[nasional_list] [ppiindia] Sisa Derita para Teroris

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 23 Nov 2005 23:38:03 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **MEDIA INDONESIA
Kamis, 24 November 2005


Sisa Derita para Teroris



CAHAYA televisi 14 inci cukup terang, gambar yang ditayangkan juga cukup jelas. 
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB. Dan, sinar matahari menyelusup di 
antara dinding kayu rumah di RT 06/ RW VI, Desa Ujung Manik, Kecamatan 
Kawunganrten, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng). Namun, bagi penghuninya, melihat 
televisi terang di depan seakan mengirim pesan kegelapan. Berkali-kali ibu tua 
Musbariyah jatuh lunglai.

Maklum, yang muncul di layar televisi adalah pelaku bom Bali II yang sudah 
meninggal dengan potongan kepalanya tersebar luas melalui media massa. Di 
televisi putra kesayangan Musbariyah, Misno, seakan hidup. Dengan pesan dalam 
bahasa Jawa dengan logat Banyumas yang kental lelaki muda berjaket terbuka itu 
berkata, "...Nyong jaluk ngapura maring ramane, biyunge, maring adik lan 
keponakan-keponakanku. Nyong jaluk ngapura menawa ana salah." Artinya, 'saya 
minta maaf kepada ayah, ibu, adik, dan keponakan-keponakanku. Saya minta maaf 
jika ada salah'. Astiya, istri, dan Mad Sukarto, bapak Misno, serempak menangis 
meraung-raung diikuti anggota keluarga lainnya. Musbariyah hanya sanggup 
berkata, "Nyawa anakku hilang direnggut teroris." Dia pun kembali jatuh lunglai.

Kemunculan tayangan para teroris di ttelevisi memang menjawab keraguan banyak 
pihak termasuk Musbariyah. Pelaku peledakan bom bunuh diri 1 Oktober 2005 di 
Kuta dan Jimbaran yang dilakukan tiga pelaku dengan kepala terputus final 
teridentifikasi. Yakni, Aip Hidayatullah pelaku di Raja's Restaurant Kuta 
Square, Misno alias Wisnu pelaku di Kafe Menega Jimbaran, dan Salik Firdaus di 
Kafe Nyoman Jimbaran.

Polisi pun mencatat jumlah korban tewas dalam peristiwa ini 23 orang, termasuk 
tiga pelaku bom bunuh diri. Sebagian besar korban adalah warga negara Indonesia.

Sukses mengungkap misteri bom bunuh diri semakin jelas setelah satu gembong 
teroris, yakni Dr Azahari, tewas dalam sergapan polisi di Batu, Jawa Timur, 9 
November lalu. Sekalipun rekannya, Noordin M Top, belum tertangkap, pelaku 
lainnya telah diringkus seperti Abdul Azis, 30, Muhamad Cholili, dan Anif 
Sholahudin. Selain itu, polisi sudah mengidentifikasi satu lagi pelaku bernama 
Aip Hidayatullah, 21, dan masih buron.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Bali Kombes AS Reniban, tersangka Cholili 
mengaku kenal dengan Azahari dan Noordin M Top sejak Mei 2005 di suatu tempat 
di Jawa. Karena ada ikatan janji tertentu, tersangka tidak melaporkan 
keberadaan Azahari pada polisi. Sedangkan tersangka Abdul Aziz dalam dugaan 
keterlibatannya membuat website atas permintaan seseorang berinisial CY, yakni 
www.anshar.net. Sedangkan tersangka Anif Sholahudin, menurut Reniban, pernah 
memberi fasilitas menginap salah satu pelaku teroris yang berstatus DPO (daftar 
pencarian orang) pihak berwajib. "Saat ini Selasa (22/11) ketiga tersangka 
berada di Jawa dan sewaktu-waktu bisa pindah-pindah sesuai kebutuhan 
kepentingan penyidikan. Namun, statusnya tetap tahanan Polda Bali," ujar AS 
Reniban di Polda Bali, Selasa.

Derita keluarga
Para teroris dalam tayangan di televisi memang tampak percaya diri. Namun, para 
keluarga mereka tertimpa rasa duka dan tekanan batin begitu berat. Keluarga Aip 
Hidayat, misalnya. Kedua orang tuanya, Aday Hidayat, 45 dan Siti Rokhayah, 40, 
semula menginginkan Aip bisa menjadi seorang ulama di kampung. Namun, harapan 
sirna sudah. "Perkenalannya dengan Salik Firdaus, santri di Pondok Pesantren 
Assalam, Cikijing, Kabupaten Majalengka, membuat Aip terseret sebagai salah 
satu pelaku bom bunuh diri di Kafe Menega," ujar Rokhayah yang belakangan juga 
dijauhi para tetangga.

Begitu juga Sofiyah, 50, ibu kandung Mohammad Cholili. Setelah mengetahui 
Cholili terlibat jaringan teroris dari media massa, ia merasa kaget dan 
langsung shocked. "Sejak itu, pihak keluarga enggan melihat tayangan televisi 
karena takut ibu jatuh sakit kembali. Gimana lagi, ya, namanya anak." tegas 
Cholilah, kakak kandung Cholili.

Tentu tidak hanya pihak keluarga pelaku yang menanggung derita.

Meski polisi berhasil mengungkapkan pelaku bom Bali, kesedihan terus menimpa I 
Gusti Ketut Alis warga Jl Elang No 15 Gang Buntu, Tabanan, Bali. Alis memang 
kehilangan anaknya I Gusti Ketut Sudana, 20, yang tewas di Raja's Restaurant 
tempatnya bekerja.

Alis saat ditemui Media tidak menampakkan kegembiraan mendengar pelaku bom 
ditangkap. Kesedihan terpancar di raut wajahnya. Alis tidak tahu sampai kapan 
kesedihan menghinggapi keluarganya. Karena, menurutnya, pelaku bom telah 
membuyarkan seluruh harapan di keluarganya.

Tidak luput bangsa ini juga menanggung akibat kelakuan teroris. Pihak asing 
yang hendak berinvestasi meragukan keamanan dan stabilitas. Satu contoh, data 
angka pembatalan kunjungan wisatawan ke Bali. Kapolda Bali Irjen Made Mangku 
Pastika menyatakan dalam waktu dua bulan--November dan Desember 
mendatang--terjadi pembatalan 30.000 kamar/malam di satu Hotel Bali Hyatt. Hal 
senada juga dilontarkan staf operasional Bali Tourism Board (BTB), Dwi Yani, 
"Dalam waktu tiga bulan, terhitung sejak Oktober hingga Desember tahun ini, 
telah kehilangan 30.000 seat tujuan Bali di maskapai penerbangan Japan 
Airlines. Angka itu baru terjadi dari satu penerbangan Jepang saja, belum 
terdata yang lain," ujar Dwi. (SG/EM/UL/FL/BN/AS/LD/RS/PW/N-3).

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Sisa Derita para Teroris