[breaktime-corner] "Ass" dalam Assalaamu'alaikum

  • From: "gunawan prakoso" <gunawan.prakoso@xxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 17 Feb 2012 16:43:45 +0700

"Ass" dalam Assalaamu'alaikum


 

 

Seorang Profesor menulis di status facebook-nya, jangan sampai menulis "Ass"
atau "Askum" untuk menyingkat Assalamualaikum. Karena "Ass" berarti pantat,
dan "Askum" maknanya "Celakalah kamu".

Benar? Ya benarlah. Kecuali bagian "Askum", saya ketik di google translate
untuk bahasa Indonesia ke Arab belum ketemu. Tapi untuk sementara, lebih
baik membenarkan sang professor. Apalagi beliau adalah profesor bidang
komunikasi. Guru saya. Tetapi semua orang boleh setuju boleh tidak. 

Karena bukan isu baru, jauh sebelumnya saya sendiri setuju. Dan itu berhasil
membuat saya selalu kepikiran "pantat" setiap berniat mengetik
assalamualaikum alih-alih memikirkan makna sebenarnya yang indah. Sehingga
setiap kali mau mengetik singkat kalimat tersebut saya jadi panjangkan apa
adanya. Termasuk meskipun saya mengetiknya di SMS yang dibatasi jumlah
karakter atau di BBM. Padahal sebelumnya santai saja mengetik Ass atau
Ass.Wr. Wb tanpa kepikiran pantat sama sekali. Sepertinya terbuktilah teori
Kabayan, pengetahuan baru bisa membuat hidup semakin banyak aturan akibat
kerumitan yang kita ciptakan sendiri akibat pengetahuan tersebut.

Tanpa bermaksud menolak realitas arti bahasa asli dari Ass atau Askum,
sebenarnya ada yang perlu kita letakkan secara proporsional, pada tempatnya,
dan tidak terlalu tegang mengenai hal ini.

Description: Description: 1329449724291471957

ass .. oh, assalamualaikum bu haji :)

Makna bahasa

Bahasa adalah konsesus kelompok manusia. Karena bahasa pada dasarnya adalah
sekumpulan bunyi ucapan yang dijadikan alat penyama makna oleh manusia dalam
kelompok sosialnya. Singkatnya "the word doesn't mean, people give meaning".

Kalau kita sepakat membahasakan wadah untuk minum itu sapu - bukan gelas,
sapulah dia namanya. Kalau kita setuju membahasakan tempat untuk duduk itu
got - bukan kursi, jadilah got namanya.

Bahasa adalah milik kelompok sosial, meskipun tidak eksklusif dan bisa
mengalami perkembangan pada perjalanannya. Namun bahasa pada mulanya memang
untuk komunikasi dalam lingkungan kelompok. Karena itulah pada akhirnya
terdapat bermacam-macam bahasa. Setidaknya ada 7.358
<http://id.wikipedia.org/wiki/Ethnologue>
<http://id.wikipedia.org/wiki/Ethnologue> - dan mungkin juga lebih - bahasa
di dunia. Belum termasuk dialek dan varietas turunannya.  Di negeri kita
saja, tahun 2011 terdapat 746 bahasa daerah
<http://bahasa-nusantara.blogspot.com/2011/02/746-jumlah-bahasa-daerah-indon
esia.html>  dari Sabang, Pulau We, hingga Papua. 

Singkatnya, ketika menyebutkan satu kata, sangat mungkin kata tersebut sudah
ada di salah satu bahasa lain dan artinya ternyata berseberangan. Teman
sekolah saya pernah hampir ditempeleng gara-gara bersopan-santun dengan
menawari makan orang yang lebih tua di Sumedang dengan ajakan "dhahar" yang
ternyata makna dan rasanya kasar di daerah itu, meskipun sama-sama berarti
makan dalam bahasa Jawa.

Bias komunikasi

Dalam komunikasi kita mempelajari adanya gangguan yang dapat menyebabkan
pembiasan makna.

Gangguan terdiri dari eksternal maupun internal. Eksternal, boleh jadi
karena kebisingan, kesemrawutan obyek, hingga cuaca yang bisa menyebabkan
pesan gagal sampai pada penerima pesan secara utuh. 

Internal lebih pada isi kepala dan pengalaman. Perbedaan referensi dan
pengalaman bisa menyebabkan komunikasi tidak seperti yang dimaui. Perbedaan
bahasa adalah salah satu dari perbedaan referensi itu. 

Karena itulah, dalam perkembangan peradaban, kita belajar menyesuaikan diri
ketika berkomunikasi dengan satu/sekelopok orang, baik ketika menggunakan
bahasa verbal ataupun nonverbal.  Masyarakat dunia menyepakati bahasa
internasional utama yang masih dipakai hingga hari ini. Fungsinya untuk
berkomunikasi ketika pesertanya lintas asal-usul.

Tetapi kalau dari asal yang sama, bahasa sendiri tentu lebih nyaman
digunakan. Inilah seharusnya yang dimaksud dengan kemudahan bahasa. 

Begitupun dengan pant . eh, Ass tadi. Kalau kita berkomunikasi dengan bukan
penutur bahasa Inggris, pasti salah kita sendiri kalau dalam pikiran
terlintas bentuk pantat saat membaca "Ass". Karena seharusnya secara
otomatis otak kita memberikan sinyal bersuara "Assalamualaikum".

Begitu juga dengan "Askum". Sebelum tau kalau ternyata "Askum" itu
"Celakalah kamu" dalam Bahasa Arab, saya memaklumi saja kalau ada yang SMS
atau BBM dengan kata tersebut. Dan insyaAllah seterusnya tidak akan memarahi
Anda kalau menulis seperti itu dalam SMS ke saya. Semua orang kita tahu itu
singkatan. So?

Medium

Kita tidak hidup di jaman medium komunikasi yang sangat minim di mana hanya
ada alternatif bahasa tulis melalui batu atau daun lontar. Ada sangat banyak
pilihan medium penyampai pesan. Bahkan ketika membaca tulisan ini saja,
sudah berapa huruf, kata, kalimat yang tersaring melalui mata sehari ini?
Spanduk, billboard, layar ponsel, monitor komputer, televisi, stiker,
majalah, koran, ...

Poinnya, kita semakin tidak bisa lepas dari huruf yang terangkai membentuk
berbagai makna bahasa. Orang juga cenderung selektif menuliskan huruf dalam
aktivitas komunikasinya yang semakin intensif, apalagi komunikasi digital.

Sehingga alih-alih menuliskan Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh yang
terdiri dari 39 huruf di SMS, lebih sering menggunakan Ass atau Askum, atau
Ass. Wr. Wb. Niat dan maksudnya masih sama. Kecuali di email yang diketik
melalui keyboard komputer yang lapang dibandingkan dengan papan , kita masih
bisa memberi pengecualian seharusnya mengetik secara lengkap. Atau surat
yang ditulis tangan secara langsung, masa sih menulis salam saja
diirit-irit?

Jadi, mulai sekarang mari tidak memperumit diri dengan berbagai sikap yang
belum tentu benar. Saya teringat Ust. Yusuf Mansur di twitternya
<https://twitter.com/#%21/Yusuf_Mansur> @Yusuf_Mansur menjawab kritikan
pengikutnya tentang ass-ass-an ini. Jawaban beliau sederhana tetapi cerdas
sekali. Kurang lebih: "Bahasa jangan dicampur-campur. Kalau kita ngomong
bahasa Indonesia, ya Indonesia, Arab ya Arab, Inggris ya Inggris. Kalau di
Indonesia, Ass kependekan dari Assalamualaikum, jangan dicampur dengan
Inggris".

Akhirul kalam, mari jangan mikir pantat melulu mulai sekarang. Dan resapi
makna salam dengan indah sehingga bernilai ibadah yang sejuk. Keselamatan
bagi Anda, bagi kita semua. Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh. 

 

JPEG image

Other related posts:

  • » [breaktime-corner] "Ass" dalam Assalaamu'alaikum - gunawan prakoso