Ditemukan Keretakan, Produksi F-35 Terancam Tertunda Lagi <http://indonesiandefense.blogspot.com/2011/12/ditemukan-keretakan-produ ksi-f-35.html> 3 des 2011 jsf.mil Pesawat tempur JSF F-35B WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Produksi skala penuh pesawat tempur F-35 Lightning II disarankan ditunda lagi setelah ditemukan sejumlah keretakan di kerangka pesawat dan berbagai "titik panas" atau masalah tersembunyi lainnya di pesawat itu. Berbagai masalah itu baru ketahuan setelah pesawat generasi kelima ini menjalani berbagai uji coba dan analisis. Hal itu disampaikan Direktur Program Joint Strike Fighter (JSF) Departemen Pertahanan AS Laksamana Madya David Venlet, dalam wawancara dengan AOL Defense yang diterbitkan hari Jumat (2/12/2011) waktu AS. "Berbagai masalah yang muncul dalam 12 bulan terakhir ini telah mengejutkan kami dalam hal jumlah perubahan yang harus dilakukan serta biayanya. Sebagian masalah itu memang kecil, tetapi jika dikumpulkan jadi satu dan dilihat posisinya di badan pesawat dan bagaimana sulitnya menemukan mereka setelah Anda membeli pesawat itu, maka beban ongkosnya akan membuat Anda pusing," ungkap Venlet. Menurut dia, lebih baik menunda produksi untuk sementara sampai berbagai masalah itu bisa dikelola dengan benar. Venlet menambahkan, berbagai perubahan yang diperlukan untuk mengatasi masalah itu lebih banyak dari yang diperkirakan semula, dan pesawat-pesawat yang baru selesai dirakit harus dibongkar seluruhnya untuk dimodifikasi, sehingga mereka tetap akan bisa bertahan hingga 8.000 jam terbang seperti rencana awal. Kontraktor utama proyek ini, Lockheed Martin, mengatakan, berbagai masalah yang disebutkan Venlet itu tidak berpengaruh pada keselamatan penerbangan pesawat, kinerja pesawat, dan masih dalam batas-batas perkiraan awal. Pesawat, yang dirancang memiliki kemampuan tak terdeteksi radar (siluman atau *stealth*), itu, kini sudah memasuki tahap produksi awal dengan kapasitas produksi terbatas. Produksi skala penuh diharapkan akan dimulai pada tahun 2015 atau 2016. Pentagon saat ini berencana membeli lebih dari 2.440 unit pesawat F-35 dalam tiga varian, yang diperkirakan akan menelan anggaran hingga 382,5 miliar dollar AS (hampir Rp 3,5 kuadriliun) hingga tahun 2035. Program JSF ini dikembangkan bersama dengan delapan negara lain, dan diharapkan akan menggantikan 13 jenis pesawat yang saat ini menjadi andalan negara-negara itu, termasuk F-16 buatan Lockheed Martin. Lockheed berharap akan bisa menjual hingga 750 unit pesawat kepada negara-negara mitra program tersebut. Namun berbagai masalah yang muncul selama pengembangan program ini membuat biaya produksi membengkak dan produksi skala penuh pesawat F-35 terus tertunda-tunda. Pihak Dephan AS sendiri sudah dua kali merestrukturisasi program JSF dalam beberapa tahun terakhir, dan sejauh ini, nilai rencana pembelian pesawat tersebut sudah mencatat rekor pengadaan senjata terbesar sepanjang sejarah AS. Ketidakpastian masa depan dan jadwal produksi pesawat tersebut juga telah membuat dua produsen mesin jet, yakni General Electric dan Rolls Royce, memutuskan keluar dari program ini, Jumat. Mereka sebelumnya berniat membuat mesin alternatif untuk F-35, di luar mesin buatan Pratt & Whitney yang dipakai sejak awal. kompas Juru bicara Lockheed Martin Michael Rein mengatakan, jika bicara soal biaya pengembangan F-35 yang makin besar, semua pihak terkait harus membandingkan dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbarui dan merawat armada pesawat tua yang akan digantikan F-35. Satuan Armed Akan Menerima Meriam 155 mm dan MRLS <http://beritahankam.blogspot.com/2011/12/satuan-armed-akan-menerima-mer iam-155.html> <http://3.bp.blogspot.com/-vw-UPWPxQJs/Tt10ltDZeyI/AAAAAAAAXu4/PnxekY_0H Yw/s1600/dsc00504.jpg> 5 Desember 2011, Cimahi (PRLM): Satuan Artileri Medan (Armed) TNI AD segera memodernisasi Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) dengan mendatangkan meriam-meriam baru pada 2012 nanti. Seluruh prajurit Armed dituntut segera menguasai kecakapan penguasaan peralatan tempur baru tersebut. Komandan Pusat Kesenjataan (Pussen) Armed Brigjen TNI Ariyadi Padmanegara mengungkapkan, modernisasi alutsista berupa penggantian meriam kaliber 76 milimeter (mm)/Gun menjadi meriam 105 mm. Juga direncanakan penyiapan Batalyon Armed untuk meriam kaliber 155 mm dan Batalyon Armed roket MLRS (multiple launcher rocket system). "Sebagai konsekuensi logis modernisasi tersebut, seluruh prajurit Armed dituntut memiliki penguasaan kemampuan teknis kecabangan yang dipadukan dengan adaptasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Juga dibutuhkan tingkat kesiapan fisik memadai," ucapnya saat memberikan sambutan dalam "Syukuran Hari Ulang Tahun ke-66 Armed TNI AD", Senin (5/12), di Pusat Diklat Armed, Kota Cimahi. Meriam baru kaliber 105 mm memiliki jangkauan hingga 18 kilometer. Spesifikasi ini jauh lebih canggih dibandingan alutsista lawas berupa meriam kaliber 76 mm yang hanya mampu menjangkau sasaran terjauh 8 kilometer. Meriam kaliber 155 mm bahkan lebih efektif lagi dalam medan perang karena mampu menjangkau sasaran hingga 40 kilometer. Selain peremajaan alutsista, Ariyadi juga menyinggung kebijakan pembinaan personel yang tengah digodok oleh Mabes TNI AD, yakni sistem 'career by design'. Dalam sistem ini, personel berkualitas akan terus dipantau dan diberi arahan dengan penugasan, jabatan, serta lingkungan kerja. "Tujuannya untuk mendorong perwira-perwira terpilih mencapai puncak karier tertinggi," tuturnya. Kapal Perang Iran Dilengkapi Rudal Penjelajah <http://indonesiandefense.blogspot.com/2011/12/kapal-perang-iran-dilengk api-rudal.html> Kapal-kapal perang Angkatan Laut Iran dilengkapi dengan rudal penjelajah, Qader yang memiliki kemampuan tembak sejauh 200 kilometer. Panglima Angkatan Laut Republik Islam Iran, Laksamana Habibollah Sayari dalam wawancaranya dengan Fars News pada Rabu (30/11), seraya menyinggung pemasangan rudal penjelajah Qader di kapal-kapal perang Iran, mengatakan, "Rudal Qader adalah salah satu rudal paling kuat dan canggih yang dimiliki Angkatan Laut Iran, dan saat ini rudal itu dalam skala besar telah diserahkan ke unit pasukan laut negara ini." Panglima Angkatan Laut Iran seraya menyinggung kemampuan rudal Qader dalam menarget musuh, menjelaskan bahwa Qader saat ini digunakan sebagai rudal dari pantai ke laut dan dari laut ke laut. Rudal Qader juga dapat di pasang di berbagai jenis Helikopter. Laksamana Sayari juga menyinggung keberadaan kapal induk AS di Teluk Persia selama 30 tahun. Dikatakannya, "Kehadiran kapal induk AS di kawasan bukanlah hal baru. Angkatan Laut Iran selalu mengawasi gerak-gerik kapal-kapal induk Amerika." Rudal Qader mempunyai kemampuan jarak tembak hingga 200 kilometer dan merupakan rudal laut generasi baru. Kementerian Pertahanan Iran menyerahkan rudal tersebut kepada angkatan laut pada pekan-pekan terakhir ini. Menurut Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi, rudal Qader dapat dipasang di berbagai jenis helikopter dan kapal perang. Rudal Qader juga mampu menghancurkan berbagai sasaran, termasuk kapal perang serta target musuh di pesisir. Irantelah membuat prestasi besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan dan sistem militer penting dalam beberapa tahun terakhir. Irantelah berulang kali meyakinkan bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain. Doktrin militer Iran didasarkan pada pertahanan. Angkatan Laut Iran Terima Sistem Rudal Cruise Baru Dalam Jumlah Massif <http://indonesiandefense.blogspot.com/2011/12/kapal-induk-as-tak-mampu- usik-operasi.html> Angkatan Laut Republik Islam Iran menerima sistem rudal penjelajah (cruise) tipe dari darat ke laut dalam jumlah massif menjelang peringatan Hari Angkatan Laut Iran pada 28 November mendatang. Fars News (23/11) melaporkan, kantor media Menteri Pertahanan Iran, Ahmad Vahedi mengatakan, "Perkembangan variabel kekuatan di sektor pertahanan, merupakan pilar utama kebijakan Republik Islam Iran dalam menghadapi segala bentuk ancaman." Vahedi mengatakan, "Peningkatan kekuatan angkatan laut merupakan salah satu strategi Kementerian Pertahanan Iran yang ditindaklanjuti dengan serius." Menurutnya, kekuatan Angkatan Laut Iran menjadi sebuah kekuatan unggul dan berkembang pesat. Mobilitas sistem peluncur rudal baru yang mampu meliputi seluruh pesisir negara secara otomatis meningkatkan kemampuan pertahanan Angkatan Laut Iran. Dibanding dengan sistem sebelumya, sistem baru yang diserahkan kepada Angkatan Laut Iran itu lebih fleksibel, lebih aman untuk operator sistem, dan lebih akurat dalam mengidentifikasi target besar dan kecil di laut.