** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** Catatan Sastra Seorang Awam MEMBACA PUISI-PUISI KATHIRINA SUSANNA PENYAIR KOTA KINIBALU, SABAH 4. Barangkali dalam hal ini, terdapat jasa Kathirina, sekali pun mungkin tidak sangat ia sadari. Keadaaan Sabah dan tingkat perkembangan masyarakat Sabah terbaca dari dari puisi-puisi duka Kathirina dan puisi-puisi penyair Sabah lainnya [dari aspek lain]. Artinya, puisi tidak lepas dari keadaan masyarakat di mana penyairnya menggulati waktu. Sikap fatalis dan menyerah menerima posisi perempuan direndahkan hanya sebagai pemuas birahi atau seksual lelaki, oleh masyarakat maskulin dan juga masyarakat yang dikuasai oleh uang, pada galibnya adalah masyarakat yang tidak manusiawi sama sekali. Masyarakat itu sendiri, dalam kenyataan sesungguhnya mendekati masyarakat barbar yang tak jauh dari tingkat komunitas hewani. Betapa tidak, dengan corak masyarakat demikian separoh penduduk yaitu para perempuannya ditempatkan pada taraf terendah. Padahal kaum perempuan, jika menggunakan ungkapan Tiongkok Klasik adalah "penyangga separo langit". Bagaimana posisi perempuan dalam suatu masyarakat, kukira, memperlihatkan apakah secara hakiki masyarakat itu bebas, demokratis dan menjunjung Hak Asasi. Megatruh Kathirina Susanna adalah cerminan dan akibat dari adanya masyarakat maskulin di atas. Artinya, ketika membaca megatruh atau elegi atau lagu-lagu duka Kathirina, kukira patut dibedakan antara sikap penyair dan masalah sebab-akib at sehingga kita lebih adil menilai sikap penyair serta memberikan harapan kepada penganut sikap fatalis dan menyerah untuk berkembang alias berobah maju sesuai dengan hukum dialektika serta saling hubungan antara unsur satu dengan yang lain. Penyair atau siapa saja yang tidak mengakui hukum dialektika, kukira adalalah penyair atau orang yang sekali pun masih bernafas tapi secara hakiki ia sudah mati sebelum mati. Ciri utama penyair adalah kegelisahan mencari dan terus mencari, terus mengalir seperti arus memburu muara bukan bagai sabut dihanyutkan atau menghanyut di arus. Dari segi kritik, fatalisme dan sikap menyerah Kathirina yang tercermin dari enam sanjak di atas, bisa ditafsirkan secara terbalik yaitu salah satu cara mengkritik keadaan masyarakatnya. Melalui fatalisme dan pembudakan separoh warga masyarakatnya, penyair menunjukkan secara tidak langsung: "Beginilah akibatnya jika masyarakat maskulin dan maskulinisme dikembangteruskan". Padahal jika potensi perempuan dibebaskan, tidak dibelenggu, maka masyarakat hanya mendapatkan keuntungan atau manfaat. Jika benar pemahamanku bahwa pesimisme Kathirina merupakan bentuk kritik pada maskulinisme dan masyarakat maskulin, maka dengan cara ini, Kathirina setia pada posisinya sebagai sastrawan yang adalah warga republik berdaulat. Republik sastra yang dengan kedaulatannya berani melakukan pemberontakan berikut segala resikonya dan sering berdiri hadap-hadapan dengan repulik atau kerajaan politik formal. Dengan status begini, status sebagai warga republik sastra yang berdaulat, maka sastra dan sastrawan bisa dipandang salah satu aktor dari kontrol sosial. Berbicara tentang pemberontakan atau perlawanan maka pemberontakan atau perlawanan itu paling tidak terdiri dua jenis. Pertama pemberontakan/perlawanan instingtif dan kedua perlawanan sadar. Pemberontakan/perlawanan instingtif umumnya bersifat spontan, sedang pemberontakan sadar adalah perlawanan yang dibimbing oleh suatu konsep dibuntuti oleh rencana dan penyediaan sarana untuk mewujudkan konsep tersebut. Penyair yang bisa dikategorikan sebagai seorang pemikir dalam barisan warga republik berdaulat sastra-seni, seyogyanya jika memberontak melancarkan pemberontakan sadar dan bukan perlawanan spontan yang instingtif. Untuk bisa sadar, dari penyair dituntut kegiatan mengamati, studi , menguasai tekhnik bersastra, bebas berpikir, komitmen dan ketegasan tanpa kepalang guna melaksanakan komitmen manusiawi tersebut. Dengan berkata begini, aku mau memperlihatkan bahwa komitmen dan komitmen itu ada berbagai macam. Ada komitmen yang anti kemanusiawan dan ada pula komitmen yang manu siawi. Tanpa unsur-unsur ini, kukira, penulis akan tetap berada pada tingkat penulis "ecek-ecek" tanpa hirau akan tanggungjawab yang menyertai sebutan penyair atau sastrawan dan "ecek-ecek' pulalah taraf kemanusiaannya sekali pun mereka berlindung di balik nama para dewa-dewi serta para malaikat kayangan yang asing dari kenyataan hidup di bumi. Tentu saja bahwa kesadaran dan komitmen bukanlah sesuatu yang sekali jadi sebagaimana pula halnya dengan taraf kemampuan bersastra. Ia adalah suatu proses sesuai dengan dialetika alam. Karena itu, aku membedakan adanya dua jenis penyair yait penyair instingtif dan penyair sadar. *** Ide "takdir" yang mendominasi enam sanjak Kathirina di atas mengingatkan aku akan kuliah Prof. DR. Arkoun dari Universitas Sorbonne Paris beberapa tahun silam di depan para mahasiswa IAIN di Indonesia yang sedang melawat ke Paris setelah berkunjung ke Negeri Belanda. Ceramah yang juga dihadiri oleh Gus Dur, waktu itu belum jadi presiden Republik Indonesia. Arkoun antara lain mengatakan bahwa orang di Barat mengenal dua sumber kebenaran. Pertama yang disebut sebagai 'divine truth" dan yang lain adalah kebenaran yang diburu oleh manusia dari sumber lain, tidak dicari di langit."Divine truth" adalah angka mati, kemutlakan yang tidak bisa digugat dan didebat. Tidak ada jalan pencarian di daerah "divine truth" kecuali penerimaan mentah-mentah. Barangkali "takdir" yang disinggung oleh Kathirina mendekati "divine truth" ini. Sedangkan kebenaran lain adalah kebenaran sebagai hasil pencarian manusia dibimbing oleh hasrat mencari jawab atas pertanyaan demi pertanyaan yang tak berkeputusan. Debat di jalan ini sangat berkembang dalam usaha memeriksa apakah jawaban yang didapat itu benar atau tidak. Marcopolo, Columbus, Magelhaens dan sekian banyak penjelajah [voyageurs] lainnya telah mengarungi laut dan samudera dalam usaha mencari kebenaran lain di luar divine truth ini. Kemajuan Barat, menurut Arkoun, justru dimungkinkan oleh adanya kuriusitas tak kenal ujung dan tersedianya ruang debat dan gugat, dalam menjawab pertanyaan guna mendapatkan kebenaran di luar "divine truth" yang membelenggu dan menempatkan orang di jalan buntu. Barat maju dan berkembang bukan karena kulit mereka putih, hidung mereka mancung, tapi terutama disebabkan oleh tersedianya syarat-syarat tersebut. Militerisme, paternalisme, feodalisme lama dan baru, maskulinisme dan entah apa lagi isme yang sejenis ini, yang membelenggu masy arakat Asia, menyebabkan Asia jadi tertinggal walau pun tadinya banyak penemuan-penemuan ilmiah bermula dari Asia. Apabila alur "divine truth" ini yang menguasai Kathirina ketika ia mengatakan "takdir", apakah yang bisa ia harapkan untuk bisa keluar dari jalan yang menghimpit dan membelenggunya? Jika mengamat perkembangan sejarah, maka "takdir" dalam pengertian di atas hanyalah jalan buntu, jalan kemandegan dan jalan malapeta serta hanya memelihara petaka dan mengurung diri di penjara petaka. Kemanusiaan akan diluluh hancurkan. 'Divine truth" seperti halnya dengan semua dogma akan mengembangkan sektarisme dan ketidaktoleransi. Akal sehat dibunuh. Barangkali dari sini kita kembali bisa melihat betapa dunia sastra seperti yang dikatakan oleh Peter Mandaville tidak lain dari suatu arena di mana berlangsung suatu "battle for hearts and minds". Jadi bukan sekedar tempat berindah-indah dengan kata dan bahasa tanpa disertai dengan tanggungjawab seperti yang pernah ditulis oleh seseorang secara terbuka di sebuah harian terkemuka di Jakarta. Mengecimpungi dunia sastra, artinya kita patut memperhitungkan tanggungjawab sosial dan manusiawi sastra. Tanggungjawab sastra untuk apa? Jawabku tentu saja: Untuk memanusiawikan manusia dan bukan sebaliknya yaitu membuat manusia hilang martabat dan harkat kemanusiaannya, menegakkan nilai-nilai republiken dan keindonesiaan jika ditautkan dengan Indonesia. Apabila nilai-nilai ini kita lambangkan sebagai bebuahan, sebagai bunga-bunga atau dedaunan dan dedahanan maka di sini ingin kucuplik puisi Paul Verlaine, penyair Perancis terkemuka pada zamannya: "Inilah bebuahan dan bunga-bunga Dedaunan dan dedahanan Dan kemudian inilah hatiku yang untukmu saja ia berdegup Janganlah ia kau koyak dengan Dua tangan putihmu" Demikian Paul Verlaine berharap agar nilai-nilai itu "janganlah ia kau koyak dengan dua tangan putihmu" lembut halus. Tapi kita koyak atau tidak, akhirnya adalah soal pilihan dan tanggungjawab juga adanya. Pilihan ditentukan oleh banyak faktor.*** Paris, Nopember 2005. ------------------ JJ. Kusni [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **