[apapun] Polres OKU Sumsel Dibakar Oknum TNI..

  • From: "Saikhu Rochman" <saikhu.rochman@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <apapun@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 8 Mar 2013 23:58:01 +0800

 

Mengapa TNI dan Polri Baku Hantam di OKU 
<http://garudamiliter.blogspot.in/2013/03/mengapa-tni-dan-polri-baku-hantam-di-oku.html>
  

 

 Kejadian ini mencoreng citra TNI dan Polri di mata rakyat.  

 

 
<http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2013/03/07/195481_polres-oku-sumsel-dibakar_209_157.jpg>
 

 Polres OKU Sumsel dibakar

Konflik antara anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri kembali 
terjadi. Kamis pagi, 7 Maret 2013, puluhan anggota Batalyon Armed 15/ 105 TNI 
Tarik Martapura membakar Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.

Sekitar 90 anggota Batalyon Armed 15/ 105 TNI mendatangi Mapolres OKU pada 
pukul 07.30 WIB. Mereka menggunakan truk dan motor. Sebagian dari tentara itu 
membawa sangkur. Mereka datang untuk menanyakan perkembangan kasus penembakan 
anggota Batalyon 15/ 105, Pratu Heru Oktavinus oleh anggota Polisi Lalu Lintas 
Polres OKU Brigadir Wijaya.

Entah apa yang terjadi, pada pukul 09.30 WIB, para tentara itu naik pitam. 
Mereka merusak dan membakar Mapolres OKU. "Mungkin mereka tidak mendapat 
jawaban yang memuaskan. Maka terjadi keributan yang berujung dengan 
pembakaran," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Laksamana Muda Iskandar 
Sitompul kepada VIVAnews.

Akibatnya, sebagian kantor Polres OKU ludes dilalap si jago merah. Selain itu, 
4 mobil dan 70 motor turut dirusak dan dibakar. Kekacauan ini juga menyebabkan 
16 tahanan kabur, lainnya dievakuasi.

Tak hanya itu, aksi brutal ini juga menyebabkan tiga anggota Polres OKU terluka 
dan harus dirawat di ruhah sakit. Mereka adalah Briptu Berlin Mandala yang 
mengalami luka tusuk di dada dan tangan, Aiptu Marwani luka tusuk di paha, dan 
Bripka M yang mengalami luka bakar.

Usai melakukan pembakaran, puluhan anggota Batalyon 15/ 105 itu meninggalkan 
Mapolres OKU yang sebagian telah habis dilahap api. Namun, para tentara itu 
tidak berhenti melakukan perusakan. Di perjalanan, mereka juga menghancurkan 
dua pos lalu lintas dan pos sub sektor. Mereka bahkan menyerbu Mapolsek 
Martapura. Akibatnya, Kapolsek Martapura Kompol Ridwan terluka dan dalam 
kondisi kritis.

"Kapolsek dalam keadaan luka cukup parah dan diterbangkan ke Sumsel untuk 
dievakuasi, semoga bisa diselamatkan jiwanya," kata Kepala Divisi Humas Mabes 
Polri, Inspektur Jendral Suhardi Aliyus. Namun dia memastikan, tidak ada korban 
jiwa dalam insiden ini.

 Pemicu  

Kerusuhan ini adalah buntut tewasnya Pratu Heru Oktavinus. Anggota Batalyon 15/ 
105 ini ditembak mati oleh anggota Polisi Lalu Lintas Polres OKU Brigadir 
Wijaya saat terlibat perkelahian di Desa Sukajadi, OKU, pada 27 Januari 2013.

Perkelahian malam itu bermula saat Brigadir Wijaya dan sejumlah polisi lalu 
lintas menggelar razia kendaraan bermotor. Setelah melakukan razia, Brigadir 
Wijaya duduk di Pos Polisi 902, Jalan Lintas Tengah Sumatra.

Lalu, melintaslah rombongan Pratu Heru Oktavianus yang berjumlah lima motor. 
Mereka baru pulang dari acara sunatan di Lorong Duku, Kelurahan Kemala Raja, 
Baturaja Timur, OKU, melintas di depan pos. Saat berada di lokasi razia, Pratu 
Heru yang tertinggal dari rombongannya dihentikan, namun berhasil meloloskan 
diri sambil menghina polisi.

Menengar hinaan itu, Brigadir Wijaya menjadi naik pitam dan lantas mengejar 
Briptu Heru. Brigadir Wijaya berhasil menyusul Briptu Heru. Dia kemudian 
menendang motor Briptu Heru hingga terjatuh. Kemudian, terjadilah percekcokan 
yang berujung pada adu fisik. Namun kemudian, Brigadir Wijaya menembak Briptu 
Heru dua kali. Satu tembakan mengenai punggung, satu lagi menembus leher.

Briptu Heru kemudian dibawa ke Rumah Sakit Santo Antonius Baturaja. Namun 
beberapa saat kemudian dia tewas. Sejak itulah situasi di Baturaja, OKU, 
menjadi tegang. Mapolres OKU dijaga ketat untuk mengantisipasi kemungkinan 
serangan. Hingga akhirnya, polisi menetapkan Brigadir Wijaya ditetapkan sebagai 
tersangka tunggal kasus pembunuhan Briptu Heru.

 Jangan meluas  

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengaku terkejut 
dengan aksi penyerangan ini. "Saya dapat laporan saat memberi pengarahan di 
Makostrad. Saya terkejut dan tidak senang. Saya perintahkan Pangdam untuk 
investigasi. Siapa salah harus dihukum," katanya.

"Saya dapat laporan kalau anak-anak saya mendatangi, tapi tidak baku tembak. 
Terus terang mungkin ada rangkaian sebelumnya. Dulu ada anggota TNI ditembak 
mati polisi. Terus polisi sudah mengikuti perkembangan, saya tidak mengerti 
karena sudah sekian lama baru terjadi," dia menambahkan.

Setelah insiden itu, Pramono segera melakukan komunikasi dengan aparat di OKU. 
Dia meminta semua anggota TNI di OKU menahan diri. Para prajurit itu dilarang 
meninggalkan barak. "Kami sudah mengadakan pembicaraan dan saya minta kepada 
Pangdam, kejadian ini tidak boleh berkembang. Titik," ujar Pramono.

Dia menambahkan, TNI juga langsung mengirim tim investigasi untuk mencari fakta 
terkait pembakaran Mapolres OKU ini. Tim investigasi ini dipimpin oleh Wakil 
Asisten Pengamanan KSAD Brigjen Irwansyah. Pramono berjanji akan menghukum 
anggotanya yang terlibat aksi pembakaran. "Saya tetap, prinsipnya siapa yang 
salah harus dihukum," katanya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Timur Pradopo juga meminta para perusak dan 
pembakar Mapolres OKU ini dihukum. Sebab, mereka telah membakar kantor polisi 
yang merupakan simbol negara. "Saya minta panglima TNI melakukan pemeriksaan 
dan kalau melanggar hukum tentu harus diproses hukum, saya kira itu," kata 
Timur di kantor Wakil Presiden, Jakarta.

Polisi, kata dia, saat ini sedang melakukan investigasi terkait aksi pembakaran 
ini. Sehingga fakta yang benar terkait pembakaran dan penyerangan dapat 
diungkap. "Sekali lagi, semuanya sedang dalam proses," ujarnya.

Komisioner Kompolnas, Hamidah Abdurahman, mengatakan aksi brutal itu seharusnya 
bisa diredam dengan pendekatan persuasif melalui komandan masing-masing 
institusi. "Apabila koordinasi dua lembaga tersebut bagus, peristiwa penyerbuan 
tidak akan terjadi," kata Hamidah.

Kompolnas menilai tindakan anggota TNI yang merusak markas dan menusuk anggota 
Polri dengan tombak sebagai perbuatan yang sangat brutal dan kejam. Kejadian 
ini, katanya, mencoreng citra TNI dan Polri di mata masyarakat.

Sementara itu Kadiv Humas Polri Irjen Suhardi mengatakan mengatakan, pimpinan 
Polri dan TNI telah memerintahkan anggotanya di OKU untuk menahan diri. Dia 
memastikan tindakan ini dilakukan tanpa sepengetahuan atasannya. "Ini saya 
katakan tidak sepengetahuan komandannya, jadi tidak terencana. Pimpinan 
berusaha menghalau anak buahnya yang melakukan pengerusakan tapi tidak 
dihiraukan karena jumlah cukup besar," katanya.

  ● Vivanews 
<http://us.m.news.viva.co.id/news/read/396019-mengapa-tni-dan-polri-baku-hantam-di-oku>
    

 

JPEG image

Other related posts:

  • » [apapun] Polres OKU Sumsel Dibakar Oknum TNI.. - Saikhu Rochman