[apapun] FW: berita militer..Australia Terancam Karena Keunggulan Sukhoi!

  • From: "Saikhu Rochman" <saikhu.rochman@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <apapun@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Thu, 14 Mar 2013 18:18:36 +0800

Australia Terancam Karena Keunggulan Sukhoi 
<http://garudamiliter.blogspot.in/2013/03/australia-terancam-karena-keunggulan.html>
  

 
<http://1.bp.blogspot.com/-Ry9ms7INtto/UUAz_FBVZvI/AAAAAAAACWs/CFV-36-HV44/s1600/indo_au_formation_su30_su-27_fa-18.jpg>
 

 Sukhoi with Hornet (RAAF)

Percaya atau tidak, Australia saat ini tengah berusaha untuk mengatasi ancaman 
yang bisa ditimbulkan oleh jet-jet tempur Sukhoi di Asia Tenggara. Dalam 
beberapa dekade terakhir, jarak yang jauh dan minimnya jangkauan 
pesawat-pesawat tempur angkatan udara di Asia Tenggara, memang masih memberikan 
rasa aman bagi Australia. Namun untuk saat ini, keamanan Australia terkikis 
oleh kedatangan jet-jet tempur super manuver Sukhoi 27 Flanker dan Sukhoi 30 
Flanker C.

Jet-jet tempur Sukhoi ini sudah melengkapi Angkatan Udara China, Indonesia, 
Malaysia dan Vietnam dalam jumlah yang besar. Kedatangan Sukhoi ini telah 
membuka "teater baru" di Asia Pasifik. Pilot Angkatan Udara Australia, yang 
semula menganggap dirinya dominan karena menggunakan F-18 Hornet dan pembom 
F-111 Aardvark, sekarang harus "menutup muka" dari Flanker Sukhoi yang memang 
unggul hampir pada setiap aspek. Akuisisi Sukhoi Su-27SK dan Su-30MK buatan 
Rusia ini oleh negara-negara di Asia Tenggara, menyajikan sebuah kenyataan 
bahwa dimana F/A-18A/B/F Australia kalah dalam hampir semua parameter kinerja 
utama, baik oleh Su-30 maupun Su-27.

Dari perspektif analisis strategis, akusisi alutsista canggih oleh 
negara-negara marginal stabil seperti Indonesia atau pemain regional lainnya, 
harus menjadi perhatian yang serius - walaupun ini masih diluar jumlah 
mengesankan yang diakuisisi oleh China. Kedatangan alutsista jarak jauh seperti 
Sukhoi dan suite rudal canggih di kawasan Asia Tenggara memang bisa meresahkan 
Australia, dan menyajikan konteks strategis yang sama sekali baru.

Manuver Sukhoi (misal: Pughacev Cobra*) memang legendaris, dengan jangkauannya 
yang lebih dari 3000 km, memberikan Flanker Sukhoi keunggulan dalam pertempuran 
udara. Memungkinkan untuk melakukan taktik probes and U-turns berulang (sebuah 
taktik Perang Dingin Rusia), yang dapat membuat lawannya bingung dan rentan 
dalam sebuah pertempuran udara. Memburu Sukhoi akan menjadi salah satu 
pekerjaan yang paling berbahaya dalam pertempuran.

 
<http://4.bp.blogspot.com/-i71LAb4iRw8/UUA0hSqxacI/AAAAAAAACW0/2OSO_JeSY7Y/s1600/images.jpg>
 

Bahkan, jangkauan yang luar biasa dari Sukhoi ini dapat ditingkatkan dua kali 
lipat dengan air refueling (pengisian bahan bakar di udara). Bayangkan 
bagaimana kekuatan Sukhoi Indonesia jika suatu hari diperkuat dengan pesawat 
tanker, pasti sangat meresahkan Australia. Untuk saat ini, Sukhoi-sukhoi 
Indonesia dapat memperjauh jangkuannya dengan pengisian bahan bakar dari Sukhoi 
lainnya, dimana setengah armada Sukhoi akan di isi oleh setengah Sukhoi lainnya.

 Ancaman Rudal  

Sukhoi memiliki 12 hard point (cantelan senjata), ini lebih banyak dari pesawat 
tempur lain. Fitur ini membuat Sukhoi mampu untuk membawa pack senjata yang 
mematikan, yaitu seluruh amunisi rudal dan bom pintar. Biro-biro senjata Rusia 
telah mengembangkan dengan baik berbagai macam rudal udara-ke-udara dan 
udara-ke-permukaan -termasuk rudal jelajah- yang pada beberapa kasus 
kemampuannya belum bisa disamai senjata-senjata NATO. Sembilan puluh empat 
pesawat Hornet Australia ini akan sangat rentan terhadap Sukhoi yang melampaui 
jarak pandang rudal.

Australia juga khawatir dengan kerentanan platform gas dan aset industri 
lainnya di pesisir timur negara mereka. Defence Today menjelaskan "Dari sudut 
panjang senjata, sebuah rudal supersonik Raduga 3M-82/Kh-41 Sunburn, MBRPA 
3M-55/Kh-61 Yakhont atau rudal jelajah subsonik anti-kapal Novator 3M-54E1 Alfa 
sangat efektif untuk melumpuhkan atau bahkan menghancurkan salah satu fasilitas 
besar dalam sekali serangan. Rudal ini didesain untuk membelah kapal perang 
kecil dan menimbukan kerusakan parah pada kapal perang besar. Kecelakaan 
industri dan kebakaran di pabrik petrokimia dan anjungan lepas pantai sangat 
mudah terpicu karena hal-hal kecil, dan dapat dipastikan sebuah serangan rudal 
ini dapat membuat kebakaran yang tak terkendali."

 Kapal Induk AS Sebagai Sasaran Empuk  

Kedatangan Sukhoi di Asia Pasifik juga menambah kerentanan terhadap kapal induk 
bertenaga nuklir milik AS. Militer Amerika sudah bersiaga, dimana CVNs (kapal 
induk dan pendukungnya) sudah dalam status siaga perang melawan Sukhoi.

Di masa lampau, kapal induk bertenaga nuklir, dilindungi oleh lingkaran kapal 
pendukung dan pesawat AWACS, dan tentu saja pesawat tempur mereka sendiri, 
mampu berlayar ke wilayah konflik mana saja tanpa rasa takut. Namun, itu 
sejarah.

Saat ini, semua kapal induk AS yang mencoba mendekati pantai China akan 
ditarget oleh Sukhoi berbasis darat dan akan menembakkan rudalnya pada jarak 
yang aman. Pada hakikatnya, lahirnya Flanker Sukhoi telah mengakhiri era 
diplomasi kapal-kapal perang Amerika.

 Kemampuan Pilot  

  
<http://2.bp.blogspot.com/-OyP4PRLJxPo/UUA3ERIXMWI/AAAAAAAACXE/Jde8IHxLxUU/s1600/Dog+Fight+Sukhoi+with+Hornet.png>
 

 Check your SIX!!! (RAAF)

Angkatan Udara Australia bukan angkatan udara besar, namun mereka menganggap 
dirinya terlatih, dengan pilot-pilotnya yang suka berfikir bahwa mereka mirip 
dengan Maverick dari Top Gun. Mereka dilatih sesuai dengan standar barat yang 
diyakini bahwa ini akan menjadi faktor penentu dalam perang. Namun, 
keterampilan pilot, seperti halnya alutsista canggih, juga dapat diimpor. Pilot 
India, yang saat ini termasuk dalam jajaran pilot terbaik di dunia, kini 
melatih Angkatan Udara Malaysia. China dan Indonesia juga suatu saat akan 
menemukan aces udara sendiri untuk melatih pilot mereka, atau bisa saja mereka 
sudah menggenggam semua kemampuan Sukhoi di tangannya. Dalam sejarahnya, 
pilot-pilot pesawat tempur Indonesia termasuk salah satu pilot yang terbaik di 
dunia, bahkan menonjol di Asia.

Sebagai realisasi dan kesadaran mereka atas Flanker Sukhoi yang mendegradasi 
pertahanan dan keamanan Australia, akhirnya Australia memutuskan untuk 
mengakusisi pesawat tempur siluman dan menaruh pesanan untuk 100 unit F-35 JSF. 
Apakah ini akan mempengaruhi kedigdayaan Flanker Sukhoi? Ini masih cerita lain, 
belum jelas juga apakah Australia mampu mengakuisisi 100 F-35 mengingat 
harganya yang menggila. Untuk saat ini, Sukhoi 27 dan variannya masih superior 
dari fighter-fighter milik Australia.

  ● Artileri 
<http://www.artileri.org/2013/03/australia-terancam-keunggulan-sukhoi.html>   

 

Sekilas Kopaska 

Ditulis oleh : Mbah Pratman (Kaskuser)

 “Tan Hana tan Sirna” 

Tidak ada rintangan yang tidak dapat di lalui, itulah slogan Komando Pasukan 
Katak (Kopaska) TNI AL yang memebuat para prajuritnya menjadi kuat, tangguh dan 
pemberani. 50 tahun lalu pada tanggal 31 Maret 1962 di lahirkan, para manusia 
katak (Chantoka) telah lama menjadi katak dewasa namun perhatian mereka mulai 
berubah karena kondisi negara dalam keadaan damai, dari tugas pokok 
melaksanakan operasi khusus, mendukung operasi amfibi, penanggulangan 
perompakan dan terorisme di atas ataupun bawah air. Kemampuan dan modernisasi 
peralatan pendukung terus di tingkatkan sesuai dengan perkembangan yang ada, 
dari pengalaman selama 50 inilah Kopaska kian di kenal di mata dunia.

Pembentukan

Tahun 1954 di Surabaya merupakan pusat kekuatan ALRI (TNI AL) di Indonesia, 
seorang perwira mempunyai gagasan untuk membentuk satuan frogmen dalam jajaran 
TNI AL. Kapten (Jas) Dch Iskak yang menjabat sebagai Kepala Dinas Duril, dengan 
dukungan dari Dinas Ranjau memberanikan diri membentuk pasukan katak (frogman 
unit). Direkrutlah 12 orang dan yang berhasil lulus hanya 4 orang. Kapten Iskak 
tidak sendirian dalam membentuk pasukan ini, di belakang beliau ada seorang 
penyelidik misi militer dari Belanda. Hasil dari pembentukan frogmen unit ini 
masih jauh dari harapan maka pada tahun 1957 ALRI mengirim seorang perwira 
Letnan Hidayat ke US NAVY dalam program UDT (Uderwater Demolition Team) Reserve 
Training Course di Amerika, dan hasilnya memuaskan. Semenjak itu TNI AL mulai 
membangun pondasi bagi pasukan yang di cita-citakan.

Letnan Hidayat kemudian meneruskan program frogman tersebut di tanah air dengan 
merekrut 50 orang dari anggota ALRI sendiri, namun belum dapat di ketahui 
berapa orang yang dapat lulus dari program hellweek tersebut. Dari pengalaman 
program frogmen yang kedua ini disadarai bahwa tenaga istruktur masih belum 
mampu untuk melaksanakan rekruitmen dengan baik, sehingga 2 Perwira dan 1 
Bintara di kirim kembali ke AS, namun hanya 1 Perwira dan 1 Bintara saja yang 
berhasil menyeselesaikan kursus UDT di AS. Tahun 1958 Indonesia ibarat remaja 
berjerawat yang sedang mencari identitas diri, mengalami berbagai 
pemberontakan, salah satu jerawatnya adalah pemberontakan PRRI/PERMESTA 
Penumpasan ini didalamnya melibatkan operasi amfibi di Teluk Bayur, Padang, 
Sumatera Barat. Kapal-kapal perang RI mengalami kesulitan masuk ke daerah 
perawan ini, karena banyak rintangan laut yang tidak di ketahui dan informasi 
daerah operasi yang terbatas. Beruntunglah ada seorang ABK yang berkualifikasi 
selam s
 cuba, maka selesailah masalah tersebut.


Konsolidasi


Sewaktu Indonesia menyiapkan diri untuk melaksanakan operasi mandala untuk 
membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda. “Bisul telah meletus”, 19 Desember 
1961. TRIKORA di kumandangkan oleh Presiden Soekarno, diantisipasi oleh TNI 
dengan menggelar Operasi Mandala, operasi ini akan melaksanakan operasi amfibi 
menggunakan 100 kapal perang dan mendaratkan 150.000 personel, dengan melihat 
begitu besarnya unsure yang dilibatkan maka kebutuhan akan Pasukan katak sangat 
di perlukan. Menteri/Kasal waktu itu mengistruksikan persiapan pembentukan 
pasukan katak. Tindakan yang pertama dilaksanakan adalah menyiapkan grup 
instruktur yang akan melatih 100 Bintara dan Tantama ditambah 15 Perwira dari 
RPKAD (kopassus) dan sukarelawan. Pelatihan instruktur ini berlangsung dari 
bulan Januari hingga April 1962, selain itu ALRI juga mengirim salah satu 
perwiranya ke Eropa guna mempelajari seluk beluk Pasukan Katak di Eropa.

Pada tanggal 31 Maret 1962 sesuai dengan Kepmen/Kasal no 5401.13 Kopaska ALRI 
telah di tetapkan, dengan komandan pertamanya Ltk. Op. Koesno. Kurang lebih 
sebulan kemudian 15 orang instruktur telah tersedia. Pada tanggal 15 Mei, 
seolah-olah tidak memberikan waktu untuk beristirahat kepada para instruktur 
baru ini Men/Kasal memerintahkan Kopaska untuk melatih cikal bakalnya frogmen 
ALRI ke Batujajar yang merupakan Pusat pelatihan komando RPKAD. Masih dalam 
tahun 1962 Indonesia menerima berbagai bantuan senjata dan pelatihan dari Uni 
Soviet (Rusia). Diantara peralatan selam dan demolisi, demi kepentingan ini 
maka 6 Instruktur dikirim ke Rusia.

Aneh tapinya, Kopaska sebagai satuan tempur telah mencetak Paska RPKAD. Rupanya 
keanehan ini tidak hanya di tertawakan saja oleh para senior Kopaska akan 
tetapi tertawanya berhenti setelah di bentuk lembaga pelatihan sendiri yang 
kemudian di sebut SEPASKAL (Sekolah pasukan Katak Angkatan Laut) pada bulan 
Januari 1963. Berbekal mencetak Paskal RPKAD dan memfaatkan hubungan 
professional yang telah terbina Kopaska memanfaatkan SKAD (Sekolah Komando 
Angkatan Darat) Batujajar sebagai pihak yang mengisi kemampuan komando hutan. 
Untuk problem-problem laut dan demolisi dilaksanakan dengan kerjasama erat 
dengan Komando jenis Kapal Selam (SETAKSEL). Betapa beratnya latihan ini, dapat 
digambarkan dari 50 Chantoka hanya disisakan 24 orang saja untuk ALRI.

Pengabdian

Dwikora 1963, mengganggu jalannya latihan dasar para Chantoka, demi kepentingan 
“A” Dwikora ini para Chantoka harus di lahirkan premature. Para katak premature 
ini kemudian dikirim ke Riau untuk melaksanakan penugasan-penugasan yang 
berkaitan dengan intelejen. Pada tahun 1964-65 Pamor kopaska semakin baik, 
sehingga permintaan untuk tenaga pelatihan datang bertubi-tubi, diantaranya 
melatih para Bintara Dinas Intelejen ABRI, menyiapkan Paskowan (Pasukan Komando 
Sukarelawan 1) yang didalamnya juga terdapat anggota Kopaska, Paskowan-2, 
Cakrabirawa yang terdiri dari 1 peleton Kipam marinir dan 1 kompi Cakrabirawa.

Dalam sejarah pembetukannya Kopaska tak lepas dari keterlibatan pihak asing 
yang kemudian mempengaruhi Kopaska sendiri, yang pertama kali si penyelia 
militer Belanda, kemudian UDT AS, ditambah Letkol OP. koesno ke eropa. Tetapi 
memang benar bahwa Kopaska seperti yang kita lihat di pengaruhi juga oleh 
UDT/SEAL USN (Mobile Training Team, UDT/Sea Air and Land US Navy) pada tahun 
1979, di tindak lanjuti kemudian dengan latma (latihan bersama) UDT/SEAL maupun 
EOD (Explosive Ordnance Disposal). Namun karena Kopaska merupakan bagian dari 
system senjata TNI AL maka Kopaska juga sering terlibat dalam latma TNI AL dan 
angkatan laut negara lain, antara lain dengan Singapura, Malaysia, Thailand, 
Filipina, Australia dan lain-lain.

Pengembangan

Pada masa damai pernah dilibatkan dalam penugasan penumpasan G30S/PKI, merebut 
material penting berupa dokumen-dokumen PKI, pengamanan proyek waduk Jati 
Luhur, Operasi Seroja untuk menyiapkan pantai pendaratan dan penggalangan 
sejumlah misi sabotase, pengejaran bajak laut maupun anti perompakan di selat 
Malaka, selat Philips dan sekitarnya, juga terlibat dalam penanganan konflik 
Ambon dalam bentuk pengamanan objek vital maupun patrol-patroli tempur termasuk 
ke daerah Nanggroe Aceh Darusallam. Dari pengalaman yang tercatat maupun yang 
tidak tercatat oleh sejarah, Kopaska kemudian menjadi dewasa, menentukan jati 
dirinya yang di tandai dengan peran dalam operasi laut khusus maupun amfibi.

Kopaska memang lahir dari gagasan Kapt Dch Iskak, barangkali gagasan ini di 
ilhami dari episode-episode para ksatria laut PD-II baik dari sekutu maupun 
lawannya. Mungkin saja dari keberhasilan Pasukan Katak Italia dengan torpedo 
Chariot berhasil menenggelamkan kapal sekutu, disusul kemudian pembentukan 
pasukan serupa oleh Inggris, Jepang maupun Jerman sendiri. Namun demikian 
bagaimana cara membentuk pasukan inilah yang menjadi masalah bagi Kapt Dch 
iskak, bila perkiraan di atas benar kemungkinan besar bahwa orientasi tugas 
frogman cetakan Kapt Dch Iskak ini adalah pada sabotase-sabotase objek di laut 
maupun pendukungnya, yang saat ini merupakan bagian dari kegiatan peperangn 
khusus.

Pengiriman 2 kali ke UDT RTC memberikan bentuk yang lebih baik bagi Kopaska 
walaupun orientasi tugasnya sedikit berbeda, yaitu peran dalam operasi amfibi. 
Sesuai referensi yang ada disebutkan bahwa UDT adalah sebagai pengumpul data 
hidrografi, pembersihan pantai pendaratan dan pandu gelombang. Dalam persiapan 
pembentukan Kopaska Letkol OP Koesno membawa oleh-oleh dari Eropa berupa 
orientasi Kopaska yang diarahkan kepada perannya dalam peperangan laut khusus. 
Hingga saat ini masih terus rutin dilaksanakan Latma dengan US NAVY dengan 
sandi “Flash Iron” dua kali dalam setahun, Kopaska mendapatkan bekal tambahan 
berupa ketrampilan dan kemampuan dalam melaksanakan operasi-operasi dilaut, 
anti terror dan penugasan lainnya.

Dari seluruh pengaruh tersebut kemudian Pimpinan TNI AL merumuskan “Tugas 
Pokok” Kopaska seperti saat ini. Namun dapatkah dikatakan bahwa Kopaska 
indentik dengan Navy Seal?. Dapat dijawab “tidak” karena beberapa sebab, 
pertama karena menurut sejarah Kopaska tidak dirancang bertugas seperti Seal, 
kedua kebijakan politik Indonesia berbeda dengan AS, seluruh kepentingan AS 
baik didalam maupun di luar negeri sangan potensial sebagai sasaran teroris, 
sedangkan Indonesia secara legal tidak mengenal terorisme, dengan demikian Seal 
bukan saja mampu dalam penanganan anti terror namun di tugaskan dalam bidang 
ini, ketiga pengamanan operasi TNI secara terbatas di bandingkan dengan militer 
AS, hingga wajar bila SEAL berpengalaman melaksanakan operasi darat seperti di 
delta sungai Mekong, Vietnam maupun di Incheon, Korsel. Seal sendiri bagi 
Kopaska hanya sebatas inspirasi, bila dianggap sebagai sumber inspirasi maka 
jawabannya “Benar”. Kembali 
 dari sejarah membuktikan secara langsung Kopaska dalam pendidikan UDT RTC 
maupun MTT UDT/SEAL, sedangkan Pasukan Katak negara-negara lain secara 
sederhana lebih enak dikatakan sebagai silahturahmi antar sesama masyarakan 
peperangan laut khusus.

Kemampuan Kopaska dalam peperangan laut khusus antara lain. Pengintaian Khusus 
(menyiapkan pantai dan hidrografi), Peperangan Laut Khusus (menciptakan 
keseimbangan taktis hingga mendapatkan keunggulan strategis bagi satuan tempur 
TNI AL), Anti Teror di Laut terutama dalam pembebasan sandera (Hostage Rescue 
Team). Kemampuan-kemampuan tersebut di gunakan secara faktual guna mendukung 
keunggulan TNI AL di laut. Bila kita menggunakan parameter yang ada, dan pada 
suatu operasi dengan kekuatan beskala besar yang di dukung oleh Kopaska, maka 
kekuatan Kopaska relatif kecil di bandingkan dengan satuan-satuan tempur TNI AL 
lainnya, namun dampak yang dihasilkan oleh Kopaska adalah sangat besar. Resiko 
yang dihadapi oleh prajurit Kopaska dalam penugasannya adalah cukup berat dan 
berbahaya, oleh sebab itu kemampuan tempurnya di tuntut untuk mendukung 
keberhasilan dalam penugasannya. Maka memang sepantasnya Kopaska di sebut 
sebagai “Pasukan Khusus” atau termasuk “Pasuk
 an Elit” dan barangkali sudah tidak diragukan lagi untuk menyandang predikat 
“Komando” di depan kata “Pasukan”.

  ● Garuda Militer

 

 

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts:

  • » [apapun] FW: berita militer..Australia Terancam Karena Keunggulan Sukhoi! - Saikhu Rochman