[nasional_list] [ppiindia] 'Quo Vadis' Politik PKS

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 29 Nov 2005 21:19:37 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **MEDIA INDONESIA
Rabu, 30 November 2005




'Quo Vadis' Politik PKS
Ahmad Fuad Fanani, Ketua Program Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM))


SIDANG Majelis Syuro III Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar di 
Jakarta, 26-27 November 2005 akhirnya menghasilkan keputusan bahwa partai itu 
tetap mendukung pemerintahan Yudhoyono-Kalla. Dengan keputusan yang batal 
menarik dukungan itu, berarti PKS tetap menempatkan kadernya untuk duduk di 
Kabinet Indonesia Bersatu (KIB).

Padahal, tuntutan untuk menarik dukungan itu sebelumnya sempat didesakkan oleh 
beberapa pengurus wilayah dan pusat. Bahkan, ada ancaman dari PKS jika 
Yudhoyono tidak me-reshuffle para menteri ekonominya dan Jaksa Agung, PKS 
dipastikan akan menarik dukungan yang selama ini diberikan. Orang yang 
diusulkan untuk menduduki kursi Jaksa Agung pun sudah dikampanyekan jauh-jauh 
hari.

Fenomena di atas tentu menarik untuk dikaji lebih lanjut. Kenapa ketika 
reshuffle belum juga dilakukan dan belum jelas siapa yang di-reshuffle, PKS 
malah sudah membuat keputusan untuk tetap memberikan dukungan? Bagaimana masa 
depan PKS yang banyak diramalkan orang, termasuk Profesor James Fox dari 
Australian National University, bahwa PKS akan menjadi partai Islam masa depan 
yang akan menentukan arah kepemimpinan negeri ini. Sejauh mana pula harapan itu 
bisa berwujud menjadi kenyataan?

Preseden sebelumnya
Sebetulnya, bila kita pikir secara lebih mendalam berdasarkan pengalamannya 
selama ini, keputusan PKS untuk tetap mendukung Yudhoyono-Kalla bukan hal yang 
aneh. Hal itu berdasarkan preseden keputusan yang diambil oleh partai ini pada 
momen-momen politik pada waktu sebelumnya. Tentu masih segar dalam ingatan 
kita, bagaimana PKS yang katanya memperjuangkan kepentingan rakyat kecil dan 
memperjuangkan kehidupan yang bersih dan peduli, akhirnya juga menyetujui 
kenaikan BBM yang lebih dari 100%. Padahal, hari-hari sebelum kenaikan BBM per 
1 Oktober itu, Presiden PKS Tifatul Sembiring menjamin bahwa Yudhoyono hanya 
menyetujui jika kenaikan BBM itu tidak lebih dari 30%. Nyatanya, kenaikan yang 
sangat menyakitkan dan membuat rakyat kecil susah bernapas itu, toh akhirnya 
juga disetujui oleh PKS.

Terhadap usulan kenaikan tunjangan anggota DPR yang sebesar Rp10 juta pada 
waktu yang hampir berbarengan dengan kenaikan BBM pun, protes dan suara para 
anggota DPR dari PKS di Senayan kurang terdengar. Padahal, semestinya sebagai 
partai yang dipercaya rakyat untuk mengawal pemerintah dan memperjuangkan 
keteladanan kehidupan yang sederhana, mestinya PKS harus mengeluarkan keputusan 
yang mencerminkan sense of crisis terhadap rakyat kecil. Jika PKS malah 
mendukung atau membiarkan keputusan itu berjalan begitu saja, lantas apa 
bedanya dengan partai lain yang terkenal dengan kepragmatisan dan 
keoportunisannya?

Keputusan politik PKS yang sering berubah dan mengikuti arus kekuatan utama 
itu, juga tampak pada saat pemilihan presiden tahap I dan II 2004. Agar PKS 
mampu meraup dukungan dari warga Muhammadiyah yang mempunyai kesamaan visi dan 
latar belakang dengannya, maka saat pemilu legislatif di mana-mana 
dikampanyekan dan dijanjikan bahwa PKS akan mendukung Amien Rais sebagai calon 
Presiden RI. Hal itu terbukti memang berhasil meraup dukungan yang signifikan, 
bahkan perolehan suara PAN sendiri sedikit di bawah PKS. Akan tetapi, memasuki 
kampanye pilpres tahap I, janji itu tidak lekas diwujudkan dan disosialisasikan 
kepada para anggotanya. Dengan alasan bahwa karena suara PKS tidak signifikan, 
maka ia masih mempertimbangkan akan konsentrasi di wilayah eksekutif atau ikut 
dalam kompetisi pemilihan eksekutif. Bahkan, pada waktu itu terjadi 
tarik-menarik dukungan di internal PKS sendiri, apakah ia mendukung Amien Rais 
ataukah mendukung Wiranto.

Meski akhirnya diputuskan untuk mendukung Amien Rais, namun keputusan itu 
diberikan pada detik-detik terakhir dan tidak terlalu berpengaruh karena 
susahnya melakukan sosialisasi ke bawah. Anehnya, saat memasuki pilpres tahap 
II, keputusan yang diambil PKS untuk mendukung Yudhoyono-Kalla dengan cepat 
diputuskan dan dilakukan sosialisasi ke bawah. Keputusan yang cepat itu diambil 
dengan pertimbangan bahwa sejak semula PKS tidak menghendaki status quo 
kepemimpinan nasional dan perempuan menjadi Presiden RI. Itu semuanya tentu 
sah-sah saja sebagai bentuk strategi dan permainan politik. Namun, bila PKS 
ingin mencerminkan dan menjadikan dirinya sebagai partai politik yang 
berkarakter dan alternatif di masa depan, tentu langkah-langkah politiknya 
harus diambil secara konsisten dan bijaksana.

Bila kita lihat sepak terjang PKS selama ini, memang di antara partai lainnya, 
PKS-lah yang paling jitu dan cerdik memainkan isu-isu yang menyentuh 
kepentingan masyarakat luas. Tema kampanye Pemilu 2004 yang mengangkat isu 
'bersih dan peduli' dan good governance, terbukti ampuh memikat suara dari 
banyak orang. Dan di saat-saat rakyat kecil membutuhkan pertolongan karena 
musibah atau bencana lainnya seperti banjir, tsunami di Aceh, busung lapar, dan 
sebagainya, PKS adalah partai yang paling pertama turun ke lapangan dan 
memberikan pertolongan riil ke masyarakat. Sayangnya, ketika PKS sudah masuk ke 
kekuasaan, kekuatannya untuk mendesakkan perubahan dan memengaruhi kebijakan 
pemerintah agar lebih berpihak pada rakyat kecil, belum begitu banyak terdengar 
dan dirasakan oleh masyarakat.

Harapan ke depan
Sebagai partai yang punya track record bersih dan peduli terhadap kehidupan 
masyarakat kecil, jangan sampai ketika masuk kekuasaan PKS meninggalkan jati 
dirinya. Fungsi kritisnya untuk mengawal dan memperingatkan agar pemerintah 
tidak menyimpang dari jalur yang benar, hendaknya terus diperjuangkan dan 
diupayakan. Maka, sangat disayangkan, ketika banyak demonstrasi menentang 
kenaikan BBM yang lebih dari 100% kemarin, PKS tidak menurunkan massanya 
bergabung dengan masyarakat lainnya. Padahal, jika PKS mau bergabung dengan 
kelompok kritis masyarakat saat itu, kemungkinan peninjauan ulang kenaikan atau 
pengurangan kenaikan yang tidak terlalu besar, sangat mungkin terjadi.

Sesuai dengan namanya, yaitu Partai Keadilan Sejahtera, maka hendaknya 
cita-cita keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat kecil terus menjadi ruh 
perjuangannya di setiap waktu dan setiap tempat. Dengan begitu, setiap 
kesempatan yang diperolehnya, baik di legislatif maupun eksekutif, digunakan 
dan diberdayakan untuk memperjuangkan cita-cita keadilan dan kesejahteraan. 
Jadi bukan hanya bertujuan untuk politik kekuasaan dan kemapanan para 
pengurusnya sebagaimana yang menjadi paradigma dan perilaku aktivis partai 
lainnya. Seperti jumlah suara PKS yang signifikan dan mayoritas di DPRD DKI 
Jakarta, hendaknya digunakan untuk mem-pressure Sutiyoso agar tidak 
mengeluarkan kebijakan yang merugikan, seperti penggusuran, pengusiran becak, 
dan pembuangan sampah di tempat masyarakat umum.

Konsistensi PKS untuk menjaga dan menjunjung tinggi moralitas berpolitik di 
tengah arus pragmatisme politik, tentu sangat diperlukan bangsa ini. Jangan 
sampai, negara ini semakin menjadi gagal atau roboh seperti yang dikatakan oleh 
Jared Diamond dalam bukunya 'Collapse' (Viking, 2005), akibat tidak adanya 
kebijakan dan kepedulian pemerintah terhadap kerusakan lingkungan dan kehidupan 
politik masyarakatnya. Dalam situasi pasar bebas dan kepungan kapitalisme 
global di setiap sudut kehidupan ini, peran negara sebagai pelindung dan 
penolong masyarakat dengan memberikan subsidi dan bantuan terhadap kebutuhan 
pokoknya, penting untuk menjadi prioritas kebijakan. Soalnya, jika keadaan ini 
terus dibiarkan, hanya para penguasa dan pengusahalah yang akan merasakan 
hak-haknya secara penuh sebagai warga negara.

Akhirnya, jika akhir-akhir ini kita kurang mendengar dan menyaksikan massa PKS 
turun ke jalan kecuali untuk isu-isu yang berkaitan dengan dirinya seperti 
pembatalan kemenangan pemilihan Wali Kota Depok dan solidaritas untuk 
Palestina, kita berharap itu hanya terjadi pada sementara waktu saja. Jangan 
sampai, kekuatan massa PKS yang besar, kompak, dan tertib itu, berubah menjadi 
diam dan terlena karena masuknya para kadernya ke tampuk kekuasaan. Konsistensi 
sikap, visi, moralitas, dan praktik politik PKS tentu terus kita harapkan 
sebagai aset politik Indonesia guna mewujudkan demokrasi yang berkeadilan. 
Citra bahwa partai politik hanyalah sebagai kumpulan orang oportunis dan jalan 
mudah meraih kekayaan, haruslah mereka ubah dengan keberanian hidup sederhana, 
tiap hari bersentuhan dengan persoalan masyarakat bawah, dan kritis terhadap 
semua kebijakan yang menyimpang. Wallahualam.

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] 'Quo Vadis' Politik PKS