[apapun] Pembunuhan Sadis Meningkat, Jakarta Makin Tak Nyaman

  • From: "Gunawan Prakoso" <gunawan.prakoso@xxxxxxxxx>
  • To: <apapun@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 8 Mar 2013 23:27:43 +0700

 

 


Pembunuhan Sadis Meningkat, Jakarta Makin Tak Nyaman


 


Description: Benget Situmorang, tersangka mutilasi Tol Cikampek


Benget Situmorang, tersangka mutilasi Tol Cikampek(topik pagi-antv)


Kejahatan di Jakarta kian sadis. Aksi perampokan, pelecehan, pemerkosaan,
pembunuhan dan mutilasi menjadi sajian sehari-hari. Kejadian ini membuat
warga semakin resah.

Kamis malam, 7 Maret 2013, sesosok tubuh pria ditemukan dalam keadaan gosong
di tepi Tol Tomang-Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kondisi mayat mengenaskan.
Sekujur tubuh dan wajahnya hangus dan terkelupas karena terbakar. 

Lelaki bertato wanita bugil di lengan kiri itu diperkirakan berusia 30-40
tahun. Tinggi bada sekitar 165 cm. Meski belum dipastikan korban pembunuhan,
hasil identifikasi awal ditemukan luka lebam di paha korban.  

"Saat ini masih proses penyelidikan. Kami akan cari identitas korban
terlebih dahulu. Bagi masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya, agar
mendatangi kantor polisi," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Hengki
Haryadi, Jumat, 8 Maret 2013.

Dua botol air mineral berisi bensin ditemukan di samping mayat korban.
Penyisiran di lokasi kejadian sudah dilakukan. Sebanyak 15 saksi dimintai
keterangan.

Meski ada dugaan pria itu melakukan aksi bakar diri, namun dari hasil
identifikasi, diperkirakan bahwa pria itu justru dibakar terlebih dahulu
sebelum diletakkan ke tepi jalan. Tidak ada bekas bakaran pada rumput di
lokasi menguatkan dugaan ini. 

"Diduga dibakar terlebih dulu. Kondisi mayat sudah parah hangusnya, tapi
rumput di sekitar lokasi tidak ada yang ikut terbakar," kata Kapolsek
Kembangan, Komisaris Herru Agus.

Polisi menduga pelaku telah mempersiapkan lokasi pembuangan. Masih
dibutuhkan waktu untuk mengungkap kejadian ini. Saat ini polisi fokus untuk
mengungkap identitas korban. Saat ini mayat korban sudah berada di Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo untuk proses outopsi.

Tiga hari sebelumnya, tepatnya pada Selasa, 5 Maret 2013, kasus pembunuhan
sadis terjadi di Jakarta Timur. Darna Sri Astuti dibunuh suaminya sendiri
Benget Situmorang alias Impus, dengan cara dimutilasi menjadi enam potongan.
Pembunuhan terjadi di rumah mereka di  Jalan Bungur Raya RT 11 RW 06, Nomor
11, Kampung Rambutan. Aksi ini dibantu Tini, pembantunya. 

Motif pembunuhan ini terjadi lantaran sang suami cemburu dengan korban, yang
diduga selingkuh dengan pria lain. Awalnya, korban dianiaya dengan cara
dipukul pada Minggu, 3 Maret 2013. Karena tak bernafas, tersangka
kebingungan dan muncul ide untuk membuang jasadnya dengan dimutilasi
terlebih dahulu.

Sebelum dibuang dijalan Tol Cikampek, potongan tubuh Dana Sri Astuti sempat
diendapkan selama dua hari. Agar aroma busuknya tak tercium, pelaku
membungkus rapat potongan tubuh sang istri dengan menggunakan kantung
plastik yang diikat rapat.

Tanpa rasa kasihan, Benget memutilasi istrinya dengan parang, dua pisau
dapur, martil, dan besi warna hitam. Kemudian, tersangka dengan sengaja
menyewa angkot 03 jurusan Cililitan-Kampung Rambutan dengan plat nomor
polisi B 2312 PG untuk membuang bagian-bagian tubuh korban di jalan Tol
Cikampek. 

Tujuannya untuk menghilangkan jejak. Potongan kaki kanan dibuang di KM
00.200, potongan tangan kanan dilempar di KM 01.200, kemudian potongan
tangan kiri dengan dada/payudara dibuang di KM 02.200, dan kaki kiri korban
dibuang di KM 03.300.

Sementara itu, isi jeroan/usus dibuang di KM 02.600. Isi perut korban ini
dibungkus kantong plastik hitam dan diikat tali plastik warna biru. Kemudian
potongan kepala Darna, yang juga dibungkus dalam kantong plastik hitam dan
diikat dengan tali biru dibuang di KM 03.800.

Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni mengatakan, sebelum
meninggal, Darna Sri Astuti sempat disiksa dengan brutal oleh Benget
Situmorang. Parahnya lagi, alat kelamin Darna sempat disiksa hingga
perempuan 33 tahun itu mengalami pendarahan yang berujung pada kematian.

Dua minggu sebelum tewas, Darna dianiaya pelaku. Kepalanya dipukul hingga
sekarat. Beberapa hari kemudian, korban sempat membaik. Tapi, Benget kembali
beringas dan memasukkan ruas tangannya ke dalam kemaluan korban. 

"Ini sadis, kemudian terjadilah pendarahan yang kedua kali," ungkapnya.

Saat Darna tidak bernyawa, baru terjadi aksi mutilasi. Pada saat tersangka
melakukan aksi sadis, pembantu bernama Tini tidak ikut. Tini yang diduga
selingkuhan tersangka hanya ikut pada saat membantu membuang potongan tubuh
korban yang dimasukan ke dalam kantong plastik besar. Lihat video pengakuan
tersangka
<http://metro.news.viva.co.id/news/read/396207-video--pengakuan-tersangka-pe
mutilasi-istri> di sini.

"Bagian organ dalam korban seperti jantung, limpa dan lain sebagainya itu
menurut pengakuan tersangka
<http://metro.news.viva.co.id/news/read/396147-jantung-korban-mutilasi-dibua
ng-ke-kali-ciliwung> dibuang di Sungai Ciliwung," kata Kapolres Jakarta
Timur, Kombes Pol Mulyadi Kaharani di Polres Jakarta Timur, Jumat 8 Maret
2013.

Rabu, 6 Maret 2013, seorang wanita bernama Salma alias Samah, ditemukan
warga di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT) Cilincing, Jakarta Utara. Jasadnya
yang tanpa busana dibungkus dalam karung dan sudah membusuk. Tidak lebih
dari 24 jam, pelaku pembunuhan Samah ditangkap. Dia adalah
<http://metro.news.viva.co.id/news/read/395761-wanita-dalam-karung-itu-dibun
uh-oleh-selingkuhannya> pacarnya sendiri. Motif pembunuh itu adalah cemburu.


Polisi dalami motif cinta segitiga

Dihadapan penyidik Polres Jakarta Timur, Benget Situmorang mengaku membunuh
karena cemburu. Istrinya selingkuh dengan pria lain. Namun tuduhan itu tidak
terbukti. Polisi tidak menemukan fakta adanya perselingkuhan yang dilakukan
Darna Sri Astuti dengan pria lain.

Dari penelusuran yang dilakukan VIVAnews, para tetangga penjual 
soto Lamongan itu justru beranggapan, Benget yang selama ini telah
selingkuh. Lelaki itu juga dikenal sebagai orang yang doyan mabuk-mabukan.
Tak hanya menjual soto ayam, Benget juga menjual tuak, minuman beralkohol
khas Tapanuli Utara.

Menurut warga, Benget berselingkuh dengan penjual jamu di Terminal Kampung
Rambutan yang bernama Tini, yang kemudian dijadikan pembantunya. Tini yang
menurut polisi membantu Benget membuang potongan-potongan jenazah Darna di
jalan tol.

Tini baru dua bulan terakhir ini diajak Benget tinggal di rumahnya. Setelah
Tini tinggal dengan Benget, Tini ikut berjualan jamu di warung soto milik
Benget. Darna Sri Astuti dan Benget Situmorang diketahui sudah menikah
selama 10 tahun, namun hingga saat ini mereka belum mempunyai keturunan.
Banget inginkan
<http://metro.news.viva.co.id/news/read/395858--pelaku-mutilasi-inginkan-wan
ita-yang-lebih-langsing-> wanita langsing.

"Jadi menurut kami berita-berita di media itu terbalik. Bukan istrinya yang
selingkuh, tapi suaminya yang selingkuh dengan tukang jamu. Setahu kami,
istrinya orang baik," kata tetangga korban, Karti.

Berkaitan dengan kejadian ini, dalam waktu dekat Polrles Jakarta Timur akan
melakukan tes kejiawaan terhadap Benget. Benget dikenakan Pasal 340 KUHP Jo
338 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara 20 tahun. Adapun Tini,
dikenakan Pasal 55 KUHP Jo 56 KUHP Jo 340 KUHP dengan ancaman hukuman
maksimal 20 tahun penjara. 

Kasus kriminal di Jakarta Timur marak

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) telah menerima 82 laporan
kasus kejahatan seksual terhadap anak di Jakarta. Dari seluruh laporan,
kasus terbanyak terjadi di Jakarta Timur.

Menurut Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, Jakarta Timur urutan pertama
dalam kejadian pelangaran kekerasan terhadap anak. Pada tahun 2012, dari 663
kasus kekerasan seksual terhadap anak, sebanyak 190 kasus terjadi di Jakarta
timur.

Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Jakarta Timur sebelumnya dialami
bocah bernisial F, di Ciracas, Jakarta Timur. Pelakunya adalah anggota
Brimob bernisial  Bripka E dan pekerja bangunan berinisial SA. Keduanya
ditangkap karena terbukti melakukan tindakan kekerasan seksual terhadap F.

Tahun 2013 ini, kasus kekerasan seksual yang berujung kematian terjadi
terhadap bocah wanita berusia 11  tahun berinisial RI. Pelakunya tak lain
adalah ayahnya sendiri.

Bocah kelas 5 SD itu meninggal dunia setelah sembilan hari menjalani
perawatan di Rumah Sakit Persahabatan. RI terjangkit virus yang menjalar
hingga bagian otaknya. Ia ditulari oleh ayahnya. Dari hasil outopsi, ada
infeksi pada alat vital RI.

Pada Senin, 25 Febuari 2013, aksi perampokan kendaraan roda dua dengan
menggunakan senjata api terjadi di Ciracas, Jakarta Timur. Norma Hutagalung
dan Jamhari, tetangga korban meninggal dunia karena ditembak pelaku.
Sementara empat orang lainnya luka karena terkena tembakan dan tebasan
senjata tajam milik pelaku. 

Tak butuh waktu lama, polisi menangkap tiga orang yang diduga terlibat
perampokan. Satu orang terpaksa ditembak mati karena berusaha melarikan
diri. 

Kasus mutilasi

Serentetan pembunuhan sadis dengan cara memutilasi korbannya, juga banyak
terjadi pada 2008. Kasus paling menggemparkan adalah mutilasi yang dilakukan
Sri Rumiyati alias Yati terhadap Hendera alis Burung, suaminya sendiri.

Pelaku yang disebut-sebut sudah 18 kali menikah itu memutilasi 
suaminya menjadi 13 bagian yang dimasukan ke dalam plastik warna merah.

Potongan tubuh korbannya dibuang di bus Mayasari Bhakti P64 rute
Kalideres-Pulogadung dan tiga bus antar kota. Sementara satu plastik berisi
potongan kepala ditinggalkan di dalam taksi.

Yati memutilasi suaminya karena cemburu dan sakit hati karena korban sering
memperlakukannya secara kasar, baik fisik maupun batin. Sebulan kemudian,
dia ditangkap polisi di daerah asalnya, Temanggung, Jawa Tengah.

Kasus lain adalah mutilasi terhadap Heri Santoso dengan pelaku Fery Idham
Heniyansah atau Ryan, warga Dusun Maijo, Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang,
Jombang. 

Heri Santoso dipotong tujuh bagian dan dibuang di daerah Ragunan pada 12
Juli 2008. Lokasi pembunuh adalah Apartemen Margonda Residence Depok. Kasus
ini terungkap pada 15 Juli 2008.

Setelah ditelusuri, jumlah korban yang dibunuh Ryan mencapai 11 orang.
Kebanyakan korban Ryan dibenamkan atau dikubur ke dalam septictank. Bahkan
ada korban yang dikuburkan masih dalam keadaan hidup. Dengan kekejamannya
Ryan kemudian dijuluki "si jagal dari Jombang".

Kasus lain yang tidak kalah menggemparkan adalah pembunuhan mutilasi
terhadap 14 bocah yang dilakukan Baekuni alias Babe yang terjadi pada 2010
silam.

Aksi kejam Babe terungkap dari penemuam mayat Ardiansyah, bocah 9 tahun,
yang menjadi anak asuhnya sendiri. Tubuh Ardiansyah dipotong menjadi 4
bagian dan dibuang di Terminal Pulogadung dan Banjir Kanal Timur (BKT).

Dari pengunkapan kasus Ardiansyah, Babe ternyata juga membunuh bocah-bocah
yang menjadi anak asuhnya. Dari kejadian ini, Babe tidak hanya diketahui
sebagai homoseksual dan paedofil, tetapi juga necrofil (menyetubuhi mayat).
(sj)

 

JPEG image

Other related posts:

  • » [apapun] Pembunuhan Sadis Meningkat, Jakarta Makin Tak Nyaman - Gunawan Prakoso