** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **MEDIA INDONESIA Rabu, 30 November 2005 Menagih Janji Yudhoyono Muhtadin AR, peneliti Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) SATU hal yang membuat popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Yudhoyono) melejit tinggi sebelum pemilihan presiden adalah karena janji perubahan. Dengan janji akan membuat pemerintahan yang bersih, memimpin langsung pemberantasan korupsi, serta meningkatkan pelayanan (kesehatan dan pendidikan) kepada masyarakat kecil, harapan masyarakat yang sudah layu, kembali tegak. Pada waktu itu, semua masyarakat berkesimpulan, Yudhoyono adalah orang yang paling tepat untuk melakukan perubahan bagi bangsa ini. Tapi kini, setelah pemerintahannya berjalan lebih dari setahun, adakah harapan masyarakat itu ada? Harapan sudah tentu masih ada. Problemnya, beranikah Yudhoyono melakukan perubahan seperti yang pernah dijanjikannya dulu. Di sinilah pesimisme itu mulai muncul. Sampai hari ini, kondisi bangsa yang mestinya harus disikapi dengan cepat, bahkan supercepat, justru disikapi Yudhoyono dengan lamban, bahkan sangat lamban. Kesan ini tampak sekali dalam rencana reshuffle kabinet yang sampai sekarang belum dilakukan juga. Memang untuk menentukan siapa menteri yang harus diganti, dan siapa penggantinya, perlu perenungan dan reference yang memadai. Tetapi jika tidak segera diambil sikap, itu sama saja dengan mengulur-ulur waktu bagi perubahan bangsa yang lebih baik. Itu berarti kesempatan untuk meraih masa depan juga tertunda. Argumen ini didasarkan atas kewenangan yang dimilikinya. Sebagai seorang presiden, Yudhoyono memiliki hak prerogatif. Dia tidak saja berhak memberhentikan para pembantunya (menteri) yang dinilainya tidak bisa bekerja, tetapi juga menentukan para pembantu baru yang dianggapnya lebih cakap dalam bekerja demi terwujudnya perubahan. Bahkan dalam situasi tertentu, presiden berhak untuk menafsirkan sendiri dan secara sepihak mengambil langkah penting demi menyelesaikan perselisihan kebijakan yang serius. Meskipun dalam perjalanannya ada banyak sekali hal-hal yang harus dipertimbangkan, semisal mengakomodasi usulan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, atau desakan dari partai-partai politik, itu tidak akan meruntuhkan hak dan kewenangan yang dimilikinya. Makna generik prerogatif adalah Yudhoyono merupakan benteng terakhir yang berhak menentukan siapa yang bisa diminta membantu dan diajak kerja sama untuk mengubah keadaan bangsa ini dan siapa yang tidak bisa. Terhadap para pembantunya yang tidak bisa bekerja dan diajak maju, Yudhoyono harus mengambil sikap tegas, pecat! Tetapi terhadap pembantu yang bisa bekerja dan mau diajak maju, Yudhoyono juga harus bersikap objektif, bahwa dia layak (dan harus) dipertahankan. Langkah ini memang akan mendapatkan hambatan dan tantangan yang luar biasa, terutama dari partai-partai politik pendukungnya yang pasti akan meminta jatah menteri. Tetapi Yudhoyono juga harus ingat, bahwa sistem pemilu yang telah menjadikannya sebagai presiden, juga dukungan pemilih yang mencapai 61%, adalah fakta yang mempersenjatainya untuk mengambil keputusan di luar keinginan partai politik. Reshuffle ini penting untuk segera dilakukan karena kondisi bangsa ini bukannya semakin baik, tetapi justru semakin buruk. Pertumbuhan ekonomi yang 'katanya' naik, ternyata hanya ada di sektor jasa yang tidak bisa menyerap tenaga kerja. Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang 'katanya' akan dinomorsatukan, ternyata justru semakin merajalela. Bahkan, dengan kenaikan BBM kemarin, kehidupan masyarakat semakin hari kian memprihatinkan, para nelayan tidak bisa melaut karena tidak kuat membeli solar. Dan wakil rakyat yang mestinya selalu mendampingi dan mengadvokasi kepentingan masyarakat yang diwakilinya, juga hanya mementingkan dirinya sendiri. Memang reshuffle bukanlah segala-galanya bagi adanya perubahan bangsa. Tetapi langkah ini setidaknya bisa menjadi awal bagi keseriusannya membangun bangsa. Yudhoyono dalam posisi ini harus mengambil langkah radikal dan berani untuk melakukan perubahan, karena kalau tidak, bangsa ini akan terus dikuasai oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, ingin menang sendiri, hanya mementingkan kelompok dan partainya, tetapi selalu mengatasnamakan rakyat. Perubahan Juga harus diingat, bahwa perubahan suatu bangsa hanya akan ada jika di dalamnya ada individu-individu brilian seperti yang pernah dinyatakan seorang sosiolog China, Chu Cheng-po (1982). Menurutnya, perubahan-perubahan struktural dan legal dalam pemerintahan yang dirancang untuk menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih, tidak akan berhasil jika tidak ada sejumlah individu yang mempunyai prinsip tinggi yang menduduki posisi-posisi kunci dan vital untuk keberhasilan usaha itu. Mereka adalah orang-orang yang dijiwai dengan idealisme, keberanian, kebencian yang dalam terhadap ketidakadilan, suatu sikap yang kritis terhadap tatanan yang ada, optimisme pada keberhasilan, dan keyakinan pada kemampuan penalaran dan keadilan. Posisi-posisi kunci itulah yang sekarang ini ada di tangan para pembantu Yudhoyono. Para menteri ini adalah sebagian dari orang-orang yang diberi kewenangan untuk membuat baik-buruknya bangsa, mencetak hitam-putihnya Indonesia. Jikalau dalam jiwa para menteri yang ada hanya nasib diri dan kelompoknya, sudah barang tentu yang lain akan ditelantarkan, begitu juga sebaliknya. Namun lain ceritanya, jika Yudhoyono ternyata 'tidak kuasa' menghadapi tekanan dari partai-partai politik yang memintanya jatah menteri. Atau malah menginginkan keadaan tetap seperti sekarang. Aneh kan kalau seorang presiden kaget dengan hasil kesepakatan RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia, kaget dengan kenaikan harga BBM yang mencapai 80% lebih, juga kaget dengan anggaran di Istana Negara yang meningkat 100% lebih. Terakhir, harus diingat bahwa perubahan kondisi bangsa adalah perubahan untuk kemanusiaan. Artinya, terciptanya kondisi bangsa yang berkeadilan, gemah ripah loh jinawi haruslah menjadi cita-cita tertinggi. Itu berarti sekaranglah saatnya Yudhoyono harus berani untuk mengatakan 'tidak' kepada para pembantunya yang tidak bisa bekerja, atau bisa bekerja tetapi tidak memiliki visi tentang bangsa yang maju dan selalu memerhatikan nasib rakyat kecil. Ironis bukan jika sampai rakyat berkata, mana perubahan yang dulu pernah kaujanjikan. Jadi, sebelum janji itu ditagih, tepatilah dahulu. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org! http://us.click.yahoo.com/wlSUMA/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **