[apapun] Berita militer..Vympel R-27: Rudal Udara ke Udara Andalan Sukhoi TNI AU

  • From: "Saikhu Rochman" <saikhu.rochman@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <apapun@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 8 Mar 2013 23:57:33 +0800

Vympel R-27: Rudal Udara ke Udara Andalan Sukhoi TNI AU

 
<http://indomiliter.files.wordpress.com/2013/03/sukhoi-su-27-wallpapers-
by-free-wallpapers-11.jpg> 

Sukhoi Su-27 AU Rusia dengan membawa R-27

Seandainya suatu hari meletus konflik udara antara Indonesia dengan
Malaysia, atau Indonesia dengan Singapura, kira-kira bagaimana peluang
fighter kita dalam duel udara? Sebuah pertanyaan yang menarik, lepas
dari ketangguhan pilot, ketiga negara serumpun ini sama-sama
mengandalkan rudal udara ke udara jarak pendek besutan AS yang populer
sejagad, yakni AIM-9 Sidewinder
<http://indomiliter.com/2009/02/12/sidewinder-si-pemburu-panas-andalan-t
ni-au/> . Dimana versi tercanggih yang dimiliki TNI AU adalah AIM-9 P4
yang bisa menghantam target dari beragam sudut. AIM-9 P4 dipasang oleh
TNI AU pada pesawat F-16 dan Hawk 100/200.  

Nah, yang paling mutakhir sekarang ada Sidewinder versi AIM-9X
<http://indomiliter.com/2012/03/11/ironis-3-dekade-tni-au-bersandar-pada
-sidewinder/> , mulai dikembangkan pada tahun 1996. AIM-9 memppunyai
kemampuan first shot dan first kill yang lebih responsif. Rudal ini
dilengkapi thrust vectoring yang terhubung ke guidance fins, artinya
rudal dapat menguber target yang berbelok sekalipun. Radius putar AIM-9X
mencapai 120 meter, dengan kemampuan ini, saat penembakan pesawat
peluncur tidak lagi harus melakukan manuver untuk menyesuaikan dengan
target. Cukup lepas AM-9X, selanjutnya rudal akan menguber target
sendiri. Duh, cilakanya Singapura
<http://indomiliter.com/2013/01/08/meneropong-kekuatan-rudal-singapura/>
dan Malaysia
<http://indomiliter.com/2013/01/17/meneropong-kekuatan-rudal-malaysia/>
sudah punya AIM-9X, Singapura memasang AIM-9X untuk jet F-15FG dan F-16
C/D, sedangkan Malaysia menyiapkannya di jet F/A-18 Hornet.

 <http://indomiliter.files.wordpress.com/2013/03/aa-10_r27r1_alamo.jpg> 
  <http://indomiliter.files.wordpress.com/2013/03/ws_r-27p.png> 

Tapi situasi bisa makin carut marut, pasalnya duel udara juga akan
melibatkan rudal udara ke udara jarak/kelas menengah, seperti AIM-7
Sparrow dan AIM-120 AMRAAM, yang masing-masing punya jangkauan tembak 70
Km dan 110 Km. Dilalah bicara dua rudal yang sudah battle proven ini,
Singapura, Malaysia, dan tentunya Australia juga sudah punya.

Jelas peta kekuatan udara antara Indonesia dengan negara sekitarnya
sangat pincang. Lalu apakah Indonesia diam saja? Meski belum ada
pernyataan resmi dari pemerintah, tapi dari beberapa dokumen dan
informasi diyakini TNI AU kini telah mempunyai senjata untuk menandingi
kedigdayaan Sparrow dan AMRAAM. Rudal yang dimaksud adalah Vympel R-27
(dalam kode NATO disebut AA-10 Alamo), sebuah rudal jenis
medium-to-long-range air-to-air missile yang telah dikembangkan sejak
era Uni Soviet pada tahun 80-an. Menurut informasi R-27 ditawarkan dalam
beberapa varian untuk bisa dicantolkan pada sayap Sukhoi Su-27/30
<http://indomiliter.com/2009/03/04/su-27-flanker-jago-dogfight-andalan-t
ni-au/> , seperti tipe R-27R (Alamo A), R-27T (Alamo B), R-27ER (Alamo
C), R-27ET (Alamo D), R-27P (Alamo E), dan R-27EP (Alamo F). Karena
kemungkinan besar pengadaan rudal ini termasuk rahasia, maka selain
jumlah yang tidak diketahui, varian mana yang dipilih Indonesia juga
kurang jelas.

R-27R - Mengandalkan pemandu jen radar semi aktif. Punya jangkauan
tembak hingga 80 km.
R-27T - Mengandalkan pemandu infrared. Punya jangkauan tembak hingga 70
km.
R-27ER (extended range) - Mengandalkan pemandu radar semi aktif. Punya
jangkauan tembak hingga 130 km.
R-27ET - Mengandalkan pemandu infrared. Punya jangkauan tembak hingga
120 km.
R-27P - Mengandalkan pemandu radar pasif dengan jangkauan hingga 72 km.
R-27EP - Mengandalkan pemandu radar semi aktif, punya kemampuan tambahan
sebagai rudal anti radiasi dengan jangkauan 130 km.

 <http://indomiliter.files.wordpress.com/2013/03/m02006120300149.jpg> 

MiG-29 AU Jerman melepaskan R-27

 <http://indomiliter.files.wordpress.com/2013/03/r-27p_crw_0157.jpg> 

Dengan penggerak solid fuel rocket motor, R-27 punya kecepatan luncur
antara mach 2,5 hingga 4,5, laju luncur rudal juga terkait dengan
kondisi cuaca dan ketinggian. Dari bobot rudal yang sekitar 253 kg, 39
kg diantaranya adalah berat hulu ledak. Mekanisme peledakan pada target
menggunakan dua jenis metode, yakni radar proximity dan impact fuze.
R-27 punya dimensi panjang 4,08 meter dan lebar 230 mm.

Selain diandalkan untuk Sukhoi Su-27/30, Su-33, MiG-29, dan Su-35.
beberapa varian R-27 juga dapat dipasang pada seri jet tempur yang lebih
lawas, seperti MiG-23 dan Yak-141. Soal pengalaman tempur, R-27 juga
punya meski masih mengundang kontroversi, yakni pada Perang Teluk I
(1990-1991). Sumber Rusia menyebut salah satu pembom B-52G berhasil
ditembak oleh MiG-29 AU Irak menggunakan R-27, meski tidak sampai
hancur, pesawat tersebut mengalami kerusakan parah. Pernyataan tersebut
kemudian disangkal oleh pihak AS yang menyebutkan kejadian tersebut
akibat friendly fire dari jet F-4G Wild Weasel yang melepaskan rudal
HARM (high speed anti radiation missile).

 <http://indomiliter.files.wordpress.com/2013/03/r27_01.jpg> 

R-27 milik AU Cina dalam proses loading

 <http://indomiliter.files.wordpress.com/2013/03/r-27.jpg> 

Sosok R-27 milik AU India

Sejak diproduksi tahun 1983, hingga kini populasi R-27 dipercaya cukup
banyak, pasalnya selain Rusia banyak negara sekutu Rusia/Uni Soviet di
seantoro Bumi yang mengandalkan rudal ini. Bahkan R-27 juga diproduksi
oleh Ukraina dan Cina.

Bila sosok R-27 di Indonesia masih diselimuti misteri, lagi-lagi Negeri
Jiran Malaysia sudah jauh lebih dulu menggunakan rudal ini. TUDM (AU
Malaysia) sejak tahun 90-an telah mengandalkan rudal ini untuk
mempersenjatai jet MiG-29 dan Sukhoi Su-30. Bahkan rudal ini pernah
dipamerkan Malaysia pada ajang Indonesian Air Show tahun 1996 di Bandara
Soekarno Hatta. Malaysia memang membeli rudal ini dalam paket pengadaan
MiG-29. Bagaimana dengan R-27 milik TNI AU, kita berharap meski
ketinggalan dalam kepemilikan, semoga varian R-27 Indonesia lebih
canggih daripada milik Malaysia. Semoga. (Gilang Perdana)

Kh-31P: Misteri Rudal Sukhoi TNI AU

Posted on 01/03/2013
<http://indomiliter.com/2013/03/01/kh-31p-misteri-rudal-sukhoi-tni-au/>
| 2 Comments
<http://indomiliter.com/2013/03/01/kh-31p-misteri-rudal-sukhoi-tni-au/#c
omments>  

 
<http://indomiliter.files.wordpress.com/2013/03/irkut-su-30kn-kh-31p-1.j
pg> 

Dari beberapa informasi dan dokumen, disebutkan Indonesia telah membeli
rudal untuk mempersenjatai jet Sukhoi Su-27/30 Flanker
<http://indomiliter.com/2009/03/04/su-27-flanker-jago-dogfight-andalan-t
ni-au/> . Memang kabar telah dibelinya rudal untuk Sukhoi telah
berhembus beberapa waktu lalu. Publik pun sebenarnya menunggu sosok
rudal jenis apa yang dipasangkan pada Sukhoi TNI AU. Tapi entah karena
alasan apa, boleh jadi untuk menjaga unsur kerahasiaan, sosok jet tempur
Sukhoi TNI AU dengan atribut rudal tak pernah diperlihatkan ke publik.
Baik dalam flypass dan demo statik pun sosok rudal yang dimaksud belum
tersingkap wujudnya. Sekilas keberadaan rudal ini sama misteriusnya
dengan kapal selam baru TNI AL yang 'konon' sudah datang.

Nah, merujuk ke dokumen yang menyebut rudal tersebut, diketahui jenis
yang dimaksud adalah Kh-31P/AS-17 Krypton (kode NATO), sebuah rudal
jenis udara ke permukaan, atau populer disebut mediun range air to
surface missile. Kh-31P dirancang untuk melumpuhkan sistem pertahanan
musuh. Untuk itu rudal di desain memiliki kecepatan sangat tinggi, mampu
terbang jauh, anti-radar dan bisa mematikan penjejaknya saat diserang.

 <http://indomiliter.files.wordpress.com/2013/03/kh31p2.jpg> 

Kecepatan luncur rudal ini memang spektakuler, yakni antara 2.160 sampai
2.520 km per jam, atau setara 2.5 mach. Untuk mendapatkan kecepatan yang
sangat tinggi, rudal Rudal Kh-31P didorong oleh 5 roket booster dan
ramjet yang dipadukan dalam dual roket pendorong. Bentuknya mirip wahana
antariksa Rusia, karena memang didisain oleh biro disain Soyuz di
Turayevo dan diproduksi Tactical Missile Corporation.

Saat meluncur, tahap awal rudal ini berakselerasi dengan mesin roket
untuk mendapatkan kecepatan 1,8 Mach. Setelah itu mesin pendorong
pertama dilepas untuk digantikan 4 mesin jet pendorong, demi mencapai
kecepatan maksimum. Kecepatan tinggi rudal ini berguna untuk mengurangi
resiko tertembak, karena harus menerobos sistem pertahanan musuh untuk
menghancurkan radar penjejak (air search radars) dan fire control radar.

 
<http://indomiliter.files.wordpress.com/2013/03/su-30mkkh-31p-knaapo-1s.
jpg> 

 <http://indomiliter.files.wordpress.com/2013/03/kh31krypton1.jpg> 

Kh-31P memiliki panjang 5,2 meter dengan berat 600 kg dan mampu menembak
sasaran sejauh 110 km. Karena rudal ini ditugaskan untuk menghancurkan
radar musuh, dia tidak dibebani hulu ledak besar, melainkan hanya 90 Kg
(Blast Frag). Namun misil ini bisa terbang dari 165 hingga 49.000 feet.

Dalam perkembangannya rudal ini bisa dipasang di kapal laut ataupun
pesawat tempur Mig 29, Sukhoi SU-27/30. Kelebihan rudal ini, mampu
menghantam kapal perang, drone ataupun pesawat mata-mata. KH-31P disebut
juga "AWACS killer", bisa menembak sasaran baik di darat maupun udara.

 <http://indomiliter.files.wordpress.com/2013/03/image0.jpg> 

Varian pertama, yakni Kh-31A mulai diproduksi pada tahun 1982, dan resmi
operasional mulai 1988 sampai saat ini. Untuk varian Kh-31P yang
dimiliki TNI AU menggunakan pemandu radar pasif untuk sistem rudal anti
radiasi. Bila pada versi Kh-31A jarak tembak hanya 50 km, maka di versi
Kh-31P jarak tembak ditingkatkan hingga 110 km. Mau tahu harga rudal
ini? Menurut wikipedia pada tahun 2010 lalu, per unit rudal ini
dibandrol US$550.000. Hingga kini KH-31P masih diandalkan oleh AU Rusia,
Cina, India, Venezuela, Kuba, Suriah, dan Vietnam

 

 

 

GIF image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts:

  • » [apapun] Berita militer..Vympel R-27: Rudal Udara ke Udara Andalan Sukhoi TNI AU - Saikhu Rochman