[nasional_list] [ppiindia] Terima Kasih (Puisi) Prof Winarno!

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 1 Dec 2005 01:40:00 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0512/01/opini/2254658.htm

 
Terima Kasih (Puisi) Prof Winarno! 

EFFENDI GAZALI



Apa artinya bertugas mulia

ketika kami hanya terpinggirkan tanpa ditanya, tanpa disapa.

Kapan sekolah kami lebih dari kandang ayam.

Sejuta batu nisan guru tua yang terlupakan oleh sejarah

terbaca torehan darah kering.

Di sini terbaring seorang guru,

semampu membaca bungkus sambil belajar menahan lapar,

hidup sebulan dari gaji sehari.

Begitu kira-kira potongan puisi yang dibacakan Prof Dr Winarno Surachmad pada 
peringatan Hari Guru Nasional sekaligus ulang tahun Persatuan Guru Republik 
Indonesia dan Hari Aksara Internasional di Solo (27/11).

Ada sambutan berbeda atas puisi yang dibacakan mantan Rektor IKIP Jakarta itu. 
Di akhir tiap bait puisi, belasan ribu guru merespons dengan tepuk tangan 
meriah (Kompas, 28/11).

Bagaimana reaksi Wapres Jusuf Kalla (JK)? Republika (28/11) melaporkan Wapres 
Emosi Mendengar Puisi Sekolah Kandang Ayam. Sementara Media Indonesia (28/11) 
memberitakan Wakil Presiden Jusuf Kalla menegur keras para guru atas sikap 
mereka yang dinilai cenderung mengejek dan mempermalukan bangsa sendiri.

Tulisan ini mencoba membahas dua hal. Satu, mengapa dalam memproses pesan 
komunikasi orang bisa marah terhadap puisi? Dua, bagaimana sebaiknya komunikasi 
politik pejabat publik menanggapi ekspresi jujur rakyat atas realitas hidupnya?

Komunikasi simbolik

Puisi adalah bentuk komunikasi dengan level simbolik yang relatif tinggi. 
Karena itu, pesan puisi tidak dibaca dengan menurunkannya menjadi ujaran 
nonsimbolik.

Menanggapi puisi itu, JK menganalisis, Saya juga ingin menyatakan, memang 
sekolah kita belum luks. Tetapi, saya yakin, sekolah kita tidak seperti kandang 
ayam. Ditambahkan, Saya yakin gaji Anda belum cukup, tetapi saya yakin gaji 
Anda tidak hanya cukup untuk sehari.

Dengan cepat beberapa kolega, pakar, dan peneliti komunikasi di berbagai kampus 
saling berkirim komentar atas message processing seperti itu. Salah satunya 
berbunyi, Itulah akibatnya jika bahasa puisi dibandingkan atau diproses dengan 
kosakata para penguasa yang pengusaha. Ada juga yang berkomentar, Bahaya besar 
jika hati seorang pemimpin bangsa sudah tidak bisa mengapresiasi puisi dalam 
arti luas. Jangan lupa ini mungkin gaya saudagar yang mencoba mendikte cita 
rasa bahasa pendidik dan akademisi. Sebagai guru besar dan mantan rektor, 
Profesor Winarno pasti punya pertimbangan matang untuk menulis dan membacakan 
puisi seperti itu!

Para saudagar cenderung dianggap melakukan komunikasi low context. Tetapi, 
katakanlah jika kini kita coba sama-sama menggunakan komunikasi berkonteks 
rendah, dengan arah sebaliknya kepada simbol-simbol yang pernah digunakan JK 
bersama SBY. Maka, seharusnya para guru kini pantas menegur JK.

Mereka bisa mempertanyakan, ungkapan indah yang didengungkan JK saat kampanye, 
Bersama kita Bisa. Kenyataannya, mana pernah kita bersama. Tempat tinggal 
antara wapres dan guru sudah berbeda jauh. Pada putaran kedua kampanye, SBY-JK 
menjanjikan Perubahan Kini Semakin Dekat. Kini para guru pantas menanyakan, 
Mana perubahan yang kami rasakan? Ini sudah jauh, telah lewat satu tahun sejak 
janji itu diucapkan!

Komunikasi politik elegan

Mengambil hikmah dari kejadian itu, kita berharap komunikasi politik pejabat 
publik kita ke depan selalu berprinsip How elegant can you go? Saya 
membayangkan, saat itu JK secara kilat menyiapkan puisi atau pantun (betapa pun 
sederhana atau dipaksakan jadinya), yang mengarah pada pesan, meski ada 
berbagai keterbatasan, sungguh ada keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan 
para guru.

Cara pejabat publik menanggapi ekspresi rakyat ini penting diperhatikan, karena 
diyakini pesan yang disampaikan Prof Winarno di Solo diamini sebagian besar 
guru kita. Tepuk tangan meriah di setiap ujung bait puisi, dan spanduk sengaja 
mereka siapkan. Kita pun harus mengamini suara pendidik itu saat melihat 
kenyataan nasib guru dan gedung-gedung sekolah reot di televisi atau 
koran-koran.

Di tengah era kebebasan, kita tidak bisa lagi mengatur-atur agar puisi atau 
ungkapan yang disampaikan di tengah acara dengan pejabat publik, harus yang 
bagus-bagus (seperti strategi Kelompencapir).

Dalam komunikasi politik agaknya pejabat publik hendaknya tidak defensif 
apalagi sinis. Masih ingat jawaban Aburizal Bakrie soal mahalnya harga elpiji? 
Rakyat kebanyakan telanjur punya harapan tinggi atas Perubahan Kini Semakin 
Dekat.

Kita perlu berterima kasih kepada Prof Winarno yang terus mencoba menagih 
janji, dengan bahasa simbolik yang indah dan menyentuh hati bangsa ini.

Effendi Gazali Koordinator Program Master Manajemen Komunikasi Politik UI


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Terima Kasih (Puisi) Prof Winarno!