** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Catatan Dari Meja Nusa Dua Dan Café Bandar [41] "DI BAWAH GERIMIS MALAM SERUA INDAH" 2. Sosok demi sosok kuamati satu persatu. Di bentuk sosok siapa pun mereka yang hadir, baik lelaki atau pun perempuan, jelas kulihat tegaknya di depan mataku tokoh jiwa yang perkasa setelah melampaui masa jatuh bangun tak terperikan. Dengan maaf besar, di sini tak kusebut nama-nama mereka satu per satu. *** Tentu saja acara peluncuran buku 'sanjak' sederhanaku yang lebih bersifat kronik peristiwa: "Sansana Anak Naga Dan Tahun-tahun Pembunuhan" yang diselenggarakan oleh Komunitas Mata Bambu, di Pusat Dokumentasi Sastra HB. Jassin, Taman Ismail Marzuki [TIM] Jakarta, 13 Agustus 2005, sebagai kegiatan pertama komunitas, menjadi bahan pembicaraan santai dan bebas kami.Bahkan soal peluncuran inilah yang mengawali pembicaraan. "Bagaimana pendapat Bung JJ tentang peluncuran buku tanggal 13 Agustus lalu itu?" tanya Tarigan U. "Barangkali pertanyaan itu pertama-tama adalah pertanyaanku, Bung. Dan aku sangat ingin mendengar pendapat kawan-kawan yang tentu lebih bisa membaca keadaan serta perkembangan serupa di PDS daripada aku", jawabku. "Dan pendapat-pendapat kawan-kawan kelak akan kusampaikan kepada kawan-kawan di Komunitas Matabambu [KM] sebagai sangu melangkah lebih lanjut", tambahku lagi. "Secara umum kukira peluncuran itu sangat berhasil. Lihat saja misalnya, harian nasional penting seperti "The akarta Post" atau "The Sunday" pun telah menurunkan artikel dan foto berarti mengenai Bung JJ dan kegiatan tersbut.Barangkali ini bisa dijadikan satu indikasi. Saya tidak tahu bagaimana di daerah-daerah di mana Bung lewati", ujar Tarigan U yang di Jakarta memiliki sanggar seni sendiri dan juga penggiat pada Perhimpunan Persahabatan Indonesia-China" Jakarta."Belum lagi jika kita lihat dari jumlah yang hadir hingga ruangan PDS terasa tidak memadai". "Aku dengar bahwa dari segi jumlah yang hadir, peluncuran 13 Agustus itu merupakan salahsatu yang terbesar sepanjang sejarah PDS, kalau bukan yang terbesar. Apakah benar? Pertanyaan ini kuajukan terlebih untuk kepentingan membaca perkembangan sekarang. Karena ia bersentuhan dengan pertanyaan "mengapa bisa terjadi demikian, faktor-faktor apa yang menyebabkannya", tanyaku lagi. Dengan pertanyaan ini, aku serentak teringat akan adanya sebuah spanduk kecil di pintu masuk TIM berisi peringatan "akan kebangkitan kembali komunis" dan surat tuduhan yang menuduh Matabambu mengangkat orang-orang Lekra. Surat tuduhan ini disampaikan ke Walikota DKI dengan beberapa tembusan.Juga mengingatkan aku akan apa yang disampaikan oleh Nursam dari Penerbit Ombak Yogyakarta dan penyair-cerpenis Harsanti [Shantined] dari Balikpapan yang mengatakan keengganan sementara harian menerima kedatanganku dan keengganan tokobuku terkemuka untuk dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan peluncuran di Balikpapan.Harsanti, penyair-cerpenis Kaltim ini adalah organisator utama, dibantu oleh Bung Syafiq dari Harian Tribun Kaltim untuk peluncuran bukuku di atas di Balikpapan.Terimakasih Santi, terimakasih Mas Syafiq. Adanya spanduk dan keterangan-keterangan ini, bagiku termasuk bahan-bahan berharga dalam membaca keadaan pola pikir dan wajah mental nyata manusia-manusia di tanahair hari ini. "Aku kira evaluasi di atas tidak terlalu jauh dari kenyataan", ujar Tarigan U yang disokong oleh penyair Toga Tambunan. Komposisi hadirin pertemuan antar seniman Serua Indah-Suka Damai malam ini, memang agak unik.Yang berasal dari Jawa hanya tiga orang, termasuk tuan rumah yaitu Indang Dina, sedangkan yang lain berasal dari pulau-pulau luar Jawa yang waktu di Yogyakarta dikenal dengan sebutan "anak seberang" -- suatu cara pandang Jawa sentris dalam memandang Indonesia, barangkali paralel dengan posisi Jawa dalam NKRI yang sentralistik. Dengan komposisi peserta begini, apalagi umumnya sudah saling kenal sejak lama dan biasa bicara bebas leluasa, maka pembicaraan dan pendapat diajukan tanpa batasan tatakrama semu dan feodalistik. Benar bahwa aku memang dibesarkan di Yogyakarta dan memang dipengaruhi oleh budaya Yogya, tapi tetap saja tidak bisa membuang kedayakanku.Barangkali karenanya aku bisa disebut Dayak-Yogya tapi bukan Yogya-Dayak.Penamaan ini kudasarkan pada teori Paul Ricoeur, filosof Perancis yang meninggal pada Mei tahun ini, yang memandang bahwa "budaya lokal merupakan dasar dialog dalam keragaman".Pandangan yang tentu saja berbeda dengan anggapan bahwa budaya etnik lebih dekat pada fasistis. Teman-teman lain pun nampaknya sepakat dengan apa yang diucapkan oleh Tarigan U dan Toga.Hanya yang tetap menjadi pertanyaan: Mengapa yang datang demikian banyak, termasuk kehadiran para wartawan dan acara berjam-jam masih dirasakan terlalu pendek? Apakah karena persiapan Matabambu yang baik, ataukah karena ada faktor Pramoedya A.Toer dan tampilnya orang Lekra, yang berada di bawah angin, di TIM? Ataukah mencakup semua faktor-faktor itu? Kebetulan tanggal 17 Agustus adalah hari kelahiran Lekra yang sudah dinyatakan terlarang oleh Orba.Pertanyaan cukup mendasar ini tidak kutulis lanjutkan di sini dan membiarkannya menjadi pertanyaan untuk pembaca, terutama para pembaca yang gemar bertanya dan membaca. Sebagai bandingan --metode yang kusukai dalam melihat masalah -- adalah kegiatan kedua Komunitas Matabambu yaitu peluncuran kucerpen Aguks Irawan Ms juga di PDS HB.Jassin. Kalau keterangan yang aku terima, jumlah yang hadir tidak sebanyak kegiatan pertama 13 Agustus.Barangkali ada faktor hujan, faktor waktu persiapan, faktor finansil dan bulan puasa. Tapi sekali lagi, kubiarkan soal ini sebagai pertanyaan tinggalan di hadapan pembaca -- kalau pun tulisan ini dibaca. Kemudian Tarigan U membuka masalah baru ketika mengatakan bahwa ia tidak setuju dengan sikapku seperti yang dikatakan oleh Harsutejo "terlalu rendah hati". Di PDS H.B. Jassin kukatakan bahwa "tarafku adalah taraf pencinta sastra, bukan taraf penyair".Tak ada satu puisi pun yang pernah kutulis sesuai dengan tuntutanku kepada diri sendiri tentang puisi.Karena itu kata puisi selalu kutaruh diantara tanda kutip.Tidak ada keberanian padaku untuk melakukan otoproklamasi bahwa "aku seorang penyair" apalagi "presiden" atau "tamanggung" penyair, otoproklamasi bualan hampa makna. "Aku tidak menyetujui sikapmu" tandas Tarigan U. "Boleh saja, tapi demikianlah sikapku pada diri sendiri, tak siapa pun bisa menggugat dan mendebatnya", jawabku juga dengan pasti."Kepenyairan bagiku adalah suatu tanggungjawab dan tuntutan nilai artistik dan manusiawi. Aku belum mampu menunaikan segalanya ini dalam apa yang kutulis", tandasku tidak kurang pastinya. "Baik, barangkali di sini kita berbeda. Dalam kartu namaku", ujar Tarigan, "aku sadar mencantumku bahwa profesiku adalah penyair dan aku yakin suatu saat penduduk Karo akan menyanyikan puisi-puisiku". Dan benar Hasta Mitra memang telah menerbitkan sebuah antologi puisi berbahasa Karo karya Tarigan U yang menaruh banyak perhatian pada soal etnisitas dan budaya etnik di tanahair.Kecuali itu, sejalan dengan perhatian ini, Tarigan U juga sudah menerbitkan kaset-kaset lagu Karo kekinian. Ketika lagu-lagu dari kaset Tarigan U ini kuputar di Koperasi Restoran Indonesia, Paris saat melepaskan Andreas Sitepu, diplomat nomor dua KBRI Paris yang usai masa jabatannya di Perancis[hari minggu lalu,Andreas dan keluarga sudah terbang ke Indonesia], Andreas mengatakan menjawab komentarku bahwa lagu-lagu Karo memang bernada sendu dan melankholis tapi tidak pernah tunduk. "Jadi ciri lagu dan puisi Karo adalah "duka perlawanan"? Apa bisa dikatakan demikian?" tanyaku.Andreas mengangguk dan kusenandungkan lagu Karo "Erkata Bedil" serta "Turang" yang dulu di Yogya sering kunyanyikan. Setelah mencermati lirik dua lagu tersebut dan juga lirik-lirik kaset lagu Tarigan U, kudapatkan memang semangat "duka perlawanan" itu. Andreas dan aku bertatapan ketawa. Sejak lama kuyakini bahwa etnik-etnik kita memendam potensi luar biasa, hanya saja belum maksimal di eksplorasi dan direvitalisasi.Pada Tarigan U kudapatkan keinginan ini dan ia sudah mulai melaksanakan keinginan tersebut. Tarigan pun menceritakan apa yang sudah ia lakukan termasuk di Kalimantan di bidang budaya etnik ini. Pada titik ini, temu antar seniman di Serua Indah-Suka Damai sampai pada soal "sastra-seni kepulauan".Hujan dan angin kami biarkan bermain sendiri di pepohonan dan daun-daun atau di rerumputan halaman yang luas.Suasana langit, apakah berbintang atau adakah bulan pucat, tidak lagi masuk hitungan perhatian. Pada saat ini, seperti kudengar ada orang membaca ulang sanjak Ho Chi Minh ketika berbicara pada bulan yang menggodanya di ruang kerja: bulan mengintip dari jendela memancing syair tunggu sampai besok, aku sibuk dengan urusan perang" Sementara itu, Indang Dina sebagai tuan rumah,sambil asyik mengikuti diskusi antar seniman, memperhatikan perbekalan di meja yang umumnya terdiri dari makanan rebus dan lunak.*** Paris,Nopember 2005 ------------------ JJ. Kusni [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **