[breaktime-corner] berita militer..Gelombang Pertama Pasukan AS Tiba di Darwin

  • From: "Saikhu Rochman" <saikhu.rochman@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 9 Apr 2012 20:00:44 +0800

India Resmi Mengoperasikan Kapal Selam Tenaga Nuklir 

 
<http://2.bp.blogspot.com/-y3fCPjEBweQ/T3u8AP14stI/AAAAAAAAZWg/qxLTGwcQ8HM/s1600/164054336.jpg>
 Kapal selam tenaga nuklir K-152. (Foto: RIA Novosti)

4 April 2012, New Delhi: Angkatan Laut India secara resmi mengoperasikan kapal 
selam tenaga nuklir K-152, Rabu (4/4). Upacara peresmian dilakukan di pelabuhan 
Visakhapatnam, ungkap sumber di Kementerian Pertahanan India.

India mengontrak kapal selam nuklir kelas Shchuka-B Project 971 (Akula) senilai 
900 juta dolar dari Rusia untuk sepuluh tahun. Kapal selam diberi nama INS 
Chakra dan akan didampingi kapal selam tenaga nuklir INS Arihant produksi 
perdana industri dalam negeri.

India menjadi operator kapal selam tenaga nuklir keenam di dunia, setelah 
Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Inggris dan China.

AL India mengoperasikan empat kapal selam konvesional kelas Shishumar INS 
Shishumar, INS Shankush, INS Shalki, dan INS Shankul serta sepuluh kapal selam 
konvesional kelas Sindhughosh INS Sindhughosh, INS Sindhudhvaj, INS Sindhuraj, 
INS Sindhuvir, INS Sindhuratna, INS Sindhukesari, INS Sindhukirti, INS 
Sindhuvijay, INS Sindhurakshak, dan INS Sindhushastra.

India memesan enam kapal selam kelas Scorpène senilai 3,9 milyar dolar pada 
2005. Keenam kapal selam dibangun di Mazagon Docks, Mumbai berdasarkan 
kesepakatan alih teknologi dengan DCNS, Perancis. Kapal selam pertama akan 
diterima AL India pada Desember 2012, tiga tahun lebih lambat dari jadwal 
sebelumnya, ungkap Menteri Pertahanan India A.K. Antony dihadapan parlemen pada 
awal tahun lalu. Keterlambatan disebabkan masalah teknis saat pembangunan kapal 
selam.

Kapal selam Shchuka-B Project 971 dirancang oleh CDB-143 Malakhit Design Bureau 
dan dibuat di Amur Shipbuilding Plant in Komsomolsk-on-Amur. Panjang kapal 
selam 114,3 meter dengan bobot di permukaan 8140 ton dan saat menyelam 12.770 
ton. Kapal selam diawaki 73 orang (31 perwira) dapat menyelam sedalam 600 
meter, mempunyai kecepatan dipermukaan 11,6 knot dan saat menyelam 30 knot.

Kapal selam dipersenjatai tabung torpedo 4x533 mm dan 4x650 mm, menggotong 28 
rudal, torpedo atau ranjau laut.

K-152 mengalami insiden fatal saat melakukan uji pelayaran pada 2008. Insiden 
ini menewaskan 20 orang dan mencederai 21 orang karena menghirup gas Freon yang 
terlepas dipicu oleh sistem pemadam kebakaran.

Gelombang Pertama Pasukan AS Tiba di Darwin, Kapal Selam AS Ditempatkan di 
Perth 

 
<http://4.bp.blogspot.com/-2IX-wYhH2ic/T3wP4vmzJ7I/AAAAAAAAZX0/AwgUcz3Jhfg/s1600/20120404adf8144078_009.jpg>
 Kontigen pertama USMC yang ditempatkan di Robertson Barracks, Darwin. (Foto: 
Australia DoD)

4 April 2012, Darwin: Gelombang pertama marinir Amerika Serikat berjumlah 200 
personel telah tiba di Darwin, Australia, Rabu. Pasukan marinir AS ini akan 
berada di Australia selama enam bulan sebelum digantikan pasukan baru. Selama 
di Australia, mereka akan berlatih bersama angkatan bersenjata negeri Kangguru.

Dalam jumpa pers bersama Menhan Smith, Perdana Menteri Julia Gillard dan 
Menteri Utama Northern Territory Paul Henderson mengatakan penempatan pasukan 
AS itu adalah sebuah evolusi dari kegiatan dan pelatihan yang sudah dilakukan 
angkatan bersenjata kedua negara.

Ketiga pejabat itu juga mengatakan peristiwa ini merupakan babak baru dalam 60 
tahun kerja sama pertahanan Australia-AS. "Tidak akan pernah ada pangkalan 
militer AS di Australia," kata Paul, Rabu.

Kedua negara telah mengikat kerja sama pertahanan dan Amerika Serikat akan 
menempatkan 2.500 prajuritnya di Australia pada 2017. Rencana ini mengganggu 
China namun para pemimpin AS dan Australia menekankan bahwa kerja sama kedua 
negara bukan untuk mengimbangi kekuatan China.

Menhan Smith mengatakan negara-negara tetangga, terutama Indonesia dan China, 
tertarik dengan prospek latihan militer gabungan. "Presiden Indonesia Susilo 
Bambang Yudhoyono mengatakan, itu [latihan gabungan] adalah hal yang baik," 
kata Smith pada radio ABC.

"Ia (Presiden Yudhoyono) juga mengatakan bahwa ia melihat adanya prospek 
latihan gabungan tidak hanya dengan Australia tetapi juga dengan AS dan 
wilayah-wilayah lain seperti China," kata Smith.

Sebagai bagian dari ekspansi hubungan militer, pekan lalu Australia mengatakan 
akan mengizinkan AS menggunakan teritori mereka untuk mengoperasikan pesawat 
pengintai jarak jauh. Washington juga dilaporkan menempatkan pesawat-pesawat 
dan kapal selam penyerang bertenaga nuklir di kota Perth, Australia Barat.

Pekan lalu, Australia membantah sejumlah laporan terkait rencana pembangunan 
pangkalan Angkatan Udara AS di Pulau Cocos, Samudera Hindia. Surat kabar 
Washington Post mengabarkan rencana itu dan menilai pangkalan itu bisa menjadi 
titik strategis untuk mengirim pesawat pengintai ke Laut China Selatan.

Stephen Smith mengatakan rencana pangkalan AS di Pulau Cocos itu sebagai 
prospek jangka panjang. "Pengerahan pasukan di Australia Utara sudah 
disampaikan PM Gillard November 2011 saat Presiden Barack Obama berkunjung ke 
Australia. 

TNI Sudah Musnahkan 16.581 Stok Ranjau Darat 

 
<http://2.bp.blogspot.com/-OmzzXnar0ls/T3wZV2iI-EI/AAAAAAAAZYk/F1Ax1DKqbBc/s1600/24042010214655.jpg>
 Korban ranjau darat di Kamboja menjadi pengamen jalanan di Angkor Siem Reap. 
(Foto: Lars Stenger)

4 April 2012, Yogyakarta: Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah memusnahkan 
16.581 stok ranjau darat yang tersimpan dalam gudang senjatanya, kata Direktur 
Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri Febrian 
Ruddyard.

"Namun, tidak semua stok ranjau darat milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) 
dimusnahkan. Beberapa stok ranjau darat tersebut masih dimanfaatkan untuk 
kegiatan pelatihan militer," katanya dalam seminar tentang pelarangan ranjau 
darat di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, TNI akan memanfaatkan 2.454 ranjau darat untuk latihan, jumlah 
yang masih diperbolehkan dalam Konvensi Ottawa.

Ia menjelaskan, sejak perjanjian pelarangan ranjau dalam Konvensi Ottawa 
sebanyak 45 juta ranjau darat telah dimusnahkan di 159 negara. Indonesia 
merupakan salah satu negara yang ikut menandatangani perjanjian tersebut.

"Masalah ranjau darat bukan sekadar senjata perang di perbatasan tetapi bisa 
membuat masyarakat sipil menjadi korban setelah perang. Biasanya peta ranjau 
itu hilang dan ranjaunya pun tidak pernah dimusnahkan," katanya.

Lars Strenger dari Jesuit Refugee Service, mengatakan sampai saat ini terhitung 
73.576 orang yang menjadi korban ranjau darat dan 70-80 persen diantaranya 
berasal dari masyarakat sipil dan sebagian besar korbannya anak-anak.

Sejak Konvensi Ottawa ditandatangani, kata dia, korban akibat ranjau darat 
berkurang dari sekitar 20.000 menjadi 4.000 orang per tahun.

Tahun 2011, korban ranjau darat tercatat 4.191 orang atau sekitar 12 orang per 
hari.

"Ranjau darat wajib dimusnahkan agar tidak menimbulkan korban masyarakat sipil 
yang rentan dan miskin yang harus menghadapi dampak buruk dari perang," 
katanya. 

Satran Koarmatim Bersihkan "Ranjau" Di Perairan Paiton 

 
<http://3.bp.blogspot.com/-Iy0-MzjYEVg/T3xc1eYb6RI/AAAAAAAAZYw/Ojjh6Q4xt4s/s1600/satran.jpg>
 
4 April 2012, Surabaya: Satuan Kapal Ranjau Komando Armada RI Kawasan Timur 
(Koarmatim) melaksanakan latihan penyebaran ranjau laut melalui udara dengan 
menggunakan pesawat TNI AL jenis Cassa dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut 
(Puspenerbal) Juanda Surabaya, Selasa (3/4). Latihan tersebut merupakan salah 
satu rangkaian kegiatan Gladi Tugas Tempur (Glagaspur) Tingkat-III Terpadu yang 
melibatkan unsur-unsur Kapal Perang Republik Indonesi (KRI) di jajaran 
Koarmatim, pesawat udara dan helikopter.

Droping ranjau laut melalui udara dilaksanakan di daerah latihan TNI AL yang 
berada di perairan Paiton Probolinggo, Jawa Timur. Pesawat Cassa TNI AL yang 
membawa simulator ranjau laut melaksanakan manuver terbang rendah diatas 
perairan Paiton dengan ketinggian 500 feet. Setelah mendapatkan titik kordinat 
yang telah ditentukan sebagai area penebaran ranjau, pesawat kemudian 
melaksanakan simulasi dropping ranjau laut melalui rampah pesawat intai maritim 
tersebut.

Secara umum gladi penebaran ranjau tersebut berhasil dengan baik tanpa ada 
kesulitan yang berarti. Pada kesempatan yang sama dua unsur laut dari Satuan 
Kapal Ranjau Koarmatim yaitu KRI Pulau Rengat-711 dan KRI Pulau Rupat-712 
melaksanakan latihan perburuan dan penyapuan ranjau disekitar perairan 
tersebut. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan personel Satran 
Koarmatim dalam aspek peperangan ranjau laut.

Hasil Rapat Kerja Komisi I di DPR-RI dengan High Level Committee 
<http://beritahankam.blogspot.com/2012/04/hasil-rapat-kerja-komisi-i-di-dpr-ri.html>
  

 
<http://2.bp.blogspot.com/-KfF26bkei7k/T3xyPN2PgGI/AAAAAAAAZZI/NFGAMhcTVT8/s1600/b7f80.jpg>
 KDB Nakhoda Ragam (28) salah satu dari tiga korvet milik Brunei diusulkan oleh 
Kemhan diakuisisi untuk memperkuat armada TNI AL. Ketua Komisi I DPR-RI 
mengatakan anggota Komisi I akan meninjau kondisi korvet saat melakukan kuker 
ke Eropa. Aljazair membatalkan pembelian ketiga korvet ini dan mengalihkan ke 
frigate kelas FREMM.

4 April 2012: Laporan hasil rapat kerja dengan Komisi I DPR-RI tanggal 26 Maret 
2012 sebagai berikut :
a. Peserta rapat yang hadir, antara lain Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) 
selaku Ketua HLC, Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal 
TNI, Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksmana TNI Soeparno, 
Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat, SIP Sekjen Kemhan, 
Marsdya TNI, Eris Herryanto dan sejumlah Anggota Komisi I DPR RI.

b. Materi Rapat

1) Pengadaan Pesawat Sukhoi

Pihak Pemerintah memberikan penjelasan tentang pengadaan pesawat Sukhoi, 
dijelaskan oleh Ketua HLC kepada anggota Komisi I DPR bahwa, Kontrak pengadaan 
pesawat Sukhoi ini belum efektif maka belum ada pengeluaran dana dari kas 
negara. Selain itu posisi dari pengadaan pesawat Shukoi ini menunggu 
persetujuan pencairan tanda bintang oleh DPR.

Terdapat hal-hal yang menyangkut administratif yang dilakukan oleh pengguna 
baik itu TNI AU sampai dengan Mabes TNI merupakan suatu pengantar surat yang 
tidak ada korelasinya dengan proses di kementerian, karena prinsip yang 
digunakan pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan pinjaman pemerintah 
yang dilakukan adalah menggunakan koridor Government to Government dan 
Government to Producen.

Khusus pengadaan Sukhoi Kemhan tidak mempunyai hubungan lain selain dengan 
Rosobronexport sebagai institusi pemerintah Rusia yang ditugasi untuk menjual 
barang militer buatan Rusia yang dijual ke luar negeri.

Pengadaan pesawat Sukhoi ini menggunakan State Credit merupakan shoping list 
yang didalamnya tidak terdapat pesawat Sukhoi, karena pemerintah tidak 
mengakomodasi Sukhoi melainkan pengadaan kapal selam.

Didalam penggunaan State Credit ini dapat digunakan setinggi-tingginya 1 Milyar 
US Dolar. Tetapi Kemhan tidak membeli kapal selam sesuai dengan 
pertimbangan-pertimbangan lain, maka ada sisa 700 Juta US Dolar.

Kemhan telah mengajukan rekomendasi hasil sisa 700 Juta Dolar ini dapat membeli 
Sukhoi, tetapi hal ini tidak disetujui oleh Federal Service on Military 
Technical Coorporation di Rusia. Maka pengadaan Sukhoi ini tetap menggunakan 
Kredit Komersial biasa. Tetapi pengadaan dari suku cadang dari pesawat Sukhoi 
ini dapat menggunakan State Credit dari Rusia tersebut.

2) Pengadaan 3 Unit Multi Role Light Fregat (MRLF)

Statusnya adalah satu proses usulan dalam memenuhi kebutuhan alutsista bergerak 
hingga 2014 sebagai alternatif pengganti pengadaan Kapal Perusak Kawal Rudal 
(PKR) dan Kapal Selam yang tidak dapat selesai pada tahun 2014. Maka 
dilaksanakan suatu oberservasi dan perlu pendalaman teknis. Pengadaan ini tidak 
melalui proses Transfer of Technology. Posisi kapal ini di Inggris dan hasil 
observasi di TNI, TNI AL, Kemhan dinyatakan layak operasional dan kondisi baru

3) Pengadaan Main BattleTank (MBT) Leopard

Belum dilaksanakan penawaran antara pihak penjual (pemerintah Jerman) dan 
pembeli (pihak Kemhan RI). Telah diadakan oberservasi spesifikasi teknis dan 
berbagai kajian teknis dan taktis serta kajian kondisi medan yang ada di 
Indonesia, maka telah disimpulkan bahwa pengadaan MBT diharapkan bisa membeli 
Leopard. Status didalam pengadaan ini terdapat dua alternatif, Pertama G to G 
dengan pemerintah Belanda, dimana teknis penjualan ini dengan kedua Kementerian 
Pertahanan. Kemudian hal ini diteruskan dengan penentuan titik harga, dimana 
pembayaran ini dilakukan antara Kemenkeu RI dengan Kemenkeu Belanda. Namun 
masih memerlukan fase soliditas antara pemerintah dan parlemen Belanda, 
diharapkan awal April telah mendapatkan kepastian baik itu dari pemerintah 
Belanda maupun dari persetujuan dari DPR RI.

Kedua, Pemerintah dengan pabrikan, seperti diketahui Jerman adalah Original 
Manufacture maka pemerintah akan membeli Tank pendukung dari Pabrikan di Jerman 
setelah diadakjan obeservasi oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), 
maka ini diperoleh kepastian bahwa produsen yang menjual yang terdiri dari 
persenjataannya dari Rheimentall, kemudian Platform Infrastructure-nya adalah 
KMW. Sedangkan mesinnya semuanya berasal dari Jerman. Pemerintah Jerman telah 
memberikan satu kepastian bahwa apabila manajemen dapat berjalan maka dukungan 
politik dari pemerintah Jerman ini dapat diberikan, maka ini dapat dijadikan 
suatu pembanding terhadap penggunaan Leopard yang digunakan oleh satuan 
angkatan darat Jerman.

4) Pengadaan Pesawat Tanpa Awak (UAV)

Status dari kontrak pengadaan dari 4 Unit pesawat tanpa awak belum efektif, 
belum ada dana yang keluar dari Negara, posisinya masih menunggu pencairan 
tanda bintang dari DPR RI. Pembelian UAV adalah pemikiran sebelum tahun 2004 
dan baru masuk kedalam kegiatan dan perencanaan alokasi Pinjaman Luar Negeri 
(PLN) pada tahun 2005 -2009. Pesawat ini dibuat oleh perusahaan integrator dari 
Philipina dengan menggunakan (teknologi gabungan dari mesin Italia) dan Israel 
(Teknologi Surveillance).

Pengadaan pesawat tanpa awak senilai 16 Juta US Dolar apabila kita bisa 
menyutujui dan sampai kepada kontrak efektif akan menerima dalam waktu 18 bulan 
setelah kontrak efektif.

c. Mekanisme Rapat

1) Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan pihak pemerintah dalam hal ini 
Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI yang bersifat terbuka untuk umum 
dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala 
Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI, Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf Angkatan 
Laut, Laksmana TNI Soeparno, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam 
Sufaat, SIP Sekjen Kemhan, Marsdya TNI, Eris Herryanto dan sejumlah Anggota 
Komisi I DPR RI.

2) Agenda Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan pihak pemerintah dalam hal ini 
Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI ini khusus membahas, pertama, rencana 
Modernisasi Alutsista dalam rangka kebutuhan TNI 2014 dengan menggunakan 
Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) atau Pinjaman Luar Negeri (PLN). Kedua, 
penyampaian penjelasan dari pihak pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Wakil 
Menteri Pertahanan sekaligus selaku Ketua High Level Committee (HLC) kepada 
Komisi I DPR RI mengenai dinamika dalam perencanaan pengadaan Alutsista TNI.

3) Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan pihak pemerintah dalam hal ini 
Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI di buka secara resmi oleh Ketua Komisi 
I DPR RI, Mahfudz Siddiq.

4) Pada kesempatan Raker Komisi I DPR tersebut, Wamenhan atau ketua HLC 
memberikan penjelasan terhadap tugas HLC didalam melaksanakan rencana program 
pengadaan Alutsista dalam rangka mendukung kebutuhan alutsista TNI untuk jangka 
waktu 2010-2014, dan penjelasan atau klarifikasi seputar pengadaan beberapa 
alutsista seperti pesawat tempur Sukhoi.

d. Kesimpulan Rapat

1) Komisi I DPR RI mendukung daftar pengadaan Alutsista TNI TA. 2010-2014 yang 
sumber pembiayaannya dialokasikan dari Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) 
Kemhan/TNI TA. 2010-2014 sebesar USD 5,7 Miliar.

2) Komisi I DPR RI menerima dan memahami penjelasan mengenai dinamika dalam 
perencanaan pengadaan Alutsista TNI, namun demikian Komisi I DPR RI memberikan 
saran/masukan sebagai berikut:
a) Mengupayakan dilakukannya amandemen terhadap daftar State Loan Agreement 
Tahun 2007 antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Federasi Rusia, sehingga 
pengadaan 6 unit Sukhoi SU-30 MK2 dapat menggunakan skema pembiayaan State 
Credit.

b) Memperhitungkan dengan cermat kondisi dan spesifikasi, dislokasi serta 
proyeksi biaya pemeliharaan dan perawatan dalam pengadaan MBT Leopard 2A6.

c) Memperhatikan dengan serius dampak penggunaan pesawat intai tanpa awak (UAV) 
terhadap kerahasiaan pertahanan dan keamanan RI.

d) Memastikan kelayakan pembelian 3 unit kapal perang kelas Multi Role Light 
Fregat (MRLF) oleh TNI AL.

3) Komisi I DPR RI mendesak Kemhan/TNI untuk terus melakukan pembenahan 
terhadap sistem adminstrasi dalam pengadaan Alutsista TNI.

4) Sehubungan dengan kesimpulan Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menhan, 
Menkeu, dan Meneg PPN/Kepala Bappenas tanggal 30 Januari 2012, Komisi I DPR RI 
akan menyelesaikan pembahasan terkait permohonan pencabutan dana bertanda 
bintang untuk pengadaan barang/jasa melalui PHLN/KE, sebelum penutupan Masa 
Persidangan III Tahun Sidang 2011 - 2012.

Komisi I Kuker ke Pabrik Leopard, Ceko, Polandia dan Afsel 

 
<http://4.bp.blogspot.com/-szkIKDKrspY/T3mrnbgXn1I/AAAAAAAAZVA/Wcj07bLox6M/s1600/KMW_LEOPARD2_08.jpg>
 Leopard 2. Komisi I akan berkunjung ke pabrik Leopard di Jerman serta meninjau 
korvet kelas Ragam di Inggris, ungkap Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq pada Berita 
Hankam (2/4). (Foto: KMW)

2 April 2012, Jakarta: Komisi I DPR yang mengawasi bidang pertahanan dan luar 
negeri akan melakukan kunjungan kerja ke empat negara yakni Ceko, Polandia, 
Jerman dan Afrika Selatan.

Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka pengawasan terhadap KBRI serta 
masalah pertahanan khususnya di Jerman.

"Agenda Kunker Komisi I, RDP dengan KBRI sebagai mitra Komisi I, pertemuan 
dengan komisi luar negeri parlemen ybs, kunjungan ke industri pertahanan. 
Kunjungan ke Afrika Selatan, Ceko plus Polandia dan Jerman, selama masa reses," 
kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq kepada mediaindonesia.com, Senin (2/4).

Mahfudz sendiri akan memimpin rombongan kunker Afrika Selatan. Namun, ia belum 
mau membeberkan tanggal berapa rombongannya akan terbang ke Afrika.

Mahfudz hanya menjelaskan acara akan berlangsung selama 3 hari dan perjalanan 
memakan waktu 2 hari.

Sementara untuk kunker ke Jerman yang akan diberangkatkan 13 April, Wakil Ketua 
Komisi I DPR Hayono Isman akan memimpin rombongan ke negara Jerman.

Di sana Komisi I akan mengawasi KBRI sambil bertemu parlemen Jerman dan 
membahas soal tank Leopard yang akan dibeli oleh Kemenhan RI.

"Di sana (Jerman) kita akan ketemu dengan masyarakat Indonesia, selain itu kita 
juga lakukan pengawasan terhadap KBRI. Kemudian, bertemu dengan parlemen 
Jerman, kita akan membahas soal pertahanan dan persenjataan. Karena kita akan 
beli Leopard dan di sana yang menguasai langsung," kata Hayono.

Untuk rombongan ke negara Ceko, Hayono mengatakan pimpinan rombongan adalah 
Wakil Ketua Komisi I Agus Gumiwang. Rombongan tersebut rencananya berangkat 
pada 14 April. Di Ceko juga akan melakukan kunjungan ke KBRI sebagai bentuk 
pengawasan sekaligus ke Parlemen Ceko sebagai kunjungan balasan.

"Soal urgensinya, kita akan adakan penjajakan soal persenjataan, karena 
beberapa peralatan kan buatan sana. Misalnya kendaraan angkut prajurit Anoa. 
Akan coba dilihat apakah Pindad bisa bekerja sama dengan perusahaan 
persenjataan di sana," terang Hayono.

Enam Pesawat Super Tucano Dipastikan Tiba Agustus 


4 April 2012. Malang: Enam pesawat EMB-314 Super Tucano buatan Brasil akan tiba 
pada Agustus 2012 di Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdurahman Saleh, Kabupaten 
Malang, Jawa Timur.

Kepastian itu dikatakan Panglima Komando Operasi TNI-AU II (Pangkoopsau II), 
Marsekal Muda Ismono Widjajanto, di Malang usai upacara serah terima jabatan 
(Sertijab) Komandan Lanud (Danlanud) Abduracham Saleh, Selasa.

"Pengiriman pesawat buatan Brasil ini akan dilakukan secara bertahap, dan dari 
total 18 pesawat taktis yang dipesan, enam pesawat dipastikan tiba bulan 
Agustus 2012," katanya.

Sedangkan untuk penerbang yang akan mengawaki pesawat itu, akan diambilkan dari 
penerbang lama pesawat tempur taktis lama OV-10F Bronco yang ada di berbagai 
skadron udara.

"Kedatangan pesawat tempur Super Tocano ini akan menggantikan pesawat tempur 
taktis OV-10 F Bronco buatan North American Rockwell Amerika Serikat yang sudah 
dinyatakan grounded, dan tiba kali pertama ke Indonesia ketika itu tahun 1976," 
katanya.

Sementara itu, dengan adanya Komandan Lanud baru yakni Kolonel Pnb Gutomo SIP 
yang menggantikan Komandan Marsekal Pertama Agus Dwi Putranto yang menjadi 
Kepala Staf Komando Operasi (Kas Koops) TNI AU II, diharapkan mampu menjadi 
orang yang tepat dengan kedatangan pesawat ini.

"Memimpin Lanud Abdurahman Saleh membutuhkan orang yang tepat. Karena merupakan 
salah satu pangkalan induk yang memiliki peran penting dalam melaksanakan 
operasi militer perang maupun operasi militer selain perang," kata Ismono.

Dengan adanya peran penting itu, Lanud Abdurahman Saleh dipilih menjadi 
pangkalan yang menerima dan mengoperasikan pesawat Super Tucano.

"Dengan adanya total 18 pesawat Super Tocano, maka tugas Danlanud yang baru 
adalah harus menyiapkan sebanyak 27 pilot Super Tucano," katanya.


Dubes RI Sambut KRI Sultan Iskandar Muda di Port Said Mesir 
<http://beritahankam.blogspot.com/2012/04/dubes-ri-sambut-kri-sultan-iskandar.html>
  

 
<http://2.bp.blogspot.com/-nFgdJcsPBes/T3xiNEFvawI/AAAAAAAAZY8/5INareW24y8/s1600/kri_sultan1.jpg>
 
4 April 2012, Kairo: Selesai menjalakan misi perdamaian dunia dalam Satuan 
Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-C Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB 
di Lebanon Selatan (UNIFIL - United Nation Interim Force in Lebanon), KRI 
Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 dalam perjalanan kembali ke tanah air singgah di 
pelabuhan Port Said, Mesir, mendapat sambutan hangat dari Duta Besar RI, 
Nurfaizi Suwandi, didampingi Wakil Kepala Perwakilan RI,Burhanuddin 
Badruzzaman, Atase Pertahanan RI Kolonel Laut (P) R. Teguh Isgunanto dan LO 
-Pejabat Angkatan Laut Mesir, Kapten Ahmed Fathy serta jajaran staf KBRI Cairo 
(03/04/12).

Kapten KRI Letkol Laut (P) Agus Hariadi kepada Dubes Nurfaizi melapor mengenai 
plaksanaan tugas utama yang telah dilakukan oleh pasukan Indonesia di daerah 
perairan Beirut selama 7 bulan, yakni membantu Angkatan Laut Pemerintah Lebanon 
dalam menegakkan kedaulatan negaranya secara mandiri, mengamankan garis pantai, 
mencegah masuknya senjata dan materiallainnya secara illegal ke dan dari 
Lebanon oleh pihak tertentu berdasarkan mandat Resolusi Dewan Keamanan PBB 
Nomor 1701 tahun 2006. Dalam pelaksanaan tugas itu, Indonesia bekerja sama 
dengan kapal-kapal perang Turki, Brasil dan Jerman.

Pada kesempatan itu, Dubes RI menyatakan rasa bangga dan memberikan apresiasi 
setinggi-tingginya atas peran KRI beserta Kapten dan krunya dalam melaksanakan 
amanat pembukaan UUD 1945,"....turut serta menjaga perdamaian dunia yang 
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial..", dengan telah 
bertugas menjaga perdamaian di medan konflik internasional di Lebanon, yang 
berada di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa.

KRI Sultan Iskandar Muda merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki TNI 
AL, berjenis korvet kelas SIGMA ("Ship Integrated Geometrical Modularity 
Approach") buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda. Di jajaran 
Alutsista TNI AL, KRI Sultan Iskandar Muda-367 masuk dalam jajaran Satuan Kapal 
Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkorarmatim). Kapal ini memiliki 
berat 1.700 ton, panjang 90,71 m. lebar 13,2 m, kecepatan 28 knots dengan 
tenaga penggerak Diesel STC MAN. Dilengkapi torpedo 3A244S dengan dua peluncur, 
meriam, peluru kendali dan persenjataan elektronik. Satgas ini diperkuat oleh 
100 prajurit TNI AL, terdiri dari 33 Perwira, 48 Bintara, dan 19 Tamtama.

Dalam pelayarannya menuju Indonesia, KRI SIM selain singgah di Port Said Mesir, 
juga bersandar di pelabuhan Jeddah, Saudi Arabia; Salalah, Oman; dan Colombo, 
Srilanka, yang semua perjalanan itu akan ditempuh dalam waktu 33 hari 
diperkirakan pertengahan Mei tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. .

Pada siang hari, Atase Pertahanan RI Kolonel Laut (P) R. Teguh Isgunanto 
bersama Kapten KRI Letkol Laut (P) Agus Hariadi melakukan pertemuan dengan 
Komandan Pangkalan Port Said, Rear Admiral, Mohamed M Hosni Al Husaeny 
menyampaikan atas nama Kepala Perwakilan RI untuk Mesir mengucapkan terima 
kasih atas kerjasa sama dapat bersinggah KRI SIM di pangkalan Port Said, guna 
mengisi kelengkapan logistik untuk menuju Indonesia.

 

 

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts: