[nasional_list] [ppiindia] Fw: Siapa yang tulalit : Nietzche or Mang Ucup - kita?

  • From: "Ari Condro" <masarcon@xxxxxxx>
  • To: <islamliberal@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Thu, 10 Nov 2005 18:24:35 +0700

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Kaitan konsep kristenitas - Luther 
Protestan dan Katolik dengan Pemikiran
Hitler ....  bisa kita breakdown dalam diskusi di bawah ini.

salam,
Ari Condro

----- Original Message -----
From: "teewoel_2004" <teewoel_2004@xxxxxxxxx>

Siapa yang tulalit: Nietzche or Mang Ucup?

"He who fights with monsters should look to it that he himself does
not become a monster. When you gaze long into the abyss, the abyss
also gazes into you." (Nietzche)

* * * * * * * * * * * * * *

Hebat! Terimakasih! Usaha pembelaan Radityo Djadjoeri atas tafsiran
yang kliru atau kurang tepat atas Nietzche yang ditulis oleh Mang
Ucup memang pantas diacungi jempol. Pastilah makan cukup banyak
waktu untuk merujuk ke berbagai sumber dan merenungkannya.
Mencerdaskan para pembaca, itulah mungkin penghargaan yang tepat utk
bung Radityo. Khususnya ttg pembelaannya terhadap freethinker besar
seperti Nietzche dan tulisannya tentang derita atau terlunta-
luntanya orang-orang Yahudi semenjak dahulu kala. Reaksi kritis
Radityo dalam artikelnya  "Jangan salahkan Nietzche!" masih
ditanggapi lagi oleh Mangucup. Para pembaca dan penggembira senang.
Bagus! Kita melihat proses pergulatan iman dan akal yg indah.
Haruskah akal yg dipakai secara maksimal selalu "membunuh Tuhan"?
Siapakah Tuhan sebenarnya dan benarkah akal manusia harus selalu
dicurigai akan menyisihkan atau membunuh Tuhan di dunia ini?
Haruskah Nietzche disalahkan hanya karena dia berpikir sangat serius
dan kritis ttg kenyataan hidup ini, kebudayaan, mentalitas kristen
pada dan konsep Tuhan jaman itu?

Dalam tanggapan ini saya tidak mau ikut campur mengambil alih
peranan Tuhan. Siapa masuk surga atau neraka, Nietzche atau Mang
Ucup, bukan urusan saya. Tuhan terlalu besar utk dibela, begitu kata
Gus Dur. Hamba Tuhan yang otaknya cuma sebesar kepala dan masa
lalunya kontroversial mirip Nietzche, rasanya tak cukup pantas
mengambil kekuasaan Tuhan untuk mengadili seseorang.  Mungkin lebih
cocok kalau membela dan mencoba mengerti dalamnya pemikiran Nietzche
yg berbenturan dgn ide ttg Allah, gereja, bangsa, manusia.

Benarkah Nietzche anti-semit dan inspirator gerakan Nazi?
Mang Ucup sekali lagi menegaskan bahwa Nietzche memang anti-semit
dan inspirator gerakan Nazi dalam tanggapannya terhadap
Radityo: "Jangan salahkan Nietzche!". Nietzche bersama Wagner,  dan
Luther adalah orang2 yang oleh Mang Ucup dituduh sebagai inspirator
bagi Hitler dalam bukunya "Mein Kampf". Tapi nampaknya Nietzche
dianggap penyebab utama. Mang Ucup menegaskan:

"...Bahwa Nietzsche anti-semit itu jelas tercantum hitam atas putih
dlm bukunya Zur Genealogie der Moral (Mengenai silsilah moral). Oleh
sebab itulah kaum Nazi juga mengakui sepenuhnya bahwa Nietzsche
termasuk sebagai salah satu inspirator atau tokoh pemikir awal
(Vordenker) dari mereka, bahkan setelah th 1945 Nietzsche dinobatkan
sebagai filsuf Nazi (Sumber: Wikipedia bhs Jerman)."

Benarkah kesimpulan Mang Ucup yg sudah memberi cap Nietzche sbg
tulalit, sebagai vordenker dan filsuf Nazi bahkan Mangucup
menganggap Nietzche mengakui sepenuhnya sbg salah satu inspirator
Naziisme?

Mari kita merujuk interpretasi atas buku "Zur Genealogie der Moral"
spt yg disajikan oleh website jurusan filsafat dari Universitas
Stanford:

"...On the Genealogy of Morals, A Polemic (Zur Genealogie der Moral,
Eine Streitschrift, 1887), is composed of three sustained essays
which advance the critique of Christianity expressed in Beyond Good
and Evil. The first essay continues the discussion of master
morality versus servant morality, and maintains that the traditional
ideals set forth as holy and morally good within Christian morality
are products of self-deception, since they were forged in the bad
air of revenge, resentment, hatred, impotence, and cowardice. In
this essay, as well as the next, Nietzsche's controversial
references to the "blond beast" akin to master morality often
appear. In the second essay, Nietzsche continues with an account of
how feelings of guilt, or the "bad conscience," arise merely as a
consequence of an unhealthy Christian morality which turns an "evil
eye" towards our natural inclinations. He also discusses how
punishment, conceived as the infliction of pain upon someone in
proportion to their offense, is likely to have been grounded in the
contractual economic relationship between creditor and debtor. In
the third essay, Nietzsche focusses upon the ascetic ideals typical
of the social representatives of art, religion and philosophy, and
he offers a particularly scathing critique of the priesthood: the
priests are allegedly a group of weak people who shepherd even
weaker people as a way to experience power for themselves. The third
essay also contains one of Nietzsche's clearest expressions
of "perspectivism" (section 12) -- the idea that there is no
absolute, "God's eye" standpoint from which one can survey
everything that is." (http://plato.stanford.edu/entries/nietzsche/)

Jelas sekali dalam interpretasi ttg buku On the Genealogy of Morals
itu sama sekali tidak ada tulisan Nietzche tentang anti semitisme.
Isi buku tersebut dibingkai dalam sebuah kerangka pemikiran yg
berisi kritik tajam terhadap mentalitas Kristen saat itu dan segala
implikasi negatifnya. Singkatnya, di buku itu Nietzche berbicara ttg
moralitas tuan (master morality) versus moralitas budak (servant
morality=moralitas kritsten).  Moralitas kristen adalah hasil dari
self-deception (penipuan diri terselubung) yg memaksa orang menjadi
pendendam, sakit hati, benci, tak berdaya, culas/pengkhianat. Ada
perasaan bersalah atau "bad conscience" sbg mentalitas kristen yg
tidak sehat dan mengakibatkan selalu merasa berdosa (evil eye)
terhadap kecenderungan natural manusia. Untuk mengatasi rasa
bersalah itu lalu harus dihukum, dgn hukuman yg berbasis dagang
alias bayar hutang, nebus dosa (creditor vs debtor). Pada seksi
selanjutnya, Nietzche memusatkan perhatian pada model askese ideal
(ascetic ideals) sbg jalan keluar sebagaimana diwujudkan lewat
karya2 seni, agama dan filsafat yg berbasis master morality. Dia
juga mengkritik para pastor/pendeta yg dianggap sebagai kelompok
manusia lemah yang memimpin kawanan yg lebih lemah lagi. Dan
akhirnya dlm perspektif Nietzche, tidak ada yang namanya kebenaran
mutlak yg dihasilkan dari cara memandang kebenaran manusia lewat
cara memandang melalui "mata Tuhan".

Masih ada masalah dengan tulisan Nietzche ttg "blond beast" dibuku
itu yg secara kurang hati-hati ditafsirkan sebagai sama dengan orang-
orang Yahudi. Dengan konsekwensi disimpulkan Nietzche anti Yahudi.

Untuk itu mari kita merujuk pada wikipedia edisi bahasa Inggris.
Disitu ditulis jelas bahwa ide Nietzche tentang blond beast,
ubermensch telah diselewengkan oleh adiknya, Elisabeth Förster-
Nietzsche dgn cara mengedit dan secara bebas merekonstruksi pikiran2
Nietzche agar sesuai dengan pembenaran gerakan Nazi. Dengan kata
lain si Elizabeth Förster memalsu pikiran Nietzche sehingga akhirnya
masyarakat luas, termasuk Mangucup yang hidup 120 tahunan kemudian
ikut-ikut menuduh Nietzche sebagai vordenker, inpirator dan filsuf
Nazi. Justru sebaliknya pikiran2 Nietzche berlawanan dgn Naziisme,
rasisme. Pikiran Nietzche yang tidak menyetujui prinsip anti-
Semitisme membuat hubungannya yg akrab bagai anak dan bapak dengan
Richard Wagner retak pecah.

Sedang sikap Nietzche yg anti rasis dan dia dianggap merugikan,
ditulis dalam bukunya "Twilight of the Idols,":  "...the concept
of 'pure blood' is the opposite of a harmless concept." Orang
mungkin masih mencari-cari pembenaran atas tuduhan thd Nietzche
lewat tulisannya ttg "blond beast", namun Walter Kaufman menegaskan
bahwa terminologi itu dibuat oleh Nietzche bukan sebagai konsep
rasis yg mengagungkan ras Arya. Dalam kerangka tulisannya tentang
master morality blond beast itu merujuk kepada kehebatan bangsa
Arab, Jepang, Romawi, Yunani, suku Teutonic. Dan blond yg diartikan
pirang, keemasan tidak menunjuk ke rambut ras Arya melainkan pada
perkasa ganasnya, atau lebih menunjuk ke singa yg memang tidak ada
yg berwarna putih melainkan blond. Meski tulisan Nietzche tentang
populasi orang2 Yahudi di Eropa cukup kritis namun Nietzche memuji
kekuatan orang2 Yahudi. Ingat selalu pada ide dasar Nietzche yg
menekankan pentingnya kemandirian, keperkasaan, the will to power,
tidak lembek, lemah, loyo dan minta dikasihani. Jelas orang Yahudi
mempunyai kwalifikasi yg cocok dengan ide dasar konsep Nietzche ttg
manusia, bangsa.  Nietzche tidak hanya kritis terhadap orang-orang
Yahudi namun dia sama atau bahkan lebih kritis dalam penilaiannya
terhadap orang-orang Jerman atau Inggris dan orang-orang Eropa pada
umumnya. Dengan mengingat Nietzche yang prihatin atas mental, budaya
Jerman, Eropa yg lemah sehingga kalah dalam perang dunia I, bisa
dimengerti bila kritiknya memberi tekanan pada pentingnya nilai-
nilai terpuji dari kepemimpinan yang kuat (the valor of strong
leadership). Nah, konsep tentang strong leadership inilah yang
diambil oleh Nazi yg sosok, perkembangan dan akibat-akibatnya telah
cukup jelas ditulis oleh Radityo dan Mang Ucup.


Mengapa muncul fenomena Nazi dan tokoh Hitler?
Terlalu panjang utk membahas sebab-sebab munculnya fenomena Nazi dan
Hitler. Namun saya singgung krn mungkin lalu ada pertanyaan: lalu
kalau bukan Nietzche apa dan siapa yg menyebabkan munculnya gerakan
Nazi, Hitler yg mengakibatkan pembunuhan besar-besaran thd orang-
orang Yahudi? Menyempitkan penyebab pada Nietzche rasanya terlalu
murahan. Bayangkanlah situasi ipoleksosbud Jerman pada saat itu
mirip atau lebih buruk daripada situasi Indonesia sekarang (krn
Jerman kalah telak dalam perang, bangkrut, terhina, lemah, loyo).
Atau situasi Indo th 1997-1998. Menurut pendapat saya, Hitler memang
boleh dibilang mirip Suharto, atau Suharto yg jenderal kostrad
pernah mempelajari, meniru Hitler dan strateginya. Tak perlu diurai
panjang lebar krn telah dijelaskan oleh Radityo. Dalam topik lain
mungkin sangat menarik utk menganalisa secara detail ttg kemiripan
Hitler - Suharto sbg percerahan akademis. Untuk mengakumulasi
kekuatan politi,k Hitler memobilisasi emosi massa utk bisa bersatu
bangkit dari keterpurukan dgn menciptakan kambing hitam. PKI dan
Cinanya Indo adalah Yahudinya Jerman, kiranya ungkapan ini sudah
sangat menjelaskan. Kita ingat waktu itu tentang pentingnya
Pancasila, Semangat membangun bangsa, Sumpah - satelit Palapa, Gajah
Mada dan Kebesaran Majapahit sbg inspirasi Indonesia Raya. Mungkin
bisa diteruskan dengan  ide kapitalisme, teori Rostow yg diwujudkan
dalam Repelita, tinggal landas dan seterusnya. Begitulah Hitler
mencomot sebagian pikiran Nietzche (meski sama sekali lain dgn
pikiran dan ide lengkap Nietzche) utk melancarkan program2
politiknya dan merebut tampuk kekuasaan.

Anti Semitisme
Tepat sekali uraian Radityo tentang pencarian akar kebencian
terhadap Yahudi. Ikut andil Gereja Katolik dlm proyek holocaust yg
amat sangat memalukan beserta penyesalan, pertobatan, dan permohonan
ampun alm Pope John II  telah juga ditulis oleh Mang Ucup. Yang
belum sempat saya pelajari, pada saat itu bagaimana komposisi
populasi rakyat Jerman berdasar agama: lebih besar umat katolik atau
protestan? Kalau dilihat dari uraian Radityo jelas Luther memainkan
peranan yang tidak kalah kalau tidak boleh dibilang jauh lebih
pentingnya dibanding Paus Pius XXII dalam hal pembenaran
alasan/justifikasi perlunya pemusnahan orang-orang Yahudi. Dulu saya
pikir hanya katolik saja yg salah dalam kasus Hitler ini. Dan
protestan tidak punya peran apa2. Ternyata Luther bahkan sampai
disebut sebagai Hitler's Spiritual Ancestor dan bukan Paus Pius II.
Yang mengerikan kalau memang benar, bahkan Martin Luther sampai
sempat membuat hukum-hukum praktis bagaimana cara pemusnahan itu.
Sebenarnya Mang Ucup yang sejauh saya ketahui beragama protestan
diharapkan bisa lebih banyak mengurai lebih jelas dan detail peranan
Martin Luther dibanding uraiannya tentang  Pausnya orang katolik
Pope Pius XII. Sudah disebut, alasan katolik dan protestan yg sama
adalah bangsa Yahudi perlu dihajar, dihukum karena telah membunuh
Yesus Sang Penyelamat manusia.

Yang belum dilihat adalah peranan teori evolusi Darwin dalam proses
holocaust ini. Tahukah anda bahwa sekitar tahun 1970-an group
fundamentalis protestan di Amerika menolak teori evolusi Darwin dan
menuntut agar teori creationis dari Kitab Suci masuk di sekolah-
sekolah dengan salah satu alasan menghindari terulangnya kekejaman
Hitler? Mereka menganggap teori evolusi Darwin, survival of the
fittest, itulah yang membuat Hitler memusnahkan orang-orang Yahudi.
Hanya dengan menyingkirkan bangsa yg kurang bermutu, jahat, dan
mengembangkan reproduksi ras Arya yang murni dan lebih berkwalitas,
maka survival mutu bangsa Jerman bisa dipertahankan. Oleh karena itu
utk mengatasi kekejaman kemanusiaan Hitler terulang lagi, teori
creationis yg bersumber dari Allah sendiri harus diajarkan di
sekolah-sekolah. Begitu interpretasi protestan fundies Amerika
terhadap Hitler. Sampai sejauh mana faktanya cocok dengan pikiran
Hitler saat itu, walahuallam!

Licence to Kill, God is dead, Nietzche the stronger believer in
human Jesus.

Mang Ucup:
"...Mang Ucup percaya kepada Tuhan Yesus, atau Allah yg telah
menjelma menjadi manusia, walaupun Yesus adalah Allah, tetapi Ia
juga merasakan semua penderitaan yg dialami oleh setiap manusia,
dimana Ia juga merasakan lelahnya dari pekerjaan, rasa lapar dan
haus, rasa sewot, sakit dan sedih, bahkan rasa takut. Yesus tidak
ingin dibedakan daripada manusia2 lainnya, bahkan Ia juga bisa
dibunuh mati ! Jadi tidaklah salah apabila Nietzsche
menyerukan "Allah sudah mati dan kita semua yg membunuhnya. Dia Mati
berdarah melalui pisau kita, siapakah yg akan menghapus darah tsb
dari kita?" - Kitalah ygsebenarnya layak dinobatkan dgn julukan
sebagai God Killer, karena Ia harus mati untuk menebus dosa2 kita."

Dari tulisan Mang Ucup diatas dan selanjutnya, kiranya nampak
kebingungan Mang Ucup menafsirkan visi, filsafat Nietzche. Disatu
fihak dia menulis bahwa Nietzche tidak salah, di lain pihak secara
kejam bahk Allah sendiri dia seperti menyalahkan Nietzche dan dlm
topik ini sebagai pembunuh Tuhan. Mang Ucup menolak ide Nietzche
seolah Nietzche meramalkan God is dead forever, padahal menurut Mang
Ucup: "...kenyataannya Allah itu semakin hidup, bahkan penyembah-Nya
pun menjadi bertambah banyak ribuan kali lipat ganda. Dan mereka yg
berhasrat untuk membunuh Allah selainnya semuanya sudah mati, mereka
juga telah kena kutuk terlebih dahulu, sehingga akhirnya jadi gila.
Nietzsche sebelas tahun jadi gila sebelumnya ia mati...,"

Dalam bukunya The Gay Science (Die fröhliche Wissenschaft, 1882),
dimana dia menyatakan God is Dead, justru pikiran Nietzche dicopy
oleh Mang Ucup (dlm penjelasan nanti ttg bukunya The Anti Christ).
Melalui tokoh orang gila, a 'madman', dan kemudian Zarathustra
ditulis oleh Nietzche Tuhan sudah mati, karena Nietzche menolak
doktrine pembalasan di akhirat.  Kesalahan masyarakat umum yg
membaca Nietzche adalah menganggap Nietzche memproklamasikan bahwa
agama akan mati, tidak ada lagi Tuhan. Padahal sebenarnya yg ditulis
oleh Nietzche adalah sebuah observasi, bukan deklarasi. Dia melihat
(meramalkan) kepercayaan kepada Allah sebagai landasan filsafat
Barat akan berakhir dgn sendirinya. Dengan kemajuan berpikir manusia
maka secara natural (dgn sendirinya) masyarakat tidak lagi tertarik
dgn sistem moral dari atas, menakut-nakuti dengan hukuman neraka.
Wikipedia menulis: "Nietzsche believed this "death" would eventually
undermine the foundations of morality and lead to moral relativism
and nihilism. To avoid this, he believed in re-evaluating the
foundations of morality and placing them on a natural foundation."
Melalui topik God is dead yg menarik perhatian itu Nietzche mengajak
pembacanya mengevaluasi kembali sistem moral yg dipakai, dan
meletakkannya dalam kenyataan atau mengajak agar orang realistis,
pragmatis. Jadi yang diramalkan mati oleh Nietzche adalah sistem top
down, sistem yg otoriter, satu, bersifat mengadili, mengawasi
manusia. Yang diperlukan adalah sistem moral yg bisa menghargai
kebebasan yg bergairah, memberi kekuatan riil, dgn segala berat
deritanya. Menghayati Yesus dalam sisi kemanusiaannya.

Itulah yang diurai dlm buku pentingnya The Anti Christ sbg kritik
tajam karena para pemimpin rohani dan intelektual kristen pada saat
itu terlalu menekankan Yesus yang jauh di sorga, kemuliaan Yesus.
Yesus tidak lagi menjadi kekuatan rohani nyata dari manusia yg
mengimaninya, karena dijauhkan dari gambaran ttg Yesus yg berjuang
keras di dunia ini sbg teladan umatnya yg percaya. Ironinya Mang
Ucup justru mengcopy ide Nietzche ini dengan
menyatakan: "...walaupun Yesus adalah Allah, tetapi Ia juga
merasakan semua penderitaan yg dialami oleh setiap manusia, dimana
Ia juga merasakan lelahnya dari pekerjaan, rasa lapar dan haus, rasa
sewot, sakit dan sedih, bahkan rasa takut. Yesus tidak ingin
dibedakan daripada manusia2 lainnya, bahkan Ia juga bisa dibunuh
mati !" Kalau alur filsafat Nietzche ini dituruti, tidak akan banyak
yg masuk rumah sakit jiwa seperti diramalkan Mang Ucup. Karena orang-
orang itu bisa menimba kekuatan rohani dari Allah atau dari Yesus
(bagi yg percaya), orang-orang yg miskin, menderita itu akan selalu
bergairah dgn menyeru: "yes, that is life; let's face it".

Jangan remehkan Nietzche
Nietzche memang terkenal sebagai pengamat moral skeptis. Namun
bukankah anda lihat betapa banyak masyarakat Indonesia yg skeptis
dengan segala rupa moralitas agama yg top down, model birokrasi yg
seperti tidak merasakan derita rakyat, kenyataan-kenyataan sosial
penuh kemunafikan yg mau enak sendiri saja, tanpa kerja keras?
Betapa kita lihat dari berbagai milis, milis apakabar misalnya,
selalu tak pernah henti, anggota2 mencari kembali pedoman moral,
akar persoalan, semangat kehidupan dengan mengajukan tanggapan,
pertanyaan yg sering bersifat skeptis, kritis. Roh Nietzche
sesungguhnya masih membayangi kita sampai sekarang.

Nietzche kalau boleh saya tafsirkan adalah orang yg selalu mengajak
kita selalu berucap "yes! to life". Hayatilah hidupmu secara wajar!
Jangan mau didikte begitu saja oleh pedoman-pedoman, aturan-aturan
agama, aturan dari atas, takut neraka dsb. Keyakinan, semangat
hidup, patokan moral harus muncul dari keyakinan diri yg mantab,
hidup, bergairah. Betapapun berat dan kerasnya hidup ini kita harus
selalu punya the Will to Power. Dan untuk selalu masih bisa
merasakan indahnya hidup ini, beranilah bersikap kadang agak bebas,
nakal,  menikmati apa yg bisa dinikmati. Gak ada seninya, atau nggak
asyik kalau cuma hidup kaku, berpikir terlalu/sangat logis, dingin,
rutin. Agar hidup rohanimu mantab, cintailah kebiasaan membuat puisi
dan menulis, berfilsafat. Begitulah kira-kira kalau dibahasakan
secara populer filsafat Nietzche yang menimba inspirasi dari aliran
filsasat Yunani Dyonisius (dan bukan Appolonia, yg kaku, logis, dst).

Meskipun Nietzche dikutuk masuk neraka entah oleh siapa, namun
pikiran-pikiran Nietzche, visinya ttg hidup, masyarakat, moral
menjadi inspirasi, dan amat sangat berpengaruh pada abad 20 banyak
tokoh terkenal dari golongan pelukis, penari, musikus, dramawan,
penyair, novelis, psikolog, sociolog, ahli teori sastra, sejarawan
dan filsuf. Banyak sekali yg mengagumi, terinspirasi, menjadi
kekuatan rohani mereka dlm berkarya spt:lfred Adler, Georges
Bataille, Martin Buber, Albert Camus, E.M. Cioran, Jacques Derrida,
Gilles Deleuze, Isadora Duncan, Michel Foucault, Sigmund Freud,
Stefan George, André Gide, Hermann Hesse, Carl Jung, Martin
Heidegger, Gustav Mahler, André Malraux, Thomas Mann, Rainer Maria
Rilke, Jean-Paul Sartre, Max Scheler, Giovanni Segantini, George
Bernard Shaw, Lev Shestov, Georg Simmel, Oswald Spengler, Richard
Strauss, Paul Tillich, Ferdinand Tönnies, Mary Wigman, William
Butler Yeats and Stefan Zweig.

Lalu setelah membaca dan merenungkan semua ini masihkah kita
menganggap Nietzche tulalit, dan pantas dikutuk masuk neraka?

Say always "yes!!! to life"
*** teewoel

Buku-buku karangan Nietzche:

    * Aus meinem Leben, 1858
    * Über Musik, 1858
    * Napoleon III als Praesident, 1862
    * Fatum und Geschichte, 1862
    * Willensfreiheit und Fatum, 1862
    * Kann der Neidische je wahrhaft glücklich sein ?, 1863
    * Über Stimmungen, 1864
    * Mein Leben, 1864
    * Homer und die klassische Philologie, 1868
    * Über die Zukunft unserer Bildungsanstalten
    * Fünf Vorreden zu fünf ungeschriebenen Büchern, 1872 :
          o I Über das Pathos der Wahrheit [1]
(http://sources.wikipedia.org/wiki/Über_das_Pathos_der_Wahrheit)
          o II Gedanken über die Zukunft unserer Bildungsanstalten
          o III Der griechische Staat [2]
(http://wikisource.org/wiki/Der_griechische_Staat)
          o IV Das Verhältnis der Schopenhauerischen Philosophie zu
einer deutschen Cultur [3] (http://wikisource.org/wiki/Das_Verh%C3%
A4ltnis_der_Schopenhauerischen_Philosophie_zu_einer_deutschen_Cultur)
          o V Homer's Wettkampf
    * Die Geburt der Tragödie, 1872 (The Birth of Tragedy)
    * Über Wahrheit und Lüge im aussermoralischen Sinn
    * Die Philosophie im tragischen Zeitalter der Griechen
    * Unzeitgemässe Betrachtungen, 1876 (Untimely Meditations)
    * Menschliches, Allzumenschliches, 1878 (Human, All Too Human)
    * Morgenröte, 1881 (Daybreak, or The Dawn)
    * Die fröhliche Wissenschaft, 1882 (The Gay Science)
    * Also sprach Zarathustra, 1885 (Thus Spake Zarathustra)
    * Jenseits von Gut und Böse, 1886 (Beyond Good and Evil)
    * Zur Genealogie der Moral, 1887 (On the Genealogy of Morals)
    * Der Fall Wagner, 1888 (The Case of Wagner)
    * Götzen-Dämmerung, 1888 (The Twilight of the Idols)
    * Der Antichrist, 1888 (The Antichrist)
    * Ecce Homo, 1888 (Behold the Man, an attempt at autobiography;
the title refers to Pontius Pilate's statement upon meeting Jesus of
Nazareth)
    * Nietzsche contra Wagner, 1888 (Nietzsche vs. Wagner)
    * Der Wille zur Macht, 1901 (The Will to Power, a highly
selective collection of notes from various notebooks, not intended
for publication by Nietzsche himself, but released by his sister)






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts: