** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.suaramerdeka.com/harian/0511/15/nas06.htm Aktivitas Majelis Taklim di Tengah Isu Terorisme (1) Gerak-geriknya Sering Dicurigai Sejak aksi terorisme acap dikaitkan dengan simbol Islam, sejumlah aktivitas ritual agama tersebut saat ini turut disorot masyarakat. Penampilan sejumlah aktivis yang mirip Amrozi cs misalnya, acapkali menimbulkan kecurigaan. Berikut laporan wartawan Suara Merdeka Saptono JS dan Renjani PS mengenai masalah tersebut. KENDATI dengan pakaian yang dicap berbeda dari orang lain pada umumnya, Marsudi (18) tak pernah merasa "berbeda". Celana cingkrang, baju koko, berjenggot, mengenakan peci, serta kening menghitam karena banyak bersujud saat shalat, acapkali dipandang sinis oleh kebanyakan orang. Sebagian di antaranya bahkan mengecap identik dengan teroris. Benarkah? "Biarlah orang mengatakan tentang saya seperti apa yang mereka mau. Yang pasti saya hanya menjalankan ajaran agama, dan yang lebih penting tidak pernah melanggar peraturan atau hukum di Indonesia," ungkap pemuda yang tinggal di Jatingaleh tersebut. Mahasiswa Jurusan Perikanan Undip tersebut berpenampilan seperti itu sejak kelas dua SMA. Teman-teman sekolahnya dulu pun sering mengejek dan menganggap ketinggalan zaman. Bahkan, sejak kasus terorisme mencuat di Semarang beberapa hari terakhir, pernah beberapa tetangganya meminta pemuda itu untuk mengubah penampilannya. "Alhamdulillah saya masih tetap bisa melakukan apa yang selama ini saya yakini benar," tandasnya. Selama ini, pandangan minor pada orang seperti dia memang selalu muncul. Lebih-lebih ketika isu pengeboman demi pengeboman mencuat, mulai dari bom Bali I tahun 2002 hingga bom Bali II awal Oktober lalu. Gerak-geriknya kerap menuai perhatian atau pertanyaan tetangga sekitar. Namun untunglah hingga saat ini tak ada yang membubarkan pengajian yang diadakan bersama jamaah lain. Tiap kali ada bom, pihaknya mengaku selalu khawatir. Kecemasan senada diungkapkan Hamzah, mantan pengurus Takmir Masjid Diponegoro Tembalang. Pria berusia dua puluh tahunan tersebut mengaku tidak kaget, bila tiap tindakan terorisme selalu dikaitkan dengan Islam. Menurutnya, itu hanya imbas stigma yang melekat saat ini. Laiknya tren, dalam waktu ke depan pandangan orang pun tentu akan bergeser. Menurut dia, kalangan teroris sebenarnya hanyalah sedikit orang yang berani mengungkapkan rasa protes terhadap keadaan yang dianggap melanggar jalan agama. Akan tetapi, dia amat menyayangkan tindakan mereka dengan jalan menghilangkan nyawa orang yang tak terlibat langsung. Sekalipun, lanjut dia, mereka kebetulan di tempat maksiat. ''Yang dilawan sebenarnya pihak yang berwenang, bukan turis-turis yang tidak tahu-menahu. Kalau benci terhadap cara Amerika mencampuri negara lain, kenapa bukan pemerintah saja yang langsung ditentang. Jangan melihat ada orang Amerika, lalu justru dijadikan sasaran,'' ujar dia. Terorisme yang mengatasnamakan ajaran Islam, bagi pemeluk agama ini memang sebuah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. "Tindakan membunuh orang lain dengan cara-cara seperti teroris itu tidak tepat. Bukan begitu ajaran Rasulullah," ungkap Hamzah di Masjid Pangeran Diponegoro, Tembalang, Senin (14/11) lalu. Bapak satu anak itu menyatakan, kalau tidak menyukai tindakan negara karena kezalimannya, bukan dengan pengeboman, melainkan dengan tindakan-tindakan terpuji dan baik secara bertahap, agar orang mengetahui mana yang benar dan salah. Tak dapat dimungkiri, para teroris yang telah tertangkap memang mengenakan pakaian seperti yang dipakai Hamzah. Namun, lanjutnya, para teroris tersebut sering salah menafsirkan arti dari suatu ayat Alquran. Pascapenangkapan para teroris di Semarang beberapa waktu lalu, aktivitas pengajian di masjid-masjid, tetap berjalan seperti sediakala. Tidak ada aktivitas takmir masjid yang mendapat perhatian khusus atau pengawasan dari pihak keamanan. Hal itu karena pengajian yang digelar di Masjid Pangeran Diponegoro bersifat umum dan tidak hanya untuk kalangan atau kelompok tertentu. Hamzah menambahkan, warga nahdliyyin, Muhammadiyah, atau kelompok lainnya sering mengadakan pengajian di tempat itu. "Kalaupun mau diawasi untuk apa, lha wong pengajiannya seputar agama Islam pada umumnya," imbuh pegawai swasta tersebut.(41t) +++ http://www.suaramerdeka.com/harian/0511/16/nas07.htm Aktivitas Majelis Taklim di Tengah Isu Terorisme (2-Habis) Tidak Ada Kelompok Khusus Teroris PIHAK Kanwil Departemen Agama (Depag) Jateng, hingga saat ini tidak melakukan pemetaan ataupun pendataan terhadap suatu kelompok tertentu yang dinilai eksklusif. Kabid Pendidikan Agama Islam Pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid (Pendamas) Marsudi Sukarno menyatakan, seluruh umat Islam adalah "objek" pendidikan keagamaan bagi pihaknya. "Kalaupun ada suatu kelompok tertentu yang eksklusif dan menyimpang, seharusnya tidak dihentikan tapi diberi suntikan dan masukan agar kembali ke jalan Islam. Sempalan-sempalan seperti itu kan ada karena minimnya pengetahuan, sehingga terkesan menjadi ekstrim. Padahal Rasul sendiri tidak mengajarkan hal itu," ungkapnya. Ajaran Islam, lanjutnya, merupakan ajaran yang selalu mengedepankan kesopanan dan keramahtamahan, bukan dengan jalan kekerasan. Dengan demikian, tidak dibenarkan melakukan tindakan seperti yang dilakukan para teroris. Islam sendiri tidak mengajarkan umatnya untuk menjadi eksklusif apalagi menjadi teroris. "Karena perbuatan-perbuatan segelintir orang tersebut (teroris-Red) saat ini Islam seakan-akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan menjadi momok. Hal ini yang harus segera diluruskan bersama-sama," tuturnya. Karena itu, Depag akan terus menggiatkan para penyuluhnya untuk selalu menyebarkan ajaran Islam secara benar agar orang tidak menilainya secara ekstrem. Minimnya pengetahuan dari suatu kelompok tertentu tersebut dia ibaratkan seperti orang buta yang melihat gajah dari samping. Orang itu akan mengatakan bahwa gajah seperti sebuah tembok keras, padahal belum dilihat dari sisi depan ataupun belakang. "Karena itulah kami akan senantiasa berusaha dan Insya Allah tidak akan pernah bosan dalam melakukan pembinaan," tandasnya. Selama itu pula, pihaknya akan terus mengawasi dan membina kelompok "menyimpang" itu agar bisa mengerti yang sebenarnya. Namun hal itu akan menjadi lain apabila suatu kelompok tersebut melakukan makar dan menyimpang dari hukum yang ada. Mereka tentunya akan berhadapan dengan pihak kepolisian. Tidak Direkayasa Di sisi lain, penyisiran dan penangkapan warga yang diduga sebagai pengikut teroris mendapatkan perhatian. Ketua (nonaktif) DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah, Muhammad Haris, mewanti-wanti agar bebas dari unsur rekayasa. Upaya penangkapan harus dilakukan secermat mungkin, jangan sampai terjadi kejadian salah tangkap. Di samping itu, kecurigaan aparat penegak hukum terhadap aktivitas keagamaan sebaiknya juga tidak perlu dilakukan secara berlebihan. Misalnya adanya pengajian di tempat tertentu kemudian dibubarkan oleh polisi. ''Kami sepakat terorisme itu harus diberantas karena tindakan itu menimbulkan kesengsaraan. Misalnya, seorang istri bisa kehilangan suami atau anak kehilangan orang tuanya. Namun caranya harus dengan adil, jangan cara-cara Orde Baru dibangkitkan lagi,'' ujar dia. Didampingi Sekretaris DPW PKS Sri Praptono, lebih lanjut Haris mengemukakan, upaya penangkapan terhadap orang-orang yang dituduh anak buahnya Dr Azahari dan Noordin M Top oleh Detasemen 88 harus tetap menggunakan prinsip praduga tak bersalah. ''Jangan sampai penangkapan itu membuat malu yang ditangkap hanya gara-gara salah tangkap,'' ungkap Wakil Ketua Fraksi PKS ini. Sementara itu, Sri Praptono mengutarakan, sikap DPW PKS Jateng terhadap terorisme tersebut tidak berarti mendukung terorisme. Namun diingatkan rakyat sekarang hidup dalam kedamaian maka cara-cara penyelesaian persoalan harus dengan cara damai pula. Adapun terkait atribut PKS yang ditemukan dalam penyergapan rumah Subur Sugiyarto alias Abu Mujahid di Perum Kaliwungu Kendal, dia menyatakan, tidak mengetahui penemuan itu. ''Kalau atribut, itu kan diproduksi secara massal dan semua orang bisa mendapatkannya,'' jelas dia. Meski begitu pihaknya sudah mengecek pengurus PKS tingkat bawah, terutama ke DPD PKS Kendal, tidak ada kader PKS yang memiliki identitas tersebut. Muhammad Haris menambahkan, asal tangkap orang yang diduga teroris merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Jika mereka salah tangkap harus ada rehabilitasi nama dan sampai sekarang itu belum pernah dilakukan. ''Disayangkan bila orang yang tidak tahu apa-apa dan tak bersalah ditangkap seenaknya serta tanpa pemberitahuan lagi,'' tegas dia. (Saptono JS, Jamal AA-14v) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **