[nasional_list] [ppiindia] Jual Beli Genderuwo di Desa Besowo 1 + 2

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 16 Nov 2005 01:49:25 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suaramerdeka.com/harian/0511/14/nas14.htm

Jual Beli Genderuwo di Desa Besowo (1)
Sang Dukun Biasa Mensyaratkan Amplop



       
      SM/Mulyanto Ari W PINTU MASUK: Di bawah pohon beringin besar di tengah 
pekuburan tua yang terletak di sebelah timur Desa Besowo dipercaya menjadi 
pintu keluar masuk genderuwo yang diperdagangkan. Sebelum mengambil genderuwo 
tersebut, mereka melakukan ritual di bawah pohon itu. (57v)   
     
SORE itu areal persawahan di Desa Besowo, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban 
cukup semarak. Di areal persawahan yang melingkupi desa berpenduduk 628 kepala 
keluarga tersebut memang tengah memanen hasil bumi berupa kacang. Pria, wanita, 
tua dan muda tumpah ruah turun ke sawah, memungut hasil panenan. Kehidupan 
pertanian di Besowo memang cukup maju. Sayangnya, kehidupan damai masyarakat 
tani di Desa Besowo itu tertutup mitos genderuwo yang telah melingkupinya 
selama bertahun-tahun. 

Ritual pembelian genderuwo, menurut sebagian warga, seringkali dilakukan oleh 
dukun desa di tempat-tempat seperti kuburan, tanah yang dikeramatkan, bahkan di 
tengah hutan yang cukup jauh dari desa. Ritual untuk mengambil genderuwo yang 
paling dekat adalah di kuburan tua yang terletak di sebelah timur desa. Di 
tempat yang memiliki pohon beringin besar tersebut, konsumen biasanya diajak 
dukun setempat untuk melakukan pengambilan makhluk (konon) setengah manusia 
setengah demit itu, dengan cara mempersembahkan sesaji, membakar dupa, dan 
bersemadi semalam suntuk. Hanya, cara yang dilakukan oleh dukun-dukun genderuwo 
yang ada saat ini menurut penduduk desa sudah sangat menyimpang dibandingkan 
dengan dukun yang terdahulu. 

Dukun terdahulu, katanya, tidak perlu melakukan ritual di tempat-tempat seperti 
itu. Mereka cukup memanggil ''Mbah Ireng'' (begitu penduduk desa menyebut 
genderuwo) dari rumah mereka, tanpa harus datang ke tempat-tempat yang wingit 
tersebut.

Selain di kuburan desa, ada dua tempat lainnya, yaitu tanah Karangan dan Hutan 
Kalang yang menjadi tujuan dukun Desa Besowo untuk ngunduh genderuwo. Karangan 
merupakan sebuah gundukan tanah yang lebih tinggi dari areal persawahan. 
Tempatnya berada di sebelah timur desa. Sementara itu, Hutan Kalang jauh dari 
desa dan terletak di tengah-tengah areal hutan miliki Perhutani. Hutan Kalang 
sangat dikeramatkan oleh penduduk. Warga desa juga percaya, hutan tersebut 
merupakan kerajaan dari genderuwo. 

Menurut penduduk, di hutan yang juga biasa disebut hutan larangan itu 
mengandung mitos jalma mara jalma mati (siapa yang berani datang akan tewas). 
Banyak cerita penduduk Besowo yang mengatakan orang terutama dari luar daerah 
yang masuk ke hutan itu akan meninggal. Trisno (35), salah satu kemenakan dukun 
genderuwo Rasmadi menuturkan, pernah ada mandor hutan yang masuk ke hutan 
tersebut. Namun setelah beberapa hari, mandor tersebut tidak keluar dari hutan. 
Oleh penduduk kemudian dicari bersama-sama dan mandor itu telah ditemukan 
meninggal di hutan tersebut. ''Hewan ternak yang masuk ke hutan tersebut 
biasanya banyak juga yang mati. Kata sesepuh, hewan ternak tersebut mati 
dimakan penunggu hutan,'' tuturnya. 

Tasman (37), salah satu penduduk setempat yang mengaku pernah mengantarkan 
seorang konsumen dari Surabaya untuk melakukan ritual pemanggilan genderuwo 
bersama salah satu dukun, mengatakan, sebelum melakukan ritual di tempat-tempat 
tersebut, dukun genderuwo biasanya mengajukan beberapa syarat yang harus dibawa 
oleh konsumen. 

Rokok Tertentu

Menurut Tasman, syarat yang harus dibawa oleh konsumen yang meminta genderuwo 
adalah rokok dengan merek tertentu, kembang boreh, menyan, mori satu meter 
serta ayam satu potong untuk brokohan atau selamatan. ''Tapi setelah ritual 
tersebut, saya juga tidak pernah melihat wujud dari Mbah Ireng. Mereka yang 
minta genderuwo itu oleh dukun hanya diberi sebuah bungkusan kain kecil yang 
katanya berisi Mbah Ireng. Bungkusan itu oleh dukun disarankan ditanam di 
tempat yang akan dilindungi oleh genderuwo,'' jelas Tasman. 

Selain memberikan bungkusan yang katanya berisi genderuwo itu, konsumen juga 
diberikan sebuah bungkusan penangkal, agar genderuwo tersebut tidak bisa masuk 
ke dalam rumah. Bukan lagi rahasia jika makhluk yang bernama genderuwo tersebut 
bisa berubah wajah sesuka hatinya. Selain itu, genderuwo sering menyaru rupa 
menjadi orang dan meniduri istri orang. ''Kalau tidak minta penangkal tersebut, 
biasanya genderuwo masuk ke dalam rumah dan menganggu istri orang. Jika yang 
meminta genderuwo tersebut tidak memiliki penangkal, dia bisa berubah wajah 
mirip seperti pemilik rumah. Setelah itu genderuwo masuk ke rumah dan meniduri 
istri orang tersebut saat terlena,'' kata Munasir (43), warga lainnya yang 
mengaku belum pernah sekalipun melihat wujud genderuwo Besowo. 

Hanya, semakin hari ritual genderuwo tersebut tidak hanya mengandalkan syarat 
''standar'' seperti yang dituturkan oleh penduduk desa. Kini, dukun desa juga 
memodifikasi syarat tersebut dengan mengunakan uang sebagai salah satu 
syaratnya. 

Winarti (25), penduduk desa yang berprofesi sebagai ledhek menuturkan, 
seringkali dia melihat orang yang melakukan ritual, diminta oleh dukun 
genderuwo untuk menempatkan uang yang dimasukan ke dalam amplop ke salah satu 
makam pepunden desa. Bahkan dia juga pernah menyaksikan aksi salah satu dukun 
yang mensyaratkan, setiap patok kuburan diberi amplop uang dalam jumlah 
tertentu. ''Tentu saja dukun seperti itu adalah dukun yang tidak benar. Akan 
tetapi di desa ini memang ada dukun yang seperti itu,'' cerita dia yang 
memiliki rumah di dekat kuburan tua desa itu. 

Winarti sendiri saat ini sudah tidak lagi mempercayai kebenaran dari ritual 
genderuwo tersebut. Pasalnya, dia melihat sendiri bagaimana dukun-dukun 
tersebut sudah menerapkan tarif tertentu kepada orang-orang yang meminta jasa 
mendapatkan genderuwo. ''Saya yang warga desa sendiri tidak habis pikir, 
bagaimana orang yang datang ke dukun mau melakukan hal itu. Masak, untuk 
mendapatkan genderuwo harus menyediakan uang hingga Rp 2 juta segala. Tentu 
saja tidak masuk akal,'' paparnya. 

Terlepas dari masuk akal atau tidak, tapi hingga saat ini ritual pembelian 
genderuwo tersebut masih saja dilakukan oleh sejumlah orang. 

''Jarang sekali orang yang sudah datang ke salah satu dukun, kembali lagi. 
Entah apa mereka tidak datang lagi karena sudah mendapatkan genderuwo atau 
malahan tertipu karena tidak mendapatkan apa-apa selain bungkusan,'' tandas 
Winarti sembari tertawa. (Mulyanto AW/



++++

http://www.suaramerdeka.com/harian/0511/15/nas19.htm

Jual Beli Genderuwo di Desa Besowo (2-Habis)
Ada Konsumen yang Berani Bayar Jutaan Rupiah


       
      KUBURAN TUA: Kuburan Mbah Honggowongso ini juga sering dipergunakan untuk 
ritual pemanggilan genderuwo. Dukun dari desa biasanya mengajak konsumen mereka 
ke tempat ini.(57) - SM/Mulyanto Ari W   
     
DESA Besowo, konon dulunya merupakan gudang ledhek (penari joget). Kata-kata 
Besowo sendiri berasal dari beso atau beksa yang artinya berjoget/menari. 
Adapun ''wo'' artinya di-gowo (dibawa). Menurut para penduduk desa sekitar, 
penari joget dari Besowo dulunya gampang ''dibawa'' setelah menari.

Entah benar entah tidak, kini Besowo lebih terkenal sebagai desa genderuwo 
daripada desa ledhek. Di desa itu sendiri, kini cuma Winarti seorang yang masih 
bertahan sebagai ledhek.

Dalam kepercayaan Jawa, sosok setan atau makhluk halus memiliki banyak nama dan 
bentuk. Wewe, sundel bolong, banaspati dan genderuwo hanyalah sebagian nama 
dari sosok makhluk halus. Namun sepertinya hanya sosok genderuwo yang memiliki 
pamor khusus. Sosok genderuwo digambarkan berbadan besar, hitam dan memiliki 
bulu lebat di sekujur tubuhnya. 

Sosok genderuwo ini konon bisa diperintah oleh sebagian manusia. Karena sosok 
ini bisa diperintah, maka seringkali muncul kabar jual beli genderuwo dengan 
mengganti sejumlah rupiah. Layaknya jual beli, konsumen seharusnya melihat 
barang yang akan dibelinya terlebih dahulu. Akan tetapi, dalam jual beli 
genderuwo di Besowo, konsumen seringkali tidak melihat bentuk dari barang yang 
akan dibelinya tersebut. Kebanyakan dari mereka pulang ke rumah tanpa pernah 
melihat bagaimana bentuk dan wujud dari genderuwo yang mereka pesan. 

Meski tidak pernah terbukti bagaimana bentuk barang yang diperjualbelikan, 
namun masih juga ada orang yang kepincut datang dengan maksud membeli genderuwo 
tersebut. ''Adalah mustahil memperdagangkan mahkluk halus seperti genderuwo. 
Apalagi memakai sejumlah uang. Genderuwo bukanlah hewan ternak yang bisa 
diperjualbelikan seperti di pasar,'' kata Alwi Sasongko, Pimpinan Padepokan 
Spiritual Papan Kencono Semarang yang menyertai Suara Merdeka ke Desa Besowo. 

Mendengar penuturan penduduk Desa Besowo, jual beli genderuwo tersebut 
sebenarnya baru marak pada beberapa tahun belakangan ini. Sebelumnya, penduduk 
terutama golongan tua tidak pernah mendengar aksi jual beli genderuwo tersebut. 
''Kalau tidak salah, dulu yang pertama kali bisa memanggil genderuwo dengan 
imbalan sejumlah uang itu adalah Sanusi (sudah meninggal-Red). 
Sebelum-sebelumnya, tidak pernah ada dukun yang memperjualbelikan genderuwo,'' 
kata Mbah Siyem (67), ibu dari Winarti. 

Dia juga menuturkan, generasi dukun tua Besowo yang telah meninggal memang 
terkenal bisa memanggil genderuwo untuk menjaga ladang ataupun sawah saat 
memasuki musim panen. Tak dipungkiri, ujarnya, saat itu areal persawahan adalah 
daerah yang sering disatroni pencuri. ''Genderuwo tersebut dimintai tolong 
untuk menjaga panenan saja. Setelah itu oleh sang dukun, genderuwonya 
dikembalikan lagi ke tempat semula. Hanya, sekarang kok katanya 
diperjualbelikan,'' terangnya. 

Menurut cerita penduduk setempat, nama yang pertama kali berhubungan erat 
dengan mitos genderuwo adalah sosok pendiri desa Mbah Palu. Mitos penduduk 
sekitar mengatakan bahwa Mbah Palu ini pertama kali membangun Desa Besowo 
dengan memindahkan genderuwo ke Hutan Kalang. Oleh penduduk, Mbah Palu memang 
dianggap sebagai cikal bakal yang menurunkan generasi dukun genderuwo di 
Besowo. 

Setelah Mbah Palu meninggal, predikat dukun genderuwo tersebut disandang oleh 
satu-satunya anak murid Honggo Wongso. Setelah Honggo Wongso meninggal dan 
dimakamkan di sebelah timur desa, dukun genderuwo Besowo berada di tangan Mbah 
Joyo Yusuf yang juga merupakan murid dari Mbah Palu. Joyo Yusuf kemudian 
memiliki dua murid bernama Sanusi dan Paijo yang pada akhirnya meneruskan jejak 
petualangan dukun genderuwo dari Besowo pada tahun 80-an. ''Dari Sanusi ini 
saya pernah dengar kalau untuk mendapatkan genderuwo harus membayar dengan 
jumlah tertentu. Katanya ada yang memberi hingga jutaan rupiah untuk 
mendapatkan genderuwo,'' kata Mbah Siyem. 

Tasman yang saat itu mengantarkan konsumen dari Surabaya menuturkan, uang yang 
diberikan pada saat itu berjumlah kira-kira Rp 2 juta. ''Saya bahkan diajak 
mengantarkan bungkusan dari salah satu dukun di sini hingga ke Surabaya,'' 
katanya mengenang peristiwa tahun 2004 silam. 

Setelah era Sanusi dan Paijo meninggal, keberadaan genderuwo Besowo yang telah 
moncer itu oleh penerusnya dijadikan bahan komoditas yang diperjualbelikan. 
Namun permasalahan penjualan hingga jutaan rupiah ini dibantah keras oleh salah 
satu dukun Rasmadi. Dia mengutarakan, jika mereka memasang tarif sebegitu 
tinggi, pasti mereka telah memiliki kekayaan yang melimpah. ''Tapi lihat saja 
rumah saya dari kayu.'' 

Terlepas dari bantahan Rasmadi, ritual memanggil genderuwo dengan memakai uang 
tersebut memang banyak dilakukan oleh dukun-dukun genderuwo masa sekarang. 
Meski tidak pernah terbuktikan secara kasat mata hasil kerja dukun-dukun 
tersebut, namun mereka tetap berani memasang tarif yang cukup tinggi untuk jasa 
yang mereka berikan.

Memang Ada

Sementara itu, berdasarkan penelitiannya, Alwi Sasongko menjelaskan, di Desa 
Besowo ini memang banyak terdapat genderuwo, seperti di tempat-tempat lain. 
Menurutnya, genderuwo itu bisa kawin, beranak dan umurnya panjang, lebih 
panjang dari manusia. Dengan demikian, populasinya lebih dahsyat dari manusia.

Namun, manusia adalah makhluk paling sempurna. Jadi secara logika, sangat 
menggelikan kalau ada orang memperjualbelikan genderuwo hanya untuk menjaga 
rumah atau tanah pertanian. ''Secara nalar saja, kan lebih baik menyewa satpam 
daripada menyewa atau membeli genderuwo untuk menjaga rumah. Karena satpam bisa 
kelihatan sosoknya, lagi pula bisa diperintah secara lisan. Kalau ada genderuwo 
bisa dibeli, saya mau beli sepuluh, asal yang menjual bisa mewujudkan bentuk 
genderuwonya,'' ujar Alwi. (Mulyanto AW,Djito Pati-29v) 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Jual Beli Genderuwo di Desa Besowo 1 + 2