[nasional_list] [ppiindia] Problematika Bangsa dan Reinvensi Keindonesiaan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 27 Nov 2005 23:38:25 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/28/opini/2242344.htm


 
Problematika Bangsa dan Reinvensi Keindonesiaan 

KIKI SYAHNAKRI



Kita masih berada pada posisi sulit dihadapkan dengan aneka masalah kebangsaan. 
Menginventarisasi masalah tentu mudah, namun meracik formula solusi yang tepat, 
apalagi mengimplementasikannya tidaklah gampang karena ruwetnya persoalan serba 
dimensi itu.

Namun, tidak berarti bangsa ini pasrah saja karena selalu ada jalan keluar 
untuk setiap masalah dengan kata kunci serius, kerja keras, padu, mendahulukan 
kepentingan bangsa, dan rela berkorban. Karenanya, perlu upaya menembus 
kebuntuan masalah, baik dengan terobosan jangka pendek maupun langkah strategis 
jangka panjang. Dalam beberapa segi pemerintah telah melakukan hal itu, namun 
masalah utama yang tampak benderang adalah masih jauhnya bangsa ini dari kata 
kunci di atas.

Realitas alamiah Indonesia dengan wajah pluriform, memiliki sumber daya alam 
melimpah dan berada pada posisi strategis secara geografis-ekonomis-geopolitis 
menjadikannya tempat pertemuan berbagai budaya, bahkan perbenturan 
antarkepentingan. Penetrasi kepentingan asing yang diusung kekuatan utama dunia 
ke kawasan ini pada waktu/dimensi tertentu niscaya bertemu, bahkan bertabrakan 
dengan kepentingan nasional (kepnas) kita.

Dalam kondisi aktual, kepnas dijepit aneka kepentingan, seperti adikuasa 
(AS/Barat) di satu sisi, sementara di sisi lain menggeliat pula kepentingan 
fundamentalis-radikalis global. Bersamaan dengan itu, subur bertumbuh kelompok 
fundamentalis lokal-nasional yang lebih bertendensi ideologis-politis. Kondisi 
ini diperberat perkawinan kepentingan pribadi/golongan dalam wajah KKN yang 
sangat dahsyat dampak destruktifnya. Perlu energi, spirit, dan dedikasi luar 
biasa untuk menghadapi beragam masalah kebangsaan.

Reinvensi keindonesiaan

Jacob Oetama di Kupang belum lama ini bicara perihal reinventing Indonesia. 
Menemukan kembali (ke)Indonesia(an) mungkin abstrak kedengarannya, namun sangat 
membumi persoalannya. Kita menyaksikan fenomena degradasi, bahkan menghilangnya 
identitas keindonesiaan dalam banyak aspek (ideologi, politik, ekonomi, budaya, 
keamanan, dan sebagainya). Tampaknya kita juga mengalami disorientasi, tidak 
jelas lagi apa yang akan dituju bangsa ini.

Adakah relevansi/koherensi antara reinvensi keindonesiaan dan penyelesaian 
masalah bangsa? Singkatnya, berbagai masalah itu timbul dan ruwet 
bertali-temali karena kita telah (lama) kehilangan jati diri bangsa; suatu 
identitas keindonesiaan ideal yang seharusnya dihidupkan secara 
riil-kontekstual sejalan dengan perkembangan zaman. Rapuhnya jati diri bangsa 
(lunturnya wawasan kebangsaan) membuat bangsa ini semakin terimpit. Andaikan 
lapisan elite hingga masyarakat umum memiliki karakter unggul dalam bingkai 
jati diri bangsa yang kukuh-kuat, masalah tidak dimungkinkan bertimbun dan akan 
lebih mudah diredam.

Dengan demikian, reinvensi keindonesiaan merupakan langkah strategis jangka 
panjang dalam rangka penguatan jati diri bangsa oleh pemerintah sebagai motor 
didukung seluruh elemen bangsa. Disebut jangka panjang karena merupakan 
never-ending process atau selalu dalam proses menjadi (in becoming process). 
Ada banyak hal urgen yang harus digarap dalam konteks reinvensi keindonesiaan, 
namun saat ini kita perlu fokus pada reorientasi untuk menegaskan kembali 
tujuan bernegara kita, tanpa kehilangan perspektif untuk lebih berorientasi ke 
depan. Mengingat terbatasnya ruang, saya ingin menawarkan tiga alur pendekatan 
saja dalam tulisan ini.

Pertama, apresiasi terhadap kearifan lokal (KL). Sebagai kekayaan budaya, KL 
mengandung nilai atau spirit yang dapat diangkat ke tingkat nasional dan 
didayagunakan untuk membentuk karakter masyarakat/bangsa. Selain itu juga 
dijadikan instrumen penyelesaian masalah secara elegan, damai, dan bermartabat 
dalam konteks solusi konflik. Pemerintah perlu menggali kembali berbagai KL 
karena niscaya ada yang mengandung nilai/spirit tertentu untuk diadopsi menjadi 
muatan kurikulum pendidikan, karena nilai/spirit tersebut dapat membantu 
mega-proses penyelesaian masalah nasional. Apresiasi terhadap KL tidak 
merelativisasi pemerkuatan wawasan kebangsaan atau kepnas. Justru apresiasi dan 
aktualisasi KL harus diletakkan dalam bingkai keindonesiaan yang utuh-padu. 
Sebaliknya, KL yang terimplementasi dengan baik bernilai kontributif bagi 
penguatan wawasan kebangsaan.

Kedua, pencerahan wawasan kebangsaan (WK). Dalam konteks ini sangat penting 
kita belajar dari sejarah. Eksistensi Indonesia dalam konteks kekinian tidak 
dapat lepas dari keterkaitan historis dengan kelampauannya. Dengan belajar dari 
sejarah, kesadaran berbangsa akan menguat sehingga kita berpijak pada realitas 
kekinian dengan mantap untuk membangun masa depan yang cemerlang. Bangsa kita, 
khususnya generasi muda kontemporer, terlihat semakin jauh dari 
konsensus-konsensus bangsa yang justru menjadi landasan dan roh bagi eksistensi 
Indonesia. Karenanya, perlu dipahami kembali apa/bagaimana konsensus bangsa 
tersebut, seperti Sumpah Pemuda, wawasan Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, dan 
sebagainya.

Ketiga, menguatkan toleransi dan harmoni antar-agama (umat beragama). Hal ini 
penting ketika kita semakin masuk pada era terorisme yang membajak agama untuk 
kepentingan mereka. Radikalisme/fundamentalisme sebagai ideologi yang keliru 
dapat saja lahir dari pemahaman dan penghayatan agama yang salah/distortif. 
Padahal, agama apa pun tidak menoleransi atau memberi ruang bagi kekerasan. 
Konflik berwajah agama umumnya lebih berdimensi politis-ekonomis atau 
ideologis. Perlu disarankan kurikulum pendidikan memuat aspek pengenalan 
pokok-pokok ajaran agama bagi siswa untuk menumbuhkan apresiasi dan respek 
terhadap agama lain serta pemeluknya.

Para tokoh agama diimbau untuk berdialog secara sehat, produktif, dan 
konstruktif sehingga dapat menularkan semangat dialogis tersebut ke kalangan 
masyarakat/umat. Dialog tersebut dikemas tidak dalam kerangka teologis (yang 
umumnya berbeda pada tiap agama), melainkan sebagai dialog karya; bagaimana 
agama menjadi ladang untuk menggarap karya-karya humanis bagi kehidupan manusia.

Memang perlu jawaban yang lebih teknis dan tajam sebagai solusi untuk 
masalah-masalah konkret pada dataran teknis, namun sejarah membuktikan suatu 
bangsa mampu keluar dari persoalan manakala mampu bersikap visioner-kritis 
dengan mengambil langkah-langkah strategis sambil menatap cakrawala-pandang 
yang lebih luas. Hanya ada dua kemungkinan: tetap terjerat dalam masalah (dan 
menikmatinya untuk kepentingan sendiri-sendiri) atau segera melepaskan bangsa 
ini dari belitan persoalan dengan keberanian mengambil langkah tegas, 
konsisten, dan persisten meski tidak populer. Betapapun, bangsa ini harus 
segera diselamatkan!

KIKI SYAHNAKRI Letnan Jenderal (Purn), Ketua I Yayasan Jati Diri Bangsa


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Problematika Bangsa dan Reinvensi Keindonesiaan