[nasional_list] [ppiindia] Mengapa Islam Jadi Menakutkan?

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 24 Nov 2005 00:04:40 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REPUBLIKA
Rabu, 23 Nopember 2005



Mengapa Islam Jadi Menakutkan? 
Irfan Junaidi
Wartawan Republika
Saat reformasi baru saja bergulir, harapan umat untuk bisa menjalankan 
keseluruhan ajaran Islam secara bebas terlihat begitu besar. Semangat untuk 
mewarnai Indonesia dengan Islam juga terlihat sangat tinggi. Sampai-sampai 
waktu itu sempat muncul keinginan untuk menghidupkan kembali Piagam Jakarta.

Partai-partai politik berasaskan Islam tumbuh menjamur. Seolah-olah Islam 
menjadi warna baru bagi kehidupan berpolitik. Tokoh-tokoh yang kuat berpegang 
pada Islam pun bermunculan. Mereka membawa harapan baru bagi terbukanya jalan 
untuk mewarnai Indonesia dengan Islam. Namun ''masa kejayaan'' itu ternyata 
tidak berlangsung lama. Runtuhnya menara kembar WTC dan salah satu sisi 
bangunan Pentagon, seperti menjadi titik balik. Harapan untuk bisa mengibarkan 
panji-panji Islam di bumi Nusantara ini terlihat menjadi harapan yang begitu 
mahal, bahkan berbahaya untuk bisa dipenuhi. Makhluk bernama Jamaah Islamiyah 
(JI) yang dimunculkan setelah kejadian WTC membuat nama Islam ikut kena getah. 
Laporan International Crisis Group tertanggal 11 Desember 2002 yang memuat 
cerita tentang JI, terlihat menjadi pemicu tersebarnya istilah tersebut dalam 
wacana publik. Sebelumnya, JI sama sekali tidak banyak dibincangkan.

Penjelasan tentang istilah ini tidak terpapar secara jelas. Secara harfiah, 
Jamaah Islamiyah bisa diartikan sebagai kumpulannya orang-orang Islam. Dari 
istilah ini kemudian umat Islam pun didekatkan dengan aktivitas terorisme. 
Usaha untuk mendekatkan Islam dengan kegiatan terorisme ini makin mendapat 
momentum setelah Amerika Serikat (AS) --tanpa dasar yang legitimate-- menyerang 
Afghanistan dan Irak. 

Di Indonesia, upaya untuk mendekatkan Islam dengan kegiatan terorisme kemudian 
membawa implikasi yang memprihatinkan. Mereka yang terbiasa aktif di masjid 
sempat mengalami periode yang cukup menyulitkan. Di akhir 2003, belasan atau 
mungkin puluhan aktivis masjid diculik. Saat itu, polisi menolak istilah 
''diculik'' dan menggantinya dengan sebutan ''ditangkap''. Sementara kondisi di 
lapangan menunjukkan, surat penangkapan diberikan kepada keluarga beberapa hari 
setelah penculikan.

Setelah mendekam di Mabes Polri dan Polda Metro Jaya, sebagian mereka kemudian 
memang dikembalikan lagi kepada keluarganya. Namun operasi ini meninggalkan 
kesan bahwa mereka yang aktif mengurus masjid itu menjadi kelompok potensial 
pelaku terorisme. Sehingga mereka perlu ditangkap, tanpa alasan yang jelas.

Arti moderat dan liberal
Orang pun akhirnya punya persepsi yang menakutkan tentang Islam. Mereka yang 
berusaha menegakkan Islam secara ketat, dinyatakan sebagai kelompok Islam 
ekstrem, fundamentalis, atau radikal. Mereka lantas dicurigai dan 
gerak-geriknya selalu dipantau. Untuk menghindari pandangan seperti ini, umat 
Islam lantas perlu menyebut dirinya sebagai aliran Islam yang moderat.

Tidak jelas betul definisi Islam moderat yang kini banyak disebutkan para tokoh 
Islam itu. Apakah dengan melonggarkan ajaran-ajaran Islam lantas seseorang 
layak disebut sebagai Muslim yang moderat? Ataukah Muslim yang moderat itu 
adalah Muslim yang bisa masuk dan diterima semua kalangan, meski dia harus 
''menyembunyikan'' sebagian ajaran Islam? Apapun maksudnya, penggunaan sebutan 
moderat ini lebih banyak ditujukan untuk menghindari sebutan fundamentalis, 
ekstrem, atau radikal.

Bahkan ada juga kalangan yang menyandingkan Islam dengan istilah liberal. 
Sehingga lahirlah istilah Islam liberal. Sebuah penggabungan yang aneh. Di 
dunia ekonomi, istilah ekonomi liberal mulai diberi cap negatif. Dalam budaya 
juga seperti itu. Istilah budaya liberal, lebih banyak dimaknai sebagai produk 
budaya yang negatif. Anehnya, kemudian ada kalangan yang menyandingkan istilah 
tersebut dengan Islam.

Dalam banyak konteks, posisi Islam liberal ini berada berlawanan dengan 
kalangan Muslim yang kerap dicap sebagai kelompok fundamentalis. Karena itu, 
meski juga berada pada titik ekstrem, kelompok Islam liberal ini tidak pernah 
dicurigai seperti dicurigainya kelompok Muslim yang dianggap fundamentalis itu. 
Islam liberal dianggap sama sekali jauh dari terorisme, sementara Islam 
fundamentalis dinyatakan dekat dengan aksi terorisme. Secara implisit, 
pembagian Islam menjadi radikal dan moderat bisa terlihat dalam laporan 
mingguan Time edisi 13 September 2004. Laporan ini memberikan gambaran tentang 
Islam yang bagi umumnya kalangan Barat menjadi mengerikan. Laporan yang 
diturunkan dalam sembilan halaman itu membagi Islam menjadi dua kelompok: 
radikal dan moderat. Mereka yang disebut radikal adalah kelompok yang secara 
fisik melawan ketidakadilan koalisi Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat 
(AS). 

Sebarkan ketakutan
Pengelompokan ini sangat potensial menebarkan ketakutan bagi umat Islam untuk 
menegakkan ajaran Islam yang dicontohkan Rasulullah SAW. Mereka yang takut 
lantas memilih jalan aman dengan ''menyembunyikan'' identitas Islamnya. Mereka 
juga menjadi tidak berani tegas melawan konsep-konsep Barat yang merusak Islam, 
karena takut dianggap radikal dan layak ditangkap dengan tuduhan terorisme.

Citra Islam yang terus diperburuk, kemudian juga membuat banyak istilah Islam 
yang sebenarnya memiliki makna yang baik, menjadi sangat menakutkan. Istilah 
''jihad'' yang sejatinya memiliki makna bersungguh-sungguh dalam berbuat baik, 
kemudian dibelokkan menjadi hanya bermakna perang dengan kekerasan. Istilah 
''syariat Islam'' kemudian dimaknai secara menakutkan dan diidentikkan dengan 
potong tangan, rajam, qishash, dan sebagainya.

Mereka yang meneriakkan jihad dan penegakkan syariat Islam kemudian dianggap 
sedang berkampanye untuk menebar aksi kekerasan dan pelanggaran terhadap hak 
asasi manusia (HAM). 

Yang lebih parah, keberhasilan kampanye untuk mendekatkan Islam dengan 
terorisme ini telah melahirkan Undang-undang (UU) Antiterorisme yang berlaku di 
banyak negara, termasuk Indonesia. UU ini seperti memberi legitimasi kepada 
negara untuk ''mencurigai'' Islam secara berlebihan. Negara bisa menangkap 
ulama yang dianggap menghasut, meski tanpa bukti-bukti dan batasan yang jelas.

Lewat regulasi ini pula, negara mendapat akses untuk mengawasi pesantren yang 
kini banyak dituduh sebagai tempat penggemblengan para teroris. Padahal, dengan 
makin tingginya biaya sekolah, pesantren bisa menjadi tempat pendidikan 
alternatif bagi kalangan yang tidak mampu. Kebanyakan pesantren tidak mematok 
biaya pendidikan terlampau tinggi. Mereka yang tidak kuat belajar di sekolah 
umum, bisa menjadikan pesantren jalan keluarnya.

Namun saat ini posisi pesantren sedang dicurigai. Alumni-alumni pesantren 
dianggap berpotensi untuk tumbuh menjadi teroris. Hal ini pun bisa menyebabkan 
ketakutan bagi para orang tua untuk memasukkan anaknya ke pesantren. Tak 
kurang, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun terdorong untuk merencanakan 
penelitian terhadap pesantren-pesantren di Indonesia. Rangkaian kecurigaan itu 
seperti menghadirkan kembali perilaku komunis yang tumbuh di Indonesia di akhir 
tahun 1940-an dan tahun 1960-an. Waktu itu, para ulama ditangkapi, disiksa, dan 
dibunuh tanpa alasan yang jelas. Alasan satu-satunya adalah mereka menyebarkan 
ajaran Islam yang dianggap mengganjal perkembangan komunisme. 

Peristiwa serupa juga terjadi saat UU Antisubversi diberlakukan pemerintahan 
Orde Baru untuk mengekang umat Islam. Ulama yang ceramahnya 'keras', dicurigai 
hendak membuat makar. Mereka pun ditangkap, dan Islam dipandang sebagai agama 
yang mengancam negara. Pada awal tahun 1980-an, Islam pun menjadi berwarna 
mengerikan. Karena itulah, kemudian muncul istilah ''islamo-phobia'', yakni 
ketakutan terhadap Islam.

Selain karena kuatnya propaganda Barat, ketakutan terhadap Islam kini juga 
muncul karena lemahnya posisi umat Islam. Runtuhnya kepemimpinan Islam, membuat 
Islam menjadi tercerai-berai. Umat juga menjadi semakin jauh dari ayat-ayat 
Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW.

Menarik untuk direnungkan sabda Rasulullah SAW yang menceritakan bahwa umat 
Islam nanti akan seperti hidangan di atas meja yang menjadi santapan empuk 
banyak pihak. Seorang sahabat lalu bertanya, ''Apakah karena jumlah kami 
sedikit?'' Rasulullah SAW menjawab, ''Tidak! Bahkan jumlah kamu banyak, tetapi 
kamu seperti buih di lautan, dan Allah SAW mencabut rasa takut dari dada 
musuh-musuhmu terhadapmu dan mencampakkan ke dalam hatimu penyakit wahn.'' 
Seorang sahabat bertanya lagi, ''Apa itu wahn ya Rasulullah SAW?'' Rasul 
menjawab, ''Cinta dunia dan takut mati.'' (HR Abu Dawud dan Baihaqi). 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Mengapa Islam Jadi Menakutkan?