[nasional_list] [ppiindia] Bicara Janji, Minta Bukti

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 21 Nov 2005 22:11:18 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/22/utama/2233782.htm

 

POLITIKA 

Bicara Janji, Minta Bukti
Budiarto Shambazy
Jalannya pemerintahan pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kini semakin 
mulus. Kemajuan dalam pemberantasan terorisme dan korupsi menjadi start yang 
bagus dalam menempuh lintasan dan menanggulangi berbagai hambatan ke depan.

Tanpa perlu bukti dari jajak-jajak pendapat, apalagi yang pesanan, popularitas 
Presiden Yudhoyono mestinya cukup bagus. Mungkin akan lain hasilnya jika dia 
disandingkan dalam satu paket pilihan jajak pendapat bersama wakilnya.

Terbukti lagi bahwa rakyat cukup mudah untuk menerima kenyataan sepahit apa pun 
alias nrimo. Sebagian mungkin tetap ngegerundel, sebagian lagi lebih memilih 
sikap apatis.

Protes dan demonstrasi terhadap kenaikan harga BBM tanggal 1 Oktober lalu telah 
kehilangan momentum. Apalagi media massa memberikan sebagian besar ruang 
masing-masing untuk penyajian pemberitaan mengenai terorisme.

Nyaris tak ada lagi berita mengenai demonstrasi mahasiswa yang sempat besar 
skalanya sampai hari-hari terakhir sebelum kita beribadah puasa. Apalagi 
seorang tokoh teras pemerintahan sempat sesumbar bahwa semua "operator" 
demonstrasi mahasiswa sudah berhasil ia taklukkan.

Pupus sudah sebuah teori yang dulu sempat berkembang sebelum bulan Ramadhan. 
Teori itu cukup menakutkan kita semua karena katanya situasi politik Indonesia 
akan menjadi labil sehubungan dengan maraknya demonstrasi antikenaikan harga 
BBM.

Entah siapa yang "bermain- main" dengan menyebarkan pesan-pesan layanan singkat 
(SMS) bahwa Tragedi Mei 1998 bakal terulang lagi. Tidak tanggung-tanggung, SMS 
itu bahkan mencatut pula nama mantan Presiden Abdurrahman Wahid serta berusaha 
mencederai citra sebuah etnis tertentu.

Bisik-bisik politik yang negatif sempat pula mencatut nama orang-orang yang 
konon bernafsu melancarkan kudeta terhadap pemerintahan yang sah. Ada juga yang 
mengatakan bahwa kemarahan rakyat miskin terhadap kenaikan harga BBM pada 
akhirnya akan dibenturkan dengan aparat keamanan untuk meletupkan kerusuhan.

Alhamdulillah, situasi politik relatif sudah tenang. Kapan majunya bangsa ini 
jikalau setiap krisis atau instabilitas memicu kembali terjadinya amok?

Rapor ekonomi pemerintahan masih termasuk jeblok jika dibandingkan dengan rapor 
pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Tantangan berat bagi Presiden Yudhoyono, 
yang notabene doktor ekonomi, untuk menjadi satu-satunya dirigen yang memegang 
kendali jalannya ekonomi nasional.

Ia bertindak salah ketika menekan kontrak legal mengenai pembagian tugas dengan 
pasangannya, Wakil Presiden Jusuf Kalla. Presiden-presiden kita sebelumnya tak 
pernah menyerahkan 100 persen pengelolaan ekonomi kepada orang nomor dua atau 
nomor tiga.

Orang masih ingat bahwa keputusan kenaikan harga BBM tanggal 1 Oktober bukan 
100 persen kehendak Presiden Yudhoyono. Dari sekarang sebaiknya dijelaskan 
apakah betul pemerintah akan kembali menaikkan harga BBM Januari 2006?

Tantangan selanjutnya adalah rencana perombakan kabinet. Rakyat dibuat bingung 
dengan kesimpangsiuran rencana perombakan, yang antara lain sempat membuat 
bertolak belakangnya pernyataan Menkominfo Sofyan Djalil dengan Sekretaris 
Kabinet Sudi Silalahi.

Dalam politik terdapat pepatah vox populi vox dei (suara rakyat adalah suara 
Tuhan). Hampir tak ada rakyat yang tidak gusar menyaksikan arogansi 
menteri-menteri yang tak menjaga sikap dan mulutnya.

Saya yakin Presiden Yudhoyono mengenal baik seluruh anggota kabinetnya. Saya 
yakin rakyat senang jika menteri-menteri itu segera digantikan.

Presiden Yudhoyono di Korea Selatan sudah mengisyaratkan perombakan kabinet. 
Selama ini ia bersikap ragu karena tiga faktor penting.

Pertama, ia sadar merupakan bagian dari masa lalu. Presiden Yudhoyono masih 
terjebak di dalam pusaran politik Orde Baru yang tidak demokratis dan 
antirakyat.

Kedua, sikap bimbang itu muncul karena ia bukan "orang lama" yang ikut di dalam 
jaringan kekuasaan sisa-sisa Orde Baru itu. Suka atau tidak, ia memang menjadi 
bagian dari the ruling elite lama tanpa privilege yang luar biasa istimewa.

Ketiga, dan ini yang paling penting, Presiden Yudhoyono diganduli oleh 
partai-partai politik. Padahal, partai-partai itu semakin hari semakin tidak 
mempraktikkan polity yang sesuai dengan kebutuhan rakyat.

Begitu ada sinyal perombakan kabinet, partai-partai itu langsung berkicau 
seperti beo yang terkena penyakit flu burung. Tak ada kata lain, kecuali 
mengatakan, "kecian deh lu!".

"Ah, kami tak meminta jatah kok," kata salah seorang tokoh partai A kepada para 
wartawan. Namun, sudah jelas partai A meminta jatah tujuh sampai delapan kursi 
menteri.

Partai B tak bersikap jelas seperti bajaj kosong dan tanpa tujuan. Hari Senin 
menggertak akan mencabut dukungan, hari Selasa minta bagian juga.

Partai C bertindak seperti gadis jual mahal. "Kami tidak meminta jatah. Tetapi, 
kalau dibutuhkan kami telah memiliki kader-kader yang siap pakai," kata pejabat 
partai C.

Dalam bahasa sederhana, partai-partai itu bersikap munafik. Dalam bahasa 
sederhana pula, rakyat sebenarnya sudah makin sebal kepada mereka.

Presiden Yudhoyono wajib bersikap lebih presidensial. Lebih sedikit menteri 
dari partai- partai politik, itu lebih baik.

Oleh sebab itulah, Presiden Yudhoyono harus bersikap tegas dalam menentukan 
pilihan, selayaknya seorang jenderal purnawirawan berbintang empat. Indonesia 
harus dipimpin orang yang berani bersikap lebih sedikit bicara, namun lebih 
banyak bekerja.

"Sekali lancung ke ujian, seumur hidup tidak dapat dipercaya". Sudah 
berkali-kali berbicara tentang janji, sudah waktunya memberikan bukti.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org!
http://us.click.yahoo.com/wlSUMA/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Bicara Janji, Minta Bukti