yang jauh dari nama harum jihad itu sendiri. Terorisme bukan jihad, jihad bukanlah terorisme. Karena jihad itu merupakan ibadah yang mulia, yang memiliki ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya, serta dirinci oleh para 'ulama Ahlus Sunnah. Jihad tidak berjalan di atas emosi dan semangat juang semata, namun sangat membutuhkan kepada ilmu dan kepala dingin. Syarat-syarat dan ketentuan serta penjelasan para 'ulama tersebut akan tertera di dalam buku ini dengan lebih gamblang. Diantaranya secara singkat : 1. Ditegaskan oleh ahluts tsughur dan 'ulama mujahid terkemuka, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, bahwa : "Kesimpulannya, pembahasan tentang perincian hukum jihad merupakan tugas khusus kalangan para 'alim 'ulama!" 2. Dua syarat penting yang harus dipenuhi dalam jihad, yaitu : - Kekuatan dan kemampuan umat Islam, baik kemampuan fisik dan kemampuan Iman. - Harus dilaksanakan bersama pemerintah muslimin dan sepenuhnya diatur oleh pemerintah. Dua syarat ini tidak ada pada umat Islam saat ini. 3. Dalam kondisi umat Islam yang lemah dalam dua sisi di atas, solusi apa yang ditempuh? Maka 'ulama ahluts tsughur Ibnu Taimiyyah menasehatkan agar kaum muslimin, dalam kondisi lemah menerapkan dan mengaplikasikan ayatush shabr (ayat-ayat yang memerintahkan untuk bersabar dan menahan diri). 4. Tidak semua jenis orang kafir harus dan boleh diperangi. Orang kafir yang dalam perjanjian dan perlindungan pemerintah muslimin tidak boleh sama sekali untuk diganggu apalagi diperangi dan dibunuh. Bahkan membunuh seorang kafir di saat kondisi umat Islam lemah adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah . 5. Intihar (bunuh diri) selamanya tidak bisa disamakan dengan istisyhad (mencari syahid). Sehingga peledakan dan bom bunuh diri itu adalah teror, bukan jihad. Dan masih banyak lagi statemen-statemen Samudra yang menggiring opini publik untuk menjustifikasi aksi-aksinya, yang sebenarnya justru itu menunjukkan kedustaan dan kebodohan Imam Samudra dalam masalah agama. Semua itu akan dibantah tuntas di dalam buku ini. Buku ini sekaligus memuat nasehat-nasehat dan peringatan kepada umat atas bahaya kebatilan aliran terorisme dan para pengusungnya, yang ternyata pada masa ini mereka sedang mempropagandakannnya kepada umat dengan sangat gencar. Baik melalui ceramah, orasi, selebaran, buku, kaset, jaringan internernet, dan sebagainya. Karena itu perlu adanya upaya nasehat dan peringatan yang serius kepada umat atas bahaya tersebut, dalam rangka membentengi aqidah umat ini, terkhusus para generasi muda, dari penyimpangan dan kesesatan. Kita semua wajib bekerja sama dengan waliyyul amr dalam memerangi terorisme sebagaimana telah dihimbau oleh pemerintah Indonesia dan lainnya, mudah-mudahan Allah selalu memberi hidayah mereka dan melindungi mereka dari rongrongan jahat pihak-pihak yang ingin menghancurkan negeri ini. Amin Ya Rabbal 'Alamin. Penulis BUKU : Al Ustadz Luqman bin Muhammad Ba'abduh Judul : "Sebuah Tinjauan Syariat, "Mereka Adalah Teroris !" Bantahan terhadap buku "Aku Melawan Teroris !" Cetakan: I, Ramadhan 1426 H / Oktober 2005 M Jumlah Halaman : 720 Penerbit : Pustaka Qaulan Sadida I S B N : 979-25-1240-3 Telepon Penerbit : +62.341.7062995, +62.81559532868 ------------------ (Dikutip dari situs http://www.merekaadalahteroris.com/resensi.htm judul asli RESENSI BUKU "Sebuah Tinjauan Syari'at , MEREKA ADALAH TERORIS!" , Bantahan terhadap buku "Aku Melawan Teroris", karya Imam Samudra) === http://www.kompas.com/utama/news/0511/18/074630.htm MUI: Bunuh Diri Haram Jakarta, Kamis Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'aruf Amin menegaskan kembali fatwa MUI yang menyatakan terorisme dan bunuh diri merupakan tindakan yang diharamkan oleh agama Islam. Tindakan serangan dengan cara bunuh diri yang dilakukan di Indonesia tidak dapat digolongkan sebagai jihad. "Apa yang dilakukan di Indonesia adalah terorisme dan bunuh diri...bunuh diri itu haram," kata Ma'aruf, usai melihat rekaman video pengakuan tiga pelaku bom bunuh diri bom Bali seperti yang ditayangkan di kediaman Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis malam. Ma'aruf mengungkapkan, MUI sebelumnya telah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan perbuatan terorisme, yaitu pada akhir tahun 2003. Indonesia, kata Ma'aruf menekankan, bukanlah wilayah perang, melainkan daerah aman, damai dan wilayah dakwah, yang karena itu tidak ada alasan untuk mendapat serangan bom bunuh diri. Sasaran pemboman bunuh diri juga tidak jelas, ujarnya, karena korbannya bukan pihak-pihak yang dianggap musuh, melainkan orang-orang yang tidak berdosa. Ketika ditanya mengapa serangan bunuh diri masih terjadi padahal fatwa haram sudah dikeluarkan, Ma'aruf mengatakan bahwa sebenarnya fatwa berfungsi sebagai kaidah atau pegangan bagi pemerintah untuk melakukan upaya-upaya penegasan pemahaman bahwa tindakan para teroris yang mengatasnamakan jihad adalah keliru. Sedangkan para teroris itu sendiri dinilainya sebagai insan-insan yang memang tidak mau mendengarkan fatwa. "Ya tentu saja karena teroris itu kan bukan anak baik-baik, bukan santri yang baik, yang begitu mendengarkan fatwa langsung patuh," katanya. Fatwa juga, katanya, dikeluarkan dengan maksud untuk memagari umat agar tidak terpengaruh dengan aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok teroris. Karena itu MUI terus melakukan penyadaran kepada umat Islam melalui berbagai bentuk sosialisasi. Sekretaris Umum MUI, Ichwan Sam, menambahkan bahwa MUI telah melakukan rapat kerja internal untuk membahas masalah terorisme. Ia mengungkapkan bahwa pada 2-4 Desember mendatang, MUI akan mengundang para pengurus MUI seluruh Indonesia, pimpinan Ormas Islam dan pimpinan pondok pesantren untuk membicarakan upaya-upaya meluruskan pemahaman tentang ajaran Islam dan mencegah tindakan-tindakan terorisme. === Pengeboman di Indonesia, Jihadkah? 15/11/2005 11:45 WIB Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh. Pak Ustadz yang dimuliakan Allah, saya sebenarnya bingung dengan apa yang diyakini oleh Dr. Azahari, Imam Samudra dan yang lainnya. Sebab mereka menganggap apa yang mereka lakukan adalah jihad fisabilillah. Sebenarnya benarkah dengan apa yang mereka yakini itu, dan adakah hadis atau ayat yang menerangkan tentang jihad seperti yang mereka yakini itu. Benarkah bahwa kaum atau orang yang menentang islam dihalalkan darahnya, dan jihad yang bagaimanakah yang benar itu? Terima kasih atas jawabannya. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh, Slamet Jawaban: Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du Apa yang dipahami oleh pelaku pengeboman seperti itu -kalau memang benar pelakunya berangkat dari pemahanan jihad- adalah pemahaman yang keliru tentang jihad. Sebab jihad itu hanya terjadi bila muslim melawan pasukan kafir saja. Itupun hanya sebatas kafir harbi, bukan sembarang kafir. Tempatnya pun hanya terbatas di dalam wilayah konflik yang telah disepakati secara umum. Sedangkan meledakkan bom di tengah masyarakat yang bercampur-baur, apalagi bukan di dalam wilayah konflik resmi, adalah sebuah kesalahan fatal. Sebab korbannya tidak bisa dipastikan. Mungkin saja ada ribuan nyawa muslim yang ikut melayang. Atau nyawa orang kafir tapi bukan kafir harbi melainkan kafir zimmi. Dan membunuh kafir zimmi tetap saja haram hukumnya. Sebab kafir zimmi itu adalah manusia yang nyawanya harus dilindungi. Jangankan membunuh, mengganggu atau menyakiti mereka saja sudah berdosa besar. Maka kalau benar motivasi para pelaku adalah jihad, pastilah sebuah cara memahami jihad yang jauh keluar dari pengertian jihad yang benar dalam syariat Islam. Tidak demikian Rasulullah SAW mengajarkan syariat jihad kepada umatnya. Kalau para pelaku ingin berjihad dengan kemampuan merakit bom, maka yang seharusnya mereka lakukan adalah pergi ke wilayah jihad sebenarnya, yaitu wilayah yang resmi menjadi medan perang. Ikut bergabung dengan para mujahidin sungguhan. Misalnya di wilayah konflik Palestina, di mana negeri itu memang memiliki wilayah konflik yang dihalalkan berperang secara syariah. Bunuhlah sebanyak mungkin orang-orang kafir harbi yang memang telah membunuh umat Islam, yang telah meratakan rumah-rumah muslimin dengan tanah, yang telah menyembelih para wanita, anak-anak dan orang tua, yang telah dengan congkak menjadikan tanah suci sebagai ladang pembantaian. Di sanalah seharusnya mereka berada, bersama dengan para mujahidin yang sesungguhnya. Bukan di Bali, Kuningan atau merusak rumah ibadah agama lain. Namun sangat boleh jadi berdasarkan analisa para pengamat, bahwa para pengebom itu memang diciptakan. Mereka secara sengaja direkrut dan dipersiapkan oleh kekuatan jahat internasional, dengan maksud dan tujuan tertentu. Sebab pelaku di lapangan biasanya punya bos-bos besar yang memberi komando. Sayangnya, semua kepolisan di dunia ini terfokus hanya menangkapi para pelaku di lapangan, sementara otak-otak di belakangnya tidak pernah diotak-atik. Padahal jelas sekali bahwa semua ini tidak bisa dilepaskan dari sebuah grand disain jahat, yang sengaja dibuat untuk kepentingan musuh-musuh Islam sendiri. Paling tidak, getah paling awal yang umat Islam rasakan sekarang ini adalah penggiringan opini bahwa Islam itu identik dengan terorisme. Dan umat Islam itu adalah pelaku teror. Opini seperti ini terus terang sangat merugikan umat Islam. Tidak sedikit umat Islam sendiri yang semakin minor pandangannya terhadap Islam. Dan banyak orang yang semakin curiga dengan hal-hal yang berbau keislaman. Meski pun tidak semua, karena tetap ada orang-orang yang tidak mudah percaya dengan penggiringan opini sesat seperti ini. Lalu kerugian berikutnya adalah adanya paksaaan dari kekuatan asing, di mana mereka ingin ikut mengatur kurikulum pendidikan di pesantren dan sekolah Islam. Sebab mereka menganggap bahwa kurikulum pendidikan kita ini salah, karena mengajarkan terorisme. Artinya, mereka ingin membuat kesan bahwa yang salah itu bukan lagi sebagian kecil oknum umat Islam, tapi yang salah adalah agama Islam itu sendiri. Sehingga agama Islam harus dikoreksi di sana sini agar sesuai dengan kemauan mereka. Jadi menurut hemat kami, penanggung jawab tertinggi berbagai aksi terorisme itu sebenarnya bukan umat Islam, melainkan kekuatan jahat international yang memang sedang terlibat perang pemikiran (al-ghazwul Fikri) dengan umat Islam. Dengan liciknya mereka melakukan aksi pinjam sebagian oknum muslim yang kurang cerdas untuk merusak citra umat Islam sendiri. Sayangnya, sebagian umat Islam kurang menyadari adanya kenyataan seperti ini. Sekarang menjadi tugas kita sesama muslim untuk menjelaskan duduk masalahnya. Agar paling tidak, semua lapis umat Islam sadar adanya konspirasi jahat tersebut. Sebuah konspirasi yang sudah ada sejak zaman Nabi, yaitu dalam perang Ahzab. Dan tatkala orang-orang mu'min melihat golongan-golongan yang berkonspirasi itu, mereka berkata, "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita." Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukkan. (QS Al-Ahzab: 22) Semoga kita termasuk ke dalam orang yang bertambah iman dan ketundukan, Amien. Wallahu a'lam bish-shawab, Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh Ahmad Sarwat, Lc. Sumber: http://eramuslim.com/ks/us/5b/21828,1,v.html === Kutipan dari situs http://www.anshar.net/index1.html " Wahai orang yang beribadah di Masjid Haromain Seandainya engaku melihat kami tentu engkau tahu bahwa engkau dalam beribadah itu hanya main- main saja Kalau orang pipinya berlinang air mata Maka, leher kami dilumuri darah " Tahukah anda pendapat seorang yang ahli fiqih, ahli hadits dan sekaligus mujahid ini (yaitu Abdullah bin Mubarok) tentang orang yang duduk-duduk bersanding di Masjidil Harom, beribadah di dalamnya, sedang saat-saat yang sama tempat-tempat suci Islam dihancurkan, darah kaum muslimin ditumpahkan, kehormatan mereka diinjak-injak dan dihinakan serta Agama Allah dicabut sampai akar-akarnya ! Saya berani katakan bahwa beliau berpendapat, ".. Itu adalah bermain-main dengan Agama Allah ... ". Membiarkan kaum msulimin dibantai, dibunuh dengan semena-mena - disuatu negeri nun jauh di sana - sedangkan kita hanya membaca Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un dan Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah sambil membuka telapak tangan kita dari jarak jauh tanpa terdetik di hati kita untuk tampil membela mereka, sungguh ini adalah bermain-main dengan agama Allah serta mengumpatkan kedustaan dan kebekuan hati serta menipu diri sendiri. ßóíúÝó ÇúáÞóÑóÇÑõ æóßóíúÝó íóåúÏÃõ ãõÓúáöãø æóÇáúãõÓúáöãóÇÊõ ãóÚó ÇáúÚóÏõæö ÇáúãõÚúÊóÏöí " Bagaimana tetap tinggal diam, dan bagaimana hati seorang muslim tetap tenang sedang kaum muslimat bersama musuh yang kejam ". Saya berpendapat - seperti yang telah saya tuliskan dalam kitab Ad Difa' `An Arodhil Muslimin ahammu Furudhul a'yan (Terj. Membela Bumi Kaum Muslimin Adalah Fardhu Ain yang Paling Utama)- sebagaimana pendapat Ibnu Taimiyah, bahwa jika musuh menyerang dan membinasakan seluruh ueusan Dien dan dunia, maka tidak ada saat itu lebih wajib setelah iman selain mengusir mereka. Saya berpendapat, tidak ada bedanya- sekarang ini - antara orang yang meninggalkan jihad dengan orang yang meninggalkan sholat, puasa dan zakat ? Sekarang semua penghuni dunia memikul tanggung jawab di hadapan Allah dan dihadapan sejarah. Tidak ada alasan yang bisa diterima untuk meninggalkan jihad, baik alasan berda'wah, menulis buku, tarbiyah (mendidik) dan sebagainya. Di atas leher setiap muslim sekarang ini terikat beban dan tanggung jawab disebabkan mereka meninggalkan jihad. Dan telah memikul dosa karena enggan memanggul senjata. Jadi, setiap muslim - selain ulul a'dzar - yang enggan memanggul senjata untuk berperang di jalan Allah, atau dengan kata lain mengabaikan tugas perang (jihad) maka ia telah berdosa, karena hukum perang ini adalah fardhu `ain bagi setiap muslim di muka bumi. Maka berdosalah orang-orang yang meninggalkan tugas perang, baik di Afghanistan atau di belahan bumi manapun yang dikotori dan dinodai oleh orang-orang kafir dengan najisnya. Sekarang ini untuk berperang atau berjihad di jalan Allah tidak diperlukan lagi ijin orang tua bagi seorang anak, suami bagi seorang istri, atau orang yang menghutangi bagi orang yang berhutang, guru bagi seorang murid, serta ijin amir bagi seorang bawahan. Ini adalah ijma' seluruh ulama di segala zaman. Bahwa barangsiapa berusaha mencari-cari kesalahan dalam pelaksanaan masalah ini (seorang lelaki diperbolehkan pergi berperang tanpa ijin orang tuanya, dsb.), benar-benar ia telah melampaui batas dan termasuk zalim, serta mengekor pada hawa nafsu tanpa menghiraukan petunjuk dari Allah. Masalah ini sudah cukup gamblang dan tegas yang di dalamnya tiada lagi kekaburan atau kerancuan. Karena itu tidak ada celah bagi siapa pun untuk membelokkan, menyelewengkan, atau mempermainkan dan menta'wilkannya. Petikan dari wasiyat syaikh Abdulloh `Azzam, yang ditulis pada hari senin 12 Sya'ban 1406 H. ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org! http://us.click.yahoo.com/wlSUMA/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **