[nasional_list] [ppiindia] catatan sastra seorang awam [8]: membaca puisi-puisi kathirina susanna penyair kota kinibalu, sabah

  • From: "Budhisatwati KUSNI" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sun, 20 Nov 2005 05:18:15 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Catatan Sastra Seorang Awam



MEMBACA PUISI-PUISI KATHIRINA SUSANNA 
PENYAIR KOTA KINIBALU, SABAH

8.



Apa bagaimana posisi unik Kathirina dalam dunia kepenyairan khususnya dan 
sastra umumnya di Sabah? 

Tentu saja pertanyaan ini, tidak lebih dari pertanyaan hipotetis yang 
mengharapkan komentar dari teman-teman penulis Sabah, apalagi aku tahu benar 
bahwa pengetahuanku tentang Sabah masih sangat di bawah minim.Tapi perlu 
kugarisbawahi bahwa teks dan teks merupakan materi sendiri yang tak bisa 
diabaikan begitu saja oleh siapa pun.Teks mempunyai suara sendiri bebas dari 
kemauan subyektif siapapun, juga bebas dari kemauan si penulis teks ketika itu 
dilepaskan ke publik.

Secara agama, Kathirina Susanna,  kalau tak keliru, dan dari namanya saja bisa 
dipastikan ia bukanlah seorang yang menganut agama Islam. Tidak ada orang Islam 
bernama Kathirina Susanna. 

Kathirina adalah adalah seorang Dayak Kadazan yang menganut agama Katolik. 
Dibandingkan dengan agama Islam, di Sabah, agama Katolik tidak merupakan agama 
dominan atau mayoritas. Sekalipun ia beragama Katolik,tapi nafas kekatolikan 
tidak pernah menonjol dalam karya-karya Kathirina [lihat sanjak-sanjak Nopember 
dan website-nya].Sekali lagi apa yang kukatakan ini hanya berdasarkan teks-teks 
yang ada di tanganku. Beda halnya dengan karya-karya para penyair dan sastrawan 
Sabah lainnya yang memeluk agama Islam. Pada kelompok para sastrawan terakhir 
ini nafas keislaman sangat menonjol, yang juga tercermin pada komentar atas 
serie tulisan ini.Misalnya komentar di bawah ini:


----- Original Message ----- 
From: salbiah Sirat 
To: watan_sabah@xxxxxxxxxxxxxxx 
Sent: Saturday, November 19, 2005 2:02 PM
Subject: [Watan_Sabah] Fwd: Re: catatan sastra seorang awam [7]: membaca 
puisi-puisi kathirina susanna penyair kota kinibalu, sabah



"Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Ibn majah,
Rasulullaah menyatakan jika cinta disandarkan kepada
harta boleh menyebabkan sombong diri, 
jika disebabkan kedudukan ataupun kemuliaan yang sementara,
Allah akan memberikan kehinaan di pertengahan dan jika cantik yang menjadi
sandaran boleh mendatangkan kecelakaan".
NursaraSarqina 
(salbiah sirat)


Lebih jelas lagi dari posting berikut:


---- Original Message ----- 
From: othman abdul malek 
To: Watan_Sabah@xxxxxxxxxxxxxxx 
Sent: Saturday, November 19, 2005 2:14 PM
Subject: Re: [Watan_Sabah] sebuah situs dari yogya


Saya baca sikit2 artikel ini, tapi sebagai seorang muslim banyak perkara yang 
saya tidak setuju. Bagi kami agama Islam merupakan penyelesaian segala masalah. 
Dalil2 yang dikemukakan juga lemah cuma berdasarkan pemikiran penulis sahaja. 

Saya berpendapat artikel2 ini bukan pandangan dari seorang Muslim.

Budhisatwati KUSNI <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx> wrote: 
    
  Notify Blogger about objectionable content.
  What does this mean?  

  BlogThis!
  DISKUSI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN 
  
.............................................................................................................................

  [dipotong]



Dan masih banyak teks-teks lainnya yang kiranya tak perlu aku beberkan di sini 
agar tidak memenuhi kolom, termasuk yang terdapat di milis 
kemsas@xxxxxxxxxxxxxxx, milis milik Ikatan Penulis Sabah [IPS].

Membandingkan teks-teks ini, aku melihat bahwa di Sabah jelas terdapat 
macam-macam agama dan aliran pikiran sebagaimana dicerminkan antara lain dalam 
artikel-artikel Rem yang dikirimnya dari Norwich. Belum lagi dihitung 
orang-orang Dayak dari berbagai sub-etnik yang ada Sabah yang tentunya ada yang 
masih berpegang teguh pada kepercayaan mereka.Pertanyaan sentral di sini, 
menjadi: Di mana letak kemajemukan jika ada pihak yang mendesakkan hegemoni 
atau dominasinya? Aku tahu, apakah memang Sabah menjurus ke pelenyapan atau 
penyingkiran aliran dan pandangan-pandangan lainnya dan menjadikan Sabah 
sebagai negara bagian beraliran atau berasas tunggal [la pensée unique] yang 
sebenarnya kadaluwarsa?. 

Pertanyaan ini kuajukan sebagai prinsip umum bertolak dari kenyataan bahwa 
dalam suatu negara atau propinsi, kabupaten, kecamatan bahkan kelurahan, secara 
demografis senantiasa dihuni oleh penduduk yang sangat beragam, tanpa niat 
mencampuri urusan Sabah -- walau pun sejak kanak, Sabah dan Sarawak bahkan 
Brunei tidak pernah asing di hatiku karena berada di satu pulau.Apalagi jika 
melihat ke depan, ke hari-hari yang sedang dijelang oleh penduduk penghuni 
pulau Kalimantan/Borneo ini. 

Sepengetahuanku,terutama di kalangan orang Dayak, perbatasan negara Malaysia 
dan Indonesia bukanlah menjadi perbatasan di hati.Mengatakan ini jauh dari niat 
mengobah perbatasan legal, tapi sekedar berpikir tentang bagaimana kerjasama 
saling menguntungkan bisa digalang, tanpa dominasi tapi dengan semangat 
repuliken: kemerdekaan, kesetaraan dan persaudaraan [liberté, egalité, 
fraternité] agar masing-masing "dapat tempat dan dicatat" jika menggunakan 
kata-kata penyair Chairil Anwar.

Dalam perbandingan teks, aku melihat karya-karya Kathirina, jauh dari keinginan 
berdominasi -- mungkin karena penyair sadar bahwa ia berada pada posisi 
minoritas atau memang karena penyair jauh dari niat demikian -- karena seperti 
yang dikatakannya, ia ingin "perdamaian" dan "kerukunan" menghindari konflik 
yang tidak perlu antar sesama atas dasar kesetaraan di depan hukum [Lihat 
puisinya:"Jangan, Tuan,Jangan!".

Dari membaca puisi-puisi Kathrina, aku menangkap keinginan penyair agar 
minoritas dihargai dan diakui eksistensinya secara sadar,agar tidak ada 
macam-macam bentuk pengucilan atau permarjinalan, entah dilakukan secara sadar 
atau tidaka sadar oleh kelompok-kelompok tertentu. Kathirina memandang bahwa 
Sabah adalah milik seluruh rakyat Sabah. Pendapat ini tentu saja terdengar 
sangat politis walau mungkin Kathirina tidak ingin berbicara tentang politik. 
Ungkapannya adalah ungkapan nurani dan mungkin tidak dilakukan dengan sadar. 
Hanya saja jika diusut lebih jauh, kukira, siapa pun akan sampai pada 
kesimpulan demikian dalam membaca puisi-puisi Kathirina.Dan demikianlah suara 
nurani Kathirina sebagai penyair yang hidup di Sabah, kampung-halamannya.Apakah 
suara nurani anak kampunghalaman ini suatu kekeliruan?

Kukira, atas dasar teks-teks yang ada padaku, di sinilah keunikan posisi 
Kathirina dalam dunia sastra Sabah yang barangkali kurang dilihat orang.Posisi 
unik ini justru merupakan kekayaan dunia sastra Sabah, bukan menjadi titik 
hitam yang menodai sastra Sabah yang selayaknya menghargai kemajemukan.Yang 
disuarakan oleh Kathirina justru adalah ide republiken dan kemanusiaan.Tidak 
mengindahkan suara penyair yang banyak menderita dan berasal dari klas bawah 
ini, kukira sama dengan tidak mengindahkan suara kemanusiaan dan 
keadilan.Kathirina menentang dominasi maskulinisme, ujud dari penindasan 
terhadap perempuan. Adakah yang salah dengan tentangan ini? Apakah perempuan 
bukan anak manusia sehingga hanya dijadikan obyek dan bukan subyek?

Berdasarkan perbandingan teks, aku sampai pada kesimpulan [mungkin sample-ku 
masih kurang lengkap] bahwa karya-karya Kathirina adalah karya-karya unik dan 
punya posisi khusus dalam dunia sastra Sabah. Selayaknya Sabah dan Ikatan 
Penulis Sabah, bangga akan adanya suara begini, suara dari seorang warga 
republik berdaulat sastra-seni yang tidak takut menentang arus demi menegakkan 
suatu nilai manusiawi dan republiken. Kalau tidak, lalu: Quo Vadis Sabah?

Dilihat dari segi ini, nampak bahwa Kathirina sebagai penyair sangat memenuhi 
dua dari tiga standar sastra-seni Amrus Natalsja, anggota Akademi Kesenian 
Jakarta: ilmiah, berpihak dan indah.*** 


Paris, Nopember 2005.
------------------
JJ. Kusni
 
[Bersambung...]



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] catatan sastra seorang awam [8]: membaca puisi-puisi kathirina susanna penyair kota kinibalu, sabah