[nasional_list] [ppiindia] Menagih Janji Yudhoyono

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 29 Nov 2005 21:29:37 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **MEDIA INDONESIA
Rabu, 30 November 2005



Menagih Janji Yudhoyono
Muhtadin AR, peneliti Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M)



SATU hal yang membuat popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Yudhoyono) 
melejit tinggi sebelum pemilihan presiden adalah karena janji perubahan. Dengan 
janji akan membuat pemerintahan yang bersih, memimpin langsung pemberantasan 
korupsi, serta meningkatkan pelayanan (kesehatan dan pendidikan) kepada 
masyarakat kecil, harapan masyarakat yang sudah layu, kembali tegak. Pada waktu 
itu, semua masyarakat berkesimpulan, Yudhoyono adalah orang yang paling tepat 
untuk melakukan perubahan bagi bangsa ini.

Tapi kini, setelah pemerintahannya berjalan lebih dari setahun, adakah harapan 
masyarakat itu ada? Harapan sudah tentu masih ada. Problemnya, beranikah 
Yudhoyono melakukan perubahan seperti yang pernah dijanjikannya dulu. Di 
sinilah pesimisme itu mulai muncul. Sampai hari ini, kondisi bangsa yang 
mestinya harus disikapi dengan cepat, bahkan supercepat, justru disikapi 
Yudhoyono dengan lamban, bahkan sangat lamban. Kesan ini tampak sekali dalam 
rencana reshuffle kabinet yang sampai sekarang belum dilakukan juga.

Memang untuk menentukan siapa menteri yang harus diganti, dan siapa 
penggantinya, perlu perenungan dan reference yang memadai. Tetapi jika tidak 
segera diambil sikap, itu sama saja dengan mengulur-ulur waktu bagi perubahan 
bangsa yang lebih baik. Itu berarti kesempatan untuk meraih masa depan juga 
tertunda.

Argumen ini didasarkan atas kewenangan yang dimilikinya. Sebagai seorang 
presiden, Yudhoyono memiliki hak prerogatif. Dia tidak saja berhak 
memberhentikan para pembantunya (menteri) yang dinilainya tidak bisa bekerja, 
tetapi juga menentukan para pembantu baru yang dianggapnya lebih cakap dalam 
bekerja demi terwujudnya perubahan. Bahkan dalam situasi tertentu, presiden 
berhak untuk menafsirkan sendiri dan secara sepihak mengambil langkah penting 
demi menyelesaikan perselisihan kebijakan yang serius.

Meskipun dalam perjalanannya ada banyak sekali hal-hal yang harus 
dipertimbangkan, semisal mengakomodasi usulan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, 
atau desakan dari partai-partai politik, itu tidak akan meruntuhkan hak dan 
kewenangan yang dimilikinya. Makna generik prerogatif adalah Yudhoyono 
merupakan benteng terakhir yang berhak menentukan siapa yang bisa diminta 
membantu dan diajak kerja sama untuk mengubah keadaan bangsa ini dan siapa yang 
tidak bisa.

Terhadap para pembantunya yang tidak bisa bekerja dan diajak maju, Yudhoyono 
harus mengambil sikap tegas, pecat! Tetapi terhadap pembantu yang bisa bekerja 
dan mau diajak maju, Yudhoyono juga harus bersikap objektif, bahwa dia layak 
(dan harus) dipertahankan.

Langkah ini memang akan mendapatkan hambatan dan tantangan yang luar biasa, 
terutama dari partai-partai politik pendukungnya yang pasti akan meminta jatah 
menteri. Tetapi Yudhoyono juga harus ingat, bahwa sistem pemilu yang telah 
menjadikannya sebagai presiden, juga dukungan pemilih yang mencapai 61%, adalah 
fakta yang mempersenjatainya untuk mengambil keputusan di luar keinginan partai 
politik.

Reshuffle ini penting untuk segera dilakukan karena kondisi bangsa ini bukannya 
semakin baik, tetapi justru semakin buruk. Pertumbuhan ekonomi yang 'katanya' 
naik, ternyata hanya ada di sektor jasa yang tidak bisa menyerap tenaga kerja. 
Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang 'katanya' akan dinomorsatukan, 
ternyata justru semakin merajalela. Bahkan, dengan kenaikan BBM kemarin, 
kehidupan masyarakat semakin hari kian memprihatinkan, para nelayan tidak bisa 
melaut karena tidak kuat membeli solar. Dan wakil rakyat yang mestinya selalu 
mendampingi dan mengadvokasi kepentingan masyarakat yang diwakilinya, juga 
hanya mementingkan dirinya sendiri.

Memang reshuffle bukanlah segala-galanya bagi adanya perubahan bangsa. Tetapi 
langkah ini setidaknya bisa menjadi awal bagi keseriusannya membangun bangsa. 
Yudhoyono dalam posisi ini harus mengambil langkah radikal dan berani untuk 
melakukan perubahan, karena kalau tidak, bangsa ini akan terus dikuasai oleh 
tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, ingin menang sendiri, hanya 
mementingkan kelompok dan partainya, tetapi selalu mengatasnamakan rakyat.

Perubahan

Juga harus diingat, bahwa perubahan suatu bangsa hanya akan ada jika di 
dalamnya ada individu-individu brilian seperti yang pernah dinyatakan seorang 
sosiolog China, Chu Cheng-po (1982). Menurutnya, perubahan-perubahan struktural 
dan legal dalam pemerintahan yang dirancang untuk menciptakan pemerintahan yang 
baik dan bersih, tidak akan berhasil jika tidak ada sejumlah individu yang 
mempunyai prinsip tinggi yang menduduki posisi-posisi kunci dan vital untuk 
keberhasilan usaha itu. Mereka adalah orang-orang yang dijiwai dengan 
idealisme, keberanian, kebencian yang dalam terhadap ketidakadilan, suatu sikap 
yang kritis terhadap tatanan yang ada, optimisme pada keberhasilan, dan 
keyakinan pada kemampuan penalaran dan keadilan.

Posisi-posisi kunci itulah yang sekarang ini ada di tangan para pembantu 
Yudhoyono. Para menteri ini adalah sebagian dari orang-orang yang diberi 
kewenangan untuk membuat baik-buruknya bangsa, mencetak hitam-putihnya 
Indonesia. Jikalau dalam jiwa para menteri yang ada hanya nasib diri dan 
kelompoknya, sudah barang tentu yang lain akan ditelantarkan, begitu juga 
sebaliknya.

Namun lain ceritanya, jika Yudhoyono ternyata 'tidak kuasa' menghadapi tekanan 
dari partai-partai politik yang memintanya jatah menteri. Atau malah 
menginginkan keadaan tetap seperti sekarang. Aneh kan kalau seorang presiden 
kaget dengan hasil kesepakatan RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, 
Finlandia, kaget dengan kenaikan harga BBM yang mencapai 80% lebih, juga kaget 
dengan anggaran di Istana Negara yang meningkat 100% lebih.

Terakhir, harus diingat bahwa perubahan kondisi bangsa adalah perubahan untuk 
kemanusiaan. Artinya, terciptanya kondisi bangsa yang berkeadilan, gemah ripah 
loh jinawi haruslah menjadi cita-cita tertinggi. Itu berarti sekaranglah 
saatnya Yudhoyono harus berani untuk mengatakan 'tidak' kepada para pembantunya 
yang tidak bisa bekerja, atau bisa bekerja tetapi tidak memiliki visi tentang 
bangsa yang maju dan selalu memerhatikan nasib rakyat kecil. Ironis bukan jika 
sampai rakyat berkata, mana perubahan yang dulu pernah kaujanjikan. Jadi, 
sebelum janji itu ditagih, tepatilah dahulu.

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org!
http://us.click.yahoo.com/wlSUMA/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Menagih Janji Yudhoyono