[nasional_list] [ppiindia] catatan sastra seorang awam [7]: membaca puisi-puisi kathirina susanna penyair kota kinibalu, sabah

  • From: "Budhisatwati KUSNI" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sat, 19 Nov 2005 05:20:53 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Catatan Sastra Seorang Awam



MEMBACA PUISI-PUISI KATHIRINA SUSANNA 
PENYAIR KOTA KINIBALU, SABAH

7.


Tema dan permasalahan yang diangkat oleh Kathirina sangat beragam, misalnya 
dalam sanjak di bawah ini ia berbicara tentang perbandingan kehidupan di kota 
dan di desa:


ANTARA DESAKU DAN KOTAMU

Di desa aku melihat kedamaian
Kehijauan sawah luas terbentang mengamit rinduku
Keharmonian mewarnai benakku
Jernihnya air yang mengalir di celah batu batu 
Membayangkan ada kedamaian di sini.
Ada keamanan yang menyejuk rasa.

Namun di kotamu
Ketika mendongak melihat indahnya kondo kondo
Aku merasai ada keegoan di sini 
Debu dan kesesakan seluruh kota
membayangkan kematian bakal menjemput 
Setingan yang tumbuh bagai kulat di pinggir kota
Kulihat satu pencerobohan!

Arggghhhhhh!!!!!
Terlalu jauh bedanya
Antara kedamaian, keharmonian dan ketenangan
dan 
Keangkuhan, keegoan dan pencerobohan!

Arrrgggghhhhh
Terlalu jauh! 
Terlalu jauh!
Seperti langit dan bumi!
Antara desaku dan kotamu
antara kekolotan dan kemajuan
antara adat dan kebebasan
antara keindahan dan kejahilan
antara kedamaian dan pencerobohan
Terlalu jauh 


Sedangkan dalam puisi; "Jangan Tuan, Jangan!",  Kathirina berbicara tentang 
perlakuan tidak adil dan sewenang-wenang terhadap kaum buruh atau mungkin juga 
terhadap para TKW [Tenaga Kerja Wanita],  tentang penjual ganja yang tertangkap 
polisi,  tradisi dan modernitas, masalah jender dan berbagai aspek kehidupan. 
Dan dalam dalam menghadapi masalah apa pun, Kathirina mengambil posisi yang 
tidak banci atau oprtunis tapi berpihak pada yang dianggapnya benar dan adil 
tanpa menghiraukan segala resiko. Barangkali keberpihakan yang tegas ini 
berawal dari latarbelakang hidup Kathirina semasa remaja yang penuh kesulitan 
sehingga ia merasakan benar apa arti kepahitan hidup dan perlakuan yang tidak 
adil. Pada saat ia mncapai hasil-hasil tertentu dalam pekerjaan, dan menduduki 
posisi yang tidak jelek, ia tidak melupakan nasib para bawahannya, atau  
buruh-buruh perusahaan yang berada langsung menjadi tanggungjawabnya. Ia dengan 
tegas membela dan memperjuangkan nasib mereka tanpa menghirauka
 n segala resiko yang mungkin tiba. Jika menurut pelukis-pematung  Indonesia, 
Amrus Natalsja, unsur keberpihakan merupakan salah satu unsur penting dalam 
berkesenian disamping unsur ilmiah atau benar dan indah. Unsur keberpihakan ini 
sudah dimiliki oleh Kathirina, sampai-sampai ia sanggup menderita demi orang 
lain.  Semangat inilah yang melatarbelakangi puisi Kathirina "Jangan, Tuan, 
Jangan!":   

JANGAN,TUAN!JANGAN!
 
Jangan lihat mereka seperti anjing, Tuan
Mereka juga manusia seperti kau dan aku
Ada perasaan.
Tahu rasa sakit.
Tahu rasa lapar dahaga
Menerti apa itu penghinaan
Dan punya maruah diri.
Jangan layan mereka seperti anjing, Tuan
Kita ada undang undang
Kita kaya budi bicara
Kita masyarakat yang penyayang
Adili mereka seperti mengikut perlembagaan
Bukan mengikut perasaa kita.
Jangan kasari mereka, Tuan
Mereka itu seperti abang daan adik kita
Seperti ayah dan ibu kita
Seperti saudara mara kita
Tidakkah simpati melihat darah daging kita dibuat begitu?
Jangan Tuan...
Mereka datang kerana nama mencari rezeki
Meninggalkan kampung halaman
Mengharungi berbagai derita 
Coba membina hidup baru
Segala karena keterpaksaan
Karena mau mencari arti kehidupan
Arti kebahagian
Sehingga lupa kita ada undang undang.
Tapi Tuan..
Jangan layan mereka seperti anjing
Mereka punya rasa malu dan sesal
Punya rasa marah dan terhina
Jangan biarkan mereka terbakar begini
Kita tunjukkan pada mereka
Negara kita berdaulat
Punya perlembagaan yang adil
Maukan rakyat yang berwawasan
Inginkan keamanan dan sepakatan
Bukan inginkan persengkataan
Bukan mencari permusuhan
Adili mereka dengan saksama, Tuan.


Membaca puisi di atas ini, pada dasarnya Kathirina adalah seorang humanis dan 
keberpihakannya dalam berkesenian serta hidup sehari-hari juga berangkat dari 
sikap seorang humanis.Pemberontakannya pun pemberontakan penyair humanis.

Luas lingkup jamahan perhatian penyair Kota Kinibalu ini, memungkinkan ia 
memberikan sumbangan besar dan lebih besar lagi kepada duniaa sastra dan 
masyakarat Sabah jika ia rajin mengamati, mengasah pisau analisa dan tingkat 
tekhnik penulisan melalui kerja keras dengan latihan demi latihan sadar 
terancang.

Dari segi kebenaran data,jika menggunakan ukuran Amrus Natalsja tentang 
sastra-seni, kukira, berkat pengamatan dan pengalaman serta kedekatannya dengan 
kehidupan, data-data yang diungkapkan oleh Kathirina,tidak terlalu jauh dari 
kenyataan dan kebenaran. Artinya dari tiga unsur sastra-seni yang diajukan oleh 
Amsrus Natalsja, telah dipenuhi oleh Kathirina. 

Dibandingkan dengan puisi-puisinya yang terdapat di website, puisi-puisi 
Nopember 2005 Kathirina nampak lebih luas cakupan temanya. Masalah cinta dalam 
pengertian sempit tidak lagi menjadi pusat kegalauan perhatiannya. Kalau pun ia 
berbicara tentang cinta demikian, ia melihat masalahnya dari sudut pandang 
lebih luas yaitu keadaan sosial dan nilai-nilai dominan dalam masyarakat. 

Membicarakan masalah cinta dalam artian sempit, tentu saja tidak ditabukan. 
Dalam hal ini aku berbeda pendapat dengan seorang penyair Sabah yang 
mengkritikku karena menulis "sanjak-sanjak" cinta sebagai telah menulis tanpa 
guna dan "memuakkan". Aku tidak menolak kritik, tapi selayaknya akan lebih 
menarik jika kritik itu didasarkan pada argumentasi nalar dan bukan sekedar 
menampilkan kata sifat.Untuk itu seyogyanya kritikus melengkapi diri dengan 
seperangkat pengetahuan baik teoritis atau pun kenyataan.Kritik sangat 
diperlukan untuk memajukan sastra, tapi bukan kritik asal kritik.  

Tema apa pun bisa diolah oleh penyair, hanya  masalahnya bagaimana penyair 
mengolah tema tersebut. Dan hal ini banyak tergantung pada kematangan penyair 
sebagai penyair dan manusia.Bahwa sebuah karya setelah disiarkan akan menempuh 
jalan hidupnya sendiri, tidak aku perdebatkan, tapi aku masih berpegang pada 
pendapat bahwa mutu atau kadar sebuah tulisan tidak bisa dilepaskan dari kadar 
penulisnya.Karya adalah anak kandung sang seniman.

Setelah membaca karya-karya yang disiarkan di dalam milis 
kemsas@xxxxxxxxxxxxxxx ,milis resmi IPS [Ikatan Penulis Sabah] dan 
watan_sabah@xxxxxxxxxxxxxxx , ditambah dengan berbagai website pribadi para 
sastrawan negara barian Malaysia Timur ini, aku melihat bahwa Kathirina 
menduduki posisi unik di kalangan para penulis Sabah.

Barangkali sample yang kugunakan tidak memadai, karena sampai sekarang aku 
belum mengikuti tulisan-tulisan di Borneo Pos Kota Kinibalu, Daily Express, 
atau pun New Sabah Times, koran-koran terkemuka di negara bagian Malaysia Timur 
ini. Juga belum mencermati penerbitan-penerbitan khusus sastra seperti sejenis 
Majalah Bahana di Brunei.  Hanya saja dua milis sastra penting tersebut dan 
berbagai website, paling tidak telah mencerminkan ala kadarnya keadaan di 
negara bagian tersebut.Teks-teks di kedua milis itu ditambah dengan teks-teks 
yang kudapati dan kukumpuli dengan usaha sendiri melalui berbagai cara dan 
jalan, telah menjadi bahan acuan berharga bagiku. 

Apa bagaimana posisi unik Kathirina dalam dunia kepenyairan khususnya dan 
sastra umumnya di Sabah? 

Tentu saja pertanyaan ini, tidak lebih dari pertanyaan hipotetis yang 
mengharapkan komentar dari teman-teman penulis Sabah, apalagi aku tahu benar 
bahwa pengetahuanku tentang Sabah masih sangat di bawah minim.Tapi perlu 
kugarisbawahi bahwa teks dan teks merupakan materi sendiri yang tak bisa 
diabaikan begitu saja oleh siapa pun.Teks mempunyai suara sendiri bebas dari 
kemauan subyektif siapapun, juga bebas dari kemauan si penulis teks ketika itu 
dilepaskan ke publik.***


Paris, Nopember 2005.
------------------
JJ. Kusni
 
[Bersambung...]



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] catatan sastra seorang awam [7]: membaca puisi-puisi kathirina susanna penyair kota kinibalu, sabah