[nasional_list] [ppiindia] Gerak-geriknya Sering Dicurigai 1 + 2

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 16 Nov 2005 01:43:29 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suaramerdeka.com/harian/0511/15/nas06.htm

Aktivitas Majelis Taklim di Tengah Isu Terorisme (1)
Gerak-geriknya Sering Dicurigai
Sejak aksi terorisme acap dikaitkan dengan simbol Islam, sejumlah aktivitas 
ritual agama tersebut saat ini turut disorot masyarakat. Penampilan sejumlah 
aktivis yang mirip Amrozi cs misalnya, acapkali menimbulkan kecurigaan. Berikut 
laporan wartawan Suara Merdeka Saptono JS dan Renjani PS mengenai masalah 
tersebut.

KENDATI dengan pakaian yang dicap berbeda dari orang lain pada umumnya, Marsudi 
(18) tak pernah merasa "berbeda". Celana cingkrang, baju koko, berjenggot, 
mengenakan peci, serta kening menghitam karena banyak bersujud saat shalat, 
acapkali dipandang sinis oleh kebanyakan orang. Sebagian di antaranya bahkan 
mengecap identik dengan teroris. Benarkah?

"Biarlah orang mengatakan tentang saya seperti apa yang mereka mau. Yang pasti 
saya hanya menjalankan ajaran agama, dan yang lebih penting tidak pernah 
melanggar peraturan atau hukum di Indonesia," ungkap pemuda yang tinggal di 
Jatingaleh tersebut. 

Mahasiswa Jurusan Perikanan Undip tersebut berpenampilan seperti itu sejak 
kelas dua SMA. Teman-teman sekolahnya dulu pun sering mengejek dan menganggap 
ketinggalan zaman. Bahkan, sejak kasus terorisme mencuat di Semarang beberapa 
hari terakhir, pernah beberapa tetangganya meminta pemuda itu untuk mengubah 
penampilannya. 

"Alhamdulillah saya masih tetap bisa melakukan apa yang selama ini saya yakini 
benar," tandasnya. 

Selama ini, pandangan minor pada orang seperti dia memang selalu muncul. 
Lebih-lebih ketika isu pengeboman demi pengeboman mencuat, mulai dari bom Bali 
I tahun 2002 hingga bom Bali II awal Oktober lalu. Gerak-geriknya kerap menuai 
perhatian atau pertanyaan tetangga sekitar. Namun untunglah hingga saat ini tak 
ada yang membubarkan pengajian yang diadakan bersama jamaah lain. Tiap kali ada 
bom, pihaknya mengaku selalu khawatir. 

Kecemasan senada diungkapkan Hamzah, mantan pengurus Takmir Masjid Diponegoro 
Tembalang. Pria berusia dua puluh tahunan tersebut mengaku tidak kaget, bila 
tiap tindakan terorisme selalu dikaitkan dengan Islam. Menurutnya, itu hanya 
imbas stigma yang melekat saat ini. Laiknya tren, dalam waktu ke depan 
pandangan orang pun tentu akan bergeser. 

Menurut dia, kalangan teroris sebenarnya hanyalah sedikit orang yang berani 
mengungkapkan rasa protes terhadap keadaan yang dianggap melanggar jalan agama. 
Akan tetapi, dia amat menyayangkan tindakan mereka dengan jalan menghilangkan 
nyawa orang yang tak terlibat langsung. Sekalipun, lanjut dia, mereka kebetulan 
di tempat maksiat. 

''Yang dilawan sebenarnya pihak yang berwenang, bukan turis-turis yang tidak 
tahu-menahu. Kalau benci terhadap cara Amerika mencampuri negara lain, kenapa 
bukan pemerintah saja yang langsung ditentang. Jangan melihat ada orang 
Amerika, lalu justru dijadikan sasaran,'' ujar dia. 

Terorisme yang mengatasnamakan ajaran Islam, bagi pemeluk agama ini memang 
sebuah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. "Tindakan membunuh orang lain 
dengan cara-cara seperti teroris itu tidak tepat. Bukan begitu ajaran 
Rasulullah," ungkap Hamzah di Masjid Pangeran Diponegoro, Tembalang, Senin 
(14/11) lalu. 

Bapak satu anak itu menyatakan, kalau tidak menyukai tindakan negara karena 
kezalimannya, bukan dengan pengeboman, melainkan dengan tindakan-tindakan 
terpuji dan baik secara bertahap, agar orang mengetahui mana yang benar dan 
salah.

Tak dapat dimungkiri, para teroris yang telah tertangkap memang mengenakan 
pakaian seperti yang dipakai Hamzah. Namun, lanjutnya, para teroris tersebut 
sering salah menafsirkan arti dari suatu ayat Alquran. 

Pascapenangkapan para teroris di Semarang beberapa waktu lalu, aktivitas 
pengajian di masjid-masjid, tetap berjalan seperti sediakala. Tidak ada 
aktivitas takmir masjid yang mendapat perhatian khusus atau pengawasan dari 
pihak keamanan. Hal itu karena pengajian yang digelar di Masjid Pangeran 
Diponegoro bersifat umum dan tidak hanya untuk kalangan atau kelompok tertentu. 
Hamzah menambahkan, warga nahdliyyin, Muhammadiyah, atau kelompok lainnya 
sering mengadakan pengajian di tempat itu.

"Kalaupun mau diawasi untuk apa, lha wong pengajiannya seputar agama Islam pada 
umumnya," imbuh pegawai swasta tersebut.(41t) 



+++

http://www.suaramerdeka.com/harian/0511/16/nas07.htm

Aktivitas Majelis Taklim di Tengah Isu Terorisme (2-Habis)
Tidak Ada Kelompok Khusus Teroris 
PIHAK Kanwil Departemen Agama (Depag) Jateng, hingga saat ini tidak melakukan 
pemetaan ataupun pendataan terhadap suatu kelompok tertentu yang dinilai 
eksklusif. Kabid Pendidikan Agama Islam Pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid 
(Pendamas) Marsudi Sukarno menyatakan, seluruh umat Islam adalah "objek" 
pendidikan keagamaan bagi pihaknya. 

"Kalaupun ada suatu kelompok tertentu yang eksklusif dan menyimpang, seharusnya 
tidak dihentikan tapi diberi suntikan dan masukan agar kembali ke jalan Islam. 
Sempalan-sempalan seperti itu kan ada karena minimnya pengetahuan, sehingga 
terkesan menjadi ekstrim. Padahal Rasul sendiri tidak mengajarkan hal itu," 
ungkapnya. 

Ajaran Islam, lanjutnya, merupakan ajaran yang selalu mengedepankan kesopanan 
dan keramahtamahan, bukan dengan jalan kekerasan. Dengan demikian, tidak 
dibenarkan melakukan tindakan seperti yang dilakukan para teroris. Islam 
sendiri tidak mengajarkan umatnya untuk menjadi eksklusif apalagi menjadi 
teroris. "Karena perbuatan-perbuatan segelintir orang tersebut (teroris-Red) 
saat ini Islam seakan-akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan menjadi momok. 
Hal ini yang harus segera diluruskan bersama-sama," tuturnya.

Karena itu, Depag akan terus menggiatkan para penyuluhnya untuk selalu 
menyebarkan ajaran Islam secara benar agar orang tidak menilainya secara 
ekstrem. 

Minimnya pengetahuan dari suatu kelompok tertentu tersebut dia ibaratkan 
seperti orang buta yang melihat gajah dari samping. Orang itu akan mengatakan 
bahwa gajah seperti sebuah tembok keras, padahal belum dilihat dari sisi depan 
ataupun belakang. 

"Karena itulah kami akan senantiasa berusaha dan Insya Allah tidak akan pernah 
bosan dalam melakukan pembinaan," tandasnya.

Selama itu pula, pihaknya akan terus mengawasi dan membina kelompok 
"menyimpang" itu agar bisa mengerti yang sebenarnya. Namun hal itu akan menjadi 
lain apabila suatu kelompok tersebut melakukan makar dan menyimpang dari hukum 
yang ada. Mereka tentunya akan berhadapan dengan pihak kepolisian.

Tidak Direkayasa 

Di sisi lain, penyisiran dan penangkapan warga yang diduga sebagai pengikut 
teroris mendapatkan perhatian. Ketua (nonaktif) DPW Partai Keadilan Sejahtera 
(PKS) Jawa Tengah, Muhammad Haris, mewanti-wanti agar bebas dari unsur 
rekayasa. 

Upaya penangkapan harus dilakukan secermat mungkin, jangan sampai terjadi 
kejadian salah tangkap. 

Di samping itu, kecurigaan aparat penegak hukum terhadap aktivitas keagamaan 
sebaiknya juga tidak perlu dilakukan secara berlebihan. Misalnya adanya 
pengajian di tempat tertentu kemudian dibubarkan oleh polisi. 

''Kami sepakat terorisme itu harus diberantas karena tindakan itu menimbulkan 
kesengsaraan. Misalnya, seorang istri bisa kehilangan suami atau anak 
kehilangan orang tuanya. Namun caranya harus dengan adil, jangan cara-cara Orde 
Baru dibangkitkan lagi,'' ujar dia. 

Didampingi Sekretaris DPW PKS Sri Praptono, lebih lanjut Haris mengemukakan, 
upaya penangkapan terhadap orang-orang yang dituduh anak buahnya Dr Azahari dan 
Noordin M Top oleh Detasemen 88 harus tetap menggunakan prinsip praduga tak 
bersalah. 

''Jangan sampai penangkapan itu membuat malu yang ditangkap hanya gara-gara 
salah tangkap,'' ungkap Wakil Ketua Fraksi PKS ini. 

Sementara itu, Sri Praptono mengutarakan, sikap DPW PKS Jateng terhadap 
terorisme tersebut tidak berarti mendukung terorisme. Namun diingatkan rakyat 
sekarang hidup dalam kedamaian maka cara-cara penyelesaian persoalan harus 
dengan cara damai pula. 

Adapun terkait atribut PKS yang ditemukan dalam penyergapan rumah Subur 
Sugiyarto alias Abu Mujahid di Perum Kaliwungu Kendal, dia menyatakan, tidak 
mengetahui penemuan itu. ''Kalau atribut, itu kan diproduksi secara massal dan 
semua orang bisa mendapatkannya,'' jelas dia. 

Meski begitu pihaknya sudah mengecek pengurus PKS tingkat bawah, terutama ke 
DPD PKS Kendal, tidak ada kader PKS yang memiliki identitas tersebut. 

Muhammad Haris menambahkan, asal tangkap orang yang diduga teroris merupakan 
bentuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Jika mereka salah tangkap harus ada 
rehabilitasi nama dan sampai sekarang itu belum pernah dilakukan. 

''Disayangkan bila orang yang tidak tahu apa-apa dan tak bersalah ditangkap 
seenaknya serta tanpa pemberitahuan lagi,'' tegas dia. (Saptono JS, Jamal 
AA-14v) 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Gerak-geriknya Sering Dicurigai 1 + 2