[nasional_list] [ppiindia] Perlu Dilindungi, Lokasi Pemijahan Ikan di Indonesia

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 8 Nov 2005 22:32:42 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suarapembaruan.com/News/2005/11/08/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Perlu Dilindungi, Lokasi Pemijahan Ikan di Indonesia 

 

KETERSEDIAAN ikan di perairan nusantara memang tiada bandingnya di dunia. 
Bahkan begitu besarnya potensi ikan tersebut, mengundang para pemancing gelap 
mencuri ikan di perairan Indonesia. Perairan nusantara yang memiliki belasan 
ribu pulau telah menjadi wilayah tempat tinggal ikan-ikan laut, namun sayangnya 
upaya konservasi untuk melanjutkan ketersediaan ikan tidak dilakukan sejak 
dini. 

Beberapa lokasi yang merupakan tempat berkembang biaknya ikan tidak dijaga oleh 
para pemancing ikan dan nelayan. Kerusakan terumbu karang dan pemancingan yang 
tidak terpola mengakibatkan menurunnya tingkat ketersediaan ikan untuk masa 
yang akan datang. Beberapa jenis ikan dalam beberapa tahun ke depan 
dikhawatirkan akan mengalami penurunan populasi yang mencolok dan cenderung 
kritis. 

Beberapa lokasi tempat berkembang biaknya ikan mengalami kerusakan ekosistem. 
Terumbu karang yang menjadi tempat dalam proses perkembangbiakan ikan rusak 
oleh kegiatan negatif, seperti penggunaan bahan peledak dan sianida, seperti 
yang terjadi di Taman Nasional Laut Karimun Jawa, perairan Taman Nasional 
Komodo, dan Taman Nasional Bunaken. 

Pengamatan World Wildlife Fund for Nature (WWF) Indonesia di tiga lokasi itu 
menyebutkan, ada pengurangan beberapa jenis ikan hingga hanya tinggal lima 
persen dari populasi sebelumnya. Kebanyakan yang hilang adalah ikan-ikan yang 
memiliki usia produktif. 

Di Kepulauan Karimun Jawa, WWF bekerja sama dengan sebuah organisasi lokal 
Yayasan Taka, dan Taman Nasional Laut Karimunjawa. Mereka melakukan monitoring 
Spawning Aggregation Site (SPAGS). Pemantauan tersebut dilakukan untuk 
mengetahui lokasi pemijahan ikan yang pada akhirnya digunakan untuk pengelolaan 
kawasan. 

Monitoring SPAGS dilaksanakan sejak Maret 2003 dengan mengkhususkan pada jenis 
ikan Kerapu (genus Ephinepelus sp., Cromileptes sp., dan Plectropomus sp.), 
serta ikan Napoleon (Cheilinus undulatus). Pemantauan dilaksanakan setiap bulan 
mati dan bulan purnama, karena pada saat itu ikan-ikan biasanya berkumpul dan 
melakukan pemijahan. Di Kepulauan Karimun Jawa ada empat lokasi yang dijadikan 
sebagai site pemantauan, seperti daerah Taka Menyawakan, Pukau Kumbang, Pulau 
Burung, dan Tanjung Gelam. 

Di Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara, ada empat lokasi yang dijadikan 
lokasi SPAGS, sedangkan di Taman Nasional Komodo ada beberapa lokasi pengamatan 
yang dilakukan oleh The Nature Conservancy. 

Hasil pengamatan di Kepulauan Karimun Jawa memperlihatkan penurunan populasi 
yang sangat tinggi pada ketiga jenis ikan itu. Hal ini terjadi karena beberapa 
nelayan melakukan penangkapan ikan-ikan kerapu pada lokasi pemijahan. Nelayan 
mendatangi lokasi-lokasi tempat ikan berkembang biak, karena saat berkembang 
biak pada awal bulan dan purnama, ikan-ikan biasanya berkumpul untuk melakukan 
pemijahan. Ikan kerapu menjadi salah satu komoditas unggulan bagi masyarakat 
sekitar, akibatnya jumlah populasi ikan kerapu menurun secara drastis. 

Di Taman Nasional Bunaken, terlihat ada aktivitas agregasi (pengumpulan) ikan 
kerapu macan hingga mencapai 50 ekor. Tentunya pengumpulan ikan ini akan 
menjadi lokasi yang menarik perhatian nelayan untuk melakukan penangkapan di 
lokasi itu. Hal yang sama juga terjadi di Taman Nasional Komodo. 


Zona Inti 

Upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan ikan pada 
masa mendatang adalah melakukan proteksi pada zona-zona inti lokasi pemijahan 
ikan. Nelayan dan semua pihak dilarang melakukan penangkapan dan pemacingan 
pada lokasi zona inti itu. 

Koordinator Program Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan Yayasan Taka, Khaifin, 
menyebutkan aparat pemerintah harus benar-benar melakukan proteksi pada daerah 
larang ambil, selain membangun kesadaran pada nelayan. Kesadaran di nelayan 
harus ditumbuhkan pada kelestarian alam dalam proses penangkapan. 

Khaifin mencontohkan penangkapan ikan ekor kuning dengan jaring muroami di 
Kepulauan Karimun Jawa. Jaring muromi adalah jaring besar yang ditarik oleh dua 
hingga tiga kapal dan dibantu oleh penyelam untuk menggiring ikan. Saat 
menggiring ikan itulah, penyelam menginjak karang sambil memukul-mukul karang 
dengan rantai besi. Karang yang diinjak dan dipukul itu akhirnya rusak dan 
habitat ikan ikut rusak sehingga populasi ikan pun menurun. Penangkapan dengan 
muromi sendiri tergolong penangkapan berlebih yang juga akan menurunkan 
populasi ikan. Berdasarkan hal itu ia mengusulkan adanya perlindungan yang 
lebih ketat terhadap zona inti. 

Di wilayah sekitar Taman Nasional Bunaken sudah ada satu desa yang sepakat 
untuk melakukan proteksi pada zona inti. Hal yang sama juga dilakukan pada 
perairan Taman Nasional Komodo, namun populasi ikan kerapu terus menurun. 

Hal ini terjadi karena pemberlakukan zonasi larang ambil belum benar-benar 
dilakukan untuk semua pihak. Selain itu pemberlakuan zonasi larang ambil juga 
mengalami tekanan yang cukup besar, seperti kondisi yang terjadi saat ini. 
Nelayan-nelayan yang terkena dampak kenaikan bahan bakar minyak terpaksa tidak 
bisa melakukan penangkapan pada daerah yang jauh, sehingga pada akhirnya 
melakukan penangkapan pada daerah pemijahan yang umumnya dekat dengan 
karang-karang pulau. 

Pemberlakukan daerah larang ambil harus benar-benar sesuai dengan prosedur 
hukum yang berlaku, harus ada pengawasan yang jelas pada daerah-daerah 
konservasi itu. Selain itu kesadaran masyarakat harus tetap ditanamkan. 
Lokasi-lokasi pemijahan ikan merupakan bank-bank ketersedian ikan pada masa 
yang akan datang. Jangan sampai kita nantinya justru kehabisan ikan, dan 
terpaksa mengimpor ikan dari negara lain. 


PEMBARUAN/KURNIADI 


Last modified: 8/11/05 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery.
http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Perlu Dilindungi, Lokasi Pemijahan Ikan di Indonesia