[nasional_list] [ppiindia] Merayakan Kebobrokan?

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 28 Nov 2005 23:18:57 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REPUBLIKA
Senin, 28 Nopember 2005

Merayakan Kebobrokan? 

Oleh : Ahmad Tohari 




Dalam sebuah pertemuan para aktivis di Banyumas beberapa waktu yang lalu, 
seorang mahasiswa berseru lantang, ''Karena kita sudah sulit membangun 
optimisme dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat, maka mari kita rayakan 
saja keterbelakangan dan keterpurukan kita ini. Bukankah tertawa dalam 
kehidupan yang serba bobrok ini masih lebih baik daripada sedih dan berputus 
asa?'' Seruan yang sangat sarkastis itu, memang memancing gelak tawa. Namun, 
cuma sebentar. Sesaat kemudian, ruangan yang dipenuhi anak-anak muda idealis 
itu, dipenuhi gumam yang bernada marah dan kecewa.

Memang, kata-kata keras yang keluar dari mulut mahasiswa yang sedang marah itu, 
terdengar konyol dan menyakitkan. Namun bila dipahami dengan tenang, kata-kata 
itu, memang mewakili citra keadaan sekarang. Ketika kita melihat banyak hakim 
dituduh terlibat korupsi, bahkan ketua MA dan beberapa hakim agung diperiksa 
oleh KPK; ketika kita mendengar banyak petinggi dan mantan petinggi Polri 
diketahui punya kekayaan miliaran bahkan triliunan yang diperkirakan berasal 
dari pembalakan gelap, penyucian uang bahkan bisnis narkotik serta perjudian; 
ketika kita masih menyaksikan para anggota DPR/DPRD tetap kemaruk hidup dalam 
bisnis politik; dan eksekutif dari pusat sampai ke daerah tidak berhenti 
ber-KKN serta memanjakan anggota legislatif agar mereka bersikap manis dan 
jinak; maka masyarakat mau apa lagi? 

Dalam kesadaran seperti ini, kita sangat mudah memahami dan merasakan kebenaran 
pendapat Prof Syafi'i Ma'rif, bahwa bangsa ini sudah berada di jalan buntu. 
Pendapat itu ,disampaikannya pada pidato kebudayaan di Taman Ismail Marzuki 
dalam acara 'Madah Negeriku' yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta, Selasa 
lalu. Judul pidatonya pun cukup keras, Pengkhianatan Kaum Intelektual Indoneia: 
Perspektif Kebudayaan. Menurut Syafi'i, para pengkhianat itu, bisa berasal dari 
kalangan pejabat pemerintah, intelektual, pemimpin agama, maupun pelaku bisnis. 
Mereka menjadi penghambat jalan menuju cita-cita proklamasi yaitu masyarakat 
adil dan makmur. Dalam pandangan Prof Syafi'i, para pengkianat bangsa itu, 
hidup dengan penuh dusta dan dosa yang menyebabkan bangsa ini terus terpuruk 
dan menemui jalan buntu. Sekali lagi, siapapun yang masih punya akal budi dapat 
merasakan kebenaran pendapat ini.

Dulu, pada pertemuan dengan para aktivis yang saya ceritakan di atas, saya pun 
sependapat, bahwa saat ini, kita sungguh sulit membangun optimisme. Kita merasa 
seakan hidup dalam alam yang gelap pekat. Dalam situasi seperti ini, kita 
menanti munculnya setitik cahaya optimisme di tengah kancah kehidupan berbangsa 
dan bernegara. Namun, percik api optimisme yang ditunggu, tak kunjung muncul. 
Tak ada perbaikan yang bisa menumbuhkan harapan. Dunia pendidikan yang 
seharusnya menjadi ujung tombak harapan, masih carut marut. 

Penegakkan hukum, khususnya pemberantasan korupsi, masih berjalan di tempat. 
Bahkan, banyak penegak hukum yang harus ditegakkan hatinya agar tidak ikut jadi 
pengkhianat. Moralitas masyarakat runtuh (menurut Pak Syafi'i karena kurangnya 
keteladanan para pemimpin) dan kesenjangan sosial, makin tinggi. Orang-orang 
partai, mengubah diri menjadi ningrat-ningrat baru dan karena keningratannya 
mereka merasa tak perlu meikirkan nasib rakyat. Ya, ternyata mereka dengan 
sadar telah bergabung ke dalam kelompok the rulling class dan lupa kepada 
mereka yang harus mereka wakili. Tapi, ketika itu, saya bilang kepada para 
aktivis, agama kita tak membenarkan orang berputus asa. 
''Ya. Tapi apa yang harus kita lakukan sekarang?'' tanya si mahasiswa yang 
marah itu.
''Begini. Saya seorang ayah, dan anda pun akan menjadi ayah. Mari kita siapkan 
anak-anak kita, agar kelak, mereka jadi manusia waras yang sadar akan hakikat 
kehidupan beradab dalam rangka berbangsa dan bernegara. Ini perlu kesabaran dan 
kesungguhan. Dan kuncinya adalah keteladanan. Bila kita istiqomah, mungkin 
dalam lima belas tahun ke depan dapat kita lihat hasilnya.''
''Tapi, kebanyakan orangtua tak urus terhadap anak-anak mereka,'' tanggap 
seorang aktivis. ''Orangtua yang miskin sibuk cari makan, yang kaya sibuk 
kemaruk. Generasi di atas saya ini terdiri atas orang-orang yang tidak 
bertanggung jawab! Kita ingin potong satu generasi ini.''
''Jangan, sebab itu takkan menyelesaikan masalah. Di hadapan tembok kebuntuan, 
mungkin usulan saya tadi masuk akal.''
Dan para aktivis kelihatan skeptik. Tapi, saya sungguh berharap, mereka tidak 
akan merayakan kebobrokan dan keterpurukan bangsa yang disebabkan oleh 
pengkhianatan generasi di atas mereka. 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Merayakan Kebobrokan?