[nasional_list] [ppiindia] Pemerintah Indonesia sampai 2006?

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sat, 26 Nov 2005 00:36:34 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/26/opini/2241610.htm

 
Pemerintah Indonesia sampai 2006? 

Danarto



Hari-hari ini hati saya sedih. Apa pasal? Karena Pemerintahan Indonesia Bersatu 
hanya akan sampai 2006. Apa berarti PIB bubar? Ya, bubar.

Lho, apa sebabnya? Karena tidak mampu melanjutkan kerjanya. Mengapa PIB tidak 
bisa melanjutkan kerjanya? Karena PIB tidak memiliki "Kabinet Tok Cer" yang 
bisa mengatasi segala keruwetan yang menerkamnya.

Lalu siapa presiden yang menggantinya? Tidak ada. Lho, kan ada wapres? Tidak 
juga. Apa DPR mengambil alih pemerintahan dan Agung Laksono menjadi presiden 
baru? Tidak. Gawat. Bagaimana mungkin PIB bubar dan tidak muncul pemimpin baru? 
PIB itu satu paket. Begitu bubar, semuanya kukut.

Itulah hasil ngobrol saya dengan sejumlah cendekiawan, pakar politik, dan 
cenayang (yang harus dirahasiakan namanya). Mengapa saya perlu bersedih saat 
PIB nanti jatuh? Karena saya pendukung Presiden Yudhoyono. Bahkan, dulu di 
kampung, saya ikut kampanye kecil-kecilan untuk beliau. Yang membuat saya 
sedih, karena para cendekiawan, ahli politik, dan cenayang mempunyai pendapat 
yang sama sehingga rasanya prediksi ini merupakan kebenaran.

Berbagai alasan

Ada tiga tipe cendekiawan yang mengemukakan penyebab kegagalan PIB, yaitu PIB 
tidak mampu menggunakan kesempatan yang ditunjang kekuasaan yang amat besar dan 
kuat. Kabinet PIB tidak mampu mengatasi aneka kemelut ekonomi, sosial, politik, 
dan kebudayaan karena para menterinya teoretikus, bukan praktisi. Cara kerja 
Presiden Yudhoyono yang santun, anggun, dan cenderung lamban-mestinya lebih 
"urakan" atau "gila" untuk bisa bekerja efektif-tidak diterima pasar (lokal dan 
internasional).

Saya mendebat para pengamat PIB bahwa aneka musibah beruntun yang menimpa 
rakyat harus diperhitungkan agar kritik terhadap PIB menjadi adil, para jawara 
politik itu membantah karena segala musibah sudah menjadi bagian kemelut 
ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan yang harus diatasi PIB.

Ketika saya tanyakan apa arti Presiden harus bekerja secara "urakan" dan 
"gila", para pengamat itu menyatakan pendapat berbeda-beda. Ada pendapat, sikap 
"urakan" itu penting bagi seorang presiden agar bisa melakukan terobosan 
sehingga mampu mendobrak jalan buntu. Ahli lain menuturkan, yang disebut sikap 
"urakan" adalah sikap "avant-garde pemikiran" yang harus dipunyai seorang 
presiden agar mampu menembus cakrawala sehingga menemukan jalan lempang terbuka 
di depan dan menetaskan pemikiran baru yang melahirkan kinerja baru.

Ihwal sikap "gila" yang perlu ditunjukkan Presiden, menurut pengamat politik 
itu, adalah sikap tegas mirip kediktatoran yang ditopang rasa keadilan dan 
kepantasan guna memerangi aneka bentuk penyelewengan dan kejahatan kelas kakap. 
Saat saya kemukakan soal koruptor papan atas tidak begitu saja bisa ditangkap, 
mengingat kekuatan mereka luar biasa dan dapat mengancam keselamatan presiden, 
para pengamat politik itu menyatakan, itulah soalnya: prioritas utama. Seorang 
presiden harus menggunakan cara-cara piawai untuk menangkap para "predator" 
dengan tidak membahayakan keselamatan dirinya.

Selain itu, seandainya penangkapan mereka dengan cara paling elegan pun tetap 
membahayakan diri presiden, itulah risiko yang harus diambil. Mendengar hal 
ini, saya hanya bisa mengelus dada.

Jalan di tempat

Pada Selasa, 15 November 2005, di Istana Merdeka, dalam Rapat Koordinasi 
Nasional Pendayagunaan Aparatur Negara (Kompas, 15/11/2005), Presiden Yudhoyono 
mengemukakan, "Evaluasi yang saya laksanakan sebagian tugas itu dilaksanakan 
dengan baik, sebagian tidak. Kalau tahun pertama, saya katakan masih ada 
penyesuaian, ada langkah awal, ada penataan, dan saya masih anggap ini bagian 
awal pembangunan good governance. Tetapi, tahun depan saya akan lebih tajam 
melihatnya."

Pernyataan itulah yang membuat para pengamat menyatakan PIB tak ada harapan. 
Selama setahun, kata mereka, Presiden jalan di tempat. Kata "bimbang" yang 
biasa dikenakan kepada Presiden tidak digunakan lagi karena kondisi sudah pada 
puncak parah. Artinya, Presiden tidak mampu lagi melihat "Jalan Lain ke Roma" 
dan ini dinilai jauh lebih parah daripada watak yang "bimbang".

Kadang saya merasakan, para pengamat terlalu menyederhanakan masalah dalam 
mengambil kesimpulan. Sebaliknya, mereka kian gencar mengkritik kinerja 
Presiden. Jika sudah sampai pada titik ini-setahun PIB yang sia- sia-sudah 
tidak ada lagi peluang pada tahun kedua sehingga di tahun 2006 kemungkinan 
terjadi huru-hara besar. Prediksi semacam ini sudah klise mengingat menjelang 
pemilihan presiden 2004, banyak pengamat meramalkan hal serupa. Ternyata, 
pemilu saat itu (amat) aman dan hasilnya yahud, bahkan dapat disebut paling 
mulus di dunia.

Mereka kelihatan yakin dengan pendapatnya. Para pengamat yang saya temui itu 
memang orang-orang yang serius memikirkan bangsanya. Tentu banyak hal yang 
tidak saya ketahui. Sejauh ini saya merahasiakan apa- apa yang dinyatakan para 
cenayang, lisan maupun tulisan, mengingat mereka terlalu meneropong pribadi 
Presiden.

Tentang sikap Presiden yang owel (pelit) untuk me-reshuffle kabinet, 
menyebabkan para pengamat lebih royal (obral) dalam melontarkan pernyataan yang 
buruk. Duit dihambur-hamburkan untuk wakil rakyat, sementara rakyat dibiarkan 
kelaparan. Lho, PIB ini mau membela rakyat atau mau bunuh diri?

Hari-hari ini hati saya sedih. Saya terus bertanya kanan-kiri. Barangkali masih 
ada yang punya pendapat menyenangkan tentang PIB. Tak ada. Sungguh menyedihkan 
jika PIB tak mampu bertahan lima tahun. Jika pemimpin seperti Presiden 
Yudhoyono gagal, lalu siapa yang mampu? Apa kita masih punya orang digdaya yang 
kini sedang tersembunyi?

Danarto Sastrawan-Perupa, Tinggal di Tangerang, Banten


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Pemerintah Indonesia sampai 2006?