[nasional_list] [ppiindia] Rasdullah-- Rakyat Miskin karena Korupsi

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 20 Nov 2005 22:10:44 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/11/21/f1.htm


Rasdullah--  Rakyat Miskin karena Korupsi

Selamat bertemu kembali para pembaca Perspektif Baru dengan Wimar Witoelar. 
Tamu kita sekarang adalah Rasdullah. Dia adalah penarik atau pengemudi becak di 
Jakarta Utara yang mulai terkenal ketika dulu mencalonkan diri menjadi salah 
seorang dari 76 bakal calon gubernur DKI Jaya periode 2002-2007. Langkahnya 
tersebut menjadikan dirinya seperti selebriti dengan ditampilkan di mana-mana. 
Dia berusia 41 tahun. Kelahiran Cirebon dan seorang yang belajar dari kehidupan 
di luar jalur formal yaitu sekolah 24 jam. Ia bergaul dengan orang-orang 
terutama menghayati kehidupan orang miskin karena dia sendiri juga miskin. 
Rasdullah kini melanjutkan profesinya sebagai pengemudi becak dan menjadi 
jaringan nasional pengemudi becak sambil mengemukakan pendapat dari kalangan 
orang miskin terhadap beberapa masalah sosial yang ada sekarang ini. Menurut 
Rasdullah, uang dana kompensasi BBM jangan dibagi-bagikan kepada masyarakat 
miskin karena itu mengajarkan mereka menjadi peminta-minta. Dana terse
 but sebaiknya disalurkan ke sekolah dan rumah sakit sehingga masyarakat bisa 
sekolah dan berobat gratis. Dia berpandangan para pejabat atau birokrasi 
Indonesia masih berpikir kekuasaan. Kalau menjadi presiden berarti itu 
kekuasaannya. Berikut percakapan dengan Rasdullah. 

Saya dulu mendengar nama Pak Rasdullah sewaktu menjadi bakal calon Gubernur DKI 
Jaya. Saya tidak sempat menemui Anda tetapi saya kagum dan senang sekali 
setelah sekian tahun bisa bertemu. Bagaimana ceritanya sehingga Bapak bisa 
menjadi bakal calon gubernur?

Pertamanya, Mbak Wardah Hafidz, koordinator Urban Poor Consortium (UPC), di 
dalam rapat serikat becak Jakarta memberitahukan bahwa di gedung Dewan 
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ada pencalonan gubernur. Kemudian Mbak Wardah 
menanyakan apakah ada atau tidak dari teman-teman kelompok penarik becak yang 
berkeinginan menjadi gubernur. Kawan-kawan kebingunggan. Jangankan untuk jadi 
gubernur, untuk menjadi lurah saja harus mempunyai sawah berhektar-hektar, 
harus punya banyak harta.

Tetapi, Mbak Wardah mengatakan dengan adanya demokrasi maka penarik becak, 
penjual koran, semir sepatu bisa mencalokan diri menjadi gubernur DKI Jaya dan 
tidak ada biaya. Setelah Mbak Wardah memberitahukan hal tersebut, teman-teman 
langsung pada mengacungkan tangan. Akhirnya diputuskan lewat voting. 
Teman-teman yang kira-kira mampu untuk memimpin Jakarta memilih dirinya 
sendiri. Sedangkan yang tidak mampu memilih temannya. Pada waktu itu saya yang 
mendapatkan suara terbanyak. Pada hari itu juga diiringi sekitar 2.000 abang 
becak, saya ke kantor DPRD untuk mencalonkan diri. 

Sampai di sana, dikerubuti banyak wartawan. Pencalonan saya sempat ditolak 
panitia dengan alasan tidak mempunyai ijazah dan tidak sekolah. Saya 
mengatakan, siapa yang mengatakan saya tidak sekolah. Sekolah ada dua jenis 
yaitu sekolah formal dan informal. Nah, saya sekolah informal yang turun 
langsung ke lapangan sehingga tahu persis permasalahan-permasalahan masyarakat. 
Sedangkan bapak-bapak panitia sekolah formal yang memakai waktu. Kalau saya 
sekolah yang tidak pakai waktu. Siang-malam saya sekolah di lapangan. Ketemu 
pengemudi becak maka saya sekolah dengan pengemudi becak. Ketemu  penjual koran 
maka saya sekolah sama penjual koran. Jadi saya tahu persis permasalahan 
mereka. Kalau bapak-bapak yang di gedung-gedung mewah seperti di DPRD mengerti 
ada nyamuk, tetapi tidak mengerti bagaimana rasanya digigit nyamuk. Akhirnya 
teman-teman wartawan ikut mendesak dan panitia pendaftaran menerima pendaftaran 
saya. 

Hebat sekali. Jadi walaupun ada syarat harus memiliki ijazah tetapi akhirnya 
diterima. Apakah itu karena keyakinan Bapak?

Iya diterima dan sampai penyaringan ketujuh. Fraksi Partai Amanat Nasional 
(PAN) juga menerima saya menanyakan visi dan misi saya. Wah saya tidak mengerti 
itu, lalu saya tanya apa visi misi itu? 

Apakah waktu itu pernah ada atau tidak tulisan-tulisan, catatan-catatan tentang 
visi-misi?

Saya pokoknya polos saja. Yang saya tahu adalah di dalam hati saya ingin 
memimpin Jakarta supaya tidak amburadul. Saat itu diberi tahu visi misi adalah 
bagaimana kerja bapak kalau nanti jadi gubernur. Saya mengatakan pertama-tama 
karena dari kalangan bawah maka orang miskin yang kita akan pedulikan lebih 
dulu. Kalau untuk kepedulian semua akan saya pedulikan tetapi ini  akan seperti 
memimpin anak sendiri kalau yang sudah SMP, agak besar, maka yang masih kecil 
dulu yang diperhatikan.



Jadi Bapak selain menarik becak sudah banyak memperhatikan soal masyarakat 
sebelum pencalonan tersebut. Apakah itu umum di antara penarik becak atau Pak 
Rasdullah memang lebih dari yang lain?

Itu bukan pada penarik becak saja. Ada pengamen, joki, dan kaki lima. Pokoknya 
pekerjaan sektor informal yang dilarang pemerintah kita tetap membela 
teman-teman tadi karena manusia itu perlu hidup. Orang hidup itu harus makan 
dan makanan harus dibeli pakai duit. Duitnya harus dicari dengan jalan kerja, 
sedangkan pemerintah, menteri tenaga kerja saja tidak bisa membuka lapangan 
kerja. Hanya bisa makan gaji busuk, tidak mengerti apa-apa. Orang Indonesia 
malah diekspor ke luar negeri. Di sana disiksa, dianiaya juragan-juragannya 
atau majikan-majikannya. 

Ramai sekali pembicaraan Bapak dengan rekan-rekan berbagai profesi sektor 
informal. Apakah Bapak mendapatkan pengetahuan tadi dari membaca koran atau 
lihat kiri-kanan atau dari yang lain?

Teman-teman kita banyak yang sering baca buku-buku, koran-koran. Kemudian 
ketika di pangkalan mendiskusikannya seperti tentang dana kompensasi bahan 
bakar minyak (BBM) yang kemarin. 

Pak Rasdullah yang dulu terkenal sebagai bakal calon gubernur, ternyata  bukan 
hanya soal pencalonannya yang luar biasa. Yang dia katakan mengenai sekolah 
dari jalanan itu benar. Pak Rasdullah dengan kawan-kawannya itu punya pandangan 
yang sangat jernih. Saya kira sangat cerdas mengenai permasalahan bahkan 
barangkali lebih cerdas dari birokrat yang mengurusi orang miskin. Tadi Bapak 
membicarakan soal dana kompensasi BBM, apa maksud Bapak itu?

Teman-teman kita pada mengadukan hal tersebut. Dana kompensasi yang 
disebar-sebarkan  pemerintah bukan menyelesaikan masalah tetapi membuat masalah 
baru. Teman-teman kita pada berebut sampai berantem, bunuh-bunuhan.   

Apakah yang berantem itu antara orang yang dapat dan yang tidak?

Iya yang dapat sama yang tidak karena salah sasaran. Bukan hanya orang miskin 
saja yang dapat tetapi yang kaya,  yang mampu juga mendapatkan itu. Bahkan, 
teman saya yang mendapatkan dana kompensasi pada pulang kampung dengan naik 
motor. Jadi bukan orang miskin karena punya motor. Sedangkan yang jompo, janda, 
anak yatim malah tidak mendapatkannya. Misalnya,  teman saya Ibu Een mempunyai 
anak yang bujangan dan tidak mendapatkannya. Kalau ibunya memang lemah tapi 
anaknya peduli terhadap ibunya sehingga sampai bersitegang dengan RT. Kalau 
kita tidak nasihatkan bisa berantem dan bunuh-bunuhan. 

Tetapi sayang kalau Bapak mengatakan uangnya tidak berguna, karena seorang 
mendapatkan Rp 100.000 per bulan dan jumlah totalnya mencapai Rp 16 - 17 
trilyun. Lalu bagaimana uang tersebut sebaiknya digunakan?

Maksudnya uang sejumlah Rp 18,6 trilyun yang merupakan dana kompensasi 
keuntungan jual BBM tersebut jangan dibagi-bagikan. Otak pemerintah harus 
jernih. Artinya, orang miskin jangan diajarkan minta-minta. Orang miskin yang 
mandiri, banting tulang, peras keringat, jangan diajarkan seperti itu. Tidak 
dikasih saja negara kita sudah menjadi negara minta-minta, apalagi kalau 
dikasih.  Islam itu mengajarkan lebih baik tangan yang di atas daripada tangan 
yang di bawah. Jadi secara tidak langsung pemerintah mengajarkan, menyuruh 
masyarakat menjadi pengemis nanti jadi pada ribut. Maksud saya, dana Rp 18,6 
trilyun itu diambil tetapi dikeluarkannya bukan dibagi-bagi. 

Bagaimana dong cara mengeluarkannya?

Cara mengeluarkannya dengan ditaruh di rumah sakit sehingga rumah sakitnya 
bermutu supaya semua orang bisa menikmati. Juga misalnya di pendidikan. Jadi 
supaya semua orang bisa sekolah gratis, rumah sakti gratis, atau air PAM 
gratis, PLN gratis. Memang betul negara mengelola sumber daya alam seperti BBM 
untuk kesejahteraan rakyat, tetapi caranya harus memakai otak yang jernih. 
Jangan memakai otak yang bodoh. Sekarang ini jadi otak yang bodoh karena 
membuat rakyat miskin tidak simpati. Akhirnya sekarang mereka tidak mau kerja 
keras jadi tergantung pemerintah. Untuk apa menarik becak karena besok dapat 
uang kok dari pemerintah. Padahal kalau dipikir secara langsung harga beras 
saja sudah Rp 3.000 per liter, harga minyak saja sudah Rp 3.000 per liter, 
harga telur sudah 10.000 per kilogram. Sementara dana kompensasi dalam satu 
bulan itu hanya Rp 100 ribu jadi satu hari hanya Rp 3.300. Bagaimana sekeluarga 
bisa cukup dengan dana itu? 

Orang minta-minta saja bisa mendapatkan uang lebih dari itu?

Jadi bagaimana supaya kita menjadi sejahtera dengan adanya pengelolahan BBM 
ini. Kita negara yang kaya karena ada tambang emas, perak, ada segala macam. 
Kalau kita jernih dan tidak ada korupsi maka sebenarnya orang miskin, orang 
kaya, orang jompo, orang yatim, sudah menjadi tanggung jawab negara. 

Jadi intinya korupsi. Pak Rasdullah adalah penarik atau pengemudi becak yang 
secara formal tidak pernah sekolah tetapi terlihat pemikirannya justru jauh 
lebih benar daripada orang yang merencanakan program untuk orang miskin dan 
dana kemiskinan. Bapak mendapatkan kecerdesan pemikiran itu dari lingkungan 
sendiri jadi kalau begitu pemikiran di kalangan orang miskin maju dong?

Iya. Teman-teman juga mengatakan bahwa yang biasanya diwawancarai saya dan 
mereka menyampaikan unek-unek ke saya. Semua aspirasi dari berbagai macam 
pangkalan dan dari kota-kota lain, saya tampung. Kemarin kita ketemu 
teman-teman dari jaringan becak Aceh, ada juga jaringan becak Makassar, jadi 
semua banyak. 

Apa saja yang dibicarakan kalau sedang kumpul-kumpul?

Kalau kumpul itu yang dibicarakan bagaimana kita bisa mengorganisasi 
teman-teman kita supaya  menjadi mandiri, artinya tidak tergantung kepada orang 
lain. 

Bapak tadi bilang bahwa negara ini kaya tetapi uangnya tidak sampai ke bawah 
karena dikorupsi. Apakah banyak tahu mengenai korupsi di Indonesia?

Banyak teman-teman kita yang melaporkan itu. Misalnya, untuk membuat Kartu 
Tanda Penduduk (KTP) Rp 1.000, tetapi jatuh ke kelurahan biayanya bisa mencapai 
Rp 250.000 - Rp 300.000. 

Itu korupsi kecil. Apakah Bapak suka mendengar mengenai korupsi besar?

Kalau korupsi besar di Indonesia itu sering mendengar tetapi dari surat kabar. 
Misalnya siapa saja yang ditangkap. 

Tetapi apakah itu membuat Bapak gemes dan bagaimana kalau Bapak ketemu koruptor?

Itu uang rakyat harusnya dikembalikan kepada rakyat. Jadi kalau keinginan saya 
bukan para koruptor itu dipenjara terus dibuang ke Nusakambangan. Kalau memang 
pemerintahnya cerdas, para koruptor tersebut dibuatkan kerangkeng di mal, di 
pasar agar malu. Itu lebih malu daripada digebukin. 

Apa sebaiknya pakaian untuk mereka?

Dikasih pakaian sederhana. Pokoknya dia dan 17 keturunannya akan malu semua 
karena setiap orang yang belanja akan mengatakan itu tuh koruptor. 

Tetapi apakah itu akan membuat korupsi masih ada atau tidak?

Setidak-tidaknya sedikit demi sedikit. Artinya keturunanya atau yang lainnya 
akan mikir jangan sampai seperti bapaknya dihukum begitu. 

Apakah Bapak merasa pedih atau merasa tidak adil melihat orang yang kaya dari 
korupsi? 

Bapak saya pernah cerita bahwa pada zaman Bung Karno dulu tidak ada orang kaya 
yang melambung tinggi. Artinya baru punya sawah 1 hektar saja sudah tidak boleh 
dan kelebihannya  dibagi-bagikan. Kalau pemerintah kita bisa seperti itu insya 
Allah tidak ada orang korupsi.  

Kalau saya lihat tadi semua pendapat Pak Rasdullah benar dan di kalangan yang 
tidak miskin juga banyak yang menyetujui pendapat Bapak. Lalu mengapa keadaan 
bangsa Indonesia begini saja, tidak ada perbaikan dalam penanganan orang miskin 
oleh pemerintah?

Itu karena teman-teman para pejabat atau birokrasinya masih berpikir kekuasaan. 
Kalau menjadi presiden berarti itu kekuasaannya. Kalau menjadi gubernur berarti 
itu kekuasaannya. Jadi sebenarnya kita harus berpikir jernih seperti kalau kita 
mau melangkah seperti ini apakah salah atau benar. 

Kalau sudah menjadi pejabat, menjadi orang-orang kapitalis maka orang Indonesia 
harus mendukung orang Indonesia. Coba lihat saja teman-teman kita orang-orang 
Cina. Kalau orang Cina membuka kafe di jalan maka yang makan teman-temannya 
yang Cina semua. Tetapi giliran orang Jawa membeli sebungkus rokok tidak 
mendapat hadiah korek api di warung rokok milik orang Jawa, langsung pindah ke 
warung milik rokok Cina yang memberikan hadiah korek api. Jadi secara tidak 
langsung teman-teman kita juga tidak jernih. Kalau jernih walaupun tidak 
mendapat korek api akan tetap membeli karena secara tidak langsung kita 
mendukung agar dia sejahtera.   

Barangkali cara berbisnisnya berbeda?

Iya. 

Tetapi sekarang saya ingin kembali pada masalah penarik becak dan saya setuju  
pengemudi becak dan becaknya jangan diobrak-abrik. Tetapi pertanyaan saya kalau 
memang sudah kemajuan zaman bukankah suatu saat becak tetap harus hilang juga?

Kalau memang sudah kemajuan zaman becak juga bisa dimajukan mengikuti zaman. 
Artinya kalau memang zamannya sudah maju maka pemerintah harus memikirkan 
bagaiamana agar becak yang dulunya dikayuh supaya tidak dikayuh lagi, mungkin 
bisa memakai tenaga aki. Sekarang becaknya masih pakai tenaga kayuh sehingga 
katanya kendaraan itu tidak manusiawi. Dari mana tidak manusiawi? Pada malam 
hari dan hujan saya mengantarkan orang mau melahirkan. Saya kayuh becak agar 
ibu itu bisa melahirkan selamat dan tidak ada halangan apa pun. Jadi sangat 
manusiawi, tetapi teman-teman birokrasi mengatakan becak tidak manusiawi. 
Padahal becak merupakan kendaraan yang ramah lingkungan, tidak bising, tidak 
membuat telinga budek, dan tidak membuat ozon yang sangat merusak lingkungan. 

Jadi sebaiknya adalah bagaimana kita memikirkan supaya rakyat sejahtera dan 
pemerintah kita mandiri. Teman-teman mengatakan itu nanti bisa membuat kita 
makan gaplek lagi, bisa makan jagung lagi. Itu tidak mungkin karena pada waktu 
zaman Pak Karno adalah zaman perang, zaman penjajahan jadi wajar kita tidak 
berpikir berusaha dan berpikirnya perang. Sekarang sudah merdeka. Ibaratnya 
orang tani mengatakan saat ini kita sedang panen. Jadi mari jangan tergantung 
dengan luar negeri. Kita buat negara mandiri dan mengolah kekayaan sendiri. 

Nah, sepertinya kita sudah disetir sama Amerika. Sekarang muncul WTC (World 
Trade Center), ITC (International Trade Center), Mega Mall, dan Carrefour, lalu 
di mana Jakartanya. Semua sudah berbahasa luar negeri dan tukang becak pun 
tidak tahu apa-apa. Apa itu Carrefour, WTC, semua menanyakan kepada kita. 
Bahkan, kita mangkal di depannya saja tidak boleh padahal saya orang pribumi 
Indonesia, sedangkan di dalam gedung itu orang asal mana saya tidak mengerti.



Pedih sekali dan saya sampai terpesona sehingga tidak bisa bertanya karena 
setuju, tetapi bagaimana menyelesaikan masalah gedung ITC, WTC, apakah kita 
hilangkan?

Jangan dihilangkan, artinya pemerintahnya yang harus mengatur.

Presiden dong ya?

Iya mungkin presidennya yang harus bicara. Kalau misalnya kita mendapatkan 
ilham dari Allah dan sampai bisa menjadi presiden maka kita akan atur 
sedemikian rupa. Lebih berat menjadi pimpinan kepala keluarga daripada pimpinan 
kepala negara.

Mengapa begitu?

Kalau menjadi pimpinan negara sudah ada dana anggarannya seperti APBN dan APBD, 
ada polisi, ada Sekretariat Negara, dan ada macam-macam lainya termasuk modal 
dari sumber daya bumi. Tetapi kalau menjadi kepala rumah tangga kemudian 
becaknya diambil oleh pemda maka bagaimana kita bisa membayar sekolah anak, 
mengatur belanja rumah tangga, bayar kontrakan, dan bayar listrik. Kepala bisa 
pecah untuk memikirkannya. Sedangkan kalau menjadi kepala negara sebenarnya 
tinggal mengatur doang dan semuanya sudah ada bidangnya masing-masing. Jadi 
yang paling sulit menjadi kepala rumah tangga.

Menurut Bapak, apakah Bapak suatu saat akan keluar dari golongan miskin karena 
Bapak cerdas sekali?

Memang orang tidak mau miskin, semua orang ingin kaya. Tetapi kekayaan ini 
sebenarnya hanya titipan dari Allah. Jadi kalau memang kita sudah mampu 
berikanlah kepada yang tidak mampu agar menjadi mampu. Misalnya, ada yang 
sedikit mampu maka berikan  kepada orang yang belum mampu sama sekali. Artinya 
kita ini sebagai keran air. Kalau Allah sudah memberi kita maka kita menjadi 
keran air dan keran ini harus dibuka dan ditularkan kepada orang-orang miskin 
dan yang tidak mampu.*


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Rasdullah-- Rakyat Miskin karena Korupsi