** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/22/utama/2233782.htm POLITIKA Bicara Janji, Minta Bukti Budiarto Shambazy Jalannya pemerintahan pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kini semakin mulus. Kemajuan dalam pemberantasan terorisme dan korupsi menjadi start yang bagus dalam menempuh lintasan dan menanggulangi berbagai hambatan ke depan. Tanpa perlu bukti dari jajak-jajak pendapat, apalagi yang pesanan, popularitas Presiden Yudhoyono mestinya cukup bagus. Mungkin akan lain hasilnya jika dia disandingkan dalam satu paket pilihan jajak pendapat bersama wakilnya. Terbukti lagi bahwa rakyat cukup mudah untuk menerima kenyataan sepahit apa pun alias nrimo. Sebagian mungkin tetap ngegerundel, sebagian lagi lebih memilih sikap apatis. Protes dan demonstrasi terhadap kenaikan harga BBM tanggal 1 Oktober lalu telah kehilangan momentum. Apalagi media massa memberikan sebagian besar ruang masing-masing untuk penyajian pemberitaan mengenai terorisme. Nyaris tak ada lagi berita mengenai demonstrasi mahasiswa yang sempat besar skalanya sampai hari-hari terakhir sebelum kita beribadah puasa. Apalagi seorang tokoh teras pemerintahan sempat sesumbar bahwa semua "operator" demonstrasi mahasiswa sudah berhasil ia taklukkan. Pupus sudah sebuah teori yang dulu sempat berkembang sebelum bulan Ramadhan. Teori itu cukup menakutkan kita semua karena katanya situasi politik Indonesia akan menjadi labil sehubungan dengan maraknya demonstrasi antikenaikan harga BBM. Entah siapa yang "bermain- main" dengan menyebarkan pesan-pesan layanan singkat (SMS) bahwa Tragedi Mei 1998 bakal terulang lagi. Tidak tanggung-tanggung, SMS itu bahkan mencatut pula nama mantan Presiden Abdurrahman Wahid serta berusaha mencederai citra sebuah etnis tertentu. Bisik-bisik politik yang negatif sempat pula mencatut nama orang-orang yang konon bernafsu melancarkan kudeta terhadap pemerintahan yang sah. Ada juga yang mengatakan bahwa kemarahan rakyat miskin terhadap kenaikan harga BBM pada akhirnya akan dibenturkan dengan aparat keamanan untuk meletupkan kerusuhan. Alhamdulillah, situasi politik relatif sudah tenang. Kapan majunya bangsa ini jikalau setiap krisis atau instabilitas memicu kembali terjadinya amok? Rapor ekonomi pemerintahan masih termasuk jeblok jika dibandingkan dengan rapor pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Tantangan berat bagi Presiden Yudhoyono, yang notabene doktor ekonomi, untuk menjadi satu-satunya dirigen yang memegang kendali jalannya ekonomi nasional. Ia bertindak salah ketika menekan kontrak legal mengenai pembagian tugas dengan pasangannya, Wakil Presiden Jusuf Kalla. Presiden-presiden kita sebelumnya tak pernah menyerahkan 100 persen pengelolaan ekonomi kepada orang nomor dua atau nomor tiga. Orang masih ingat bahwa keputusan kenaikan harga BBM tanggal 1 Oktober bukan 100 persen kehendak Presiden Yudhoyono. Dari sekarang sebaiknya dijelaskan apakah betul pemerintah akan kembali menaikkan harga BBM Januari 2006? Tantangan selanjutnya adalah rencana perombakan kabinet. Rakyat dibuat bingung dengan kesimpangsiuran rencana perombakan, yang antara lain sempat membuat bertolak belakangnya pernyataan Menkominfo Sofyan Djalil dengan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Dalam politik terdapat pepatah vox populi vox dei (suara rakyat adalah suara Tuhan). Hampir tak ada rakyat yang tidak gusar menyaksikan arogansi menteri-menteri yang tak menjaga sikap dan mulutnya. Saya yakin Presiden Yudhoyono mengenal baik seluruh anggota kabinetnya. Saya yakin rakyat senang jika menteri-menteri itu segera digantikan. Presiden Yudhoyono di Korea Selatan sudah mengisyaratkan perombakan kabinet. Selama ini ia bersikap ragu karena tiga faktor penting. Pertama, ia sadar merupakan bagian dari masa lalu. Presiden Yudhoyono masih terjebak di dalam pusaran politik Orde Baru yang tidak demokratis dan antirakyat. Kedua, sikap bimbang itu muncul karena ia bukan "orang lama" yang ikut di dalam jaringan kekuasaan sisa-sisa Orde Baru itu. Suka atau tidak, ia memang menjadi bagian dari the ruling elite lama tanpa privilege yang luar biasa istimewa. Ketiga, dan ini yang paling penting, Presiden Yudhoyono diganduli oleh partai-partai politik. Padahal, partai-partai itu semakin hari semakin tidak mempraktikkan polity yang sesuai dengan kebutuhan rakyat. Begitu ada sinyal perombakan kabinet, partai-partai itu langsung berkicau seperti beo yang terkena penyakit flu burung. Tak ada kata lain, kecuali mengatakan, "kecian deh lu!". "Ah, kami tak meminta jatah kok," kata salah seorang tokoh partai A kepada para wartawan. Namun, sudah jelas partai A meminta jatah tujuh sampai delapan kursi menteri. Partai B tak bersikap jelas seperti bajaj kosong dan tanpa tujuan. Hari Senin menggertak akan mencabut dukungan, hari Selasa minta bagian juga. Partai C bertindak seperti gadis jual mahal. "Kami tidak meminta jatah. Tetapi, kalau dibutuhkan kami telah memiliki kader-kader yang siap pakai," kata pejabat partai C. Dalam bahasa sederhana, partai-partai itu bersikap munafik. Dalam bahasa sederhana pula, rakyat sebenarnya sudah makin sebal kepada mereka. Presiden Yudhoyono wajib bersikap lebih presidensial. Lebih sedikit menteri dari partai- partai politik, itu lebih baik. Oleh sebab itulah, Presiden Yudhoyono harus bersikap tegas dalam menentukan pilihan, selayaknya seorang jenderal purnawirawan berbintang empat. Indonesia harus dipimpin orang yang berani bersikap lebih sedikit bicara, namun lebih banyak bekerja. "Sekali lancung ke ujian, seumur hidup tidak dapat dipercaya". Sudah berkali-kali berbicara tentang janji, sudah waktunya memberikan bukti. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org! http://us.click.yahoo.com/wlSUMA/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **