[breaktime-corner] Bos Coffee Toffee Ini Kembali Bangkit Setelah Kena Tipu

  • From: "Adhi ikhwan Noviyanto" <adhi.ikhwan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 17 Feb 2012 15:28:03 +0800

Bos Coffee Toffee Ini Kembali Bangkit Setelah Kena Tipu 
<file:///C:\Documents%20and%20Settings\peb2061585\Local%20Settings\Temp\Rar$EX00.531\bos-coffee-toffee-ini-kembali-bangkit.html>
  






 

 






Mulai dari pinggir jalan hingga pusat perbelanjaan, cafe yang menyediakan 
minuman kopi (coffee) saat ini sangat banyak jumlahnya, namun sedikit dari cafe 
tersebut yang dapat eksis dan berhasil. Salah satu brand lokal yang mengusung 
100% berbahan lokal yang mampu bertahan dan sukses adalah Coffee Toffee.

Siapa sangka, produk minuman kop yang awal berdirinya di Kota Pahlawan, 
Surabaya ini, pernah diminta mengganti namanya saat hendak mencoba membuka 
cabangnya di sebuah mall di Jakarta karena namanya dianggap tidak komersil.

Tapi saat ini Coffee Toffee bisa dibilang mampu sejajar dengan brand cafe yang 
terkenal termasuk cafe 'asing' asal luar negeri. Bahkan Sang pemilik Odi 
Anindito berobsesi café-cafenya bisa tersebar seperti dua minimarket besar 
yakni layaknya 'Alfamart atau Indomaret' versi cafe.

"Saya berobsesi seperti itu (minimarket coffee), lihat saja nanti cafe ini 
suatu saat akan bisa bersebelahan disamping merek-merek cafe asing," ujar pria 
kelahiran 1979 ini, kepada detikFinance, Minggu (5/2/2012).



 



Keyakinan Odi tersebut bukan omong besar, pasalnya dengan keunggulan yang 
dimiliki gerai-gerainya plus rekan bisnisnya (franchise) mampu bersaing. "Salah 
satu yang unik dari kami, Coffee Toffee membuka pasar di daerah bukan di 
perkotaanm dan responsnya hingga saat ini luar biasa," ujar Odi.

Apa yang menjadi keunggulan 'kedai kopi' ini?

"Harga dan service!, harga produk kami 50% lebih murah dari cafe lain dengan 
produk dan kualitas yang sama. Kenapa bisa murah sementara kualitasnya sama?, 
karena semua produk Coffee Toffee lokal alias buatan Indonesia, kecuali mesin 
coffee yang masih Import dari Itali karena di Indonesia belum ada yang buat," 
ujarnya.

Dicontohkan Odi, seperti sirup. Dimana-mana cafe yang jual kopi menggunakan 
sirup impor, kenapa impor? Karena memang tidak ada yang buat.

"Saya beli itu sirup impor, terus saya bawa ke laboraturium dibeberapa 
universitas di Surabaya Seperti Unair (Universitas Airlangga) dan WM (Widiya 
Mandala). Saya bilang bagaimana menciptakan dan memproduksi sirup seperti ini 
tetapi tidak mengubah rasa aslinya kopi. Akhirnya bisa dan kita bisa buat 
sendiri," ujarnya.



 



"Jadi dalam satu gelas ice coffee, dimana biaya untuk sirup Rp 3.000, saya bisa 
tekan menjadi Rp 500," tambahnya.

Saat ini bisnis Odi dengan Coffee Toffee-nya sudah tersebar di Pulau Jawa, 
Jakarta, Kalimantan dan Sulawesi dengan total 113 cafe. Bagaimana dengan Omzet? 
Odi tidak ingin menyebutkannya, namun dalam sebulan dengan 113 cefe mitra 
termasuk 3 cafe 100% miliknya sendiri angka miliaran rupiah sudah dikantonginya 
tiap bulan.

Lantas bagaimana Coffe Toffe berdiri? Odi mengawali dirinya bekerja menjadi 
Barista di Australia sekitar tahun 2005 di sebuah coffee yang menjual kopi 
dengan 30 jenis kopi di seluruh dunia.

"Ironisnya 12 diantaranya adalah produk kopi Indonesia dan responnya luar biasa 
disana. Dari situ saya berpikir, kenapa tidak dikembangkan di Indonesia saja. 
Dengan bekal keahlian dari belajar meracik kopi dengan salah satu barista 
terkenal di Dunia Eskobar, asal Itali. Saya pulang ke Surabaya untuk membuka 
usaha," ungkap Odi.

Pada 2006-2008, Odi berhasil membuka lebih dari 10 booth yang tersebar di 
Surabaya. Namun 2008 semua usahanya jatuh alias Bangkrut. "Setelah punya 10 
booth yang tersebar di Surabaya 2008 habis semua, saya kena tipu orang, bahkan 
harta yang lain seperti mobil rumah jadi korban juga untuk bayar utang," kata 
Odi.



Namun kegagalan tersebut tidak membuatnya takut mencoba usaha yang sama, "Gagal 
bukan berarti berhenti. Saya seleksi apa yang salah.Dan ternyata kesalahan saya 
karena tidak fokus. pasalnya waktu itu, usaha macam-macam ada ngurusin cafe, 
kantor dan macam-macam semua jadi satu termasuk dengan manajemen keuangannya," 
ujar Odi.

Setelah memutuskan fokus mengembangkan Coffee Toffee serta melepas pekerjaan 
lainnya. Odi mendulang sukses."Saat ini ada sekitar 113 cafe coffee Toffee. 
Kedepannya Saya akan mendesain bisnis ini mirip seperti retail minimarket 
Alfamart atau Indomaret. Jadi rekan bisnis kami hanya mengurusi laba atau rugi 
tiap harinya pengelolaan SDM sampai bahan baku kita semua yang akan mengelola," 
tandas Odi.

Anda Berminat?

PT.Coffee Toffee Indonesia
Jl Raya Dharmahusada 181 Surabaya 60286

 

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts:

  • » [breaktime-corner] Bos Coffee Toffee Ini Kembali Bangkit Setelah Kena Tipu - Adhi ikhwan Noviyanto