** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **MEDIA INDONESIA Rabu, 30 November 2005 'Quo Vadis' Politik PKS Ahmad Fuad Fanani, Ketua Program Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM)) SIDANG Majelis Syuro III Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar di Jakarta, 26-27 November 2005 akhirnya menghasilkan keputusan bahwa partai itu tetap mendukung pemerintahan Yudhoyono-Kalla. Dengan keputusan yang batal menarik dukungan itu, berarti PKS tetap menempatkan kadernya untuk duduk di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB). Padahal, tuntutan untuk menarik dukungan itu sebelumnya sempat didesakkan oleh beberapa pengurus wilayah dan pusat. Bahkan, ada ancaman dari PKS jika Yudhoyono tidak me-reshuffle para menteri ekonominya dan Jaksa Agung, PKS dipastikan akan menarik dukungan yang selama ini diberikan. Orang yang diusulkan untuk menduduki kursi Jaksa Agung pun sudah dikampanyekan jauh-jauh hari. Fenomena di atas tentu menarik untuk dikaji lebih lanjut. Kenapa ketika reshuffle belum juga dilakukan dan belum jelas siapa yang di-reshuffle, PKS malah sudah membuat keputusan untuk tetap memberikan dukungan? Bagaimana masa depan PKS yang banyak diramalkan orang, termasuk Profesor James Fox dari Australian National University, bahwa PKS akan menjadi partai Islam masa depan yang akan menentukan arah kepemimpinan negeri ini. Sejauh mana pula harapan itu bisa berwujud menjadi kenyataan? Preseden sebelumnya Sebetulnya, bila kita pikir secara lebih mendalam berdasarkan pengalamannya selama ini, keputusan PKS untuk tetap mendukung Yudhoyono-Kalla bukan hal yang aneh. Hal itu berdasarkan preseden keputusan yang diambil oleh partai ini pada momen-momen politik pada waktu sebelumnya. Tentu masih segar dalam ingatan kita, bagaimana PKS yang katanya memperjuangkan kepentingan rakyat kecil dan memperjuangkan kehidupan yang bersih dan peduli, akhirnya juga menyetujui kenaikan BBM yang lebih dari 100%. Padahal, hari-hari sebelum kenaikan BBM per 1 Oktober itu, Presiden PKS Tifatul Sembiring menjamin bahwa Yudhoyono hanya menyetujui jika kenaikan BBM itu tidak lebih dari 30%. Nyatanya, kenaikan yang sangat menyakitkan dan membuat rakyat kecil susah bernapas itu, toh akhirnya juga disetujui oleh PKS. Terhadap usulan kenaikan tunjangan anggota DPR yang sebesar Rp10 juta pada waktu yang hampir berbarengan dengan kenaikan BBM pun, protes dan suara para anggota DPR dari PKS di Senayan kurang terdengar. Padahal, semestinya sebagai partai yang dipercaya rakyat untuk mengawal pemerintah dan memperjuangkan keteladanan kehidupan yang sederhana, mestinya PKS harus mengeluarkan keputusan yang mencerminkan sense of crisis terhadap rakyat kecil. Jika PKS malah mendukung atau membiarkan keputusan itu berjalan begitu saja, lantas apa bedanya dengan partai lain yang terkenal dengan kepragmatisan dan keoportunisannya? Keputusan politik PKS yang sering berubah dan mengikuti arus kekuatan utama itu, juga tampak pada saat pemilihan presiden tahap I dan II 2004. Agar PKS mampu meraup dukungan dari warga Muhammadiyah yang mempunyai kesamaan visi dan latar belakang dengannya, maka saat pemilu legislatif di mana-mana dikampanyekan dan dijanjikan bahwa PKS akan mendukung Amien Rais sebagai calon Presiden RI. Hal itu terbukti memang berhasil meraup dukungan yang signifikan, bahkan perolehan suara PAN sendiri sedikit di bawah PKS. Akan tetapi, memasuki kampanye pilpres tahap I, janji itu tidak lekas diwujudkan dan disosialisasikan kepada para anggotanya. Dengan alasan bahwa karena suara PKS tidak signifikan, maka ia masih mempertimbangkan akan konsentrasi di wilayah eksekutif atau ikut dalam kompetisi pemilihan eksekutif. Bahkan, pada waktu itu terjadi tarik-menarik dukungan di internal PKS sendiri, apakah ia mendukung Amien Rais ataukah mendukung Wiranto. Meski akhirnya diputuskan untuk mendukung Amien Rais, namun keputusan itu diberikan pada detik-detik terakhir dan tidak terlalu berpengaruh karena susahnya melakukan sosialisasi ke bawah. Anehnya, saat memasuki pilpres tahap II, keputusan yang diambil PKS untuk mendukung Yudhoyono-Kalla dengan cepat diputuskan dan dilakukan sosialisasi ke bawah. Keputusan yang cepat itu diambil dengan pertimbangan bahwa sejak semula PKS tidak menghendaki status quo kepemimpinan nasional dan perempuan menjadi Presiden RI. Itu semuanya tentu sah-sah saja sebagai bentuk strategi dan permainan politik. Namun, bila PKS ingin mencerminkan dan menjadikan dirinya sebagai partai politik yang berkarakter dan alternatif di masa depan, tentu langkah-langkah politiknya harus diambil secara konsisten dan bijaksana. Bila kita lihat sepak terjang PKS selama ini, memang di antara partai lainnya, PKS-lah yang paling jitu dan cerdik memainkan isu-isu yang menyentuh kepentingan masyarakat luas. Tema kampanye Pemilu 2004 yang mengangkat isu 'bersih dan peduli' dan good governance, terbukti ampuh memikat suara dari banyak orang. Dan di saat-saat rakyat kecil membutuhkan pertolongan karena musibah atau bencana lainnya seperti banjir, tsunami di Aceh, busung lapar, dan sebagainya, PKS adalah partai yang paling pertama turun ke lapangan dan memberikan pertolongan riil ke masyarakat. Sayangnya, ketika PKS sudah masuk ke kekuasaan, kekuatannya untuk mendesakkan perubahan dan memengaruhi kebijakan pemerintah agar lebih berpihak pada rakyat kecil, belum begitu banyak terdengar dan dirasakan oleh masyarakat. Harapan ke depan Sebagai partai yang punya track record bersih dan peduli terhadap kehidupan masyarakat kecil, jangan sampai ketika masuk kekuasaan PKS meninggalkan jati dirinya. Fungsi kritisnya untuk mengawal dan memperingatkan agar pemerintah tidak menyimpang dari jalur yang benar, hendaknya terus diperjuangkan dan diupayakan. Maka, sangat disayangkan, ketika banyak demonstrasi menentang kenaikan BBM yang lebih dari 100% kemarin, PKS tidak menurunkan massanya bergabung dengan masyarakat lainnya. Padahal, jika PKS mau bergabung dengan kelompok kritis masyarakat saat itu, kemungkinan peninjauan ulang kenaikan atau pengurangan kenaikan yang tidak terlalu besar, sangat mungkin terjadi. Sesuai dengan namanya, yaitu Partai Keadilan Sejahtera, maka hendaknya cita-cita keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat kecil terus menjadi ruh perjuangannya di setiap waktu dan setiap tempat. Dengan begitu, setiap kesempatan yang diperolehnya, baik di legislatif maupun eksekutif, digunakan dan diberdayakan untuk memperjuangkan cita-cita keadilan dan kesejahteraan. Jadi bukan hanya bertujuan untuk politik kekuasaan dan kemapanan para pengurusnya sebagaimana yang menjadi paradigma dan perilaku aktivis partai lainnya. Seperti jumlah suara PKS yang signifikan dan mayoritas di DPRD DKI Jakarta, hendaknya digunakan untuk mem-pressure Sutiyoso agar tidak mengeluarkan kebijakan yang merugikan, seperti penggusuran, pengusiran becak, dan pembuangan sampah di tempat masyarakat umum. Konsistensi PKS untuk menjaga dan menjunjung tinggi moralitas berpolitik di tengah arus pragmatisme politik, tentu sangat diperlukan bangsa ini. Jangan sampai, negara ini semakin menjadi gagal atau roboh seperti yang dikatakan oleh Jared Diamond dalam bukunya 'Collapse' (Viking, 2005), akibat tidak adanya kebijakan dan kepedulian pemerintah terhadap kerusakan lingkungan dan kehidupan politik masyarakatnya. Dalam situasi pasar bebas dan kepungan kapitalisme global di setiap sudut kehidupan ini, peran negara sebagai pelindung dan penolong masyarakat dengan memberikan subsidi dan bantuan terhadap kebutuhan pokoknya, penting untuk menjadi prioritas kebijakan. Soalnya, jika keadaan ini terus dibiarkan, hanya para penguasa dan pengusahalah yang akan merasakan hak-haknya secara penuh sebagai warga negara. Akhirnya, jika akhir-akhir ini kita kurang mendengar dan menyaksikan massa PKS turun ke jalan kecuali untuk isu-isu yang berkaitan dengan dirinya seperti pembatalan kemenangan pemilihan Wali Kota Depok dan solidaritas untuk Palestina, kita berharap itu hanya terjadi pada sementara waktu saja. Jangan sampai, kekuatan massa PKS yang besar, kompak, dan tertib itu, berubah menjadi diam dan terlena karena masuknya para kadernya ke tampuk kekuasaan. Konsistensi sikap, visi, moralitas, dan praktik politik PKS tentu terus kita harapkan sebagai aset politik Indonesia guna mewujudkan demokrasi yang berkeadilan. Citra bahwa partai politik hanyalah sebagai kumpulan orang oportunis dan jalan mudah meraih kekayaan, haruslah mereka ubah dengan keberanian hidup sederhana, tiap hari bersentuhan dengan persoalan masyarakat bawah, dan kritis terhadap semua kebijakan yang menyimpang. Wallahualam. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **