** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **MEDIA INDONESIA 24 November 2005 Sosok di Balik Terorisme Para Pemuda Pengantar Nyawa TERORISME sudah menjadi sebuah kata yang menakutkan bagi banyak orang di Tanah Air. Betapa tidak, hampir satu dekade 'hujan' bom terus mendera negeri ini, belakangan terjadi di Bali, awal bulan lalu. Peristiwa yang meledakkan tiga tempat di Pulau Dewata itu, yakni di R.Aja's Cafe, Kuta, Kafe Menega, Jimbaran, dan di Kafe Nyoman, Jimbaran, menewaskan 23 orang yang sebagian besar warga negara Indonesia. Kapan terorisme itu enyah dari bumi pertiwi? Entahlah, tetapi yang jelas tewasnya gembong bom Dr Azahari dalam penyergapan di Vila Nova Flamboyan, Batu, Jawa Timur, Rabu (9/11) lalu, sedikit mengoyak tabir rentetan jaringan pelaku teror di Indonesia. Di antaranya, pelaku bom bunuh diri di R.Aja's Cafe Kuta, Bali, Aip Hidayat, 21. Warga Dusun Karangsari, Desa Bangunsari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat (Jabar) itu, diperkirakan bergabung dengan kelompok Azahari sejak berkenalan dengan Salik Firdaus, di Pondok Pesantren (Ponpes) Assalam, Cikijing, Kabupaten Majalengka, Jabar. Putra kesayangan Aday Hidayat dan Siti Rokhayah itu lulusan madrasah tsanawiyah di Desa Kubang Pari, Pamarican. Menurut sang ibu, Rokhayah, Aip dikenal sangat dekat dengan Salik. Selain satu kelas, keduanya mondok satu kamar dan lulus dari Ponpes Assalam pada 2003, terakhir dua serangkai ini mengajar di almamaternya. Seingat Rokhayah, Salik pernah tiga kali menjemput Aip, yakni Juli, Agustus, dan September 2005. Di antara itu, hanya awal Agustus keduanya bertemu dan ngobrol di ruang tamu sekitar satu jam, kemudian minta izin pergi ke gunung dekat rumah. Di kampungnya, pemuda kelahiran 28 Juli 1984 ini dikenal sangat ulet dan tekun saat mengerjakan tugas apa pun. Pada Oktober 2004, Aip pulang ke kampung dan sempat bekerja sebagai kuli bangunan, tiga bulan kemudian dia berangkat ke Semarang untuk berdagang kerupuk keliling. Aip juga dikenal sebagai guru mengaji dan penceramah di Masjid Al Istiqomah di kampungnya. ''Aip tidak pernah berbicara yang aneh-aneh, ketika mengaji Alquran dan berdakwah. Bahasa yang dia gunakan sangat enak didengar dan mudah dimengerti,'' tutur Hendar, paman Aip. Kemampuan pemuda itu, sempat membahagiakan kedua orang tuanya. Sang ayah, Aday, mengaku gembira anaknya memiliki kemampuan agama yang sangat baik. Sosok lain yang juga menjadi jaringan pelaku teror bernama Muhammad Salik Firdaus, 24. Pemuda Desa Cidulang, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, Jabar, ini rela mati dengan cara meledakkan bom yang tersimpan di dadanya di Kafe Nyoman, Jimbaran. Tidak banyak yang tahu, kenapa Salik tega berbuat begitu? Padahal anak bungsu dari enam bersaudara pasangan H Sudinta dan Hj Mutmainah itu dikenal pendiam, sayang dan patuh kepada kakak maupun orang tuanya. ''Alik (panggilan akrab Salik) itu anak yang baik. Ramah dan sangat hormat dengan orang tua dan kakak-kakaknya,'' tutur ketua RT 01 Blok Barat, Desa Cidulang, Upar. Dia menambahkan, usai merantau Salik pulang memboyong seorang perempuan bercadar, yang diketahui ternyata istrinya bernama Sofiah Isnadewi. Pasangan ini memiliki seorang putra bernama Mohamad Batarudin berusia satu tahun enam bulan. Menurut mantan Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Cikijing, H Suryadinata, 72, Salik termasuk murid yang lemah. Walaupun tidak mengajar Salik secara langsung, Suryadinata mengaku ia cukup mengenal siswanya, apalagi Salik kerap bermain di rumah temannya yang bertetangga dengan Suryadinata. Selama di Madrasah, Salik hanya menonjol dalam pelajaran bahasa Arab. ''Di sekolah ia fasih berbahasa Arab. Buku-buku berbahasa Arabnya pun termasuk banyak untuk anak seusianya,'' kata Suryadinata. Dia juga mengungkapkan, pernah menerima laporan beberapa guru yang menyebutkan Salik enggan hormat kepada bendera saat upacara. Selain Aip dan Salik, sosok lain jaringan teroris yang juga menggemparkan pulau seribu dewa itu bernama Misno. Pemuda asal Desa Ujung Manik, Kecamatan Kawunganten, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) itu, dikenali keluarganya setelah menyaksikan siaran televisi yang menayangkan seorang pemuda berjaket dan kaus oblong berbicara dengan dialek Banyumasan. Handai tolan serta seluruh kerabat dekat Misno, 23, cuma mampu menggelengkan kepala dan sedih setelah mengetahui anak keenam dari tujuh bersaudara, anak Mad Sukarto dan Musbariyah dinyatakan terlibat pengeboman di Bali. Misno yang hanya mengantongi ijazah madrasah ibtidaiah itu, dikenal anak yang baik. Dia juga sempat mengenyam pendidikan hingga kelas satu di sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Kawunganten. Susahnya kehidupan keluarga Mad Sukarto sebagai buruh tani kampung, mendorong Misno untuk mengikuti jejak kakaknya, Warisno, menjadi kuli bangunan di Jakarta. Ketika bekerja di Jakarta, dia juga ikut membantu biaya pendidikan Warto, adiknya hingga menamatkan SMP. Dari Jakarta, Misno sempat membantu kakak sulungnya, Pariyah, berjualan bubur ayam di Cirebon, Jabar. Selain tiga pemuda yang nekat mengantar nyawa di atas, jaringan terorisme juga punya sosok lain yang berperan cukup penting dalam merancang aksinya. Sebut saja namanya Abdul Azis, 30, yang ditangkap pasukan khusus antiteror Detasemen 88 karena diduga kuat terlibat jaringan terorisme. Menurut pengacara dari asosiasi Advokad Indonesia Muhammad Rivan, Azis ditangkap tidak terkait langsung dengan bom Bali II, tetapi berhubungan dengan website yang dibuatnya yakni Ansyor@net. Terlepas dari itu, guru sekolah menengah atas (SMA) Al Irsyad Pekalongan ini diakui istrinya, Hikmah, 35, sebagai sosok suami ideal dan berperilaku sangat baik. Warga Jalan Cempaka Gg III/10 Kelurahan Poncol, Pekalongan, Jateng itu, dikaruniai satu anak bernama Fahri berusia tiga tahun enam bulan. Menurut Kepala Sekolah SMA Al Irsyad, Muhammad Yunan Helmi Nur, sejak mengajar di sekolah itu tahun 1997 perilaku Azis mendapat acungan jempol, bahkan ketekunan dan kepandaian dalam mengajar tersebut menjadikan ia disukai rekan pengajar dan juga para murid. Upaya polisi membongkar jaringan teroris terus berlanjut dengan mencokok, Hanif alias Anief Solchanudin, 24, warga Pamularsih IV Nomor 4 RT 06 RW 09 Semarang Barat, Jateng. Anak keempat dari tujuh saudara, pasangan Suyadi, 56, dan Haryati, 50, ditangkap karena dituduh menyembunyikan gembong teroris Noordin M Top. Sehari-hari Hanif yang lulusan SMA 7 Semarang, Jateng, ini menekuni servis handphone. Menurut para mantan guru, Hanif tergolong anak yang tidak begitu pandai. Saat di kelas I, mata pelajaran bahasa Inggris, kimia, dan matematika pernah mendapat nilai 5. Kemudian saat di kelas II dan III, angka nilai bahasa Inggris antara 5 dan 6. Tidak cukup Hanif dan Abdul Azis, Detasemen 88 juga menggiring Muhammad Cholili, 29, warga Jodipan Wetan IC/10, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur (Jatim), ditangkap saat akan melakukan pertemuan dengan Noordin M Top di Jateng. Cholili bekerja di toko handphone di Kepanjen, Kabupaten Malang. Di mata keluarga, pria ini dikenal cerdas, selama menyelesaikan pendidikan selalu masuk ranking sepuluh besar. Dia tamatan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama, Sawahan, Tongan, Kota Malang. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di Ponpes Al-Masudiyah, Sampang, Madura. Kemudian melanjutkan di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kota Malang, dan selanjutnya kuliah di Universitas Negeri Malang (dulu IKIP Malang) jurusan Teknik Bangunan. Ia mendapat gelar sarjana selama empat tahun, dan lulus pada 2000. Selama beraktivitas di rumah tidak terlihat mencurigakan. Waktunya banyak dihabiskan dengan beribadah. Usai salat asar, mengajar mengaji anak-anak tetangganya, usai magrib menjelang salat isya mengajar mengaji orang-orang dewasa. Cholili merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Ketika Idul Fitri, ia sempat pulang dan sungkem ke orang tua. Ia berada di rumah selama tiga hari setelah hari raya. (SG/EM/UL/PW/LD/BN [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today! http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **