[UntirtaNet] Re: Memahami Kehadiran Islam Liberal

  • From: Dedi juanda <dewa99@xxxxxxxxx>
  • To: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx
  • Date: Mon, 24 Jun 2002 01:05:05 -0700 (PDT)

Menurut Hadist Islam itu akan terbagi menjadi 
73 golongan dan hanya 1 golongan yang benar.
/dedi 
--- yayantea@xxxxxxxxxxxxx wrote:
> Memahami Kehadiran Islam Liberal
> Nur Sholihin, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam
> Negeri, Jember
> MENJAMURNYA gerakan pemikiran Islam di Indonesia
> dewasa ini sebenarnya 
> diharapkan lebih konvergen, sehingga setiap gerakan
> dapat saling 
> sinergi. Kategori Islam tradisional, Islam kultural,
> Islam modernis, 
> Islam neomodernis, Islam politik, Islam liberal, dan
> label-label 
> Islam lainnya mungkin tidak begitu relevan lagi.
> Atau, setidak-tidaknya 
> sekadar menjadi catatan kaki untuk kepentingan
> menghadirkan Islam 
> yang lebih komprehensif dan secara kontekstual mampu
> tampil sebagai 
> syuhada 'ala-nnas di tengah tantangan kemanusiaan,
> keumatan, 
> dan kebangsaan yang demikian berat dan kritis dewasa
> ini.
> Islam dan umat Islam saat ini makin memerlukan rumah
> besar yang 
> setiap orang di dalamnya memperoleh ruang yang lebih
> leluasa, 
> sekat-sekat yang terlalu rigid dan pada akhirnya
> membawa kembali 
> ke kamar-kamar sempit. Kehadiran Islam liberal
> sebagai citra 
> suatu kelompok baru jika terlalu diangkat secara
> berlebihan mungkin 
> akan mengulang dikotomi di kalangan kaum muslim.
> Bahkan tidak 
> tertutup kemungkinan kian memancing kehadiran
> kelompok Islam 
> dari pendulum lain, sebutlah misalnya Islam garis
> keras. Namun, 
> sebagai sebuah apresiasi, jika pada saat ini tumbuh
> kegairahan 
> yang demikian tinggi dari sebagian kaum muslim,
> khususnya kaum 
> terpelajar, maupun sebagai penerimaan terhadap
> realitas gerakan 
> pembaruan Islam sejak dasawarsa 1970-an, maka
> kehadiran Islam 
> liberal tentu merupakan sesuatu yang positif.
> Lebih-lebih ketika 
> gerakan Islam ini memberikan harapan-harapan baru
> bagi pencerahan 
> umat dan dunia kemanusiaan. Kita juga perlu
> memberikan apresiasi 
> positif atas gagasan-gagasan dari gerakan Islam
> liberal ini.
> Kontribusi positif dari kehadiran Islam liberal
> adalah koreksi 
> terhadap pemikiran modernisme Islam yang dalam
> beberapa hal memang 
> memerlukan kontekstualisasi. Sebutlah tentang
> paradigma kaum 
> modernis yang selama ini memakai tajdid yang
> cenderung menguat 
> ke dimensi purifikasi yang skriptual melalui
> pemberantasan syirik, 
> takhayul, bidah, dan khurafat yang demikian perkasa.
> Pada saat 
> yang sama gerakan ini kehilangan fungsi tajdid
> dinamisasi atau 
> kontekstualisasi yang lebih progresif. Sumbangan
> berharga lainnya 
> dari kehadiran Islam liberal ialah apresiasi yang
> terbuka terhadap 
> pluralisme, yang selama ini kurang memperoleh
> perhatian serius 
> kaum modernis.
> Kehadiran Islam liberal juga telah memberikan
> apresiasi positif 
> terhadap isu-isu kontemporer seperti demokrasi, hak
> asasi manusia, 
> dan nilai-nilai humanisme universal yang selama ini
> kurang diapresiasi 
> oleh gerakan Islam modernis. Kendati, sekali lagi
> dalam hal aktualisasinya 
> dan konsisten perilakunya masih perlu diuji di
> tingkat empirik. 
> Sebagian Islam modernis bahkan terkesan bergerak ke
> arah lain 
> dengan menunjukkan antitesis yang ekstrem terhadap
> isu-isu kontemporer 
> tersebut. Misalnya isu Piagam Jakarta, yang makin
> memperkuat 
> stigma lama tentang fundamentalisme Islam.
> Apresiasi dan optimisme atas kehadiran Islam liberal
> itu tentu 
> disertai catatan bahwa gerakan kini tengah
> dihadapkan pada masalah-masalah 
> besar umat Islam khususnya serta bangsa Indonesia
> dan dunia kemanusiaan 
> pada umumnya, baik pada level lokal, nasional,
> maupun global. 
> Dalam konteks ini Islam liberal pada fase-fase
> berikut akan diuji 
> keberadaan dan peran konkretnya dalam menawarkan
> jawaban-jawaban 
> atas masalah dan tantangan mendasar sebagaimana
> disebutkan itu. 
> Beberapa agenda sekaligus kritik dapat diajukan
> sebagai catatan 
> kaki bagi Islam liberal, antara lain, pertama,
> seberapa jauh 
> gerakan Islam liberal mampu menawarkan
> institusi-institusi sosial-keagamaan 
> baru sebagai buah dari ijtihad atau pembaruannya
> yang jauh lebih 
> cemerlang daripada prestasi yang diukir oleh
> modernisme Islam 
> di masa lalu. Islam liberal tentu tidak ingin
> mengakhiri proyek 
> pembaruannya dengan sekadar membangun sekolah dan
> universitas 
> yang sebenarnya telah dirintis secara lebih cerdas
> dan mapan 
> oleh Islam modernis.
> Kedua, jawaban apa yang dapat diberikan oleh Islam
> liberal dalam 
> memecahkan konflik-konflik sosial-keagamaan yang
> bercorak primordialisme 
> ketika gerakan ini secara radikal telah lama
> menawarkan teologi 
> inklusif untuk pluralisme sosial dan agama. Peran
> profetik apa 
> yang dapat diberikan oleh Islam liberal ketika
> menghadapi konflik 
> Ambon, Sampit, dan konflik-konflik sosial lainnya
> yang hingga 
> kini terus berlangsung. Pertanyaan lain ialah
> bagaimana Islam 
> liberal dapat bersikap inklusif terhadap
> kepusparagaman di tubuh 
> umat Islam sendiri. Dari yang bercorak radikal
> hingga akomodatif, 
> ketika pada saat yang sama mampu menunjukkan
> apresiasi yang inklusif 
> terhadap minoritas nonmuslim di Tanah Air.
> Ketiga, model aktualisasi politik dan sosial semacam
> apa yang 
> dapat direkomendasikan oleh gerakan Islam liberal
> dalam konteks 
> Indonesia, manakala gerakan ini menolak
> institusionalisasi agama 
> ke dalam sistem politik/negara, juga menolak keras
> politik aliran/ 
> sektarian. Kenyataan empirik menunjukkan bahwa di
> negeri ini 
> agama dan politik secara niscaya melekat dengan
> kebutuhan dan 
> dinamika kehidupan seluruh bangsa yang kebetulan
> mayoritas umat 
> Islam.
> Keempat, Islam liberal komitmen untuk pencerahan
> melalui gerakan 
> Islam kultural. Masyarakat madani atau civil society
> juga menjadi 
> tumpuan dalam gerakan sosial-keagamaan Islam
> liberal. Kelima, 
> apa yang telah diperbuat oleh gerakan Islam liberal
> dalam dua 
> puluh tahun terakhir dalam memberikan solusi moral
> berdasar teologi 
> sufisme yang dikembangkannya, ketika bangsa ini dari
> hari ke 
> hari dililit oleh krisis moralitas yang luar biasa.
> Apakah kaum 
> Islam liberal akan tetap menjaga jarak dari problem
> moral tersebut 
> dengan sekadar memberikan fatwa-fatwa teologis yang
> pada akhirnya 
> bersifat normatif juga jika tanpa disertai dengan
> gerakan emansipatoris 
> untuk menyikapi kebobrokan dengan sikap tegas. Atau
> cukuplah 
> Islam liberal sesuai dengan teologi inklusifnya
> berdiri dalam 
> posisi netral agar tidak terjebak pada gaya nahi
> munkar kaum 
> modernis yang serbalugas, karena hal semacam itu
> jauh lebih memberi 
> keamanan dan tidak menyakiti siapa pun di Republik
> ini.
> Ketika kaum modernis muslim dinilai tengah
> kehilangan peran tajdidnya 
> maka seberapa jauh Islam liberal dapat memberikan
> jawaban cemerlang 
> yang konkret atas krisis moral maupun krisis
> kehidupan di tubuh 
> bangsa ini yang mekar secara luar biasa itu?
> Lebih-lebih dalam 
> memberikan jawaban profetik terhadap persoalan
> struktural seperti 
> kemiskinan, penindasan, dan berbagai penyakit sistem
> dalam kehidupan 
> bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Persoalan
> moral 
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Yahoo! - Official partner of 2002 FIFA World Cup
http://fifaworldcup.yahoo.com
===============================================================
(C)opyright 1999-2002 UntirtaNet
Milis ini dikelola oleh alumni Universitas Tirtayasa Banten - Indonesia 
dan terbuka untuk semua Civitas Academica Universitas Tirtayasa Banten 
Untuk berlangganan, kirim email ke: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx, dengan  
Subject 'Subscribe' atau lansung ke  //www.freelists.org/cgi-bin/list?
list_id=untirtanet Untuk kirim pesan: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx
Please visit our Homepage: http://www.untirtanet.org
---------------------------------------------------------------------------

Other related posts: